Ruth Megawati. Pendidikan Biologi, Universitas Cenderawasih.

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

Firdaus Daud dan Muhammad Mifta Fausan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Rini Tri Irianingsih 47

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

Evrialiani Rosba* Pendidikan Biologi STKIP PGRI SUMBAR Jalan Gunung Pangilun, Padang (Diterima Agustus 2015, disetujui November 2015) ABSTRACT

TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Oleh: Windi Prastiwi Japet Ginting Sakur ABSTRACT

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

Nur Rahmi, Suhermi, Atma Murni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

THE APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY INSTANT ASSESSMENT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES BTN IKIP II MAKASSAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Asia Muhammadiyah 1 dan Syamsu Rijal 2 1. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar 2. Alumni Jurusan Biologi FMIPA UNM.

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Matematika Jurusan PMIPA FKIP UHO.

Fandi Ahmad* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

UPAYA PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

Murniati 1,sainab 2. Kata Kunci : Hasil Belajar Kognitif, IPA Terpadu, Model Pembelajaran Aktif, dan Quiz Team

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT

Keywords: Mathematics Learning Outcomes, Cooperative Learning, Numbered Heads, Classroom Action Research.

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Pendahuluan. Wardani et all, Pendekatan Kontekstual...

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

Tatik Lestari, Syofni, Kartini No Hp :

PENINGKATAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DIPADU TALKING STICK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

Oleh: Nanik Tri Sumarti 05667/2008

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 1 POLANHARJO KLATEN

17 Media Bina Ilmiah ISSN No

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

RAHMAT FAUZI NIM. K

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Dicky Pradana 14-24

Oleh ABSTRAK. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, snowball throwing, hasil belajar, respon siswa

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

Oleh: Tiaranita Dekriati * ) Japet Ginting ** ) Sakur *** ) ABSTRACT

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE

Oleh : Sri Novita Abubakar : S1. Pendidikan Ekonomi ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN ALAM DALAM PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Wiwin Crisdayanti 1, Sakur 2, Rini Dian Anggraini 3 Contact :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR K3LH MELALUI PEMBERIAN KUIS PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE

Key Words: Student Teams Achievement Division, mind mapping, students test result, students activities.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

Skripsi. Oleh: Dwi Listiawan X

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

Ermei Hijjah Handayani*, Elva Yasmi Amran**, Rini***

Asmarita 1, Sehatta Saragih 2, Zuhri D 3 Contact :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PERTUKARAN KELOMPOK IMPROVING STUDENT S LEARNING OUTCOMES WITH EXCHANGE GROUPS METHODS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

Transkripsi:

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Konsep Sistem Pernapasan pada Manusia melalui Penerapan Model. Pendidikan Biologi, Universitas Cenderawasih E-mail: ruthmegawati@yahoo.com Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT di SMP Negeri 1 Burau pada konsep sistem pernapasan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Burau yang berjumlah 32 orang. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus yang dilaksanakan selama empat kali pertemuan. Pengambilan data hasil belajar siswa dilakukan melalui tes tertulis pada tiap akhir siklus dan observasi aktivitas belajar siswa dilakukan pada setiap proses pembelajaran berlangsung. Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada siklus I mencapai skor rata-rata 2,5 meningkat pada siklus II menjadi 72,7. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah 59,3% dengan jumlah siswa yang tuntas hanya 19 orang meningkat pada siklus II menjadi 87,5% dengan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 28 orang. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar biologi khususnya pada konsep sistem pernapasan, siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Burau. Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif tipe NHT, Hasil belajar. Abstract This research was a classroom action research which aimed to improving students achievement in biology through cooperative learning model using NHT type at SMP Negeri 1 Burau at the respiration concept. The subject of this research were student of grade VIII E SMP Negeri 1 Burau with 32 students. This research consist of 2 cycles which have been done for four meetings. The data collection of students achievement was did by writing test in the end of cycles and the observation of students learning activity was did when each learning process taking place. The data which have been taken, was analyzed by quantitative method. Result of research showing that students achievement after application of cooperative learning model using Numbered Head Together (NHT) type at the first cycle was 2,5 increased to be 72,7 at the second cycle. The students learning completeness at the first cycle was 59,3% where number of student that include in complete category was 19 people and increased in second cycle to be 87,5 % with 28 students include of complete category. Based on the result of research can be concluded that the through cooperative learning model using Numbered Head Together (NHT) type can improving students achievement in biology especially at respiration concept of students at grade VIII E SMP Negeri 1 Burau. Key Words: Cooperative Learning Model using NHT Type, Students Achievement Pendahuluan Peningkatan mutu pendidikan menjadi salah satu program pokok pemerintah khususnya Departemen Pendidikan Nasional. Hal ini tampak pada mutu pendidikan di Indonesia yang jauh tertinggal ditingkat Asia, lebih-lebih ditingkat dunia. Meskipun ada beberapa siswa telah berhasil mendapatkan juara olimpiade Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi ditingkat ASEAN, Asia bahkan dunia. 24

Kesadaran akan pentingnya pendidikan sebagai proses peningkatan sumber daya manusia mendorong pemerintah untuk melakukan upaya perbaikan mutu pendidikan dengan berbagai kebijakan terus-menerus mulai dari pembangunan dan perbaikan kurikulum, perbaikan sarana pendidikan, penataran-penataran, pelatihan-pelatihan bagi guru yang berimplikasi pada hasil belajar. Rendahnya mutu pendidikan disebabkan oleh 4 faktor yaitu: jumlah guru yang belum memadai serta penyebarannya yang belum merata, kondisi sarana dan prasarana yang belum memadai, anggaran pendidikan yang jumlahnya sangat terbatas, serta proses pembelajaran yang belum efektif. Peningkatan hasil belajar siswa atau prestasi yang dicapai anak didik tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan guru terhadap materi pelajaran, tetapi yang juga ikut menentukan adalah penggunaan model pembelajaran (Indra, 2009). Model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar diharapkan dapat memudahkan siswa menerima dan memahami materi yang disampaikan. Salah satu model pembelajaran yang relevan dan sesuai dengan permintaan kurikulum adalah model pembelajaran kooperatif. Beberapa ahli menyatakan bahwa model pembelajaran ini sangat berguna untuk menumbuhkan kerja sama antar siswa karena dalam proses pembelajaran bukan hanya terjadi antara siswa dengan guru tetapi juga antara siswa dengan siswa. Semua metode pembelajaran kooperatif menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerja sama dalam belajar dan bertanggungjawab terhadap teman satu timnya mampu membuat diri mereka belajar sama baiknya (Slavin, 2008). Sistem pengajaran ini memberikan kesempatan antara siswa untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugas terstruktur yang disebut sistem pembelajaran gotong royong dimana guru bertindak sebagai fasilitator. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Burau, informasi yang diperoleh dari guru bidang studi biologi bahwa nilai hasil belajar biologi siswa kelas VIII E masih rendah dibandingkan dengan empat kelas yang lain. Hal ini dapat diketahui dari rata-rata ujian tengah semesternya tahun lalu hanya sekitar 0. Proses belajar menunjukkan bahwa guru biologi cenderung menerapkan metode ceramah dengan bantuan papan tulis dan buku ajar saja, sehingga proses pembelajaran berpusat pada guru yang aktif menjelaskan sedangkan siswa bersifat pasif yang hanya mendengarkan dan mencatat saja. Siswa kelas ini cenderung belajar secara individual, kurang membantu temannya yang memiliki kemampuan kurang dalam menerima materi dan mengerjakan tugas kelompok. Akhirnya berdampak pada siswa yang kemampuannya kurang. Timbulnya rasa malu di dalam diri siswa yang kemampuannya kurang untuk bertanya kepada siswa yang kemampuannya tinggi. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan guna mengatasi masalah tersebut adalah pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah suatu pendekatan pembelajaran yang lebih memungkinkan siswa untuk lebih aktif dan bertanggungjawab penuh untuk memahami materi pelajaran baik secara berkelompok maupun individual. Peneliti berasumsi bahwa pembelajaran kooperatif tipe NHT ini mampu mengatasi masalah di atas karena pembelajaran ini dalam penerapannya melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran. Dalam pembelajaran ini terjadi pula ketergantungan sosial, dimana yang mampu dapat membantu yang kurang mampu, dan yang kurang mampu diharapkan antusias belajar untuk mempertanggungjawabkan nomornya atau dengan kata lain dapat melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik, sehingga berpengaruh positif pada hubungan dan sikap terhadap siswa yang terlambat secara akademik. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang diberikan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa itu diterapkan pada konsep materi sistem pernapasan pada manusia. Salah satu hal yang menjadi bahan pertimbangan mengapa konsep 25

materi sistem pernapasan pada manusia dijadikan sebagai objek kajian dalam penelitian ini adalah dengan melihat nilai-nilai rata-rata kelas siswa tahun lalu pada konsep materi yang sama dimana nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa sebagaimana yang telah disebutkan di atas adalah 0 khususnya kelas VIII E yang jika disesuaikan kriteria ketuntasan minimal di sekolah tersebut yaitu 5, maka nilai hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut berada dalam kategori tidak tuntas. Materi tersebut memiliki cakupan materi yang luas menuntut siswa untuk lebih banyak membaca, menghafal, dan memahami konsepkonsep yang termuat pada pokok bahasan tersebut. Hal itu tentunya menuntut konsentrasi siswa dalam belajar untuk dapat memahami betul isi dari pelajaran tersebut. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT, sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibrahim, dkk (2009), adalah suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagen untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling memberikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Dalam diskusi mereka juga dapat mengaitkan dengan contoh-contoh kehidupan masing-masing. Selain itu banyaknya istilahistilah penting pada konsep sistem pernapasan ini, dapat dijadikan bahan pertanyaan pada langkah mengajukan pertanyaan (Questioning) pada pembelajaran kooperatif tipe NHT ini. Dengan teknik ini siswa belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam saling keterkaitan dengan rekan-rekan sekelompoknya, serta meningkatkan semangat kerja mereka. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ada di kelas VIII E. Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar biologi pada konsep sistem pernapasan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) siswa Kelas VIII E SMP Negeri 1 Burau. Metodologi Penelitian Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan berupa proses pengkajian bersiklus yang terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Burau, Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu Timur dengan subjek penelitian siswa kelas VIII E dengan jumlah siswa 32 orang. Adapun faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah : 1. Hasil belajar adalah nilai yang didapatkan oleh siswa melalui tes hasil belajar biologi konsep sistem pernapasan pada akhir siklus dalam bentuk pilihan ganda, yang diberikan setelah mengikuti proses balajar mengajar. 2. Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) adalah jenis pembelajaran kooperatif dimana siswa dibagi kedalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang dan setiap anggota kelompok tersebut diberi nomor masing-masing sesuai jumlah anggota kelompok, lalu berfikir bersama dalam kelompok dan meyakinkan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban tim, selanjutnya memanggil salah satu siswa dengan nomor yang dipanggil untuk melaporkan hasil kerja sama mereka. Dalam hal ini aktivitas belajar siswa dalam proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran tersebut. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dan dilakukan dua siklus, yang merupakan proses perbaikan secara terus-menerus dari suatu tindakan yang masih mengandung kelemahan sebagaimana hasil refleksi menuju ke arah yang semakin sempurna. Siklus pertama selama 2 kali pertemuan (4 jam pelajaran) dan siklus kedua selama 2 kali pertemuan (4 jam pelajaran), hal ini mengacu pada silabus yang dibuat oleh penulis dimana materi untuk sistem pernapasan diajarkan selama 8 jam. Khusus untuk evaluasi tiap siklus masingmasing 1 jam pelajaran. Instrumen penelitian 2

ini adalah tes hasil belajar berupa soal pilihan ganda yang sudah divalidasi dan reliabel sebanyak 25 soal yang diberikan di setiap akhir siklus, dan lembar observasi/pengamatan aktifitas siswa di kelas melalui penerapan model pembelajaran NHT ini selama proses pembelajaran berlangsung. Analisis data menggunakan analisis deskriptif yaitu skor rata-rata yang diperoleh dari hasil tes tiap siklus yang bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi melalui nilai pencapaian hasil belajar biologi siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Kemudian nilai tersebut dikelompokkan dengan melihat pedoman pengkategorian berdasarkan kategori Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu nilai <4 tidak tuntas, dan nilai >5 tuntas. Analisis aktivitas siswa dideskripsikan berdasarkan hasil pengamatan selama proses belajar mengajar berlangsung dari tiap siklus dengan menggunakan lembar observasi. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila 70% siswa atau lebih, dapat mencapai ketuntasan minimal 5. Hasil Penelitian Tabel 1. Perbandingan Ketuntasan Belajar Biologi Siklus I dan Siklus II Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 1 Burau Skor 5 100 0-4 Kategori Tuntas Tidak tuntas Siklus I Siklus II F (%) F (%) 19 13 59,3 40, 28 4 87, 5 12, 5 Jumlah 32 100 32 100 Tabel 2. Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Belajar pada Siklus I dan Siklus II Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 1 Burau N o 1. 2. 3. 4. 5.. 7. Komponen Aktivitas yang diamati menyimak penjelasan guru (siswa terlihat memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru) mengajukan pertanyaan pada saat pemberian materi Kerjasama siswa dalam kelompok pada saat mengerjakan LKS meminta bimbingan / arahan kepada guru saat mengerjakan LKS menjawab pertanyaan dengan benar (Nomor anggota dari setiap kelompok yang bertanggung jawab memberi jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh guru) mengajukan pertanyaan pada saat persentase kelompok mengajukan tanggapan (memberi jawaban lain Siklus I II F % F % 22 5 23 8, 7 1, 71, 9 29 90, 8 25 30 8 25 9 4 12, 5 7 3 9,3 5 3 9,3 5 93, 8 28, 1 21, 8 15, 15, 27

8. dengan alasan sendiri) melakukan kegiatan lain baik dalam proses pemberian materi pelajaran maupun disaat mengerjakan tugas (mainmain, keluar masuk kelas, ribut, mengerjakan pekerjaan lain, dan sebagainya) Jumlah 77 Rata-rata 9, Pembahasan Analisis Refleksi pada Siklus I 9 28, 1 241,4 30, 1 99 12, 3 18, 7 309,2 38, Siklus I yang dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan diperoleh beberapa hal yang menjadi bahan refleksi pada pelaksanaan siklus berikutnya. 1. Pada kegiatan mempresentasikan hasil diskusi kelompok, masih ada siswa yang kurang percaya diri (sesuai dengan nomor kepala) tampil di depan kelas, karena takut diejek/ditertawakan teman atau kelompok yang lain. Begitu pula dalam memberikan tanggapan. 2. Kurangnya kerjasama (diskusi/interaksi) di dalam kelompok seperti menyamakan persepsi dan saling menanyakan dalam kelompok. Hal ini terjadi karena siswa yang tidak bisa menerima siswa lain sebagai teman kelompok, karena biasanya siswa membentuk kelompok cenderung hanya memilih teman akrab atau teman dekat saja. 3. Masih adanya siswa dalam satu kelompok yang tidak aktif bekerjasama menyelesaikan LKS, masih mengharapkan jawaban dari teman sekelompoknya yang lain, hal ini terjadi karena siswa masih kurang percaya diri akan jawabannya. Nampak pula dalam satu kelompok masih ada siswa yang mendominasi teman-teman yang lain dalam menjawab LKS sehingga siswa yang lainnya kurang menguasai jawaban dari LKS yang diberikan. 4. Siswa belum disiplin dalam belajar, keluar masuk kelas, ribut, bahkan ada yang menyalin PR untuk pelajaran lain. Berdasarkan masalah tersebut di atas, maka peneliti melakukan tindakan baru untuk mengatasi masalah tersebut di atas. Adapun hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah: 1. Menanamkan rasa percaya diri siswa untuk menjawab, bertanya, dan menanggapi hasil diskusi dengan menyampaikan bahwa mereka memiliki kemampuan masingmasing yang dapat dikembangkan dalam belajar. 2. Mengarahkan kepada setiap siswa tentang pentingnya kerjasama dalam kelompok, dimana penilaian yang diberikan tidak terlepas dari kerjasama kelompok. Menjalin keakraban diantara sesama anggota kelompok. 3. Mengarahkan siswa agar masing-masing memiliki jawaban sebelum didiskusikan bersama. Mencegah siswa tertentu mendominasi jalannya diskusi dan mendorong semua anggota kelompok untuk aktif mencari jawaban bersama, bertanggung jawab atas nomor masingmasing, bekerja sama, dan penuh kepedulian dengan anggota kelompoknya. Mengarahkan bahwa tujuan utama dari diskusi adalah untuk menyelesaikan masalah secara bersama-sama bukan hanya seorang saja. 4. Memberikan san ksi yang tegas seperti menegur langsung, memberikan tugas tambahan kepada siswa yang tidak disiplin pada saat proses pembelajaran berlangsung apalagi melakukan kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran biologi. 5. Meningkatkan pemberian penghargaan kepada siswa, baik kepada setiap individu maupun pada kelompok yang berupa bingkisan sederhana berisi alat tulis menulis, dan buku-buku saku rangkuman pelajaran biologi. 28

Refleksi Pada Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II sebagai perbaikan dari pelaksanaan siklus I memberikan dampak positif terhadap siswa, dimana siswa saling memberikan penguatan dan saling meyakinkan satu dengan yang lain untuk tampil di depan kelas dengan memakai nomor kepala mewakili kelompoknya sesuai dengan jawaban hasil diskusi bersama. Hal ini terlihat dari kesungguhan mereka atas tanggung jawab nomor kepala yang nantinya mewakili jawaban kelompok mereka dan keinginan mereka untuk membawa kelompok mereka sebagai pemenang. Suasana kelaspun menjadi lebih tertib. Selain itu, kerjasama dalam mencari jawaban LKS semakin meningkat, berfikir bersama/saling berinteraksi, tidak ada lagi yang mendominasi tetapi sudah bisa mengkomunikasikan persepsi sendiri untuk disamakan sebagai jawaban yang paling baik. Selain itu Melihat hasil refleksi siklus II dan setelah mengamati berbagai kekurangan dan kemajuan siswa selama siklus II, terlihat bahwa sebagian besar hambatan yang ditemukan pada siklus I dapat teratasi. Dengan demikian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat dikatakan berhasil. Selain itu, berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini telah tercapai, yaitu terjadi peningkatan hasil belajar biologi siswa dari siklus I ke siklus II, peningkatan persentase siswa yang tuntas hasil belajarnya dari 59,3% menjadi 87,5%. Nilai ketuntasan tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan yang harus dicapai yakni 70% siswa yang mencapai KKM dalam kelas yaitu nilai 5. Tercapainya indikator keberhasilan penelitian menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas ini dapat diakhiri dengan dua siklus (penelitian tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya). Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII E yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pernyataan ini didukung oleh hasil analisis data secara deskriptif, dimana kelas VIII E nilai rata-rata pada siklus I diperoleh sebesar 2,5 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh sebesar 72,7. Terjadi peningkatan nilai rata-rata skor sebesar 10,3 dari siklus I ke siklus II. Hasil pengkategorian berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka dari 32 siswa yang mengikuti tes siklus I, sebanyak 13 siswa yang termasuk kategori tidak tuntas dengan persentase 40,% dan siswa yang termasuk dalam kategori tuntas sebanyak 19 siswa atau 59,3%. Hal ini terjadi karena dalam kerja kelompok belum terjadi kerja sama yang baik diantara anggota kelompok. Siswa masih merasa canggung antara teman yang satu dengan teman yang lain karena selama ini mereka memilih teman kelompok hanya dengan teman-teman yang akrab saja. Namun pada siklus II dari 32 siswa yang mengikuti tes siklus II hanya 4 siswa yang termasuk kategori tidak tuntas atau sebesar 12,5% dan siswa yang termasuk dalam kategori tuntas sebanyak 28 siswa atau sebesar 87,5%. Kembali melihat indikator keberhasilan dapat dikatakan penelitian ini berhasil dimana dari jumlah keseluruhan siswa yang ada di kelas VIII E terdapat 87,5 % siswa berada dalam kategori tuntas (dikatakan tuntas apabila apabila 70% dari jumlah siswa memperoleh nilai minimal 5). Berdasarkan hasil analisis data di atas, maka hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar biologi siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Burau. Secara umum peningkatan ini terjadi karena siswa lebih bekerja sama dalam kelompok dan memiliki rasa tanggung jawab atas nomor kepala masing-masing sesuai dengan penerapan model pembelajaran tipe NHT. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibrahim dkk, dalam Dalle (2009), model pembelajaran tipe NHT adalah suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagen untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling memberikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu teknik ini juga mendorong siswa dalam belajar atau meningkatkan 29

semangat kerja mereka. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Ismail dalam Hasman (2008), bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama, yakni kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran Data hasil belajar menunjukkan ketuntasan belajar ini juga tidak terlepas dari hasil pengamatan observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran kooperatif tipe NHT, menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas siswa mengalami peningkatan pada pelaksanaan tindakan siklus II. Adapun peningkatan yang dimaksud adalah meningkatnya semangat belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya siswa yang memperhatikan dan menyimak pengarahan guru maupun siswa yang mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Peningkatan aktivitas belajar siswa kategori menyimak pengarahan guru pada siklus I sebanyak 8,7% dan pada siklus II sebanyak 90,%. Jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan pada saat pemberian materi sebanyak 1,% pada siklus I meningkat menjadi 25% pada siklus II, kerjasama dalam kelompoks ketika mengerjakan LKS pada siklus I sebanyak 71.9 % dan meningkat pada siklus II sebanyak 93,8%. Jumlah siswa yang meminta bimbingan pada saat mnegerjakan LKS sebanyak 25% pada siklus I meningkat menjadi 28,1% pada siklus II. Komponen ini lebih dipahami sebagai komponen positif dalam artian ada interaksi antara siswa dan guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Bimbingan yang diminta oleh siswa adalah bimbingan jika pertanyaan dari LKS belum mereka pahami dan masih meragukan jawabannya. Begitu pula dengan siswa yang menjawab pertanyaan (mempresentasikan hasil diskusi kelompok sesuai nomor kepala) meningkat dari siklus I hanya sebesar 12,5 % menjadi 21,8%. Timbulnya kesadaran pada diri siswa yang ditandai dengan berkurangnya perilaku yang tidak relevan dengan proses belajar mengajar siswa seperti membicarakan hal yang tidak berhubungan dengan materi pelajaran mengalami perubahan, yaitu pada siklus I sebanyak 28,1% menurun menjadi 18,7% pada siklus II. Peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II disebabkan pada pembelajaran kooperatif tipe NHT membentuk siswa belajar keterampilan sosial untuk saling mengenal, saling memahami dan kerjasama dalam meningkatkan prestasi kelompok. Juga usaha siswa untuk mengungkapkan gagasannya ataupun informasi antar mereka. Hal ini sejalan dengan pendapat Khaeruddin 2005 (dalam Dalle (2009), bahwa dalam pembelajaran kooperatif, siswa bekerja sama dalam suatu kelompok, mereka saling membantu untuk mempelajari suatu materi akademik dan keterampilan antar pribadi anggota-anggota kelompok bertanggung jawab atas ketuntasan tugas-tugas kelompok dan untuk mempelajari materi itu sendiri. Hal ini lebih diperkuat lagi oleh pendapat Nasution dalam Maulida (2009) bahwa metode diskusi, sosiodrama, kerja kelompok, pekerjaan diperpustakaan dan laboratorium banyak membangkitkan aktivitas pada anak-anak. Hasil belajar yang meningkat, tidak terlepas dari aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT juga meningkat. Dalam arti bahwa adanya peningkatan aktivitas yang bersifat positif serta berkurangnya aktivitas negatif menunjukkan bahwa adanya keseriusan siswa untuk berubah atau belajar. Tujuan dari belajar adalah mengubah tingkah laku ke arah yang lebih berkualitas. Hamalik dalam Haling (2004) mengatakan bahwa belajar adalah suatu perkembangan dari seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Selain itu, pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT ini, dapat menciptakan keberhasilan individu yang dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Karena dalam model pembelajaran ini setiap individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran dengan cara 30

berbagai pengetahuan antara anggota kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT ini, memberi kesempatan bagi siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban-jawaban yang paling tepat, dan mendorong untuk meningkatkan semangat kerjasama setiap anggota kelompok (Lie, 2002) Hasil analisis data secara deskriptif di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Burau. Selain hasil belajar yang meningkat, juga aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar juga meningkat. Seiring dengan Hamalik dalam Haling (2004), Aunurrrahman (2009) juga menyatakan bahwa belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi, belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, minat, dan penyesuaian diri. Hasil penelitian yang sama juga dikemukakan oleh Mirawati (2009) yang mampu meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP 2 makassar dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar biologi khususnya pada konsep sistem pernapasan siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Burau sehingga Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran materi sistem pernapasan manusia untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Daftar Pustaka Aunurrahman, 2009, Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung. Dalle, Kamelia, 2009, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa SMP Negeri 13 Makassar, Skripsi, FMIPA UNM. Haling, Abdul, 200, Belajar dan Pembelajaran, University Press, Makassar. Hasman, 2004, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XIIA SmA Kendari melalui NHT, www.http//wikipedia.artikel. com, Diakses tanggal 20 Agustus 2009. Indra, Munnawar., 2009, Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, htttp/www. google.com, Diakses tanggal 12 oktober 2009. Ibrahim, Fida Rachmadiarti, Mohammad Nur dan Ismono, 2009, Pembelajaran Kooperatif, University Press, Surabaya. Lie, Anita, 2002, Cooperative Learning Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, PT. Gramedia, Jakarta. Mirawati, 2009, Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP 2 Makassar, Skripsi, FMIPA UNM. Slavin dan Robert, E, 2008, Cooperatif Learning, Nusa Media, Bandung. 31

32