BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TENGAH

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 80 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 117 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SRAGEN

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 30.N Tahuii 2008

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 20 TAHUN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 59 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN SITUBONDO

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH,

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 127 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 60 TAHUN 2016

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BUPATI MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPERATURAN DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 8 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 8

'z/* IfoxoR 6l TAHrtIf Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten T\rlungagung yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati;

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 69 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MANDAILING NATAL

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 27 TAHUN 2007

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 40 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI RIAU

MEMUTUSKAN : PERATURAN BUPATI PURBALINGGA TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN.

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 12 TAHUN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN KABUPATEN SITUBONDO

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 92 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 57 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

Transkripsi:

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang Mengingat : : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 16 Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 9 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tulungagung maka perlu adanya penjabaran dan rincian tugas, fungsi dan tata kerja pada Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati. 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ) sebagaimana telah beberapa kali diubah terahir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844 ); 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438 ); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun` 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737 ); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741 ); 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi

2 Perangkat Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2010; 6. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tulungagung Tahun 2014 Nomor 3 Seri D); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TUGAS FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN KABUPATEN TULUNGAGUNG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tulungagung. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tulungagung. 3. Bupati adalah Bupati Tulungagung. 4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Tulungagung. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tulungagung. 6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Tulungagung. 7. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 8. Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 9. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan. 10. Dinas adalah Dinas Peternakan Kabupaten

3 Tulungagung. 11. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disingkat UPTD adalah unsur pelaksana teknis pada Dinas. 12. Produk pangan asal hewan adalah produk yang berupa daging, telur dan susu. 13. Produk hewan non pangan adalah produk yang berupa tulang, bulu dan kulit. 14. Residu adalah sisa obat hewan yang belum tereliminasi dari tubuh yang berdampak negatif jika dikonsumsi. 15. Puskeswan adalah Pusat Kesehatan Hewan. BAB II KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 2 (1) Dinas merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah. (2) Dinas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 3 Dinas mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang peternakan berdasarkan Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan. Pasal 4 Dinas dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan teknis bidang peternakan; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang peternakan; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang peternakan; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

4 BAB III SUSUNAN ORGANISASI Bagian Kesatu Umum Pasal 5 Susunan Organisasi Dinas terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretariat, membawahi : 1. Sub Bagian Umum; 2. Sub Bagian Keuangan; 3. Sub Bagian Bina Program; c. Bidang Kesehatan Hewan, membawahi : 1. Seksi Pengamatan Penyakit Hewan dan Pelayanan Medik Veteriner; 2. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan; 3. Seksi Pengawasan Obat Hewan dan Residu; d. Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner, membawahi : 1. Seksi Produk Pangan Asal Hewan; 2. Seksi Produk Hewan Non Pangan; 3. Seksi Hygiene Sanitasi dan Kesejahteraan Hewan; e. Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak, membawahi : 1. Seksi Kawasan dan Pembibitan; 2. Seksi Pakan dan Teknologi; 3. Seksi Penyebaran dan Pengembangan Ternak; f. Bidang Agribisnis Peternakan, membawahi : 1. Seksi Pelayanan; 2. Seksi Kelembagaan; 3. Seksi Bina Usaha; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Kelompok Jabatan Fungsional. Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 6 Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a mempunyai tugas pokok memimpin, membina,

5 mengawasi, mengkoordinasikan dan mengendalikan penyelenggaraan kegiatan serta merumuskan kebijakan teknis dibidang peternakan. Pasal 7 Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Kepala Dinas mempuyai fungsi: a. perumusan program jangka pendek, menengah dan jangka panjang bidang peternakan; b. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peternakan; c. pelaksanaan koordinasi, pengendalian, pengawasan dan evaluasi bidang peternakan; d. pemberian rekomendasi ijin pendirian lembaga peternakan; e. pelaksanaan ketatausahaan; f. pembinaan profesional tenaga peternakan; dan g. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati. Bagian Ketiga Sekretariat Pasal 8 (1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi ketatausahaan, kearsipan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga Dinas, penyusunan program dan perencanaan Dinas serta pembinaan hukum, organisasi dan tatalaksana Dinas; (2) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 9 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) Sekretariat mempunyai fungsi : a. pengelolaan dan pembinaan urusan tata usaha dan tata kearsipan; rumah tangga dan keprotokolan Dinas; b. penyusunan program dan perencanaan Dinas; c. penyusunan dan pembinaan hukum, organisasi dan tata laksana Dinas; d. pengelolaan administrasi dan penyusunan laporan kepegawaian, keuangan dan perlengkapan; e. pembinaan administrasi kepada UPTD;

6 f. Pelaksanaan koordinasi dalam rangka penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas Dinas; dan g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Pasal 10 (1) Sub Bagian Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b angka 1 mempunyai tugas : a. melakukan urusan administrasi persuratan, kearsipan, perjalanan dinas, keprotokolan dan rumah tangga; b. melakukan tata usaha dan administrasi kepegawaian; c. menyiapkan bahan pembinaan hukum, organisasi dan ketatalaksanaan Dinas; d. melaksanakan tugas dibidang hubungan masyarakat; e. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya; dan f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. (2) Sub Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b angka 2 mempunyai tugas : a. melakukan tata usaha dan administrasi keuangan dan perlengkapan; b. menyusun analisa kebutuhan pengadaan dan melakukan administrasi barang; c. melakukan pembayaran gaji pegawai; d. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya; dan e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. (3) Sub Bagian Bina Program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b angka 3 mempunyai tugas : a. menyiapkan bahan penyusunan progam dan perencanaan kegiatan Dinas; b. menyiapkan bahan monitoring, evalusasi dan pelaporan program dan kegiatan Dinas; c. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya; dan d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. (4) Masing-masing Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan

7 bertanggung jawab kepada Sekretaris. Bagian Keempat Bidang Kesehatan Hewan Pasal 11 (1) Bidang Kesehatan Hewan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standart, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi bidang kesehatan hewan. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bidang Kesehatan Hewan mempunyai fungsi : a. pelaksanaan perumusan kebijakan di bidang pengamatan penyakit hewan, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, perlindungan hewan, dan medik veteriner, serta pengawasan obat hewan. b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengamatan penyakit hewan pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, perlindungan hewan, dan medik veteriner, serta pengawasan obat hewan. c. pelaksanaan Sosialisasi standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang pengamatan penyakit hewan pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, perlindungan hewan, dan medik veteriner, serta pengawasan obat hewan. d. pelaksanaan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengamatan penyakit hewan pencegahan, pemberantasan penyakit hewan, perlindungan hewan, medik veteriner, dan pengawasan obat hewan serta alat / mesin kesehatan hewan; dan e. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. (3) Bidang Kesehatan Hewan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 12 (1) Seksi Pengamatan Penyakit Hewan dan Pelayanan Medik Veteriner sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf c angka 1 mempunyai tugas : a. merancang dan menyusun bahan perumusan kebijakan di bidang Pengamatan Penyakit Hewan dan Pelayanan Medik Veteriner; b. melaksanakan kebijakan di bidang Pengamatan

8 Penyakit Hewan (P2H) dan Pelayanan Medik Veteriner; c. merancang dan menyusun standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang Pengamatan Penyakit Hewan (P2H) dan Pelayanan Medik Veteriner; d. memproses perijinan dan melaksanakan pengawasan terhadap pelayanan medik veteriner di di wilayah Daerah; e. melakukan bimbingan teknis dan evaluasi dibidang Pengamatan Penyakit Hewan dan Pelayanan Medik Veteriner; f. melakukan pengamatan, penyelidikan dan pemetaan penyakit hewan di wilayah Daerah; g. mengerjakan dan menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas; dan h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. (2) Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c angka 2 mempunyai tugas : a. merancang dan menyusun bahan perumusan kebijakan di bidang pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan serta perlindungan hewan (pengamanan ternak); b. melaksanakan kebijakan bidang pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan serta perlindungan hewan; c. merancang dan menyusun standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan serta perlindungan hewan; d. melakukan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan serta perlindungan hewan; e. melakukan tindak pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan serta perlindungan hewan; f. melakukan pengawasan dan pengendalian penyakit hewan menular dengan klasifikasi dan menetapkannya (epidemik, endemik, sporadik); g. mengerjakan dan menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas; dan h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. (3) Seksi pengawasan Obat Hewan dan Residu sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf c angka 2 mempunyai tugas : a. merancang dan menyusun bahan perumusan kebijakan di bidang pengawasan Obat Hewan dan

9 Residu; b. melaksanakan kebijakan bidang pengawasan Obat Hewan dan Residu; c. merancang dan menyusun standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang pengawasan Obat Hewan dan Residu; d. melakukan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengawasan Obat Hewan dan Residu serta alat / mesin kesehatan hewa; e. melakukan fasilitasi perijinan usaha di bidang obat hewan di wilayah Daerah; f. melakukan pengawasan, pemeriksaan obat hewan dan residu di wilayah Daerah; g. mengerjakan dan menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas; dan h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. (4) Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. Bagian Kelima Bidang Kesehatan Masyarakat Verteriner Pasal 13 (1) Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d mempunyai tugas melaksanakan penyusunan pedoman dan fasilitasi terhadap kebijakan, standarisasi, pengawasan dan pengujian teknis di bidang kesehatan masyarakat veteriner yang mewujudkan makanan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). 2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1) Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner mempunyai fungsi ; a. pelaksanaan fasilitasi kebijakan dibidang produk pangan asal hewan, produk hewan non pangan serta hygiene sanitasi dan kesejahteraan hewan; b. pelaksanaan pembinaan alat / mesin teknologi kesehatan masyarakat veteriner; c. penyusunan standar, norma, kriteria dan prosedur di bidang produk pangan asal hewan, produk hewan non pangan, hygiene sanitasi, dan kesejahteraan hewan; d. pengawasan dan pengujian terhadap produk pangan asal hewan, produk hewan non pangan, hygiene sanitasi dan kesejahteraan hewan; e. pelaksanaan fasilitasi pelayanan perijinan,

10 pengujian dan pengawasan produk pangan asal hewan, produk hewan non pangan, hygiene sanitasi dan kesejahteraan hewan; dan f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. (3) Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 14 (1) Seksi Produk Pangan Asal Hewan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d angka 1 mempunyai tugas : a. melaksanakan bimbingan terhadap pelaksanaan pemeriksaan produk pangan asal hewan dan pengolahan produk asal hewan ; b. melaksanakan pengawasan dan pengujian terhadap produk pangan asal hewan dan alat / mesin teknologi kesehatan masyarakat veteriner; c. mengawasi lalu lintas produk pangan asal hewan antar daerah; d. melaksanakan pengendalian dan pengawasan, bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan luar daerah ; e. melaksanakan fasilitasi perijinan, pengawasan dan pengujian terhadap produk pangan asal hewan; f. melaksanakan Sertifikasi kesehatan bahan asal hewan yang keluar / masuk wilayah daerah; g. melaksanakan pengawasan terhadap peredaran produk asal hewan yang mengandung residu bahan kimia; h. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanakan tugas; dan i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. (2) Seksi Produk Hewan Non Pangan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d angka 2 mempunyai tugas : a. melaksanakan tindak pengawasan dan pengujian terhadap produk hewan non pangan dan alat / mesin teknologi kesehatan masyarakat veteriner; b. melaksanakan fasilitasi perijinan, pengawasan dan pengujian terhadap produk hewan non pangan; c. menetapkan standart teknis analisa resiko produk hewan non pangan; d. mengawasi lalu lintas produk non pangan asal hewan antar kabupaten / kota;

11 e. melaksanakan pengawasan terhadap peredaran produk non pangan asal hewan yang mengandung residu bahan kimia; f. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya; dan g. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang (3) Seksi Hygiene Sanitasi dan Kesejahteraan Hewan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d angka 3 mempunyai tugas : a. melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap hygiene sanitasi dan kesejahteraan hewan; b. melaksanakan pembinaan dan pengawasan praktek hygiene sanitasi pada produsen dan tempat penjajaan / kios produk pangan asal hewan ; c. melaksanakan pembinaan, pengendalian dan pengawasan terhadap sanitasi peternakan, tempat penampungan ternak dan hewan lainnya, hasil ternak dan produk asal ternak dan hewan lainnya; d. melaksanakan pengendalian dan pengawasan rumah potong hewan dan pemotongan hewan betina produktif; e. melaksanakan bimbingan penerapan dan standart teknis minimal RPH / RPU, keamanan dan mutu produk hewan dan laboratorium kesehatan masyarakat veteriner atau pelayanan peternakan terpadu; f. melaksanakan standar teknis alat / mesin teknologi kesehatan masyarakat veteriner; g. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya; dan h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. (4) Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. Bagian Keenam Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak Pasal 15 (1) Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak sabagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e mempunyai tugas merencanakan, membina,

12 melaksanakan, evaluasi dan mengkoordinasikan kegiatan bidang budidaya dan pengembangan ternak. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak mempunyai fungsi : a. pelaksanaan perencanaan, pembinaan dan pengembangan dalam usaha peningkatan produksi ternak, peningkatan mutu bibit ternak, penyebaran ternak, peningkatan pengolahan pakan ternak, peningkatan mutu pakan ternak dan teknologi; b. pelaksanaan pendataan/penataan pengembangan ternak; c. pelaksanaan pembinaan/pengawasan perkembangan ternak; d. pelaksanaan pengelolaan pengguliran ternak; dan e. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. (3) Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 16 (1) Seksi Kawasan dan Perbibitan sebagaimana dimasud dalam Pasal 5 huruf e angka 1 mempunyai tugas : a. menyiapkan data perencanaan bahan kebijakan Kawasan dan Perbibitan ternak; b. melakukan pembinaan/bimbingan penerapan standart teknis dan sertifikasi perbibitan meliputi sarana, Sumberdaya manusia (tenaga kerja), mutu dan metode; c. mengatur system pengembangbiakan (breeding system) penyebaran ternak dan menjaga pelestarian ternak; d. melakukan fasilitasi produksi bibit ternak; e. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya; dan f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang (2) Seksi Pakan dan Teknologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e angka 2 mempunyai tugas : a. menyiapkan data perencanaan bahan kebijakan Pakan dan Teknologi; b. melakukan pembinaan/bimbingan penerapan teknologi pakan ternak;

13 c. melakukan kajian, pengenalan dan pengembangan teknologi tepat guna peternakan; d. melakukan uji kwalitas pakan dan rekayasa pengembangaan teknologi terapan peternakan; e. melakukan pengawasan/pemantauan standart mutu pakan ternak, penyiapan produksi, pengadaan, penggunaan pakan dan peredaran pakan; f. melakukan bimbingan, penerapan teknologi optimalisasi pengelolaan pemanfaatan air untuk usaha peternakan; g. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas; h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. (3) Seksi Penyebaran Dan Pengembangan Ternak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e angka 3 mempunyai tugas : a. menyiapkan data perencanaan bahan kebijakan Penyebaran Dan Pengembangan Ternak; b. melaksanakan koordinasi penyebaran dan pengembangan ternak; c. melakukan pengawasan/pemantauan penyebaran ternak yang dilakukan swasta; d. melakukan identifikasi calon penggaduh (penerima)/calon lokasi dan seleksi ternak; e. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya; dan f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. (4) Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. Bagian Ketujuh Bidang Agribisnis Peternakan Pasal 17 (1) Bidang Agribisnis peternakan sebagaiman dimaksud dalam pasal 5 huruf f mempunyai tugas merumuskan kebijakan dalam pelayanan usaha dan peternakan dan kemitraan, memberikan fasilitasi pengembangan permodalan, perkreditan pengembangan agribisnis peternakan serta penataan kelembagaan dan pengembangan sumberdaya manusia.

14 (2) Untuk melaksanakan tugas tugas sebagaiman dimaksud pada ayat (1) Bidang Agribisnis peternakan mempunyai fungsi : a. penyusunan rencana kerja, pembinaan usaha, pengembangan permodalan, pengembangan agribisnis, pengolahan dan pemasaran hasil peternakan, penataan kelembagaan dan pengembangan sumberdaya manusia; b. penyusunan standarisasi perijinan usaha peternakan, pengelolaan lingkungan dan teknologi pasca panen; c. pelaksanaan pembinaan pengembangan usaha peternakan, pengolahan dan pemasaran, pengembangan agribisnis serta promosi produk peternakan; d. pelaksanaan pemantauan harga pasar dan ketersediaan produk hasil peternakan; e. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian perijinan usaha peternakan, kemitraan, pengelolaan lingkungan dan teknologi pasca panen; f. pelaksanaan pembinaan kelembagaan dan pengembangan sumber daya manusia; dan g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas. (3) Bidang Agribisnis Peternakan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 18 (1) Seksi Pelayanan sebagimana dimaksud dalam pasal 5 huruf f angka 1 mempunyai tugas : a. menyiapkan bahan pembinaan, pengawasan dan rekomendasi ijin usaha peternakan dan kesehatan hewan; b. menyiapkan bahan pembinaan analisa usaha tani dan pemasaran hasil peternakan dan kesehatan hewan; c. menyiapkan bahan promosi ternak unggulan, hewan kesayangan, produk olahan haisl peternakan dan kesehatan hewan; d. menyiapakan bahan fasilitasi dan penyebaran informasi harga pasar ternak, produk ternak dan hewan lainnya; e. menyiapkan bahan pembinaan dan pengawasan penerapan pedoman kerjasama/kemitraan usaha

15 peternakan; f. menyiapkan bahan pembinaan dan pengawasan sistem kemitraan yang berkesinambungan; g. menyiapkan bahan promosi gizi protein hewani; h. menyiapkan bahan fasilitasi pembinaan dan informasi agrowisata peternakan dan kesehatan hewan; i. menyiapakan bahan fasilitasi dan pembinaan penerapan teknologi pasca panen dan pengolahan hasil peternakan dan kesehatan hewan; j. menyiapkan bahan fasilitasi sarana dan peralatan pengolahan hasil peternakan dan kesehatan hasil; k. menyiapakan bahan pembinaan pelaku usaha/home industry usaha pengolahan produk peternakan dan krsehatan hewan; l. menyiapkan bahan sosialisasi penanganan pasca panen, pengolahan hasil dan pemasaran produk peternakan dan kesehatan hewan; m. menyiapakan bahan pengamatan prakiraan kebutuhan dan penyediaan produk peternakan dan kesehatan hewan (daging,susu dan telur); n. menyiapkan bahan fasilitas pembinaan dan pengawasan penerapan standarisasi pasar hewan. o. melaksanakan bimbingan, pemantauan dan pengawasan sistem mutu produk peternakan dan bahan asal hewan serta bimbingan tehnologi pasca panen; p. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas; dan q. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. (2) Seksi Kelembagaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf f angka 2 mempunyai tugas : a. melaksanakan penataan, pembinaan dan pengembangan kelembagaan usaha tani dan manajemen usaha tani; b. menyiapakan bahan pembinaan penyelenggaraan penyuluhan pengembangan peternakan; c. melaksanakan pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia peternakan; d. melaksanakan pembinaan dan fasilitasi kepada peternak/kelompok peternak dalam mengembangkan agribisnis dan agroindustri peternakan; e. melaksanakan pembinaan kemandirian usaha

16 kelembagaan peternakan; f. melaksanakan pengembangan dan fasilitasi kerjasama antar kelembagaan kelompok peternak; g. melaksanakan pembinaan pengembangan swadaya peternak/kelompok tani ternak dalam rangka menuju kemandirian usaha; h. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas; dan i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oloh kepala Bidang. (3) Seksi Bina Usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf f angka 3 mempunyai tugas : a. menyiapkan bahan pembinaan dan pengawasan Usaha Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Usaha Pemantauan Lingkungan (UPL) di bidang peternakan dan kesehatan hewan; b. melaksanakan fasilitasi dan pembinaan perkreditan dan permodalan peternak serta pengembangan investasi; c. menyiapakan bahan fasilitasi dan pembinaan alat mesin pengolahan hasil dan pasca panen usaha peternakan dan kesehatan hewan; d. melaksanakan pembinaan pengembangan agribisnis usaha peternakan rakyat; e. menyiapakan bahan fasilitasi terhadap tata guna, Pemanfatan Lahan,Sarana usaha peteernakan dan kesehatan hewan; f. melaksanakan bimbingan penetapan kawasan peternakan rakyat; g. menyiapkan laporan pertanggungjawaban atas pelaksananaan tugas; dan h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan terhadap kepala Bidang. (4) Masing-masing Seksi sebagaiman dimaksud pada ayat (1),ayat (2) dan ayat (3) dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. BAB IV UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS Pasal 19 (1) UPTD adalah unsur pelaksana Dinas yang melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Dinas: (2) UPTD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf g meliputi :

17 a. UPTD Rumah Potong Hewan / Rumah Potong Unggas; b. UPTD Pakan Ternak dan Pengembangan Ternak; c. UPTD Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan. (3) Unit Pelaksana Teknis Dinas Peternakan dipimpin oleh seorang Kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 20 (1) UPTD Rumah Potong Hewan/Rumah Potong Unggas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) huruf a mempunyai tugas : a. menyiapkan pelayanan pemeriksaan hewan yang akan dipotong; b. melaksanakan pemotongan hewan sesuai prosedur; c. melaksanakan pemeriksaan daging setelah dipotong; d. memberikan cap/stempel daging sehat; dan e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) UPTD Rumah Potong Hewan/Rumah Potong Unggas mempunyai fungsi: a. pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian pemotongan hewan; b. pelaksanaan pembinaan terhadap mitra usaha pemotongan (jagal); c. pelasanaan koordinasi kegiatan dengan Camat di wilayah kerjanya; dan d. pemantauan pemotongan ternak betina produktif. Pasal 21 (1) UPTD Pakan Ternak dan Pengembangan ternak sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (2) huruf b mempunyai tugas sebagai berikut : a. menyeleksi dan menyediakan pengadaan, perkembangbiakan, dan pengemukan ternak; b. penyusunan formula pakan ternak; c. pengembangan aneka ternak; dan d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

18 (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) UPTD Pakan Ternak dan Pengembangan Ternak mempunyai fungsi: a. penyediaan ternak ; b. penyediaan Pakan Ternak; c. pelaksanaan koordinasi kegiatan dengan Instansi Terkait di wilayah kerjanya. Pasal 22 (1) UPTD Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan (Puskeswan) sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (2) huruf c mempunyai tugas sebagai berikut : a. melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan hewan di wilayah kerjanya; b. melakukan konsultasi veteriner dan penyuluhan di bidang kesehatan hewan; c. memberikan surat keterangan dokter hewan; dan d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) UPTD Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan mempunyai fungsi : a. penanganan penyakit hewan; b. pemberian pelayanan kesehatan masyarakat veteriner; c. pelaksanaan epidemiologis; d. pelaksanaan informasi veteriner dan kesiagaan darurat wabah; e. pelaksanaan koordinasi kegiatan dengan Camat di wilayah kerjanya; dan f. pemberian pelayanan jasa veteriner. BAB V KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 23 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Pasal 24 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah karyawan dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi sesuai dengan bidang keahliannya dan

19 dikoordinir oleh Tenaga Fungsional Senior. (2) Jumlah Tenaga Fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (3) Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (4) Dalam melaksanakan tugas Kelompok Jabatan Fungsional bertanggungjawab langsung kepada Kepala Badan. BAB VI TATA KERJA Pasal 25 Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi di lingkungan Dinas dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Pemerintah Daerah serta dengan instansi lain di luar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugasnya. Pasal 26 Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasai bawahannya dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku apabila terjadi penyimpangan. Pasal 27 Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas dari bawahannya dan memberikan bimbingan serta petunjuk yang diperlukan. Pasal 28 Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasannya dan menyiapkan laporan berkala tepat pada waktunya. Pasal 29 Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya wajib diolah untuk digunakan sebagai bahan dalam penyusunan laporan dan sebagai bahan pembinaan kepada bawahannya. Pasal 30 Tembusan atas laporan kepada atasan wajib disampaikan pula kepada satuan organisassi lain yang secara

20 fungsional mempunyai hubungan kerja. Pasal 31 Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengadakan rapat secara berkala dalam rangka memberikan bimbingan kepada satuan organisasi bawahannya. B A B VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 32 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka Peraturan Bupati Tulungagung Nomor 46 Tahun 2011 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 33 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Tulungagung. Ditetapkan di pada tanggal Tulungagung 4 Desember 2014 BUPATI TULUNGAGUNG, ttd Diundangkan di Tulungagung pada tanggal 15 Desember 2014 SEKRETARIS DAERAH SYAHRI MULYO ttd Ir. INDRA FAUZI, MM Pembina Utama Madya NIP. 19590919 199003 1 006 Berita Daerah Kabupaten Tulungagung Tahun 2014 Nomor 65