FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG NUTRISI DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA PERIODE APRIL MEI TAHUN 2015 Oleh : Aat Agustini ABSTRAK Pengetahuan nutrisi ibu nifas sangat penting karena dengan pengetahuan tersebut dapat membantu proses pemulihan pasca persalinan serta dapat mencegah bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu pada masa nifas seperti kejadian infeksi dan perdarahan. Kabupaten Majalengka pada tahun 2015 dengan jumlah ibu nifas cukup banyak yaitu sebanyak 1.067 ibu nifas dan hasil studi pendahuluan sebanyak 60% ibu nifas di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya yang tidak dapat menyebutkan manfaat dan dampak kekurangan nutrisi pada masa nifas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi di tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan desain cross sectional, populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh seluruh ibu nifas di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas pada bulan April-Mei tahun 2015 sebanyak 289 dan sampelnya 77 orang (simple random sampling). Analisis data terdiri dari analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji chi square dengan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya ibu nifas berpengetahuan kurang tentang nutrisi (45,5%), lebih dari setengahnya ibu nifas berpendidikan rendah (67,5%), kurang dari setengahnya ibu nifas paritasnya primipara (42,9%), kurang dari setengahnya ibu nifas pendapatannya rendah (46,8%) dan lebih dari setengahnya ibu nifas tidak mendapatkan informasi (62,3%). Terdapat hubungan antara pendidikan (p value = 0,004), paritas (p value = 0,0001) dan informasi (p value = 0,027) dengan pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi. Sedangkan pendapatan tidak terdapat hubungan dengan pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi (p value = 1,000). Perlunya meningkatkan kegiatan penyuluhan pada ibu nifas mengenai nutrisi dan perlunya cara yang lebih menarik dalam penyampaian informasi pada ibu nifas terutama pada ibu primipara dan berpendidikan rendah seperti dengan menggunakan poster dan media.
LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan merupakan salah satu investasi yang sangat penting yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat yaitu Angka Kematian Ibu (AKI). AKI diketahui dari jumlah kematian karena kehamilan, persalinan dan ibu nifas per jumlah kelahiran hidup di wilayah tertentu dalam waktu tertentu (Kementerian Kesehatan RI, 2013:6). AKI di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup tinggi, menurut Kementerian Kesehatan RI (2013:1) bahwa hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, sementara data SDKI tahun 2012 menunjukkan AKI di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Hal tersebut menjadi sangat sulit untuk mencapai target Millenium Developments Goals (MDGs) tahun 2015 yaitu menurunkan AKI hingga 102 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, AKI di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012 sebesar 88,7 per 100.000 kelahiran hidup. Jika dilihat berdasarkan waktu kejadiannya yaitu kematian pada masa hamil sebanyak 135 orang, pada masa bersalin sebanyak 204 orang dan masa nifas sebanyak 209 orang (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2014:8). Menurut Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka (2015:43) menyebutkan jumlah kematian ibu pada tahun 2012 tercatat sebanyak 46 kematian. Apabila dilihat dari waktu kematiannya diketahui sebanyak 7 orang (15,21%) terjadi saat hamil, sebanyak 15 orang (32,60%) terjadi pada saat bersalin dan sebanyak 24 orang (52,17%) terjadi pada saat nifas. Adapun Puskesmas dengan angka kematian tertinggi pada masa nifas terdapat di UPTD Puskesmas Sumberjaya sebanyak 4 kasus. Kematian ibu pada masa nifas dapat berkontribusi terhadap tingginya kematian ibu. Pada masa ini sangat penting bagi setiap ibu untuk menjaga dan merawat dengan baik agar berjalan dengan lancar. Masa nifas merupakan masa pemulihan rahim pasca persalinan yang berlangsung selama empat fase, diawali dengan mengalirnya darah dan sisa-sisa jaringan dan diakhiri dengan mengalirnya cairan putih bening. Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan. Namun, tidak semua ibu dapat melewati masa nifas ini dengan lancar karena pada masa ini diperlukan perawatan dan penanganan yang tepat (Saleha, 2009:2). Pada masa nifas ini agar pemenuhan gizi dan nutrisi terpenuhi dengan baik maka perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi oleh ibu, sebagaimana yang dikemukakan oleh Manuaba (2010:21) yaitu: Untuk menunjang pemulihan pada masa nifas maka diperlukan pemenuhan nutrisi dan juga cairan yang dapat membantu mengoptimalkan kerja sel-sel dalam tubuh agar alat-alat tersebut lebih cepat berinvolusi. Diet yang diberikan harus bermutu tinggi dengan cukup kalori mengandung cukup protein, cairan, serta banyak buah-buahan. Apabila nutrisi ibu nifas tidak diperhatikan maka tidak menutup kemungkinan ibu akan mengalami anemia. Menurut Prawirohardjo (2009:82), anemia pada ibu nifas umum terjadi, sekitar 10% dan 22% terjadi pada ibu nifas dari keluarga miskin. Pengaruh anemia pada masa nifas yaitu terjadinya subvolusi uteri yang dapat menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang, mudah terjadi infeksi mamae dan bahkan kematian. Kejadian anemia pada masa nifas ini dapat dikarenakan nutrisi yang kurang.
Pentingnya nutrisi saat masa nifas, maka perlu setiap ibu nifas mempunyai pengetahuan tentang nutrisi yang dibutuhkan pada masa nifas sehingga dapat membantu proses pemulihan pasca persalinan serta dapat mencegah bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu pada masa nifas. Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan itu terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar penginderaan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). (Notoatmodjo, 2007:139) Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Notoatmodjo (2003:120) pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, informasi, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia. Menurut Wawan dan Dewi (2010:16) berpendapat bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu umur, pendidikan dan pekerjaan, sementara faktor eksternal yaitu lingkungan, sosial dan budaya (tradisi). Sementara menurut Sudrajat (2009:21) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan, pendapatan, pengalaman dan akses layanan informasi. Pendidikan, pendapatan dan paritas (pengalaman) merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan ibu nifas. Menurut Mubarok (2007:30) pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sementara menurut Maramis (2006:254) pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman dapat memberikan pengetahuan seseorang baik positif maupun negatif. Status ekonomi akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang karena tersedianya akses untuk memperoleh informasi. (Notoatmodjo, 2007:17) Berdasarkan data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2012 diketahui bahwa jumlah ibu nifas di Kabupaten Majalengka sebanyak 38.163 ibu nifas. Sementara jumlah ibu nifas di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya sebanyak 1.067 ibu nifas yang merupakan tertinggi ketiga setelah UPTD Puskesmas Cikijing (1.161 ibu nifas) dan UPTD Puskesmas Lemahsugih (1.158 ibu nifas). Adapun pencapaian Kunjungan Nifas (KF) di UPTD Sumberjaya pada tahun 2013 belum mencapai target yaitu 65,7% dari target 80%. Hasil survey pendahuluan pada bulan Januari 2015, yang telah dilakukan terhadap 10 ibu nifas di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya dengan cara pemeriksaan kadar Hb terhadap ibu nifas, menggunakan alat pengukur Hb digital terdapat 70% yaitu 7 ibu nifas mengalami anemia dengan kadar Hb ratarata 9-10 gr%, dan 30% yaitu 3 ibu nifas tidak anemia dengan kadar Hb rata-rata 11 gr%. Sedangkan untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi, penulis mewawancarai diketahui 60% yaitu 6 ibu nifas tidak dapat menyebutkan manfaat dan dampak kekurangan nutrisi pada masa nifas dengan benar, dan 40% yaitu 4 ibu nifas dapat menyebutkan manfaat dan dampak kekurangan nutrisi pada masa nifas. Sebagai pembanding mengenai pengetahuan tentang nutrisi pada ibu nifas, penulis melakukan wawancara pada ibu nifas di wilayah kerja UPTD Palasah sebanyak 10 ibu nifas didapatkan 3 ibu nifas (30%) ibu nifas yang tidak dapat menyebutkan manfaat
dan dampak kekurangan nutrisi pada masa nifas. Berdasarkan hasil studi tersebut, maka ibu nifas yang tidak dapat menyebutkan manfaat dan dampak kekurangan nutrisi pada masa nifas paling banyak terdapat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya. Hasil penelitian Yuningsih (2012:46) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sukahaji Kabupaten Majalengka menyatakan bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan ibu. Sementara hasil penelitian Kusyati (2011:31) menyatakan bahwa ada hubungan antara pendapatan dan paritas dengan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi ibu nifas di Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi di Wilayah Kerja UPTD Majalengka Periode April Mei tahun 2015. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan yaitu menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan atau desain cross sectional. Menurut Notoatmodjo (2010:86) yang dimaksud dengan cross sectional adalah suatu pendekatan dimana data yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan variabel terikat atau akibat, dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu nifas di Wilayah Kabupaten Majalengka pada bulan April- Mei tahun 2015 sebanyak 77 orang. Dengan kriteria inklusinya yaitu ibu nifas yang berumur < 6 minggu sejak melahirkan dan tidak sedang menjalankan pengobatan atau perawatan khusus. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat a. Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang Nutrisi di Wilayah Kerja UPTD 2015 No Pengetahuan Ibu Nifas tentang Nutrisi f % 1 Kurang 35 45.5 2 Baik 42 54.5 Jumlah 77 100.0 Berdasarkan tabel 4.1, diketahui bahwa ibu nifas yang pengetahuannya kurang tentang nutrisi sebanyak 35 orang (45,5%) dan ibu nifas yang pengetahuannya baik tentang nutrisi sebanyak 42 orang (54,5%). Hal tersebut menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya ibu nifas di Wilayah Mei Tahun 2015 berpengetahuan kurang tentang nutrisi. b. Gambaran Pendidikan Ibu Nifas di
No Pendidikan Ibu Nifas f % 1 Rendah 52 67.5 2 Tinggi 25 32.5 Jumlah 77 100.0 Berdasarkan tabel 4.2, diketahui bahwa ibu nifas yang berpendidikan rendah sebanyak 52 orang (67,5%) dan ibu nifas yang berpendidikan tinggi sebanyak 25 orang (32,5%). Hal tersebut menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya ibu nifas di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya Mei Tahun 2015 berpendidikan rendah. c. Gambaran Paritas Pada Ibu Nifas di Sumberjaya Mei Tahun 2015 No Paritas f % 1 Primipara 33 42.9 2 Multipara/grandemultipara 44 57.1 Jumlah 77 100.0 Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa ibu nifas yang primipara sebanyak 33 orang (42,9%) dan ibu nifas yang multipara/grandemultipara sebanyak 44 orang (57,1%). Hal tersebut menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya ibu nifas di Wilayah Mei Tahun 2015 paritasnya primipara. d. Gambaran Pendapatan Ibu Nifas di No Pendapatan Ibu Nifas f % 1 Rendah 36 46.8 2 Tinggi 41 53.2 Jumlah 77 100.0 Berdasarkan tabel 4.4, diketahui bahwa ibu nifas yang pendapatannya rendah sebanyak 36 orang (46,8%) dan ibu nifas yang pendapatannya tinggi sebanyak 41 orang (53,2%). Hal tersebut menunjukkan bahwa kurang e. Gambaran Informasi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya dari setengahnya ibu nifas di Wilayah Mei Tahun 2015 yang pendapatannya rendah. Mei Tahun 2015
No Informasi f % 1 Tidak pernah 48 62.3 2 Pernah 29 37.7 Jumlah 77 100.0 Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa ibu nifas yang tidak pernah mendapatkan informasi sebanyak 48 orang (62,3%) dan ibu nifas yang pernah mendapatkan informasi sebanyak 29 orang (37,7%). Hal tersebut menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya ibu nifas di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya Mei Tahun 2015 yang tidak mendapatkan informasi. 2. Analisis Bivariat a. Hubungan Pendidikan dengan Pengetahuan Ibu Nifas tentang Nutrisi di No Pendidikan Pengetahuan Ibu Nifas tentang Nutrisi Total Kurang Baik f % f % f % 1 Rendah 30 57,7 22 42,3 52 100 2 Tinggi 5 20,0 20 80,0 25 100 val ue 0,004 Jumlah 35 45,5 42 54,5 77 100 Hasil penghitungan statistik menggunakan uji chi square dengan α = 0,05 diperoleh value = 0,004 ( value < α), dengan demikian hipotesis nol ditolak yang berarti terdapat hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi di Wilayah Mei Tahun 2015. b. Hubungan Paritas dengan Pengetahuan Ibu Nifas tentang Nutrisi di Wilayah Mei Tahun 2015
No Paritas Pengetahuan Ibu Nifas tentang Nutrisi Total Kurang Baik f % f % f % 1 Primipara 24 72,7 9 27,3 33 100 2 Multi/grande multipar a 11 25,0 33 75,0 44 100 Jumlah 35 45,5 42 54,5 77 100 val ue 0,0001 Hasil penghitungan statistik menggunakan uji chi square dengan α = 0,05 diperoleh value = 0,0001 ( value < α), dengan demikian hipotesis nol ditolak yang berarti terdapat hubungan antara paritas dengan pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi di. c. Hubungan Pendapatan dengan Pengetahuan Ibu Nifas tentang Nutrisi di No Pendapatan Pengetahuan Ibu Nifas tentang Nutrisi Total Kurang Baik f % f % f % 1 Rendah 16 44,4 20 55,6 36 100 2 Tinggi 19 46,3 22 53,7 41 100 val ue 1,000 Jumlah 35 45,5 42 54,5 77 100 Hasil penghitungan statistik menggunakan uji chi square dengan α = 0,05 diperoleh value = 1,000 ( value > α), dengan demikian hipotesis nol gagal ditolak yang berarti tidak terdapat hubungan antara pendapatan dengan pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi di Wilayah Kerja UPTD 2015. d. Hubungan Informasi dengan Pengetahuan Ibu Nifas tentang Nutrisi di Tabel 4.9 Hubungan Informasi dengan Pengetahuan Ibu Nifas tentang Nutrisi di Sumberjaya Kabupaten Majalengka
No Informasi Pengetahuan Ibu Nifas tentang Nutrisi Total Kurang Baik f % f % f % 1 Tidak pernah 27 56,3 21 43,8 48 100 2 Pernah 8 27,6 21 72,4 29 100 val ue 0,027 Jumlah 35 45,5 42 54,5 77 100 Hasil penghitungan statistik menggunakan uji chi square dengan α = 0,05 diperoleh value = 0,027 ( value < α), dengan demikian hipotesis nol ditolak yang berarti terdapat hubungan antara informasi dengan pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi di Wilayah Mei Tahun 2015. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi di Wilayah Kerja UPTD 2015. Adanya hubungan dapat dikarenakan pendidikan yang semakin tinggi maka proses seseorang untuk berkembang secara kognitif dan kemampuan psikomotornya semakin baik sehingga ibu lebih mudah untuk menerima hal-hal baru termasuk dalam penerimaan informasi mengenai nutrisi ibu nifas sehingga pendidikan mempengaruhi pengetahuan ibu. Hasil penelitian ini mendukung teori Wawan dan Dewi, 2010:16), yaitu Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Hasil penelitian ini mendukung teori Sudrajat (2009:21), tingkat pendidikan seseorang akan sangat berpengaruh dalam pemberian respon terhadap sesuatu yang datangnya dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berfikir sejauh mana keuntungan yang akan mereka dapatkan. Pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang menjadi tidak memperhatikan terhadap program kesehatan, sehingga mereka tidak mengenal bahaya yang mungkin terjadi. Walaupun ada sarana yang baik belum tentu mereka tahu menggunakannya. Mereka tidak akan memperhatikan terhadap informasi yang ada karena tidak ada rasa ingin tahu. (Nursalam, 2009). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Yuningsih (2012:46) di Sukahaji Kabupaten Majalengka menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan ibu. Berdasarkan hasil penelitian ini maka meningkatkan pengetahuan ibu nifas pada ibu yang berpendidikan rendah yaitu dengan cara memberikan informasi yang mudah dimengerti dan dipahami oleh mereka seperti dengan menggunakan poster dan lain-lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara paritas dengan pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi di Wilayah Kerja UPTD 2015. Adanya hubungan dapat dikarenakan ibu yang sudah mempunyai anak lebih dari satu akan mendapatkan pengalaman dari kehamilan dan persalinan sebelumnya termasuk pengalaman dalam menjaga kesehatan ibu pada masa nifas sehingga paritas mempengaruhi pengetahuan ibu. Hasil penelitian ini mendukung teori Notoatmodjo (2003:120), pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Juga mendukung teori Sudrajat (2009:21), pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman, baik pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa paritas dapat termasuk pengalaman karena dengan ibu pernah mengalami kehamilan dan persalinan serta mengalami masa nifas sebelumnya dapat menjadi sumber pengetahuan ibu. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Kusyati (2011:31) menyatakan bahwa ibu paritas dengan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi ibu nifas di Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Perlunya petugas kesehatan melakukan kunjungan masa nifas sesuai dengan jadwal kunjungan untuk memberikan informasi pada ibu nifas tentang nutrisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pendapatan dengan pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi di Wilayah Kerja UPTD 2015. Tidak adanya hubungan dapat dikarenakan pendapatan belum dapat mengukur pengetahuan ibu mengenai nutrisi. Informasi mengenai besarnya pendapatan ibu dalam penelitian ini masih mengandung bias yaitu pendapatan yang ibu nyatakan dalam kuesioner ada kemungkinan pendapatan dari suaminya karena sesungguhnya sebagian dari ibu adalah ibu rumah tangga. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Sudrajat (2009:21) yaitu Faktor pendapatan keluarga sangat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan pokok dan sekunder dalam keluarga. Keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih tercukupi bila dibandingkan dengan keluarga dengan status ekonomi rendah termasuk kebutuhan akan informasi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Kusyati (2011:31) menyatakan bahwa ada hubungan antara pendapatan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi ibu nifas di Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Tidak adanya hubungan dapat dimungkinkan informasi mengenai pendapatan yang ibu berikan tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga terdapat bias. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara informasi dengan pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi di Wilayah Kerja UPTD 2015. Adanya hubungan dapat dikarenakan informasi dapat menambah wawasan dan pengetahuan ibu, semakin banyak informasi maka semakin baik pengetahuannya tentang nutrisi. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Muthiya (2009:1), menyebutkan ada hubungan informasi dengan pengetahuan gizi ibu nifas di RSIA Siti Khadijah Kudus tahun 2009. Juga sejalan dengan hasil penelitian Yuningsih (2012:46) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sukahaji Kabupaten Majalengka menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara informasi dengan pengetahuan ibu. Hasil penelitian ini mendukung teori Notoatmodjo (2007:22) yaitu Informasi pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah akal bantu pendidikan. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan, media ini dibagi menjadi tiga, yakni media cetak, media elektronik dan media papan. Juga sejalan dengan teori Sudrajat (2009:21), melalui barbagai media baik cetak maupun elektronik berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat sehingga yang lebih sering terpapar oleh media massa (TV, Radio, Majalah) akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media massa. KESIMPULAN Berdasarkan kesimpulan dan hasil analisis maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kurang dari setengahnya ibu nifas di berpengetahuan kurang tentang nutrisi yaitu sebesar 45,5%. 2. Lebih dari setengahnya ibu nifas di berpendidikan rendah yaitu sebesar 67,5%. 3. Kurang dari setengahnya ibu nifas di paritasnya primipara yaitu sebesar 42,9%. 4. Kurang dari setengahnya ibu nifas di yang pendapatannya rendah yaitu sebesar 46,8%. 5. Lebih dari setengahnya ibu nifas di yang tidak mendapatkan informasi yaitu sebesar 62,3%. 6. Ada hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi di Wilayah Kerja UPTD 2015. 7. Ada hubungan antara paritas dengan pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi di. 8. Tidak terdapat hubungan antara pendapatan dengan pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya Mei Tahun 2015. 9. Ada hubungan antara informasi dengan pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi di Wilayah Kerja UPTD 2015. DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Y. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas, Edisi Revisi. Yogyakarta: Pustaka Rihama. Almatsier, S. (2008). Prinsip-prisip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. Arisman. (2008). Gizi dalam daur Kehidupan. Jakarta: EGC. Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC. Bambang. (2008). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. Cunningham. (2006). Obstetri Williams. Jakarta : EGC. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. (2012). Assessment GAVI-HSS. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Anak Provinsi Jawa Barat. Handayani. (2011). Menuju Pelayanan Persalinan Terpadu. Jakarta: Agromedia Pustaka. Kementerian Kesehatan RI. (2013). Survei Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Kusyati. (2011). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gizi Ibu Nifas Di Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Program Study S1 Keperawatan STIKES Karya Husada Semarang. Manuaba, IBG. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC. Maramis. (2006). Ilmu Perilaku Dalam Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Universitas Airlangga. Mubarok, dkk, (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses. Yogyakarta: Graha Ilmu. Muthiya (2009). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Gizi Ibu Nifas di RSIA Siti Khadijah Kudus tahun 2009. www.scribd.com, diakses tanggal 12 Februari 2015.. (2007). Promosi Kesehatan Ilmu Dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Perdana. (2015). UMR di Indonesia tahun 2015. http://www.angga.asia. Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Rismayanti. (2012). Hubungan Lingkungan dan Tradisi dengan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Ibu Nifas di Klinik Bersalin Khairunnisa Tahun 2012. Akademi Kebidanan Indragiri. Saifuddin, AB. (2008). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. Sudarma. (2008). Sosiologi untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Sudrajat. (2009). Kebutuhan Dasar Ibu Nifas. http://blogs.unpad.ac.id, diakses tanggal 12 Januari2015.
Sugiyono. (2013). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Sulistyawati. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika. Sulistyoningsih. (2010). Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wawan, A. dan Dewi, M. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Jakarta. Nuha Medika. Wulandari, S.R. dan Handayani, S. (2011). Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta: Gosyen Publising.