BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar dalam membangun

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dalam segala aspek kehidupan. Menurut Zuhal (Triwiyanto,

BAB II LANDASAN TEORI

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Tentang Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) 1. Pengertian Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

KEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

SBI adalah sekolah yang telah memenuhi SNP dan diperkaya dengan keungulan mutu tertentu dari negara maju.

Menurut Rahmayanti, (2009:1) ada tiga alasan yang melatarbelakangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

KEWENANGAN PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN RSBI/SBI menurut PP No 17/2010

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB. I PENDAHULUAN. Milenium ketiga merupakan tonggak bagi bangsa-bangsa untuk melakukan

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi yang melanda dunia membawa berbagai konsekuensi logis bagi

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek kehidupan masyarakat termasuk di bidang pendidikan.

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

1. PENDAHULUAN. Proses pendidikan di Indonesia terus mengalami reformasi demi. perubahan yang lebih baik. Dalam rangka pembaharuan sistem

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. awal untuk meningkatkan sumber daya manusia. adalah satu bidang yang tidak mungkin bisa lepas dari kemajuan IPTEK, maka

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, dan sumber daya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keterkaitan secara sinergis, antara lain kebijakan, kurikulum, tenaga pendidik dan

Standar Nasional Pendidikan

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

PEDOMAN SISTEM PENERIMAAN DIDIK BARU SMA PLUS NEGERI 7 BENGKULU T.P. 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi tuntutan perkembangan zaman. Perbaikan yang dilakukan. diantaranya pada kegiatan seleksi penerimaan siswa baru.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH RSBI. Oleh : Drs. JOKO PURWANTO, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas (mutu) yang dapat diterima oleh masyarakat secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan yang modern ditandai dengan semakin majunya teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengembangkan Sekolah Standar Nasional (SSN) menjadi Sekolah Rintisan. daya saing bangsa Indonesia di forum internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

SBI = (SNP + X) Pengembangan PTD

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. globalisasi adalah kondisi sumber daya manusia ( SDM ) masih relatif rendah

Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Tujuan dan Sasaran Strategis

I. PENDAHULUAN. Sebagai konsekuensi atas terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

1. Latar Belakang Kemunculannya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB V ALTERNATIF MODEL HIPOTETIK IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU. kemandirian dan kreativitas sekolah. Oleh sebab itu, SMPN RSBI sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Hal ini berarti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan, yang jelas disadari bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia ialah untuk mencerdaskan kehidupan

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan.

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan

mengembangkan Sekolah Bertaraf Internasional (Septikasari, 2009).

PEDOMAN SISTEM PENERIMAAN SISWA BARU SMA NEGERI 1 TANJUNGPINANG T.P. 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN BIOLOGI BERTARAF INTERNASIONAL MELALUI PROSES ADOPSI DAN ADAPTASI OLEH: SLAMET SUYANTO 1

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang mampu bersaing di era globalisasi. Negara dengan kualitas

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB I PENDAHULUAN. program peningkatan mutu pendidikan, di antaranya adalah program

PERBEDAAN KREATIVITAS SISWA SMP PADA SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (SBI) DAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SURAKARTA SKRIPSI

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pembelajaran. Artinya perencanaan pembelajaran berada pada kategori sangat baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

EDISI - 3 PANDUAN PENYELENGGARAAN PROGRAM RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL (R-SMA BI)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang Refleksi Program Rintisan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan peningkatan mutu pendidikan diarahkan pada pencapaian mutu

EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

RENCANA KINERJA TAHUN 2013

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Semoga Apa yang kita lakukan hari ini bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara efektif untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan sumberdaya manusia dipersiapkan untuk memiliki kompetensi yang dapat dipergunakan untuk menjawab tuntutan zaman. Sebagaimana diketahui bahwa berbagai permasalahan dunia yang muncul saat ini sebagai divergensi dari globalisasi hanya dapat dipecahkan melalui ilmu pengetahuan. Karena itu, kualitas pendidikan yang berkualitas akan memberikan dampak pada perolehan sumberdaya manusia yang berkualitas, yang dapat membawa bangsa ini sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Saat ini untuk peningkatan kualitas pendidikan, sudah dilaksanakan melalui berbagai program di antaranya, rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) atau sekolah bertaraf internasional (SBI). Penyelenggaraan SBI memiliki dasar hukum yang kuat yang dimuat dalam pasal 50 ayat 3 UU No 20 tahun 2003 serta pada pasal 50 ayat 7 UUSPN 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional dan ketentuan untuk membuka SBI. Mengacu pada visi pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003) dan visi Depdiknas (Renstra Depdiknas 2010-2014), visi SBI adalah terwujudnya insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif secara internasional. Visi tersebut memiliki implikasi bahwa penyiapan manusia Indonesia yang memiliki kompetensi berstandar internasional memerlukan upayaupaya yang dilakukan secara intensif terarah, terencana dan sistematik agar dapat mewujudkan bangsa yang maju, sejahtera, damai, dihormati dan diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain. Mewujudkan visi tersebut, SBI mengemban misi mewujudkan manusia Indonesia yang cerdas dan kompetitif secara internasional yang mampu bersaing dan berkolaborasi secara global. Sehingga SBI menghasilkan lulusan yang berkelas nasional dan internasional seperti yang dirumuskan dalam UU No 20/2003 dan dijabarkan dalam PP 19/2005, dirinci dalam Permendiknas No 1

2 23/2006 tentang standar kompetensi lulusan (SKL) bahwa baik untuk tingkat SD maupun SMP dan SMU/kejuruan bertujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dengan demikian, rintisan sekolah bertaraf internasional harus dapat meningkatkan kemampuan daya saing lulusannya, memperbaiki mutu pendidikan, sehingga sekolah tersebut dituntut untuk melakukan perubahan dengan tuntutan-tuntutan internasional di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Untuk memperlancar komunikasi global, sekolah ini menggunakan bahasa internasional, terutama bahasa Inggris dan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Mengingat RSBI/SBI merupakan upaya sadar, intens, terarah dan terencana untuk merwujudkan citra manusia yang ideal yang memiliki kemampuan dan kesanggupan hidup baik secara lokal, regional, nasional maupun global. Hal itu sependapat dengan Khoiru dan Sofan, (2010) yang merumuskan SBI meliputi output, proses dan input yaitu: (a) Lulusan SBI memiliki kemampuan-kemampuan berstandar nasional dan Internasional sekaligus, yang ditunjukan oleh penguasaan SNP Indonesia dan penguasaan kemampuankemampuan kunci yang diperlukan dalam era global, (b) Proses penyelenggaraan SBI mampu mengakrabkan dan menerapkan nilai-nilai (religi, ekonomi, seni, solidaritas dan teknologi mutakhir dan canggih), (c) Input adalah segala hal yang diperlukan untuk berlangsungnya proses dan harus memiliki tingkat kesiapan yang memadai. Input penyelenggaraan SBI yang ideal untuk menyelenggarakan proses pendidikan yang berstandar internasional meliputi peserta didik baru yang diseleksi secara ketat dan masukan instrumental yaitu kurikulum, pendidik, kepala sekolah, tenaga pendukung, sarana dan prasarana dana dan lingkungan sekolah. Peserta didik baru diseleksi secara ketat melalui saringan rapor SD, ujian akhir sekolah, Scholastic Aptitude Test (SAT), kesehatan fisik dan tes wawancara. Hingga Tahun 2012 sekolah yang menjadi rintisan sekolah bertaraf internasional khususnya di Kota Kisaran, Sumatera Utara, adalah SMA Negeri 2 Kisaran yang sudah berjalan tiga tahun (2009-2012). Status sekolah tersebut sudah memenuhi kriteria pengelolaan pendidikan di RSBI/SBI yang meliputi

3 beberapa aspek, antara lain : akreditas, kurikulum, proses pembelajaran, penilaian, pendidik, tenaga kependidikan, dan sarana dan prasana. Pelaksanaan pembelajaran biologi sebaiknya mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang dimuat dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 yang meliputu standar isi (SI) dan Permendiknas No 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan (SKL), satndar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Guru biologi dituntut lebih memusatkan pembelajaran biologi pada siswa. Berawal dengam mempersiapkan RPP, mencari sumber pembelajaran. Dalam proses pembelajaran biologi lebih banyak menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan mengerjakan berbagai latihan tugas biologi. Baik tenaga pendidik maupun peserta didik harus menguaai IT guna mencari sumber informasi, referensi pembelajaran yang lebih uptodate. Pelajaran biologi sangat berkaitan dengan kegiatan praktikum. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan praktikum harus dilaksanakan dengan kondisi laboratorium biologi yang mengacu pada standar laboratorium IPA yang diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Menengah umum, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 1999. Sementara itu penilaian juga sangat penting dalam proses pembelajaran misalnya dengan melaksanakan berbagai tes guna melakukan evaluasi. Guru Biologi di SMA perlu menguasai Biologi secara lebih mendalam dan metode metode Biologi dan keterampilan keterampilan dasar Biologi. Bagi guru Biologi selain mampu berkomunikasi dengan baik, dia juga perlu dapat berkomunikasi dengan alam, khususnya makhluk hidup, gejala dan ciri hidup. Dia juga harus mampu menjelaskan dan mendemontrasikan hal hal yang dilakukan atau yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup, tingkah laku makhluk hidup dalam berinteraksi dengan sesama makhluk hidup atau dengan lingkungannya. Seorang guru juga perlu memiliki kemampuan bertanya dan memberi tugas atau kegiatan yang perlu dilakukan siswa dikelas atau diluar kelas. Prinsip penting lainnya adalah kemampuan seorang guru dalam mengelola kelas dan laboratorium. Guru

4 Biologi juga perlu memotivasi siswanya agar senang untuk belajar Biologi, memberi penguatan dan memperlihatkan bahwa belajar Biologi yang baik bukan dengan menghafal. Namun kenyataannya, hasil observasi pendahuluan yang telah dilakukan di SMA Negeri 2 Kisaran, guru-guru tersebut merasa kesulitan menggunakan bahasa Inggris dalam proses belajar mengajar; dan kenyataannya hampir semua Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang tersedia di sekolah tersebut masih ditulis dalam bahasa Indonesia. Berbagai tes yang dilakukan juga masih ditulis dalam Bahasa Indonesia. Hasil obervasi juga menunjukkan, bahwa kemampuan guru di bidang TIK masih rendah hanya 40% guru biologi yang mampu mengoperasikan komputer/laptop dan mengajar menggunakan LCD proyektor. Untuk mengungkap kesiapan SMA negeri 2 agar dapat dikategorikan sekolah bertaraf internasional, perlu dilakukan survei tentang pemenuhan standar nasional pendidikan yang merupakan standar minimal secara nasional dan merupakan persyaratan kesiapan sekolah untuk dapat dilanjutkan ke peringkat sekolah bertaraf internasional (rintisan sekolah bertaraf internasional). Sebab, SMA bertaraf Internasional adalah SMA nasional yang telah memenuhi seluruh standar nasional pendidikan dan mengembangkan keunggulan yang mengacu pada peningkatan daya saing yang setara dengan mutu sekolah-sekolah unggul tingkat internasional. Sedangkan sekolah rintisan Bertaraf Internasional adalah program peningkatan mutu SMA menuju standar SBI yang ditetapkan oleh Depdiknas. Masa perintisan untuk setiap sekolah diperkirakan lima tahun dan tiap tahun dilakukan evaluasi. Survey yang dimaksud di atas meliputi kesiapan tenaga pendidik, proses, dan penilaian khusus pada mata pelajaran Biologi. Penelitian ini penting untuk dilaksanakan agar mengetahui apakah sekolah SMA Negeri 2 Kisaran sebagai RSBI telah melaksanakan pelaksanaan pembelajaran Biologi sesuai dengan kurikulum RSBI/SBI yang minimal menerapkan elemen-elemen KTSP, karena apabila data ini tidak diketahui maka kurikulum tidak akan mencapai tujuan yang diinginkan dan tidak mensukseskan program pendidikan pemerintah.

5 1.2 Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Guru Biologi mengalami kesulitan dalam penggunaan Bahasa Inggris. 2. Perangkat pembelajaran seperti RPP masih dalam bahasa Indonesia. 3. Kemampuan guru di bidang TIK masih rendah hanya 40% guru biologi yang mampu mengoperasikan komputer /laptop dan mengajar menggunak an LCD proyektor. 1.3 Batasan Masalah 1. Pelaksanaan pembelajaran biologi di SMA Negeri 2 Kisaran sebagai RSBI. 2. Pemahaman guru biologi SMA Negeri 2 Kisaran terhadap RSBI. 3. Perencanaan implementasi pembelajaran biologi di SMA Negeri 2 Kisaran 4. Proses pembelajaran biologi berdasarkan IPKG I dan IPKG II di SMA Negeri 2 Kisaran sebagai RSBI. 5. Sarana dan prasarana seperti laboratorium biologi dan perpustakaan di SMA Negeri 2 Kisaran sebagai RSBI. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, identifikasi masalah maka dapat dirumuskan yaitu: 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran biologi di SMA Negeri 2 Kisaran sebagai RSBI? 2. Bagaimana pemahaman guru biologi SMA Negeri 2 Kisaran terhadap RSBI? 3. Bagaimana perencanaan implementasi pembelajaran biologi SMA Negeri 2 Kisaran terhadap RSBI? 4. Bagaiamana proses pembelajaran biologi berdasarkan IPKG I dan IPKG II di SMA Negeri 2 Kisaran? 5. Bagaimana sarana dan prasarana seperti laboratorium biologi dan perpustakaan di SMA Negeri 2 Kisaran sebagai RSBI?

6 1.5 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pelaksanaan pembelajaran biologi di SMA Negeri 2 Kisaran sebagai RSBI. 2. Pemahaman guru biologi SMA Negeri 2 Kisaran terhadap RSBI. 3. Perencanaan implementasi pembelajaran biologi di SMA Negeri 2 Kisaran 4. Proses pembelajaran biologi berdasarkan IPKG I dan IPKG II di SMA Negeri 2 Kisaran sebagai RSBI. 5. Sarana dan prasarana seperti laboratorium biologi dan perpustakaan di SMA Negeri 2 Kisaran sebagai RSBI. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diharapkan dari peneliti ini adalah : a. Manfaat akademis / ilmiah : 1. Informasi tentang kesesuaian pelaksanaan pembelajaran Biologi di SMA Negeri 2 Kisaran dengan syarat sebagai rintisan sekolah bertaraf Internasional. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak Dinas Pendidikan Nasional dan pihak sekolah. b. Manfaat praktis 1. Sebagai bahan acuan bagi peneliti untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi rintisan sekolah bertaraf internasional. 2. Merupakan masukan bagi guru/ mahasiswa calon guru sehingga dapat meningkatkan kompetensinya sebagai agen pembelajaran sehingga menghas ilkan lulusan yang berkualitas. 3. Sebagi bahan masukan bagi Perguruan Tinggi Negeri (khususnya UNIMED) agar mencetak mahasiswa calon guru yang kompeten dalam menghadapi sekolah bertaraf internasional. 4. Sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.

1