BAB II ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pajak menurut Resmi (2013) adalah kontribusi wajib kepada negara

BAB II LANDASAN TEORI. a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. ( Resmi, 2013) (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik

BAB II KAJIAN PUSTAKAN DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Rochmat Soemitro (Mardiasmo 2011:1), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB II URAIAN TEORITIS

Kelompok 3. Karina Elminingtias Ni Putu Ayu A.W M. Syaiful Mizan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi Pajak menurut undang-undang No.16 tahun 2009 tentang. perubahan keempat atas undang undang No. 6 tahun 1983 tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

BAB II KAJIAN PUSTAKA. undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara

MINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pajak sesuai dengan Undang-Undang Ketentuan Umum

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki tujuan dan inti yang sama yaitu merumuskan pengertian pajak sehingga

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

Amir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan

BAB II LANDASAN TEORI. pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian, kewajiban dan peran serta

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Penghasilan menurut Akuntansi dan Pajak. Penghasilan menurut SAK No. 23 meliputi pendapatan (revenue)

ANALISIS PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA OLAHRAGA KOTA BANJARBARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1:

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. rakyat ke kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)

ekonomi K-13 PERPAJAKAN K e l a s A. PENGERTIAN PAJAK Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Pajak Ada beberapa pengertian atau definisi pajak yang dikemukakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PAJAK PENGHASILAN. Tujuan Instruksional :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang

BAB II LANDASAN TEORI

Repositori STIE Ekuitas

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara. langsung, untuk memeliahara negara secara umum.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran wajib rakyat kepada kas negara.adapun beberapa

PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 ATAS PEGAWAI TETAP PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN. Mangasi Sinurat, SE, M.

BAB II LANDASAN TEORI. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 1, Pajak adalah kontribusi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karangan Prof. Dr. Mardiasmo (2011:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi. Pajak mempunyai definisi yang berbeda-beda menurut sudut pandang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK PEMOTONGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA ANGGOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. tentang pajak, diantaranya pengertian pajak menurut Santoso (1991)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB III PAJAK PENGHASILAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI TETAP DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA TAHUN 2014

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998

PAJAK PAJAK DEPARTEMEN IKK - IPB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri, menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2013 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rochmat Soemitro yang dikutip oleh Mardiasmo, (2003:1) :

Perpustakaan LAFAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB III PEMBAHASAN TENTANG PENERAPAN PENGHITUNGAN, PEYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 ATAS WAJIB PAJAK BADAN.

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi koperasi yang terdapat dalam Peraturan Undang-Undang. Koperasi No.25Tahun 1992 yang berbunyi:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

Peraturan pelaksanaan Pasal 21 ayat (5) Penghasilan yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah

a. Peredaran kegiatan usaha dan/atau penerimaan bruto dari pekerjaan bebas harus dicatat secara teratur dan kronologis menurut urutan waktu.

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

DAFTAR PERTANYAAN. penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21?

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah BAB I BENDAHARA DAN KEWAJIBAN PAJAKNYA

Penghasilan Lainnya Bulan... Tahun... Biaya (Rp) Jumlah Bruto (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

A. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk. membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional yang berlangsung terus menerus dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam Siti Resmi (2009:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan

BAB II BAHAN RUJUKAN

DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK

BAB II LANDASAN TEORI. Soemitro, SH (Mardiasmo, 2006) adalah iuran rakyat kepada negara yang dapat

Transkripsi:

14 BAB II ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Pajak Definisi pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H : Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang dengan tidak mendapatkan jasa timbal yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2008). Menurut Smeets seperti yang dikutip oleh Suandy (2002) mendefinisikan pajak sebagai prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma norma umum, dan yang dipaksakan, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual dimaksudkan untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar besarnya kemakmuran rakyat (Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007). 14

15 Dari pengertian itu dapat disimpulkan unsur-unsur yang terdapat dalam pajak ialah: 1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksananya; 2. Sifatnya dapat dipaksakan, hal ini berarti bahwa pelanggaran atas iuran perpajakan dapat dikenakan sanksi; 3. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi secara langsung oleh pemerintah; 4. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun daerah. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment. 2. Fungsi dan Manfaat Pembayaran dan Pelaporan Pajak 1. Fungsi Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu: a. Fungsi anggaran (budgetair) Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran

16 negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya.biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak. b. Fungsi mengatur (regulerend) pemerintah mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

17 c. Fungsi stabilitas Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien. d. Fungsi redistribusi pendapatan Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. 2. Manfaat Sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah tangga atau keluarga, perekonomian negara juga mengenal sumber-sumber penerimaan dan pos-pos pengeluaran. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan

18 menggunakan uang yang berasal dari pajak. Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak. Dengan demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan. Secara singkat pajak dimanfaatkan untuk mendanai: a. Pembangunan fasilitas dan infrastruktur b. Alokasi Dana Umum c. Pemilihan Umum ( PEMILU) d. Penegakan hokum e. Subsidi pangan dan BBM f. Pelayanan Kesehatan g. Pendidikan h. Pertahanan dan Keamanan i. Kelestarian lingkungan hidup j. Kelestarian budaya k. Transportasi missal

19 3. Sistem Pemungutan Pajak Dalam pelaksanaan pajak itu sendiri, ada beberapa cara atau teknis pemungutan pajak yang diarahkan kepada wajib pajak, yaitu : 1. Official Assesment System adalah suatu sistem pemungutan pajak dimana wewenang sepenuhnya atas pemungutan pajak ada dibawah kekuasaan fiskus pajak. Sehingga Wajib Pajak adalah pihak pasif yang hanya menunggu ketetapan fiskus atas uang pajaknya. 2. Self Assesment System adalah sistem pemungutan dimana Wajib Pajak boleh menghitung dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus disetorkan. Dalam sistem ini Wajib Pajak bersifat Wajib Pajak aktif. 3. Withholding System adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga, bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

20 4. Pengelompokan Pajak 1. Menurut golongannya a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dibebankan oleh pihak lain. Contoh : Pajak Penghasilan. b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan oleh pihak lain. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai. 2. Menurut sifatnya a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh Pajak Penghasilan. b. Pajak Objektif, yaitu pajak berdasarkan pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. 3. Menurut lembaga pemungutannya a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Bea Materai. b. Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terdiri dari :

21 a) Pajak Propinsi, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. b) Pajak Kabupaten/ Kota, contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan. 5. Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan dikategorikan sebagai pajak pusat, ditinjau dari sifatnya dikategorikan sebagai pajak subyektif. Dengan pengertian Pajak Penghasilan berpangkal atau mendasarkan pada Subjek Pajak. Pajak subyektif yang artinya pajak yang dikenakan karena ada subyeknya yakni yang telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam peraturan perpajakan. Subjek pajak diartikan sebagai orang yang dituju oleh Undang Undang untuk dikenakan pajak. Pajak Penghasilan dikenakan terhadapsubjek Pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam Tahun Pajak. 1. Cara Menghitung Pajak Cara menghitung pajak Penghasilan adalah dengan mengalikan tarif pajak dengan Penghasilan Kena Pajak. Pajak terutang = tarif pajak x Penghasilan Kena Pajak Penghasilan Kena Pajak merupakan dasar penghitungan untuk menentukan besarnya Pajak Penghasilan yang terutang. Dikenal dua golongan Wajib pajak, yaitu Wajib Pajak dalam negeri dan Wajib Pajak luar negeri.

22 Bagi Wajib Pajak dalam negeri pada dasarnya terdapat dua cara untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak, yaitu penghitungan dengan cara biasa dan penghitungan dengan menggunakan Norma Penghitungan. Bagi Wajib Pajak luar negeri penentuan besarnya Penghasilan Kena Pajak dibedakan antara: 1. Wajib Pajak luar negeri yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui suatu bentuk usaha tetap di Indonesia. 2. Wajib Pajak luar negeri lainnya. F. Pajak Penghasilan Pasal 21 1. Definisi Pajak Penghasilan Pasal 21 merupakan Pajak Penghasilan yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri. Pajak Penghasilan Pasal 21 dipotong, disetor, dan dilaporkan oleh pemotong pajak, yaiu pemberi kerja, bendaharawan pemerintah, dana pensiun, badan, perusahaan, dan penyelenggara kegiatan. 2. Dasar Hukum a. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.

23 b. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan. c. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1994 tentang Perubahan atas Undang undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang undang nomor 7 tahun 1991. d. Undang undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1991 tentang perubahan atas Undang undang nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. e. Undang undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. 3. Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21 Subjek Pajak Penghasilan pasal 21 adalah penerima penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan pasal 21, yang terdiri dari : a. Pegawai ( termasuk pegawai negeri sipil. Pegawai tetap dan pegawai lepas yang memperoleh penghasilan dari pemberi kerja secara berkala). b. Penerima pension. c. Penerima honorarium. d. Penerima upah. e. Orang pribadi yang memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dari pemotong pajak.

24 4. Tidak Termasuk Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21 a. kantor perwakilan negara asing b. pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabatpejabat lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka dengan syarat bukan warga Negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik c. organisasi-organisasi internasional dengan syarat 1) Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut 2) tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia selain memberikan pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota d. pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha, kegiatan, atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia. 5. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21 Objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk

25 a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya. b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan. c. laba usaha. d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta. e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak. f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang. g. dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun. h. royalti atau imbalan atas penggunaan hak. i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta. j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala. k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. l. keuntungan selisih kurs mata uang asing. m. penghasilan lain yang diatur dalam Undang Undang. 6. Tidak Termasuk Objek Pajak Penghasilan Pasal 21 a. bantuan atau sumbangan, termasuk zakat, harta hibahan yang ketentuannya diatur Peraturan Menteri Keuangan. b. warisan.

26 c. harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b. d. penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang dikenakan pajak secara final atau Wajib Pajak yang menggunakan norma penghitungan khusus (deemed profit). e. pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi. f. dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah. g. iuran yang diterima atau diperoleh dana pension baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai. h. bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan,perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif. i. dan yang lainnya sesuai Undang- Undang. 7. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21 a. pemberi kerja yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai.

27 b. bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan. c. dana pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pensiun dan pembayaran lain dengan nama apa pun dalam rangka pension. d. badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas. e. penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran sehubungan dengan pelaksanaan suatu kegiatan. 8. Pengurangan yang diperbolehkan a. biaya jabatan atau biaya pensiun yang besarnya ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan. Adapun besarnya biaya jabatan sekarang adalah 5% dari penghasilan bruto dengan maksimal Rp6.000.000,- setahun atau Rp500.000,- sebulan. Sedangkan biaya pensiun sekarang adalah Rp2.400.000,- setahun atau Rp200.000,- sebulan. b. iuran pensiun. c. Penghasilan Tidak Kena Pajak. 1) Rp24.300.000,00 (dua puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah) untuk diri Wajib Pajak orang pribadi. 2) Rp2.025.000,00 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin.

28 3) Rp24.300.000,00 (dua puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah) tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami. 4) Rp2.025.000,00 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga. B. PEMBAHASAN MASALAH 1. Alur pencairan gaji pegawai negeri sipil di Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri. a. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah pengajuan Surat Permintaan Pembayaran ( SPP ). Untuk belanja gaji pegawai negeri dalam APBD termasuk dalam pembayaran melalui pembebanan Langsung. SPP-LS diajukan oleh Bendahara Pengeluaran kepada Pengguna Anggaran dengan diketahui PPTK melalui PPK-SKPD. b. Kelengkapan dokumen SPP Gaji Pegawai mencakup : 1) SPP Pembayaran Gaji Induk. 2) SPP Kekurangan Gaji (jika ada), Tunjangan Jabatan, Uang Duka Wafat. 3) SPP Penghasilan. 4) SPP iuran Askes.

29 c. Pengajuan SPP Gaji Induk dibuat rangkap 3 dilampiri dokumen 1) Nomor rekening Bendahara Pengeluaran pada PT. Bank Jateng selaku kas daerah. 2) Daftar Rekapitulasi Pegawai beserta keluarga. 3) Daftar perbedaan gaji bulan lalu dengan bulan berjalan (jika ada). 4) Daftar gaji untuk para pegawai. 5) Daftar rincian Belanja dan tunjangan pegawai pembayaran Gaji. 6) Rekap Daftar Gaji untuk bulan yang bersangkutan per golongan. d. Pengajuan SPP PT Asuransi Kesehatan, Pajak Penghasilan pasal 21 dibuat oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset rangkap 3 dilampiri dokumen sebagai berikut : 1) Surat Pengantar SPP. 2) Surat Permintaan Pembayaran. 3) Rekapitulasi Daftar Gaji. 4) Surat Setoran Bukan Pajak yang telah ditandatangani oleh Pengguna Anggaran. e. Penerbitan SPM 1) PPK-SKPD menerima SPP-LS baik untuk pengadaan barang maupun belanja tidak langsung, belanja gaji pegawai yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran. 2) PPK- SKPD mencatat SPP- LS yang diterima ke dalam Register SPP.

30 3) Setiap SPP yang memenuhi persyaratan lengkap dan sah, akan dibuatkan rancangan SPM oleh PPK-SKPD selanjutnya dimintakan otorisasi Pengguna Anggaran. PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM LS ke dalam Register Penerbitan SPM. 4) SPM-LS rangkap 3 lembar: a) lembar 1 dan 2 dikirim ke Kuasa BUD. b) lembar 2 dikembalikan ke Bendahara Pengeluaran setelah diberi cap, tanggal dan nomor yang diterima oleh Kuasa BUD. c) lembar 3 sebagai arsip PPK-SKPD. 5) SPM yang telah diterbitkan, untuk selanjutnya diajukan kepada Kuasa BUD untuk penerbitan SP2D. 6) SP2D (PPK-SKPD menerima lembar 2) yang dibubuhi cap telah diterbitkan SP2D tanggal dan nomor. 7) PPK- SKPD mencatat SP2D yang diterima dalam register SP2D. 8) PPK- SKPD menyerahkan SP2D ke Bendahara Pengeluaran. 9) Bendahara Pengeluaran mencatat SP2D yang diterima ke dalam Register SP2D. 10) Bendahara Pengeluaran menerima tunai / transfer uang dari PT. Bank Jateng selaku kas daerah. 11) Bendahara Pengeluaran mencatat penerimaan kas ke dalam buku Kas Umum di sisi Penerimaan.

31 12) Bendahara Pengeluaran mencatat pengeluaran kas ke dalam buku kas umum di sisi pengeluaran. Pengeluaran digunakan untuk pembayaran pembiayaan termasuk pembayaran gaji pegawai. 13) Bendahara Pengeluaran mencatat pemotongan dan penyetoran pajak ke dalam Buku Pajak. Untuk lebih jelasnya akan kami sampaikan alur pemberian gaji pegawai RSUD Wonogiri sebagai berikut: Kantor Pelayanan Pajak Kas Negara Pengambilan dan penyerahan dokumen RSUD Wonogiri Penyetoran pajak Bank Jawa Tengah Pegawai RSUD Wonogiri Pemberian dan pemotongan pph 2.1 Alur pemotongan PPh pegawai 2. Prosedur pengenaan Pajak Penghasilan pasal 21 atas gaji pegawai negeri sipil dan Dokumen yang dibutuhkan untuk penyetoran pajak penghasilan. Terdapat 3 prosedur a. Menghitung dan memotong Pajak Penghasilan Pasal 21 1) Dasar penghitungan Pajak Penghasilan pasal 21 adalah penghasilan dan tunjangan-tunjangan yang sebenarnya diterima

32 atau diperoleh oleh karyawan ditambah dengan Tunjangan Hari Raya dalam tahun pajak atau bagian tahun pajak. 2) Gaji tersebut kemudian dikurangkan dengan biaya jabatan dan Penghasilan Tidak Kena Pajak yang kemudian menghasilkan penghasilan neto. 3) Untuk menghitung Pajak Penghasilan pasal 21 yang terutang yaitu dengan mengalikan penghasilan neto dengan tarif pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21. b. Menyetorkan Pajak Penghasilan pasal 21 atas pegawai 1) Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri mendaftarkan diri sebagai pemotong pajak ke Kantor Pelayanan Pajak. 2) Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21 dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak yang diisi sesuai perhitungan yang telah dilakukan pemotong pajak. 3) Pemotong pajak memberikan Bukti pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 kepada pegawai. c. Melaporkan Surat Pemberitahuan Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri sebagai pemotong pajak wajib melaporkan Surat Pemberitahuan tahunan Pajak Penghasilan Pasal 21 beserta lampirannya, Surat Setoran Pajak, dan perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang tertutang ke Kantor Pelayanan Pajak.

33 3. Pembahasan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Pegawai pada Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri sesuai perhitungan Dinas dan perhitungan penulis. Berikut disajikan tabel nama dan penghasilan pegawai bulan Januari 2013 berdasarkan pengambilan sampel 10 orang pegawai pada Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri.

35 Tabel 2.1 Daftar Nama dan Penghasilan Pegawai Pada Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri Penghasilan No Nama Pegawai Status Gaji Pokok Tunjangan Suami/Istri Tunjangan anak Tunjangan Fungsional Tunjangan Struktural Tunjangan Beras 1 Tri Indari, S. Kep K/2 3.172.800 317.280 126.912 600.000 0 270.000 4.486.992 K/2 3.172.800 317.280 126.912 600.000 0 270.000 4.486.992 2 Sigit Yudi Irwanto, S. Kep 3 Dwi Kusmihandari, AMK TK/0 3.172.800 0 0 600.000 0 67.500 3.840.300 4 Sumardi, S. Kep K/2 3.075.900 307.590 123.036 600.000 0 270.000 4.376.526 5 Danar Sunarto, S. Kep K/2 3.075.900 307.590 123.036 600.000 0 270.000 4.376.526 6 Siti Rahayu TK/0 3.139.900 0 0 500.000 0 67.500 3.707.400 7 Endang Sri Utaminingsih K/1 3.139.900 313.990 62.798 500.000 0 202.500 4.219.188 8 Theresia Wiadiati TK/0 3.044.000 0 0 500.000 0 67.500 3.611.500 9 Darri Wulansari TK/0 2.951.100 0 0 500.000 0 67.500 3.518.600 10 Maryanto K/2 2.951.100 295.110 118.044 500.000 0 270.000 4.134.254 Sumber: Rumah sakit Umum Daerah Wonogiri Total

36 Perhitungan yang telah dilakukan oleh Bagian Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. 1. Tri Indari, S. Kep (K/2) Gaji Pokok 3.172.800 Tunjangan Suami/Istri 317.280 Tunjangan Anak 126.912 Jumlah Gaji dan Tunjangan 3.616.992 Tunjangan Fungsional 600.000 Tunjangan beras 270.000 Jumlah Bruto 4.486.992 Pengurangan: - Biaya jabatan 5% x 4.486.992 224.350 - Biaya pensiun 5% x 3.616.992 180.850 Jumlah Pengurangan (405.200) Penghasilan Netto 1 bulan 4.081.792 Penghasilan Netto 1 tahun 48.981.504 PTKP: WP pribadi 15.840.000 WP menikah 1.320.000 WP tanggungan (2) 2.640.000 (19.800.000) PKP 29.181.504 PKP 29.181.000 PPh pasal 21 1 tahun 1.459.050 PPh pasal 21 1 bulan 121.587

37 2. Sigit Yudi Irwanto, S. Kep (K/2) Gaji Pokok 3.172.800 Tunjangan Suami/Istri 317.280 Tunjangan Anak 126.912 Jumlah Gaji dan Tunjangan 3.616.992 Tunjangan Fungsional 600.000 Tunjangan beras 270.000 Jumlah Bruto 4.486.992 Pengurangan: - Biaya jabatan 5% x 4.486.992 224.350 - Biaya pensiun 5% x 3.616.992 180.850 Jumlah Pengurangan (405.200) Penghasilan Netto 1 bulan 4.081.792 Penghasilan Netto 1 tahun 48.981.504 PTKP: WP pribadi 15.840.000 WP menikah 1.320.000 WP tanggungan (2) 2.640.000 (19.800.000) PKP 29.181.504 PKP 29.181.000 PPh pasal 21 1 tahun 1.459.050 PPh pasal 21 1 bulan 121.587

38 3. Dwi Kusmihandari, AMK (TK/0) Gaji Pokok 3.172.800 Jumlah Gaji dan Tunjangan 3.172.800 Tunjangan Fungsional 600.000 Tunjangan beras 67.500 Jumlah Bruto 3.840.300 Pengurangan: - Biaya jabatan 5% x 3.840.000 192.015 - Biaya pensiun 5% x 3.172.800 158.640 Jumlah Pengurangan (350.655) Penghasilan Netto 1 bulan 3.489.645 Penghasilan Netto 1 tahun 41.875740 PTKP: WP pribadi 15.840.000 (15.840.000) PKP 26.035.740 PKP 26.035.000 PPh pasal 21 1 tahun 1.301.750 PPh pasal 21 1 bulan 108.479

39 4. Sumardi, S. Kep (K/2) Gaji Pokok 3.075.900 Tunjangan Suami/Istri 307.590 Tunjangan Anak 123.036 Jumlah Gaji dan Tunjangan 3.506.526 Tunjangan Fungsional 600.000 Tunjangan beras 270.000 Jumlah Bruto 4.376.526 Pengurangan: - Biaya jabatan 5% x 4.376.526 218.826 - Biaya pensiun 5% x 3.506.526 175.326 Jumlah Pengurangan (394.152) Penghasilan Netto 1 bulan 3.982.374 Penghasilan Netto 1 tahun 47.788.488 PTKP: WP pribadi 15.840.000 WP menikah 1.320.000 WP tanggungan (2) 2.640.000 (19.800.000) PKP 27.988.488 PKP 27.988.000 PPh pasal 21 1 tahun 1.399.400 PPh pasal 21 1 bulan 116.616

40 5. Danar Sunarto, S. Kep (K/2) Gaji Pokok 3.075.900 Tunjangan Suami/Istri 307.590 Tunjangan Anak 123.036 Jumlah Gaji dan Tunjangan 3.506.526 Tunjangan Fungsional 600.000 Tunjangan beras 270.000 Jumlah Bruto 4.376.526 Pengurangan: - Biaya jabatan 5% x 4.376.526 218.826 - Biaya pensiun 5% x 3.506.526 175.326 Jumlah Pengurangan (394.152) Penghasilan Netto 1 bulan 3.982.374 Penghasilan Netto 1 tahun 47.788.488 PTKP: WP pribadi 15.840.000 WP menikah 1.320.000 WP tanggungan (2) 2.640.000 (19.800.000) PKP 27.988.488 PKP 27.988.000 PPh pasal 21 1 tahun 1.399.400 PPh pasal 21 1 bulan 116.616

41 6. Siti Rahayu (TK/0) Gaji Pokok 3.139.900 Jumlah Gaji dan Tunjangan 3.139.900 Tunjangan Fungsional 500.000 Tunjangan beras 67.500 Jumlah Bruto 3.707.400 Pengurangan: - Biaya jabatan 5% x 3.707.400 185.370 - Biaya pensiun 5% x 3.139.900 156.995 Jumlah Pengurangan (342.365) Penghasilan Netto 1 bulan 3.365.035 Penghasilan Netto 1 tahun 40.380.420 PTKP: WP pribadi 15.840.000 (15.840.000) PKP 24.540.420 PKP 24.540.000 PPh pasal 21 1 tahun 1.227.000 PPh pasal 21 1 bulan 102.250

42 7. Endang Sri Utaminingsih (K/1) Gaji Pokok 3.139.900 Tunjangan Suami/Istri 313.990 Tunjangan Anak 62.798 Jumlah Gaji dan Tunjangan 3.516.688 Tunjangan Fungsional 500.000 Tunjangan beras 202.500 Jumlah Bruto 4.219.188 Pengurangan: - Biaya jabatan 5% x 4.219.188 210.959 - Biaya pensiun 5% x 3.516.688 175.834 Jumlah Pengurangan (386.793) Penghasilan Netto 1 bulan 3.832.395 Penghasilan Netto 1 tahun 45.988.740 PTKP: WP pribadi 15.840.000 WP menikah 1.320.000 WP tanggungan (1) 1.320.000 (18.480.000) PKP 27.508.740 PKP 27.508.000 PPh pasal 21 1 tahun 1.375.400 PPh pasal 21 1 bulan 114.616

43 8. Theresia Wiadiati (TK/0) Gaji Pokok 3.044.000 Jumlah Gaji dan Tunjangan 3.044.000 Tunjangan Fungsional 500.000 Tunjangan beras 67.500 Jumlah Bruto 3.611.500 Pengurangan: - Biaya jabatan 5% x 3.611.500 108.000 - Biaya pensiun 5% x 3.044.000 152.200 Jumlah Pengurangan (332.775) Penghasilan Netto 1 bulan 3.278.725 Penghasilan Netto 1 tahun 39.344.700 PTKP: WP pribadi 15.840.000 (15.840.000) PKP 23.504.700 PKP 23.504.000 PPh pasal 21 1 tahun 1.175.200 PPh pasal 21 1 bulan 97.933

44 9. Darri Wulansari (TK/0) Gaji Pokok 2.951.100 Jumlah Gaji dan Tunjangan 2.951.100 Tunjangan Fungsional 500.000 Tunjangan beras 67.500 Jumlah Bruto 3.518.600 Pengurangan: - Biaya jabatan 5% x 3.518.600 175.930 - Biaya pensiun 5% x 2.951.100 147.555 Jumlah Pengurangan (323.485) Penghasilan Netto 1 bulan 3.195.115 Penghasilan Netto 1 tahun 38.341.380 PTKP: WP pribadi 15.840.000 (15.840.000) PKP 22.501.380 PKP 22.501.000 PPh pasal 21 1 tahun 1.125.050 PPh pasal 21 1 bulan 93.754

45 10. Maryanto (K/2) Gaji Pokok 2.951.100 Tunjangan Suami/Istri 295.110 Tunjangan Anak 118.044 Jumlah Gaji dan Tunjangan 3.364.254 Tunjangan Struktural 500.000 Tunjangan beras 270.000 Jumlah Bruto 4.134.254 Pengurangan: - Biaya jabatan 5% x 4.134.254 206.712 - Biaya pensiun 5% x 3.364.254 168.212 Jumlah Pengurangan (374.924) Penghasilan Netto 1 bulan 3.759.330 Penghasilan Netto 1 tahun 45.111.960 PTKP: WP pribadi 15.840.000 WP menikah 1.320.000 WP tanggungan (2) 2.640.000 (19.800.000) PKP 25.311.960 PKP 25.311.000 PPh pasal 21 1 tahun 1.265.550 PPh pasal 21 1 bulan 105.462

46 Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut penulis. 1. Tri Indari, S. Kep (TK/0) Gaji Pokok 3.172.800 Tunjangan Suami/Istri 317.280 Tunjangan Anak 126.912 Jumlah Gaji dan Tunjangan 3.616.992 Tunjangan Fungsional 600.000 Tunjangan beras 270.000 Jumlah Bruto 4.486.992 Pengurangan: - Biaya jabatan 5% x 4.486.992 224.350 - Biaya pensiun 5% x 3.616.992 180.850 Jumlah Pengurangan (405.200) Penghasilan Netto 1 bulan 4.081.792 Penghasilan Netto 1 tahun 48.981.504 PTKP: WP pribadi 24.300.000 (24.300.000) PKP 24.681.504 PKP 24.681.000 PPh pasal 21 1 tahun 1.234.050 PPh pasal 21 1 bulan 102.837

47 2. Sigit Yudi Irwanto, S. Kep (K/2) Gaji Pokok 3.172.800 Tunjangan Suami/Istri 317.280 Tunjangan Anak 126.912 Jumlah Gaji dan Tunjangan 3.616.992 Tunjangan Fungsional 600.000 Tunjangan beras 270.000 Jumlah Bruto 4.486.992 Pengurangan: - Biaya jabatan 5% x 4.486.992 224.350 - Biaya pensiun 5% x 3.616.992 180.850 Jumlah Pengurangan (405.200) Penghasilan Netto 1 bulan 4.081.792 Penghasilan Netto 1 tahun 48.981.504 PTKP: WP pribadi 24.300.000 WP menikah 2.025.000 WP tanggungan (2) 4.050.000 (30.375.000) PKP 18.606.504 PKP 18.606.000 PPh pasal 21 1 tahun 930.300 PPh pasal 21 1 bulan 77.525

48 3. Dwi Kusmihandari, AMK (TK/0) Gaji Pokok 3.172.800 Jumlah Gaji dan Tunjangan 3.172.800 Tunjangan Fungsional 600.000 Tunjangan beras 67.500 Jumlah Bruto 3.840.300 Pengurangan: - Biaya jabatan 5% x 3.840.000 192.015 - Biaya pensiun 5% x 3.172.800 158.640 Jumlah Pengurangan (350.655) Penghasilan Netto 1 bulan 3.489.645 Penghasilan Netto 1 tahun 41.875.740 PTKP: WP pribadi 24.300.000 (24.300.000) PKP 17.575.740 PKP 17.575.000 PPh pasal 21 1 tahun 878.750 PPh pasal 21 1 bulan 73.229

49 4. Sumardi, S. Kep (K/2) Gaji Pokok 3.075.900 Tunjangan Suami/Istri 307.590 Tunjangan Anak 123.036 Jumlah Gaji dan Tunjangan 3.506.526 Tunjangan Fungsional 600.000 Tunjangan beras 270.000 Jumlah Bruto 4.376.526 Pengurangan: - Biaya jabatan 5% x 4.376.526 218.826 - Biaya pensiun 5% x 3.506.526 175.326 Jumlah Pengurangan (394.152) Penghasilan Netto 1 bulan 3.982.374 Penghasilan Netto 1 tahun 47.788.488 PTKP: WP pribadi 24.300.000 WP menikah 2.025.000 WP tanggungan (2) 4.050.000 (30.375.000) PKP 17.413.488 PKP 17.413.000 PPh pasal 21 1 tahun 870.650 PPh pasal 21 1 bulan 72.554

50 5. Danar Sunarto, S. Kep (K/2) Gaji Pokok 3.075.900 Tunjangan Suami/Istri 307.590 Tunjangan Anak 123.036 Jumlah Gaji dan Tunjangan 3.506.526 Tunjangan Fungsional 600.000 Tunjangan beras 270.000 Jumlah Bruto 4.376.526 Pengurangan: - Biaya jabatan 5% x 4.376.526 218.826 - Biaya pensiun 5% x 3.506.526 175.326 Jumlah Pengurangan (394.152) Penghasilan Netto 1 bulan 3.982.374 Penghasilan Netto 1 tahun 47.788.488 PTKP: WP pribadi 24.300.000 WP menikah 2.025.000 WP tanggungan (2) 4.050.000 (30.375.000) PKP 17.413.488 PKP 17.413.000 PPh pasal 21 1 tahun 870.650 PPh pasal 21 1 bulan 72.554

51 6. Siti Rahayu (TK/0) Gaji Pokok 3.139.900 Jumlah Gaji dan Tunjangan 3.139.900 Tunjangan Fungsional 500.000 Tunjangan beras 67.500 Jumlah Bruto 3.707.400 Pengurangan: - Biaya jabatan 5% x 3.707.400 185.370 - Biaya pensiun 5% x 3.139.900 156.995 Jumlah Pengurangan (342.365) Penghasilan Netto 1 bulan 3.365.035 Penghasilan Netto 1 tahun 40.380.420 PTKP: WP pribadi 24.300.000 (24.300.000) PKP 16.080.420 PKP 16.080.000 PPh pasal 21 1 tahun 804.000 PPh pasal 21 1 bulan 67.000

52 7. Endang Sri Utaminingsih (TK/0) Gaji Pokok 3.139.900 Tunjangan Suami/Istri 313.990 Tunjangan Anak 62.798 Jumlah Gaji dan Tunjangan 3.516.688 Tunjangan Fungsional 500.000 Tunjangan beras 202.500 Jumlah Bruto 4.219.188 Pengurangan: - Biaya jabatan 5% x 4.219.188 210.959 - Biaya pensiun 5% x 3.516.688 175.834 Jumlah Pengurangan (386.793) Penghasilan Netto 1 bulan 3.832.395 Penghasilan Netto 1 tahun 45.988.740 PTKP: WP pribadi 24.300.000 (24.300.000) PKP 21.688.740 PKP 21.688.000 PPh pasal 21 1 tahun 1.084.400 PPh pasal 21 1 bulan 90.366

53 8. Theresia Wiadiati (TK/0) Gaji Pokok 3.044.000 Jumlah Gaji dan Tunjangan 3.044.000 Tunjangan Fungsional 500.000 Tunjangan beras 67.500 Jumlah Bruto 3.611.500 Pengurangan: - Biaya jabatan 5% x 3.611.500 108.000 - Biaya pensiun 5% x 3.044.000 152.200 Jumlah Pengurangan (332.775) Penghasilan Netto 1 bulan 3.278.725 Penghasilan Netto 1 tahun 39.344.700 PTKP: WP pribadi 24.300.000 (24.300.000) PKP 15.044.700 PKP 15.044.000 PPh pasal 21 1 tahun 752.200 PPh pasal 21 1 bulan 62.683

54 9. Darri Wulansari (TK/0) Gaji Pokok 2.951.100 Jumlah Gaji dan Tunjangan 2.951.100 Tunjangan Fungsional 500.000 Tunjangan beras 67.500 Jumlah Bruto 3.518.600 Pengurangan: - Biaya jabatan 5% x 3.518.600 175.930 - Biaya pensiun 5% x 2.951.100 147.555 Jumlah Pengurangan (323.485) Penghasilan Netto 1 bulan 3.195.115 Penghasilan Netto 1 tahun 38.341.380 PTKP: WP pribadi 24.300.000 (24.300.000) PKP 14.041.380 PKP 14.041.000 PPh pasal 21 1 tahun 702.050 PPh pasal 21 1 bulan 58.504

55 10. Maryanto (K/2) Gaji Pokok 2.951.100 Tunjangan Suami/Istri 295.110 Tunjangan Anak 118.044 Jumlah Gaji dan Tunjangan 3.364.254 Tunjangan Struktural 500.000 Tunjangan beras 270.000 Jumlah Bruto 4.134.254 Pengurangan: - Biaya jabatan 5% x 4.134.254 206.712 - Biaya pensiun 5% x 3.364.254 168.212 Jumlah Pengurangan (374.924) Penghasilan Netto 1 bulan 3.759.330 Penghasilan Netto 1 tahun 45.111.960 PTKP: WP pribadi 24.300.000 WP menikah 2.025.000 WP tanggungan (2) 4.050.000 (30.375.000) PKP 14.736.960 PKP 14.736.000 PPh pasal 21 1 tahun 736.800 PPh pasal 21 1 bulan 61.400

56 Tabel 2.2 Rekapitulasi Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 berdasar Perhitungan RSUD dan Perhitungan Penulis No Nama Pegawai Perhitungan RSUD Perhitungan Penulis Selisih 1 Tri Indari, S. Kep Rp. 121.587 Rp. 102.837 Rp. 18.750 2 Sigit Yudi I, S. Kep Rp. 121.587 Rp. 77.525 Rp. 44.062 3 Dwi Kusmihandari, AMK Rp. 108.479 Rp. 73.229 Rp. 35.250 4 Sumardi, S. Kep Rp. 116.616 Rp. 72.554 Rp. 44.062 5 Danar Sunarto, S. kep Rp. 116.616 Rp. 72.554 Rp. 44.062 6 Siti Rahayu Rp. 102.250 Rp. 67.000 Rp. 35.250 7 Endang Sri Utaminingsih Rp. 114.616 Rp. 90.366 Rp. 24.250 8 Theresia Wiadiati Rp. 97.933 Rp. 62.683 Rp. 35.250 9 Darri Wulansari Rp. 93.754 Rp. 58.504 Rp. 35.250 10 Maryanto Rp. 105.462 Rp. 61.400 Rp. 44.062 Tabel di atas menunjukkan perbandingan hasil perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada pegawai RSUD Soediran MS Wonogiri. Berdasarkan perbandingan yang dilakukan, menunjukkan bahwa hasil perhitungan Pajak Penghasilan yang telah dilakukan oleh RSUD Soediran MS Wonogiri berbeda dengan perhitungan penulis. Data yang dijadikan dasar perhitungan di atas adalah data gaji para pegawai pada bulan Januari 2013. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 162/PMK.011/2012 seharusnya berlaku

57 mulai 1 Januari 2013 akan tetapi pada Januari 2013 pihak Rumah Sakit masih melakukan pengenaan Pajak Penghasilan berdasar peraturan sebelumnya, hal itu menyebabkan kesalahan perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas pegawai. Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk Wajib Pajak menurut RSUD Soediran MS Wonogiri pada pegawai Tri Indari, S. Kep dan Endang Sri Utaminingsih adalah kawin dan mempunyai tanggungan. Seharusnya dalam aturan pajak untuk wanita Penghasilan Tidak Kena Pajaknya adalah untuk dia sendiri sebagai Wajib Pajak, akan tetapi dalam praktek dilapangan tentang penentuan Penghasilan Tidak Kena Pajak menjadi salah karena suami yang tidak bekerja pada instansi pemerintah sehingga penentuan penghasilan Tidak kena Pajaknya langsung dihitung dari jumlah anggota yang dimasukkan oleh pegawai tersebut. Dari sampel perhitungan diatas menunjukkan bahwa semua pegawai Negeri Sipil RSUD Soediran MS Wonogiri mengalami salah hitung Pajak Penghasilan Pasal 21. Kesalahan perhitungan ini menyebabkan jumlah Pajak penghasilan yang disetor ke Kantor Pajak terjadi Lebih Bayar.