BAB I PENDAHULUAN. konkret; sejak bayi seorang anak yang hidup di lingkungan serigala, maka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. demi terlaksanannya tujuan pendidikan secara optimal. 1

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa pada prinsipnya digunakan oleh para pemakainya sebagai pembawa

BAB I PENDAHULUAN. orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN. bahan ajar, media yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi belajar mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Retno Friethasari, 2015 PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia bukan tentang ilmu bahasa atau ilmu sastra, melainkan peningkatan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat. mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memerlukan bahasa untuk dapat berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penutur bahasa yang sopan, maka terkesan seseorang tersebut berkarakter. meningkatkan kualitas penggunaan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar dunia pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Manusia memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa

Penerapan Metode Bermain Peran Pada Materi Drama Anak Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SDN Gio

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbahasa meliputi empat aspek dasar, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia tidak lepas dari kegiatan berkomunikasi, dengan komunikasi kita

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan juga disebut kompetensi.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

PENDAHULUAN. sekitar serta individu lainnya, maupun berdirinya suatu komunitas bangsa dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 9

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian ini menggabungkan penelitian kualitatif dan metode

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi utama dalam kehidupan. Kemampuan

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

BAB I PENDAHULUAN. nama, keadaan, peristiwa dan ciri-ciri benda dengan kata-kata tersebut. membentuk prediksi tentang benda, orang atau peristiwa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kelompok social, bahasa di gunakan untuk berkomunikasi, berbagi

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses Belajar Mengajar merupakan interaksi edukatif yang dilakukan

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam bidang pendidikan di sekolah peranan seorang guru sangat

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB II KAJIAN TEORI. menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. 10. kreatifitasnya dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu. 11

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. Dari ke empat aspek berbahasa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

BAB I PENDAHULUAN. lain perkembangan dibidang sains, teknologi, sosial, budaya dan perubahan

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dalam melaksanakan penelitian (dalam mengumpulkan data). Metode

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 001 RIMBA SEKAMPUNG DUMAI

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewariskan nilai-nilai luhur budaya bangsa

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

Bahasa dan Sastra Indonesia

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V melalui Pendekatan Pragmatik, (Serang : IAIN SMH Banten, 2012), 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 7

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan agar peserta didik memiliki keterampilan (1) berkomunikasi secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar meliputi empat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan produk budaya yang berharga dari generasi ke generasi berikutnya. Bahasa adalah hasil budaya yang hidup dan berkembang dan harus dipelajari. Seorang anak manusia yang tidak pernah diajar berbicara, maka tidak akan pernah memiliki kemampuan berbicara. Contoh konkret; sejak bayi seorang anak yang hidup di lingkungan serigala, maka anak tersebut tidak pernah mempunyai kemampuan berbicara dan bahkan tidak mampu berfikir sebagaimana layaknya anak manusia. Dengan bahasa manusia dapat memberi nama segala sesuatu yang pernah dialami, diamati, baik yang tampak maupun tidak tampak. Nama-nama tersebut tersimpan dalam memori dan menjadi pengalaman, kemudian diolah dan dipikirkan kemudian menjadi pengalaman, kemudian diolah dan dipikirkan kemudian menjadi pengertian. 1 Bahasa adalah sistem bunyi yang digunakan dalam komunikasi interpersonal oleh sekelompok manusia untuk mengungkapkan sesuatu peristiwa dan proses yang terdapat di lingkungan sekitarnya. 1 Zulela, Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 3. 1

2 Ketidakmampuan dan ketidaktepatan anak dalam memahami tuturan yang dikemukakan orang lain dan memproduksi tuturan untuk menyatakan maksud kepada orang lain menjadi hambatan baginya dalam bersosialisasi dengan orang lain. Untuk dapat menyatakan maksud secara tepat ini membutuhkan perangkat kemampuan tertentu, antara lain memilih kosakata yang tepat, menyusun struktur kalimat yang bermakna dan menganalisis konteks tuturan yang sesuai dengan peristiwa tutur yang sedang berlangsung. 2 Menurut Teilhard (dalam Rabiatul Adawiyah) seorang peneliti bahasa : pada diri manusia ada kemampuan otak yang kodrati untuk melaksanakan refleksi dan kebebasan, kemampuan ini akan berkembang apabila dibudayakan melalui lingkungan. selanjutnya menurut Chaucard menyatakan : apabila seorang anak tidak mengadakan kontak dengan manusia lain, maka pada dasarnya dia bukan manusia, bentuknya manusia namun, tidak bermartabat manusia. 3 Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Melalui komunikasi siswa dapat mengungkapkan gagasan, ide, dan pendapatnya tentang sesuatu kepada orang lain. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, 2 Rabiatul Adawiyah, dkk, Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, (Surabaya: Lapis-PGMI, 2009), hlm. 8. 3 Ibid. Hal. 4

3 maka kemampuan berkomunikasi harus dilatih melalui belajar. Tugas guru adalah memberikan pengalaman berbahasa secara langsung kepada siswa. Guru juga dapat mengembangkan kompetensi bahasa peserta didikdengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa, sumber belajar, bahan ajar, media yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didik. Pembelajaran bahasa juga dapat membantu peserta didik dalam memberikan gagasan (pendapat), pikiran serta menggunakan kemampuan analistis, dan imajinasi yang ada pada dirinya. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat aspek keterampilan yaitu keterampilan berbicara, keterampilan menyimak, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Dari keempat keterampilan ini, keterampilan berbicara merupakan salah satu aspek dalam berbahasa, karena berbicara memiliki peranan yang sangat penting dalam melahirkan generasi muda di masa yang akan datang, generasi yang cerdas, kritis, kreatif dan berbudaya. Dengan menguasai keterampilan berbicara, peserta didik dapat mengekspresikan pikiran, perasaannya secara cerdas sesuai dengan konteks dan situasi saat dia berbicara. Dalam kehidupan sehari hari, sebagian besar waktu yang kita miliki digunakan untuk berbicara dan menyimak, karena pada saat melakukan komunikasi dengan orang lain kita lakukan dengan cara komunikasi lisan bukan dengan cara yang lain.

4 Berdasarkan standar isi mata pelajaran bahasa Indonesia, ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Pada akhir pendidikan di sekolah dasar, peserta didik telah membaca sekurang-kurangnya sembilan buku sastra dan nonsastra. Kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitu dalam berkomunikasi lisan (mendengarkan dan berbicara) dan tulis (membaca dan menulis) sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, serta mengapresiasi karya sastra. Berbicara adalah salah satu kegiatan berbahasa yang setiap hari dilakukan oleh masyarakat untuk berkomunikasi sehingga hubungan sosial dapat terus dijaga. Hal ini juga berlaku dalam proses pembelajaran, keterampilan berbicara diperlukan sebagai alat untuk menyatakan pendapat, gagasan, dan menyatakan eksisensi diri, bahkan melalui berbicara, orang dapat menggali informasi yang diperlukannya. 4 Keterampilan berbicara dalam arti luas atau berbicara secara akademis masih belum memadai. Kenyataannya yang paling umum adalah dalam diskusi, seminar ataupun ceramah mahasiswa dan mahasiswi kebanyakan memilih diam, memilih tidak bersuara, kecakapan adu argumentasi masih jauh dari memadai. Lebih sering dalam pertemuan ilmiah yang melibatkan mahasiswa dan mahasiswi kita berhadapan dengan 'blank faces', mungkin 4 Sri Wahyuni, dkk, Bahasa Indonesia 1, (Surabaya: Lapis PGMI, 2008), paket 5, hal. 7.

5 karena mereka tidak tertarik memahami permasalahan yang sedang dibahas, atau tidak mampu membahasakan ketidakpahamannya untuk kemudian ditanyakan, atau kemungkinan takut salah dalam membahasakan pernyataan maupun pertanyaannya. Keterampilan berbicara adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh kaum terpelajar. Bahkan kemampuan itu adalah ciri keterpelajaran mereka. Kemahiran berbicara menjadi penting karena komunikasi yang bersifat langsung hanya dapat dilakukan melalui berbicara. Tujuan unit ini adalah untuk melatih Anda berbicara dalam bentuk menceritakan pengalaman, membawakan acara, pidato, serta berdiskusi dan berdebat. 5 Pentingnya keterampilan berbicara pada anak usia SD/MI tampaknya kurang sesuai dengan realita di lapangan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru Bahasa Indonesia di MI Nurul Ulum Grabagan kecamatan Tulangan kabupaten Sidoarjo, masih banyak siswa yang belum tutas dalam aspek berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dari 37 siswa hanya 27% yag telah berhasil dalam berbicara pada kompetensi dasar 6.2 Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat. 6 Berdasarkan realitas diatas, hasil analisis peneliti faktor yang diduga sebagai penyebab rendahnya keterampilan berbicara siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia di MI Nurul Ulum Grabagan Tulangan Sidoarjo diajarkan 5 Ibid, paket 6, 6. 6 Hasil wawancara dengan Amin Rahmawati, guru mata pelajaran Bahasa Indonesa di MI Nurul Ulum Grabagan pada 11 Maret 2015

6 tanpa menggunakan media ataupun metode khusus hanya saja guru menyuruh siswa untuk langsung berbicara sesuai dengan imajinasi siswa sendiri tanpa ada gambaran dari sang guru. Solusi pemecahannya adalah penulis menggunakan metode pembelajaran bermain peran dalam pelajaran Bahasa Indonesia pada materi memerankan tokoh drama. Penggunaan metode ini membantu siswa dalam memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat. Berdasarkan idealitas dan realitas di atas untuk mengatasi masalah yang peneliti hadapi adalah dengan menerapkan metode pembelajaran bermain peran. Untuk selanjutnya penelitian ini diberi judul Penerapan Metode Pembelajaran Bermain Peran untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Kelas 5 MI Nurul Ulum Grabagan. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah adalah acuan pokok dari suatu kegiatan penelitian, karena rumusan masalah merupakan pernyataan atau pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya dari pengumpulan data. 7 Oleh karena itu, peneliti merasa perlu untuk merumuskan masalah terlebih dahulu agar penelitian menjadi terarah. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimana keterampilan berbicara pada siswa kelas 5 MI Nurul Ulum Grabagan sebelum di beri tindakan? 7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), 35.

7 2. Bagaimana penerapan metode pembelajaran bermain peran pada pelajaran bahasa Indonesia di MI Nurul Ulum Grabagan? 3. Bagaimana peningkatan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode pembelajaran bermain peran pada siswa kelas 5 MI Nurul Ulum Grabagan? C. Tindakan yang Dipilih Tindakan yang dipilih untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam pelajaran bahasa Indonesia adalah dengan menggunakan metode pembelajaran bermain peran. Penggunaan metode ini, bertujuan mengajak peserta didik untuk memahami pengertian perilaku sosial, peranannya dalam interaksi sosial, dan cara cara memecahkan masalah masalah sosial dengan cara cara yang lebih efektif. Secara khusus, bermain peran membantu peserta didik mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi tentang isu isu sosial, mengembangkan empati terhadap orang lain dan berusaha untuk meningkatkan ketermpilan sosial peserta didik. D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui keterampilan berbicara siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia di MI Nurul Ulum Grabagan sebelum diberi tindakan.

8 2. Untuk mendeskripsikan penerapan metode pembelajaran bermain peran pada pelajaran bahasa Indonesia di MI Nurul Ulum Grabagan. 3. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara pada siswa kelas V MI Nurul Ulum Grabagan dengan menggunakan metode pembelajaran bermain peran. E. Lingkup Penelitian Agar penelitian ini bias tuntas dan terfokus, sehingga hasil penelitiannya akurat, permasalahan tersebut di atas akan dibatasi padahal-hal tersebut dibawah ini : 1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas V MI Nurul Ulum Grabagan Tulangan Sidoarjo semester genap tahun ajaran 2014/2015, karena kelas ini terdapat kesulitan pada mata pelajaran bahasa Indonesia terutama materi memerakan tokoh drama. PTK ini dilakukan sebanyak 2 Siklus atau 2 Pertemuan @ 2 jam pelajaran (2 RPP). 2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V Semester genap, dengan standar kompetensi berbicara (6. Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan bermain drama) dan kompetensi dasar 6.2 Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode pembelajaran bermain peran sebagai berikut :

9 1. Bagi Guru a. Guru dapat meningkatkan profesionalisme dalam bidang pendidikan. b. Memberikan keterampilan dalam usaha bimbingan atau perbaikan dalam cara-cara belajar metode pembelajaran serta mengurangi hambatan yang dihadapi siswa. c. Sebagai masukkan untuk mendapatkan pengetahuan dan metode pembelajaran baru khususnya dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran bermain peran untuk materi memerankan tokoh drama pada pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Nurul Ulum Grabagan. 2. Untuk siswa a. Melatih kemampuan berbicara dengan baik. b. Menumbuhkan semangat dalam mengikuti pembelajaran yang menyenangkan. c. Menanamkan sifat keaktifan siswa dalam memerankan tokoh drama. d. Mendapat suatu cara atau metode yang tepat untuk dapat memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat 3. Bagi peneliti Penelitian akan menambah pengalaman dan wawasan dalam menentukan cara yang dilakukan dalam kegiatan belajar bahasa Indonesia terutama pada materi memerankan tokoh drama agar dalam proses pembelajarannya berjalan dengan baik