KABUPATEN CIANJUR NOMOR 18 TAHUN 2011

dokumen-dokumen yang mirip
KABUPATEN CIANJUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ANAK DAN PEREMPUAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 3 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG DI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 3 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG DI JAWA BARAT

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 7 TAHUN 2013

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2014

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN PEREMPUAN DAN ANAK

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA. No.1048, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Perdagangan Orang. Pencegahan. Penanganan. Panduan.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 3 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG DI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 3 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG DI JAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO. Jl. Lanto Dg Pasewang No. 34 Telp. (0411) Kode Pos PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 30 TAHUN 2014

BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN CIANJUR KE LUAR NEGERI

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

4. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on The Elimination of all Forms of

Institute for Criminal Justice Reform

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR: TAHUN 2011 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DAERAH TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PERDAGANGAN ORANG TERUTAMA PEREMPUAN DAN ANAK. BAB I KETENTUAN UMUM

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

KEPUTUSAN BUPATI MALANG NOMOR: 180/ 291 /KEP/421

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 14 TAHUN 2005

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

WALIKOTA PARIAMAN PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN

BUPATI POLEWALI MANDAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA UTARA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK BAGI ANAK

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK TERHADAP TINDAK KEKERASAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

ANGGOTA GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2015

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN PERKAWINAN PADA USIA ANAK

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 92 TAHUN 2009 TENTANG DATABASE PENCATATAN DAN PELAPORAN PENANGGANAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DI KABUPATEN KENDAL

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 161 / /2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,

PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2015

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 4 TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 78 TAHUN 2012

Transkripsi:

BERITA DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 18 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI CIANJUR NOMOR 14 TAHUN 2011 TENiANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 03 TAHUN 2OIO TENTANG PENANGGULANGAN PERDAGANGAN ORANG BUPATI CIAN.IUR. Menimbang Mengingat bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 dan Pasal 26 Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2010 tentang Penanggulangan Perdagangan Orang, perlu menetapkan Peraturan Bupati tetang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2010 tentang Penanggulangan Perdagangan Orang; : l. Undang-Undang Nomor l4 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 43) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Barat (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1 968 Nomor 3 I. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851)l 2. 3. 4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3 143); Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita (('onvention on Tha Elimination of All Form of Discrimination Against I /omen) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277); Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3668); 5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1999 tentang Pengesahan Cont'ention Nomor I38 Conceming Minimum Age For Admission to Employment (Konvensi ILO Mengenai Usia Minimum untuk Diperbolehkan Bekerja) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3 83 5);

6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886); Undang-Undang Nomor I Tahun 2000 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor l82 Concering The Prohibition und Immeditrte Action For The Elimination of The Lltorth Forms of'child Labour (Konvensi Nomor 182 Mengenai Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 30. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3 941); Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 206, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4026); Undang-Undang Nomor 23 Tahu n 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); Undang-Undang Nomor l3 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279): Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tanggal (l,embaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4419); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4635): Undang-undang Nomor 2l Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4720); Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1988 tentang Usaha Kesejahtereraan Sosial Bagi Anak yang Mempunyai Masalah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3367); Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah. Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4747); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Daerah (l-embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor I12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4761);

T'"- 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Tata cara dan Mekanisme Pelayanan Terpadu Bagi Saksi dan/arau Korban Tindak pidana perdagangan orang (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 22. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4818); Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 rentang convension on the Right of rhe Cfrild (Konvensi tentang Hak Anak) (Lembaran Negara Republik Indonesia T;hil 1990 Nomor 57); Keputusan Presiden Nomor 59 Tahun 2002 tentang erburuk untuk Anak; Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Eksploitasi Seksual Komersial Anakl Keputusan Presiden Nomor 88 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan Orang (Trafiking) perempuan dn Anak; Peraturan Menteri renaga Kerja dan Transmigrasi Nomor per-l g/ Men/lX/2007 tentang Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri; Peraturan Menteri renaga Kerja dan Transmigrasi Nomor per-o7l Men/IV/200g tentang Penempatan Tenaga Kerjal Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2006 tentang perlindungan Anak (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 Nomor 4 Seri E. Tambahan Lembaran Daerah Provinsi.Tawa Barat Nomor 24); Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 03 Tahun 2001 tentang penyidik pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2001 Nomor 44 Seri C); Peraturan Daerah Kabupaten cianjur Nomor 03 Tahun 200g tentang urusan Pemerintahan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten cianjur Tahun 200g Nomor 03 Seri D); Peraturan Daerah Kabupaten cianjur Nomor 07 Tahun 200g tentanq orsanisasi Pemerintahan Daerah dan Pembentukan organisasi perangkai Daeraf, Ka6upaten cianjur (Lembaran Daerah Kabupaten cianjur Tahun 200g Nomor 0z seri o; sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 200g tentang organisasl Pemerintahan Daerah dan Pembentukan organisasi perangkat Daerah KaLupaten Cianjur (Lembaran Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2010 Nomor l0 Seri D); Peraturan Daerah Kabupaten cianjur Nomor 03 Tahun 2010 tentang penanggulangan Perdagangan orang (Lembaran Daerah Kabupaten cianjur Tahun zol o Nomoi t t slri c); MEMUTUSKAN: Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENTANG PETLTNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 03 TAHLIN 2OIO TENTANG PENANGGULANGAN PERDAGANGAN ORANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal I Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : l. Daerah adalah Kabupaten Cianjur. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah otonom sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

_-:-E--' t 3. Bupati adalah Bupati Cianjur. 4. Perdagangan orang adalah tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi. 5. Orang tua adalah ayat dan/atau ibu kandung, ayah darvatau ibu tiri, atau ayah dan/atau ibu angkat. 6. Wali adalah orang atau yang diberi kuasa tanggungjawab secara hukum untuk menjalanl<an kewaj iban sebagai orang tu-a atas anak. 7. Anak adalah seseorang yang belum berusia l8 (delapan belas) tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan. 8. Masyarakat adalah perorangan, keluarga. kelompok, organisasi sosial dan/atau organisasi masyarakat. 9. Korban adalah orang baik. secara perorangan atau kelompok, laki-laki, perempuan dan anak-anak, yang mengalami penderitaan psikis, mental fisik, seksual dan kerugian ekonomi dan/atau sosial yang diakibatkan dari praktek perdagangan orang. 10. Saksi adalah orang atau kelompok orang yang melihat, mendengar, mengalami dan mengetahui akan sesuatu kegiatan perdagangan orang. ll. Perlindungan adalah segala bentuk kegiatan untuk melindungi setiap orang agar terjamin hak-haknya sehingga terhindar dari perdagangan orang dan/atau eksploitasi. 12. Eksploitasi adalah tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yang meliputi tetapi tidak terbatas pada pelacuran, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktek serupa perbudakan, penindasan, pemerasan! pemanfiatan fisik, seksual, organ reproduksi, atau secara melawan hukum memindahkan atau mentransplantasi organ dan/atau jaringan tubuh atau memanfaatkan keuntungan baik material maupun immaterial. 13. 14. 15. 16. Eksploitasi seksual adalah segala bentuk pemanfaatan organ tubuh seksual atau organ tubuh lain dari korban untuk mendapatkan keuntungan termasuk tetapi tidak terbatas pada semua kegiatan pelacuran dan pencabulan. Surat Keterangan Untuk Bekerja, selanjutnya disebut SKUB adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh Kepala Desa/Kelurahan. atas rekomendasi dari rukun tetangga dan rukun warga yang diberikan kepada setiap orang yang akan mencari pekerjaan di luar daerah harus mendapat rekomendasi dari Camat. Kepolisian dan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta, selanjutnya disebut PPTKIS adalah badan hukum yang telah memperoleh ijin tertulis dari Pemerintah untuk menyelenggarakan pelayanan penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Pencegahan preemtif adalah tindakan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah pada tingkat kebijakan dalam upaya mendukung rencana, program dan kegiatan dalam rangka peningkatan pembangunan kualitas sumber daya manusia. t7. Pencegahan preventif adalah upaya langsung yang dilakukan untuk melakukan pencegahan perdagangan orang melalui pembinaan dan pengendalian. oleh Pemerintah Daerah pengawasan, perijinan, 18. Penanganan perdagangan orang adalah upaya terpadu penyelamatan. pendampingan, pelaporan dan rehabilitasi. yang dilakukan untuk

19' Penanggulangan adalah segala upaya dan kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pencegahan, penyelamatan. rehabilitasi dan reintegrasi biik sebelum terjaii, padi saat terjadi dan sesudah terjadi untr-rk menghindari terjadinya perdagangan orang. 20' Petugas lapangan adarah orang yang memperoleh tugas resmi dari pprkis untuk melakukan rekruitmen. 21. Lembaga Swadaya Masyarakat. selanjutnya disebut LSM memperoleh ijin tertulis dari pemerintah yang peduli perempuan, anak dan ketenagakerjaan. 22. Perangkat Daerah adalah organisasi/lembaga pada pemerintah jawab kepada Bupati dalam penyelenggaraan p-emerintahan. BAB II LANGKAH DAN KEBIJAKAN Pasal 2 adalah badan hukum yang telah terhadap persoalan-persoalan Daerah yang bertanggung Langkah dan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Daerah dalam penanggulangan perdagangan orang adalah dengan melakukan : A. Pencegahan preemtif. melalui : L Program pendidikan dengan kegiatan : a. Sosialisasi peraturan perundang-undangan kepada hukum, organisasi profesi, institusi pendidikan masyarakat, karang taruna dan masyarakat; perangkat daerah, penegak formal. lembaga swadaya b' Pemberian kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh pendidikan terutama pemenuhan wajib belajar pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun; c. Pemberian kemudahan bagi masyarakat, korban dan/atau calon korban perdagangan orang untul. memperoleh pelatihan keterarirpilan, p."ngf.",r" pendapatan melalui produktivitas ekonomi p".".puun di pedesaan. 2. Program ketenagakerjaan, dengan kegiatan a. Pemberian pembinaan kepada calon prosedur yang benar; tenaga kerja Indonesia agar memahami b Pemberian pengetahuan kepada caron tenaga kerja Indonesia tentang informasi kondisi di Negara tu.juan dan pemahaman atas hak_haknyat c. Pemberian pembinaan kepada pptkis dan petugas lapangan perekrut tenaga kerja Indonesia tentang prosedur yang resmi. 3. Program kependudukan dan catatan sipil, dengan kegiatan : a. Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat untuk memiliki kartu tanda penduduk, kartu keluarga dan akta kelahiran: b. Memfasilitasi masyarakat dalam memperoleh karlu tanda penduduk, kartu keluarga dan akta kelahiran. 4. Program keagamaan, dengan kegiatan: a Penyampaian informas.i. bimbingan dan/atau penyuluhan kepada masyarakat tentang nilai-nilai moral keagamaan secara terpadu; b. Pemberian kemudahan bagi masyarakat, korban dan/atau calon korban perdagangan orang untuk memperoleh pendidikan keagamaan aisetiap ponaok pesantren. 5. Pengalokasian anggaran, dalam upaya penanggulangan perdagangan orang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing oiganiisi p".angkat dae.uh. *

B. Pencegahan preventif. dilakukan dengan cara : l. Setiap orang/warga masyarakat yang akan bekerja di luar daerah wajib memiliki SKUB yang dikeluatkan oleh Kepala Desa./Kelurahan dan diketahui oleh Camat serta ditembuskan kepada pihak Kepolisian. 2. SKUB sebagaimana dimaksud pada huruf a, dilengkapi oleh pemohon dengan : a. Surat permohonan bekerja yang ditulis sendiri; b. Bagi yang akan bekerja di luar daerah harus mendapat ijin tertulis dari orang tua/wali dan/atau suami/istri yang bertanggungjawab. dengan menandatangani surat persetujuan pada surat permohonan; c. Ijin atau peretujuan sebagaimana tersebut dalam huruf b, ditulis diatas kertas bermaterai dan memuat pernyataan tentang persetujuan dari orang tua./wal i/suami/istri : d. Apabila pengurusan SKUB dilaksanakan oleh PPTKIS dan/atau penyalur tenaga kerja melaporkan secara resmi kepada Kepala Desa,/Kelurahan. lengkap dengan identitas serta pekerjaan yang ditawarkan. alamat perusahaan yang memerlukan tenaga kerja dari tempat kerja yang akan dituju; e. Setiap orang yang melamar sendiri dan telah diterima bekerja melapirkan surat penerimaan lamaran bekerja di perusahaan dan/atau perorangan lengkap dengan jenis pekerjaan, nama penggunajasa dan alamat tempat bekerja. C. Bupati melalui Kepala Desa./Kelurahan dan Camat apabila diperlukan dapat meminta bantuan Kepolisian Republik Indonesia untuk memonitor setiap warga masyarakat yang mengajukan SKUB ke luar daerah untuk ditindaklanjuti guna pengawasan dan pembinaan. D. PPTKIS darvatau penyalur tenaga kerja melaporkan kepada Bupati melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi setiap pengiriman tenaga kerja baik yang bekerja di dalam negeri maupun di luar negeri. BAB III PENANGANAN Pasal 3 Penanganan korban perdagangan orang dilakukan melalui : a. Penyediaan dana, pendampingan dan bantuan hukum terhadap korban dalam pemulangan rehabilitasi dan reintegrasi sosial; b. Melakukan pendataan dan pemetaan masalah serta pengembangan jejaring kerja penanganan perdagangan orang; c. Penyelamatan dan pemulihan sosial melalui penyelematan korban pengungkapan masalah, konseling, advokasi dan penyediaan rumah aman; d. Pemberian pelayanan terhadap korban sebagai upaya menjamin tersedianya petugas pemberi layanan dan aparat penegak hukum yang memiliki pemahaman terhadap hak azasi manusia khususnya hak perempuan. perlindungan anak dan perdagangan orang; e. Pembuatan laporan adanya tindak pidana perdagangan orang kepada penegak hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 4 Masyarakat dapat berperan serta dalam penanganan penanggulangan perdagangan orang melalui : a. Hak mencari. memperoleh dan memberikan informasi dan/atau melaporkan adanya kegiatan perdagangan kepada penegak hukum; b. Menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggungiawab kepada Pemerintah Daerah atau PPTKIS yang bertanggungjawab rienangani pengerahan atau pengiriman tenaga kerja agar tidak teriadi praktek-praktek yang meniurus kepada perdagangan orangl c. Memberikan pelatihan dan keterampilan bagi korban darvatau calon korban perdagangan orang, dengan biaya diserahkan kepada pelaksana kegiatan. BAB V REHABILITASI, PEMULIHAN DAN RENCANA AKSI DAERAH Bagian Kesatu Rehabilitasi dan Pemulihan Pasal 5 (1) Rehabilitasi dan pemulihan terhadap korban perdagangan orang, dilakukan melalui : a. Pemulihan kesehatan fisik dan psikis bagi korban perdagangan orang melalui layanan kesehatan konseling psikologis dan pendampingan hukum; b. Reintegrasi korban perdagangan orang ke keluarganya atau lingkungan masyarakat dengan melibatkan korban dalam setiap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan; c. Pemberdayaan ekonomi dar/atau pendidikan keterampilan serta pendidikan altematif terhadap korban perdagangan orang. (2) Rehabilitasi dan pemulihan korban perdagangan orang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). dilakukan secara terpadu yang dikoordinasikan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan. Bagian Kedua Rencana Aksi Daerah Pasal 6 (1) Wujud rencana aksi daerah dalam penanganan penanggulangan perdagangan orang dengan dilakukan dengan menyusun langkah-langkah strategis di bidang perekonomian, ketenagakerj aan. pendidikan. kependudukan, kesehatan, sosial, budaya, hukum, keamanan, agama dan kemasyarakatan. (2) Rencana aksi daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (l), disusun oleh perangkat daerah terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing, dengan langkahlangkah : a. Kerjasama dengan sektor terkait dan pemangku kepentingan untuk membangun komitmen bersama. agar menjadi landasan kebijakan; b. Melakukan koordinasi dalam upaya penanggulangan perdagangan orang; c. Menghimpun sumber pendanaan untuk melaksanakan rencana aksi daerah;

d. Melakukan koordinasi dengan anggota masyarakat, ulama, rohaniawan, lembaga swadaya masyarakat, perguman tinggi dan aparat Kepolisian untuk mewujudkan terlaksananya rencana aksi daerah. BAB VI PELAPORAN Pasal 7 (l) Perangkat daerah yang tugas pokok dan fungsinya terkait dengan pelaksanaan penanggulangan perdagangan orang. secara berjenjang wajib membuat laporan periodik setiap 3 (tiga) bulan sekali atau se\ aktu--$aktu apabila diperlukan kepada Bupati. (2) Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikoordinasikan oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan. BAB VII KETENTUAN LAIN DAN PENUTUP Pasal 8 Hal-hal lain yang belum diatur sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan ditetapkan kemudian dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 9 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar supaya setiap orang mengetahuinya. memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah. Ditetapkan di Cianj ur pada tanggal 6 Juni 201 I BUPATI CIANJUR. Cap/ttd.- TJETJEP MUCHTAR SOLEH Diundangkan di Cianjur nacld-ta-ncual 8 Juni 201 I ARIS DAERAH. 198503 BERITA DAERAH KABUPATEN CIANJUR TAHUN 20I1 NOMOR 18.