PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG KEGIATAN DEMONSTRASI CARA MENCUCI TANGAN YANG BENAR DI SDN 16 DAN SDN 19

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Ini merupakan pertanda biologis dari kematangan seksual. Perubahan ini terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

GAMBARAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (HASIL SURVEI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA INDONESIA TAHUN 2007 DAN SURVER RPJM TAHUN

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan insidens dan penyebaran infeksi menular seksual (IMS) di seluruh dunia,

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Path-UNFPA journal. Volume Sarwono SW Psikologi Remaja. Jakarta: CV. Rajawali. 3

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DI DESA MARGOSARI KECAMATAN LIMBANGANKABUPATEN KENDAL

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

BAB I PENDAHULUAN. dari kesehatan secara umum, sehingga upaya untuk mempertahankan. kondisi sehat dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh

Pendidikan seksualitas remaja. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

ABSTRAK. Nanik Widiawaty

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

KESEHATAN REPRODUKSI. Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia,

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI 1 WEDI KLATEN. Sri Handayani* ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI I WEDI KLATEN. Sri Handayani ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah. remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan perkembangannya.

PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada di antara fase anak

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang meliputi semua perkembangannya yang dialami sebagai. persiapan memasuki masa dewasa (Rochmah, 2005). WHO mendefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari

.BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi,

Faktor-faktor resiko yang Mempengaruhi Penyakit Menular Seksual

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari penduduk

GAMBARAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI KONDOM PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI LOKALISASI SUKOSARI KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG.

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT) Pada penelitian: KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (leukorhea, white discharge atau flouralbus) merupakan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DISMENORE DENGAN TINGKAT KECEMASAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI DI SMU I SEMANU GUNUNGKIDUL TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan

Peningkatan Pengetahuan Remaja dan Pemuda tentang Kesehatan Reproduksi dan Hubungannya dengan Lingkungan Sosial di Palangka Raya ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007). World Health

Dosen Prodi D III Kebidanan STIKes Kendedes Malang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang dianggap sebagai masalah besar

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH MEDIA BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SANTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI PESANTREN DARUL HIKMAH TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses. kematangan manusia. Pada masa ini merupakan masa transisi antara masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Aspek biopsikososial higiene...irmatri Ariyani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENARCHE (Studi di SD Negeri Wanar Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2015) Ida Susila *

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

Transkripsi:

PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN TENTANG MASALAH KEWANITAAN PADA REMAJA PUTERI MELIPUTI KEPUTIHAN, DISMINORE, ANEMIA, DAN HIV/AIDS DI MAN MODEL BUKITTINGGI TAHUN 2014 OLEH : Ns. Hj. RINAWATI KASRIN, M.Kep Ns. Elfira Husna, S.Kep Ns. Yade Kurnia Sari, S.Kep Ns. Siti Mutia Kosasi, S. Kep Regita Wulandari Yenico Agusina PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI 2014

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBARAN PENGESAHAN DAFTAR ISI... i DAFTAR LAMPIRAN...ii 1. Analisa situasi... 1 2. Permasalahan mitra... 2 3. Alternatif solusi yang ditawarkan... 3 4. Target luaran... 3 5. Rancangan evaluasi... 4 6. Hasil kegiatan... 5 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN 1. Realisasi Dana 2. Pre Planning Penyuluhan 3. Bahan Uraian Materi Penyuluhan 4. Power Point 5. Daftar Hadir Peserta dan Pihak Yang Mendukung 6. Foto-foto Kegiatan

1. ANALISIS SITUASI Madrasah Aliyah Negeri 1 Model Bukittinggi adalah sebuah sekolah agama dibukittinggi terletak di lokasi jalan raya bukittinggi bypass Km.1, Gulai Bancah. MAN Model bukittinggi terletak dikelurahan kubu gulai bancah, kecamatan mandiangin koto selayan. Madrasah Aliyah Negeri 1 Model Bukitting merupakan sekolah menengah umum yang bercirikan agama islam, saat ini MAN I Model bukittinggi telah meraih sertifikat ISO 9001:2000 dan telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional, dengan memakai kurikulum tingkat satuan pendidikan, MAN 1 Model Bukittinggi telah meraih berbagai prestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Untuk memberikan pelayanan pendidikan yang maksimal, pemerintahan kota bukittinggi telah mendirikan banyak sekolah negri di bukittinggi. Siswa/i disini adalah remaja yang masih sangat membutuhkan pendidikan tetang kesehatan dimana diketahui tingkat pengetahuan siswa/i disini tentang kesehatan masih rendah. Masalah kewanitaan pada remaja putri adalah menjadi problem yang besar bagi wanita/remaja putri yang mengalami keputihan, disminore, anemia dan HIV/AIDS. Masalah kewanitaan ini sangat mengganggu kegiatan sehari-hari. Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang penting untuk mendapatkan perhatian terutama dikalangan remaja. Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali menghadapi resiko-resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan-kegiatan seksual menempatkan remaja pada tantangan resiko terhadap berbagai masalah kesehatan reproduksi. Resiko kesehatan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan, misalnya akses terhadap pendidikan dan

pekerjaan, kurangnya perhatian terhadap kebersihan organ reproduksi, sek bebas, dan pengaruh dunia masa maupun gaya hidup. Pelaksanaan salah satu unsur Tridharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat berupa Penyuluhan Pada Remaja Puteri tentang masalah kewanitaan pada remaja puteri meliputi keputihan, disminore, anemia dan HIV/AIDS adalah suatu gerakan yang sangat berharga guna menunjang pengetahuan siswi. Program ini diharapkan dapat menyebar ke siswi lainnya, melalui kerjasama dengan pihak sekolah sehingga mangubah brain image yang selama ini sudah tertanam pada diri siswi tersebut. 2. PERMASALAHAN MITRA Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang meliputi semua perkembangannya yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Masa remaja terdiri dari tiga sub fase yaitu masa remaja awal (usia 11-14 tahun), masa remaja pertengahan (usia 15-17 tahun) dan masa remaja akhir (usia 18-20 tahun) (Wong, 2008). Masa remaja mengalami perkembangan fisiologis, psikososial, kognitif, moral dan perkembangan seksual. Perubahan fisiologis pada masa remaja merupakan hasil aktivitas hormonal di bawah pengaruh sistem saraf pusat. Perbedaan fisik antara kedua jenis kelamin ditentukan berdasarkan karakteristik seks primer yaitu organ internal dan eksternal yang melaksanakan fungsi reproduktif misalnya ovarium, uterus, payudara dan penis. Karakteristik seks sekunder merupakan perubahan yang terjadi di seluruh tubuh sebagai hasil dari perubahan hormonal (misalnya perubahan suara, munculnya rambut pubertas dan penumpukan lemak) tetapi tidak berperan langsung dalam reproduksi (Wong, 2008). Masa remaja merupakan proses menuju kedewasaan dan ingin mencoba bahwa dirinya sudah

mampu sendiri. Masalah yang dapat dijumpai pada masa remaja khususunya remaja perempuan adalah perubahan bentuk tubuh, adanya jerawat atau acne, gangguan emosional/dismonorea pada saat haid. anemia, gangguan miopi, adanya kelainan kifosis, penyakit infeksi seperti HIV/AIDS, dan keputihan (Hidayat, 2008). Keputihan dikalangan medis dikenal dengan istilah 3. ALTERNATIF SOLUSI YANG DITAWARKAN Untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang masalah kewanitaan pada remaja putri meliputi keputihan, disminore, anemia, dan HIV/AIDS diperlukan informasi yang lengkap tentang masalah kewanitaan pada remaja putri. Informasi ini dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti melalui media cetak, elektronik, maupun melalui penyuluhan-penyuluhan tentang masalah kewanitaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Salah satu upaya yang dinilai sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang masalah kewanitaan melalui penyuluhan dikarena adanya hubungan antara penyuluh dengan audiens sehingga akan terjalinlah komunikasi dua arah antara audiens dan ibu sebagai komunikan dan tenaga kesehatan sebagai komunikatornya. Alternatif pemecahan masalah rendahnya pengetahuan remaja tentang masalah kewanitaan pada remaja putri meliputi keputihan, disminore, anemia, dan HIV/AIDS adalah dengan melakukan penyuluhan tentang masalah kewanitaan pada remaja putri meliputi keputihan, disminore, anemia, dan HIV/AIDS 4. TARGET LUARAN Setelah dilakukannya penyuluhan ini, diharapkan remaja dapat mengetahui dan memahami tentang masalah kewanitaan pada remaja puteri meliputi keputihan, disminore, anemia dan HIV/AIDS.

5. RANCANGAN EVALUASI Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan, hal-hal yang dievaluasi adalah sebagai berikut : 1. Evaluasi struktur Audiens yang hadir sebanyak 59 orang. Jumlah audien yang hadir sedikit lebih rendah dari perkiraan jumlah audiens yang telah disepakati dengan pihak sekolah. Selama kegiatan berlangsung tidak ada audiens yang meninggalkan tempat sebelum penyuluhan selesai dilakukan. Peralatan yang dibutuhkan untuk penyuluhan tersedia baik seperti power point, dan alat-alat lainnya. 2. Evaluasi proses Pelaksanaan penyuluhan kesehatan yang berjudul masalah kewanitaan pada remaja puteri meliputi keputihan, disminore, anemia, dan HIV/AIDS yang dilaksanakan sesuai dengan waktu yang direncanakan 08.30-10.00 WIB. Peran dan fungsi masing-masing anggota penyuluh juga berjalan sesuai dengan perencanaan. Seluruh peserta dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir dan tidak ada peserta yang meninggalkan lokasi sebelum penyuluhan selesai. Peserta terlihat memperhatikan penyampaian materi dan berperan aktif dalam penyuluhan. Hal ini terlihat dari pertanyaan yang diajukan dan ikut aktif dalam memberikan jawaban pada saat evaluasi. 3. Evaluasi hasil Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : a. Peserta yang hadir mampu menyebutkan masalah kesehatan pada remaja puteri b. Peserta yang hadir menjelaskan masalah kesehatan pada remaja puteri

c. Peserta yang hadir telah mengetahui penyebab masalah kesehatan pada remaja puteri 6. HASIL KEGIATAN 1. Topik yang diberikan Masalah kewanitaan pada remaja putri meliputi keputihan, disminore, anemia, dan HIV/AIDS. 2. Sasaran dan target Sasaran : Remaja (siswi) MAN Model Bukittinggi 3. Materi (terlampir) 4. Metode a. Ceramah b. Demontrasi c. Tanya jawab d. Diskusi 5. Media dan alat a. LCD b. Laptop c. Leaflet d. Bahan/materi 6. Waktu dan Tempat Hari/Tanggal : Kamis/12 Desember 2014 Jam : 08.30 WIB s/d 10.00 WIB Tempat : MAN Model Bukittinggi 7. Pengorganisasian : - Ketua :Ns. Hj. Rinawati Kasrin, M.Kep Mengkordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan - Penyuluh : Mutia Felina,S.SiT Memberikan /menyampaikan materi tentang masalah kewanitaan pada remaja putri meliputi keputihan, disminore, anemia dan HIV/AIDS. - Moderator : Fivi Aulia,S.ST Membuka Acara

Membuat Kontrak Waktu pelaksanaan kegiatan Menjelaskan tujuan dan topik penyuluhan Menyerahkan penjelasan penyuluhan kepada presenter Menutup acara kegiatan

FOTO-FOTO KEGIATAN 1. Pembukaan kegiatan penyuluhan tentang masalah kewanitaan pada remaja putri meliputi keputihan, disminore, anemia dan HIV/AIDS di MAN Model Bukittinggi tahun 2013. 2. Penyampaian materi penyuluhan tentang masalah kewanitaan pada remaja putri meliputi keputihan, disminore, anemia dan HIV/AIDS di MAN Model Bukittinggi tahun 2013

3. Kegiatan penyuluhan sedang berlangsung

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 2010. Masalah pada wanita. Jakarta : Rineka Cipta. Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : YBP-SP. Salma, Destia. 2009. Keputihan Wanita, Diakses Juli 2014, From : http://destiasalma.blogspot.com Sarwono, 2008. Ilmu Kandungan, Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Yuniardo, 2011. Masalah Wanita, Diakses April 2015, From : http://www.tanyadokteranda.com Sianturi, 2005. Keputihan Pada Remaja. Diakses Maret 2015. From : http://72.14.203.104/search?q=bkkbn.go.id Bobak, Lowdermik. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi Keempat. Jakarta : EGC.2004 Beberapa Permasalahan Remaja. Diakses Januari 2015. URL : http://www.epsikologi.com Kingston, Beryl. Mengatasi Nyeri Haid. Jakarta : Arcan, 1991. Pedoman Kesehatan Remaja.Diakses Oktober 2014. URL : http://www.depkes.com Nyeri Haid/Disminore. Diakses Januari 2015. URL : http://id.wikipedia.org/wiki. Briawan, D. 2013. Masalah Anemia Pada Remaja Wanita. EGC : Jakarta Depkes, RI. 2012. Program Penanggulangan Anemia Pada Wanita. Direktorat Gizi Remaja : Jakarta. Unicef Indonesia, 2012. Kesehatan Pada Remaja Wanita. www.unicef.or.id.pebruary.2014. Subanda, M. Dkk. 2011. Pengelolaan Anemia Dan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Vol.8 No.1, Hal 7-13. http://id.wikipedia.org/wiki/aids http://www.blogspot.com/ Definisi dan cara penularan-penyebaran virus HIV/AIDS- Informasi penyakit menular seksual.html. http://ciptowardoyo.wordpress.com /2010/24/09/ Racun seks pada remaja akibat globalisasi.blogspot. Davey, Patrick, 2006. Infeksi HIV dan AIDS. Glance Medica, Jakarta : Penerbit Erlangga :288-289.