BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan kebiasaan yang diturunkan oleh leluhur secara turuntemurun

dokumen-dokumen yang mirip
MAKNA SIMBOLIK TANDA DALAM TRADISI PURAK TOMPO DI DUSUN WANASRI DESA CINGEBUL KECAMATAN LUMBIR KABUPATEN BANYUMAS

BAB II LANDASAN TEORI. Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Penelitian tersebut antara lain:

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemajuan komunikasi dan pola pikir pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)

2015 PENGAKUAN KEESAAN TUHAN DALAM MANTRA SAHADAT SUNDA DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI

I. PENDAHULUAN. dan kesehatan, padahal makanan juga bisa dilihat dari sudut pandang budaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbagai keperluan. Upacara adat adalah suatu hal yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan

BAB I PENDAHULUAN. rohaniah (Satrio Haryanto, 2006:1). Dalam kehidupan perlu adanya. dengan melestarikan nilai-nilai budaya dan memahami makna yang

BAB I PENDAHULUAN. Peralatan rumah tangga tradisional merupakan salah satu warisan nenek

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB I PENDAHULUAN. itu sangat sulit untuk di hilangkan. Seperti halnya dalam membayar zakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. merupakan makanan pokok umum bagi masyarakat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, MANFAAT PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam periodesasinya disebut seni prasejarah indonesia. Seni prasejarah disebut

BAB I PENDAHULUAN. Kelurahan Watulea, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan

BAB V MODEL PELESTARIAN NYANYIAN MBUE-BUE PADA MASYARAKAT MUNA SULAWESI TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 KEARIFAN LOKAL PADA JENIS DAN MOTIF BATIK TRUSMI BERDASARKAN NILAI-NILAI FILOSOFIS MASYARAKAT CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Atik Rahmaniyar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurshopia Agustina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan yang biasanya dilakukan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan)

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan aktivitas yang diturunkan secara terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

MAKNA SIMBOL UPACARA MANGONGKAL HOLI (PENGGALIAN TULANG BELULANG) PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI BEKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, dimana banyak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dari gagasan simbol-simbol dan nilai-nilai yang mendasari hasil karya dan

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan diri dan keluarganya. Secara sosial ekonomi masyarakat sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman budaya inilah yang mampu membuat bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA WACANA KHOTBAH SALAT TARAWIH DI DESA TLOBONG KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dan memiliki bahasa yang

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENGARAH

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

Pada bab ini dipaparkan (1) latar belakang penelitian (2) rumusan penelitian (3) tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Pembelajaran Rampak Bedug Pada Ekstrakurikuler Di SDN Cilegon-2 Kecamatan Jombang Banten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat. Semua

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam lagi bahasa tercakup dalam kebudayaan. Bahasa menggambarkan cara berfikir

BAB I. Pendahuluan. Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. dari banyaknya etnis yang mendiami wilayah Indonesia. ciri khas itu adalah tingkat perubahan. Setidaknya dua komponen yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Papua seperti seekor burung raksasa, Kabupaten Teluk Wondama ini terletak di

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tradisi merupakan kebiasaan yang diturunkan oleh leluhur secara turuntemurun dan masih dijalankan oleh masyarakat dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan. Mengetahui atau melestarikan tradisi adalah hal penting bagi kita. Hal itu dilakukan agar kita mempunyai identitas diri dan tidak mudah terombang-ambing dalam menghadapi tantangan globalisasi modern saat ini. Memang tidaklah mudah bagi kita untuk mempertahankan tradisi dan budaya warisan leluhur. Keterbatasan pengetahuan tentang apa dan bagaimana suatu tradisi, merupakan salah satu faktor masyarakat enggan mempertahankan tradisi yang telah diwariskan oleh leluhur kita. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak tradisi suatu daerah yang mulai sirna dan cenderung dilupakan. Masyarakat Jawa merupakan masyarakat yang mempunyai tradisi yang cukup banyak. Bentuk-bentuk simbol dalam budaya Jawa sangat dominan dalam segala hal dan dalam segala bidang. Hal ini terlihat dalam tindakan sehari-hari masyarakat Jawa sebagai realisasi dari pandangan dan sikap hidupnya yang berganda. Tradisi di Jawa mempunyai kekhasan tersendiri dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini dikarenakan keadaan sosial masyarakat satu dengan yang lainnya berbeda. Salah satu daerah yang mempunyai kekhasan budaya dan tradisi adalah Banyumas. Banyumas merupakan salah satu kabupaten yang terletak di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Ditinjau dari perkembangan budayanya, Banyumas memiliki keunikan budaya. Kebudayaan Jawa yang ada di Banyumas memiliki kekhasannya tersendiri jika 1

2 dibandingkan dengan kebudayaan Jawa di daerah lainnya. Banyumas juga mempunyai berbagai macam warisan budaya yang masih dipegang teguh oleh masyarakatnya dan masih dilaksanakan hingga sekarang. Salah satu tradisi yang masih dipegang teguh dan dilaksanakan di Banyumas yaitu tradisi Purak Tompo. Tradisi Purak Tompo ini dapat dijumpai di Dusun Wanasri Desa Cingebul Kecamatan Lumbir Kabupaten Banyumas. Dusun Wanasri ini merupakan dusun yang cukup terpencil, sehingga sistem budaya dan tradisinya masih sangat kental dan belum banyak adanya perubahan. Masyarakat di Dusun Wanasri merupakan masyarakat desa yang mayoritas penduduknya masih percaya dengan halhal mistik dan kepercayaan-kepercayaan terhadap makhluk halus ataupun terhadap mitos. Masyarakat dusun tersebut sebenarnya memiliki pegangan hidup berupa agama yaitu agama Islam. Namun kepercayaan-kepercayaan tersebut tetap menjadi pegangan hidup masyarakat di dusun tersebut. Mereka percaya jika tidak melaksanakan petuah dari nenek moyang, mereka akan mendapat musibah. Kepercayaan itulah yang membuat tradisi Purak Tompo tersebut masih dijalankan hingga sekarang. Tradisi Purak Tompo ini merupakan tradisi makan nasi beserta lauk pauknya yang diletakkan di atas tempat yang terbuat dari anyaman bambu yang disebut tampah. Namun dengan berjalannya waktu selain menggunakan tampah terkadang ada pula yang menggunakan baki. Alas dan penutup tompo ini menggunakan daun pisang. Tradisi ini dilaksanakan pada bulan puasa setiap malam tanggal 17, 21, 23, 25, 27, dan 29. Selain dilaksanakan pada bulan puasa, Purak Tompo juga dilaksanakan pada malam takbiran dan pada hari raya idul fitri. Purak Tompo dilaksanakan setelah salat tarawih. Jika pada malam takbiran, Purak Tompo dilaksanakan tengah malam ketika istirahat takbiran, sedangkan pada hari raya idul fitri, Purak Tompo dilaksanakan

3 setelah selesai bersalam-salaman di masjid. Setiap satu tompo disantap dalam satu kelompok yang terdiri atas 5 sampai 8 orang. Cara memakannya yaitu langsung di atas tampah atau baki tanpa menggunakan piring dan sendok. Tradisi Purak Tompo ini sudah ada sejak zaman dahulu kala. Tradisi ini merupakan warisan leluhur yang masih dilaksanakan oleh masyarakat Dusun Wanasri hingga sekarang. Namun sampai saat ini tradisi Purak Tompo belum diketahui sejak kapan dimulainya tradisi tersebut. Maksud dari tradisi ini adalah pengungkapan rasa syukur masyarakat Dusun Wanasri kepada Allah SWT karena masih diberi kesempatan melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Selain itu tradisi ini dapat dijadikan cara mencari pahala dengan cara bersekah dengan menggunakan tompo. Tradisi ini memiliki makna simbolik yang terkandung di dalamnya. Hampir seluruh peralatan yang digunakan ataupun bentuk-bentuk yang ada pada tradisi Purak Tompo mengandung makna simbolik yang dikenal sebagai tanda dalam semiotik. Menurut Fiske (dalam Vera, 2014: 2) semiotik adalah studi tentang petanda dan makna dari sistem tanda; ilmu tentang tanda, tentang bagaimana makna dibangun dalam teks media; atau studi tentang bagaimana tanda dari jenis karya apa pun dalam masyarakat yang mengkomunikasikan makna. Berbagai keunikan yang terdapat pada tradisi Purak Tompo membuat peneliti tertarik untuk menjadikan tradisi tersebut menjadi sebuah penelitian. Salah satu keunikan tradisi Purak Tompo ini adalah cara penyajiannya dan cara memakan makanannya yang secara beramai-ramai dalam satu wadah yaitu menggunakan tampah atau baki. Selain itu, tradisi ini jarang sekali ditemukan dan hanya ada di Dusun Wanasri. Andaikan saja ada di daerah lain mungkin daerah tersebut sudah tidak melaksakannya lagi dan untuk saat ini peneliti

4 belum menemukan tradisi Purak Tompo ini didaerah lain. Oleh karena itu, peneliti bermaksud mengungkap makna simbolik tanda tradisi Purak Tompo serta membahasnya dari sudut pandang makna simbolik tanda yang terdapat dalam tradisi tersebut. Itulah sebabnya, dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Makna Simbolik Tanda dalam Tradisi Purak Tompo di Dusun Wanasri Desa Cingebul Kecamatan Lumbir Kabupaten Banyumas. Penelitian ini peneliti lakukan dengan menggunakan pendekatan semiotik karena penelitian ini meneliti tentang tanda. B. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang ada di latar belakang, peneliti merumuskan beberapa masalah yang akan diangkat dalam penelitian yang peneliti lakukan. Adapun rumusan masalahnya yaitu: 1. Jenis tanda apa saja yang terdapat pada tradisi Purak Tompo di Dusun Wanasri Desa Cingebul Kecamatan Lumbir Kabupaten Banyumas? 2. Bagaimana makna simbolik tanda yang terdapat pada tradisi Purak Tompo di Dusun Wanasri Desa Cingebul Kecamatan Lumbir Kabupaten Banyumas? C. Tujuan Penelitian Setiap masalah yang diangkat dalam suatu penelitian tentunya mempunyai tujuan. Begitu pula dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini pun memiliki tujuan yaitu: 1. Mendeskripsikan jenis tanda yang terdapat pada tradisi Purak Tompo di Dusun Wanasri Desa Cingebul Kecamatan Lumbir Kabupaten Banyumas 2. Mendeskripsikan makna simbolik tanda yang terdapat pada tradisi Purak Tompo di Dusun Wanasri Desa Cingebul Kecamatan Lumbir Kabupaten Banyumas

5 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis a. Hasil penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan b. Hasil penelitian ini diharapkan bagi lembaga pendidikan dapat dijadikan perbendaharaan perpustakaan sebagai bahan kajian bagi mahasiswa. c. Hasil penelitian ini mampu mendorong para peneliti untuk lebih intensif lagi menggali tradasi-tradisi yang berkembang di masyarakat. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti yang akan mengkaji tentang topik yang sama mengenai tradisi. b. Melestarikan kebudayaan khususnya tradisi Purak Tompo yang terletak di Dusun Wanasri Desa Cingebul Kecamatan Lumbir Kabupaten Banyumas. c. Menambah wawasan bagi masyarakat di Banyumas tentang budaya dan tradisitradisi lokal yang ada. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan upaya untuk mempermudah penyusunan dan pemahaman suatu penelitian yang akan dikaji. Penulisan skripsi ini disusun dalam lima bab yang terdiri dari beberapa sub bab. Adapun sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut: Bab I pendahuluan, menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang

6 masalah membicarakan hal yang melatarbelakangi atau alasan dilakukan penulisan ini. Rumusan masalah membicarakan permasalahan yang akan dianalisis. Tujuan penelitian mendeskripsikan untuk apa penelitian ini dilakukan. Manfaat penelitian membicarakan manfaat penelitian dari segi praktis dan teoretis. Bab II landasan teori, menjelaskan definisi konsep yang akan dijadikan pedoman untuk memecahkan masalah penelitian. Bab landasan teori ini meliputi penelitian yang relevan, kebudayaan, semiotik, pengertian makna, jenis-jenis makna, pengertian simbol, makna simbol, pengertian tanda, jenis-jenis tanda, simbol, makna simbol, dan tradisi Purak Tompo. Teori-teori tersebut dipilih untuk mendukung penelitian ini, sehingga ada kesesuaian antara judul dengan landasan teori. Bab III metodologi penelitian, berisi tentang metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pada bagian ini mencakup jenis penelitian, jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Objek penelitian, objek penelitian ini adalah berupa makna simbolik tanda yang terdapat pada tradisi Purak Tompo. Data dan sumber data, data dalam penelitian ini adalah tanda-tanda yang ada didalam tradisi Purak Tompo, sedangkan sumber data keseluruhan prosesi Purak Tompo dan sumber lain yaitu informan. Pendekatan penelitian, penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika. Metode penelitian, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tiga tahap. Teknik penyediaan data meliputi wawancara, obsevasi, dan dokumentasi, teknik analisis data, dan tahap penyajian.terakhir adalah langkah kerja penelitian. Bab IV hasil penelitian, berisi hasil dan pembahasan tradisi Purak Tompo di Dusun wanasri Kecamatan Lumbir Kabupaten Banyumas. Dalam bab ini disajikan data dan uraian mengenai tanda-tanda yang terdapat dalam pelaksanaan tradisi Purak

7 Tompo. Dalam hasil penelitian ini membahas mengenai jenis tanda dan makna simbolik tanda. Jenis tanda yang meliputi icon (icon), indeks (index), simbol (symbol). Makna simbolik tanda yang meliputi makna simbol dalam konteks religi, makna simbol dalam kontes etika, makna simbol dalam kontes estetika, dan makna simbol dalam kontes filosofi. Bab V Penutup, berisi kesimpulan dari keseluruhan pembahasan penelitian dan saran-saran. Simpulannya yaitu jenis tanda yang terdapat dalam tradisi Purak Tompo. Makna simbolik tanda yang terdapat dalam tradisi Purak Tompo. Saran pada bagian ini berisi mengenai saran yang disampaikan kepada pembaca dan peneliti selanjutnya.