PENGGUNAAN SUSU KAPUR DARI LIMBAH GAS ACETYLEN SEBAGAI PENJERNIH NIRA MENTAH. Sri Risnojatingsih Progdi Teknik Kimia FTI-UPNV Jatim ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

PEMBUATAN GULA MERAH DENGAN BAHAN DASAR TEBU (SACCHARUM OFFICIANARUM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

PEMBUATAN NATRIUM SULFAT ANHIDRAT (NA 2 SO 4 )

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSES BLEACHING MINYAK SAWIT MENTAH DENGAN BENTONIT ASAL MUARA LEMBU

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

Destabilisasi Koloid Non Gula Pada Tetes Tebu

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1 Daftar Wawancara

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

BAB III METODE PENELITIAN

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

DAUR ULANG LIMBAH HASIL INDUSTRI GULA (AMPAS TEBU / BAGASSE) DENGAN PROSES KARBONISASI SEBAGAI ARANG AKTIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN BENTONIT SEBAGAI ADSORBEN PADA PROSES BLEACHING MINYAK SAWIT

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

BAB 3 METODE PERCOBAAN

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

RACE-Vol.4, No.1, Maret 2010 ISSN PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

RECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC)

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI SEKAM PADI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PABRIK CAUSTIC SODA DARI LIMESTONE DAN SODA ASH DENGAN PROSES CONTINUOUS DORR CAUSTICIZING PRA RENCANA PABRIK

PENENTUAN KUALITAS AIR

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Cair Etanol BAB III METODOLOGI

SMP VIIa. Unsur, Senyawa, dan Campuran. Devi Diyas Sari SMP VIIa

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PUPUK ZA SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT (CaCO 3 ) Oleh Sri Risnojatiningsih Teknik Kimia FTI-UPNV Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Prarancangan Pabrik Magnesium Oksid dari Bittern dan Batu Kapur dengan Kapasitas 40.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

Revisi BAB I PENDAHULUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

KINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA. Suprihatin, Ambarita R.

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

8. ASIDI-ALKALINITAS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

Pemurnian Garam Lokal Untuk Konsumsi Industri Syafruddin dan Munawar ABSTRAK

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi

PEMANFAATAN BONGGOL PISANG UNTUK PEMBUATAN ASAM PHOSPAT *)

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

PEMBUATAN PEKTIN DARI KULIT COKELAT DENGAN CARA EKSTRAKSI

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

Jurnal Kimia Anorganik 2 26 Maret 2014 PEMBUATAN TAWAS. Eka Yulli Kartika. Kelompok 3: Eka Noviana N.A,Masfufatul Ilma, Nina Afria Damayanti

PENGARUH PENAMBAHAN SUSU KAPUR (CaOH) 2 DAN GAS SO 2 TERHADAP ph NIRA MENTAH DALAM PEMURNIAN NIRA DI PABRIK GULA KWALA MADU PTP NUSANTARA II LANGKAT

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RATIH VOL.1 Edisi 1 ISSN

Pengolahan Pelumas Bekas Secara Fisika

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI PROSES. Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Dalam

3 Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Penyerapan Zat Warna Tekstil BR Red HE 7B Oleh Jerami Padi +) Saepudin Suwarsa Jurusan Kimia FMIPA - ITB Jl. Ganesa 10 Bandung, 40132

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

3 Metodologi Penelitian

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pupuk dolomit SNI

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

REKRISTALISASI REKRISTALISASI

Transkripsi:

24 Penggunaan Susu Kapur dari Limbah Gas Acetylen Jurnal Penelitian (Sri Risnojatingsih) Ilmu Teknik Vol. 10, No.1 Juni 2010 : 24-28 24 PENGGUNAAN SUSU KAPUR DARI LIMBAH GAS ACETYLEN SEBAGAI PENJERNIH NIRA MENTAH Sri Risnojatingsih Progdi Teknik Kimia FTI-UPNV Jatim ABSTRACT Acetylen gas plant wastes were analyzed to determine the components contained therein. Calcium oxide is the largest component (54.20%). CaO is separated from all impuritisnya with the addition of water. While the solution is obtained from sugar cane juice are milled. Working variables consist of: Unknowns remain, namely: type of solid waste: waste gas Acetylen; Comparison of solid waste and water: 1 (kg): 3 (lt); sap concentrations: 2 liters of 4 kg of sugar cane juice; sap Volume: 150 ml; and heating temperature II: 105 ± 1oC Changes among other variables; Volume lime milk (ml): 3, 6, 9, 12, 15; Temperature warming I ( C): 70, 75, 80, 85, 90, 95. The results can be concluded that the best conditions obtained in the purification of raw juice with milk of lime from waste gases at temperatures Acetylen is preheated 85 C and the addition of lime milk as much as 6 ml. PFND AHULUAN Dampak negatif timbul sebagai akibat dari pembuangan limbah secara langsung tanpa rnelalui pengolahan terlebih dahulu. Dengan adanya Undang-undang tentang lingkungan hidup, maka setiap industri diharuskan untuk mengolah sendiri limbahnya sampai memenuhi syarat untuk dibuang ke badan air agar tidak mencemari lingkungan. Salah satu industri yang menghasilkan limbah cukup besar adalah Pabrik Gas Acetylen. Gas Acetylen dibuat dengan mereaksikan Calsium Carbida dan air. Dari proses ini selain diperoleh Gas Acetylen juga didapat buangan lumpur yang cukup besar jumlahnya Setelah dianalisa ternyata lumpur tersebut mengandung Calsium Oksida dan beberapa zat lain. Dalam proses penjernihan nira mentah digunakan Ca, (OH) 2 yang dibuat dengan jalan mereaksikan CaO dan air, sedangkan pada limbah gas acetylen terdapat banyak CaO, sehingga dapat dibuat susu kapur, yang kemudian digunakan untuk penjernih nira mentah setelah terlebih dahulu diambil semua impuritis yang terkandung didalamnya. Penjernihan nira mentah pada pabrik gula dilakukan dengan membakar Calsium Carbonat sehingga terbentuk Calsium Oksida dan gas Carbondioksida Selanjutnya Calsium Oksida direaksikan dengan air sehingga membentuk susu kapur Calsium Hidroksida. Dengan adanya jumlah CaO yang cukup besar yang terdapat dalam limbah gas acetylen, diharapkan dari limbah tersebut dapat dipergunakan dalam penyediaan susu kapur sebagai penjernih nira mentah. Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan limbah pabrik gas acetylen yang diolah terlebih dahulu menjadi susu kapur sebagai penjernih nira mentah, dengan maksud menghemat energi panas yang dibutuhkan untuk membuat Calsium Oksida dari pembakaran Calsium Carbonat. Manfaat penelitian ini adalah mengurangi pencemaran yang diakibatkan oleh limbah pabrik gas acetylen dan menaikkan nilai tambah limbah industri gas acetylen. Tinjauan Pustaka Pada proses pembuatan gula, tebu digiling dengan maksud untuk memisahkan nira dari ampas. Nira ini dijernihkan dengan

Penggunaan Susu Kapur dari Limbah Gas Acetylen (Sri Risnojatingsih) 25 susu kapur Ca(OH) 2. Yang harus diperhatikan supaya Sacharosa dalam nira tidak mak, yaitu dengan jalan mengatur ph, waktu, dan temperatur nira. Nira dalam gilingan mempunyai ph 5,5 5,6 (suasana asam). Dalam suasana asam, sucrosa bersifat labil dan selama proses pembuatan gula digunakan panas, maka memungkinkan terjadi perusakan gula untuk mengurangi terurainya sucrose yang terdapat dalam nira, maka larutan nira harus dalam suasana netral sampai bass. Untuk membuat suasana tersebut, digunakan susu kapur / Ca (OH) 2 dengan kepekatan tertentu. Penambahan Ca(OH) 2 ini dimaksudkan agar nira bereaksi dan segera membentuk gumpalan-gumpalan, kemudian gumpalangumpalan tersebut akan mengendap, sedangkan dibagian atasnya terdapat nira yang sudah bersih dan jernih. Pembuatan gumpalan akan bertambah cepat bila selama penggumpalan dibantu dengan panas, artinya nira dipanaskan terlebih dahulu sampai suhu tertentu. Adapun tujuan dari pemurnian nira adalah : - Membuang sebanyak-banyaknya zat yang bukan gula. - Mengusahakan agar kerusakan dan terurainya gula sekecil-kecilnya - Menghilangkan kotoran yang ada, yang menyebabkan nira menjadi keruh. Mengkoagulasi zat-zat koloidal yang mempersulit penyaringan Waktu Reaksi Waktu reaksi yang diperlukan dalam penjernihan nira mentah ini berkisar antara 10-15 menit, Susu kapur larut dalam larutan nira membentuk Calsium sacharat dengan mekanisme sebagai berikut :

Penggunaan 26 Susu Kapur dari Limbah Gas Acetylen Jurnal Penelitian (Sri Risnojatingsih) Ilmu Teknik Vol. 10, No.1 Juni 2010 : 24-28 26 Pemisahan CaO didalam limbah Dari semua impuritis limbah yang telah diuraikan diatas, maka semua impuritis tersebut tidak akan larut bila direaksikan dengan air, kecuali MgO yang sangat sedikit larut dalam air. Tetapi kelarutannya sangat kecil sehingga dapat ditolerir sebagai penjernih nira mentah. Dengan kata lain semua impuritis tersebut tidak menjadi masalah. Sehingga pemisahan CaO dari semua impuritisnya dapat dilakukan dengan jalan menambahkan air kedalam limbah tersebut dan hasilnya adalah susu kapur. CaO + H2O Ca(OH) 2 Larutan susu kapur disaring, dan diambil filtratnya Filtrat inilah yang digunakan untuk memurnikan nira. Proses Defekasi Dalam penelitian ini digunakan cara defekasi panas untuk penjernihan nira mentah dengan alasan bahwa proses defekasi panas mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan proses defekasi panas mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan proses defekasi dingin, yaitu : - Pengendapan yang cepat dengan adanya panas - Titik kekeruhan yang baik - Warna yang baik Klarifikasi dengan menggunakan panas dan susu kapur disehut juga proses defekasi sederhana. Untuk menetralkan asam organik yang terdapat dalam nira dipergunakan susu kapur dalam jumlah tertentu dan pemanasan awal pada 75-90 C. Susu kapur dalam jumlah yang cukup untuk menetralisasi asam organik yang ada dalam nira bila temperatur sudah mencapai suhu 75-90 C. Nira yang telah dikenakan proses panas dan penambahan susu kapur akan membentuk presipitat yang berat dari komposisi yang kompleks. Presipitat mengandung garam lime yang tak larut, albumin yang terkoagulasi, dan berbagai campuran lemak. wax, dan gum yang terendapkan. Pemisahan presipitat dari nira digunakan cara pengendapan dan dekantasi. Kontrol penambahan susu kapur Penambahan susu kapur yang tepat akan mendapatkan klarifikasi yang baik. Bila terlalu sedikit, maka pengendapannya sedikit dan nira masih keruh. Sedangkan bila terlalu banyak menghasilkan nira yang berwarna gelap, menambah substansi getah yang mengurangi mutu dan meningkatkan abu karena garam lime yang tidak terurai, serta output molasses menjadi tinggi. ph kontrol Perlu diingat bahwa ph yang diukur pada temperatur ruangan tidak sama dengan ph yang diukur pada temperatur operasi. ph optimum yang dipunyai nira bergantung pada berbagai kondisi dan lokasi pabrik, jenis tebu, kapasitas, dan kondisi-kondisi lain. Umumnya jumlah susu kapur minimum supaya didapat nira yang jernih pada ph sekitar 7-8. ph yang melebihi 8,5 harus dihindari karena akan mengakibatkan pengurangan kadar gula. METODE PENELITIAN. Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan limbah pabrik gas acetylen yang diolah terlebih dahulu menjadi susu kapur sebagai penjernih nira mentah, dengan maksud menghemat energi panas yang dibutuhkan untuk membuat Calsium Oksida dari

Penggunaan Susu Kapur dari Limbah Gas Acetylen (Sri Risnojatingsih) 27 pembakaran Calsium Carbonat. Bahan yang digunakan adalah Limbah pabrik gas Acetylen, nira tebu, aquadest HCl 0,5 N, Indikator mo, Indikator pp, Na. Borax Alat alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah Mesin penggiling tebu, Turbidity Nephelometer, Automatic ph control, Hand Refractometer type N 1, Kompor listrik, Thermometer, buret, statif, clamp, pengaduk, bekker glass, corong, gelas arloji, erlenmeyer, gelas ukur. Peubah-peubah yang digunakan terdari dari: a. Peubah tetap. - Jenis limbah padat - Perbandingan limbah : air - Kepekatan nira - Volume nira - Suhu pemanasan II b. Peubah berubah. - - Suhu pemanasan II ( O HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk susu kapur dari limbah gas Acetylen, pada penambahan volume susu kapur sebanyak 3, 6, 9, dan 12 ml menghasilkan nira yang semakin bersih atau dengan kata lain angka kekeruhannya semakin baik Tetapi pada penambahan volume susu kapur sebanyak 9 ml dan 12 ml, cukup besar, sedangkan pada sebanyak 3 ml, angka kekeruhannya masih jelek walaupun persentase kehilangan sucrosenya kecil dan pada penambahan volume susu kapur sebanyak 15 ml, persentase : limbah sucrose gas Acetylen yang hilang besar dan angka : 1 (kg) kekeruhannya : 3 (lt) jelek. : 2 lt nira Jadi dari penambahan 4 kg tebu. volume susu kapur : 150 ml dari limbah gas Acetylen yang : 105 O C terbaik 1 O C sebanvak 6 ml, sebab Volume susu kapur (ml) : 3, 6, 9, tidak 12, 15 begitu besar dan angka C) : 70, 75, kekeruhannya 80, 85, 90, 95 baik. 1. Pengaruh volume penambahan susu kapur pada penjernihan nira mentah Pengaruh volume penambahan susu kapur baik dari limbah gas Acetylen maupun dari kapur tohor, menunjukkau bahwa apabila semakin bertambah, maka angka kekeruhannya. (FTU) akan semakin turun. Tetapi apabila penambahan volume susu kapur sudah terlalu banyak maka angka kekeruhan akan naik kembali. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya getah (senyawa calsium organik terlarut) dalam larutan nira dan meningkatnya abu karena garam lime (garam Ca). 2. Pengaruh pemanasan awal pada penjernihan nira mentah Hubungan Suhu pemanasan awal dan angka kekeruhan dalam larutan nira menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu pemanasan awal, angka kekeruhan (FTU) akan semakin turun. tetapi apabila suhu pemanasan awal sudah terlampau akan mengakibatkan kelarutan susu kapur dalam nira semakin menurun. Dari sumber dikatakan bahwa pada suhu 80 C, sebanyak 0,25 0,30% susu kapur tidak larut dalam larutan nira, sehingga angka kekeruhannya meningkat. Hal ini terjadi baik pada penambahan susu kapur dari limbah gas Acetylen maupun susu kapur dari kapur tohor.

28 Penggunaan Susu Kapur dari Limbah Gas Acetylen Jurnal Penelitian (Sri Risnojatingsih) Ilmu Teknik Vol. 10, No.1 Juni 2010 : 24-28 28 3. Perbandingan antara dari limbah gas acetylen dan susu kapur dari kapur tohor. Pada berbagai jumlah penambahan volume susu kapur (3, 6, 9, dan 12 ml) dan berbagai suhu pemanasan awal (70, 75, 80, 85, dan 90 C) umumnya terlihat bahwa persentase kehilangan sucrose pada nira yang dijerniihkan dengan susu kapur dari limbah gas Acetylen lebih sedikit dibanding dengan. persentase kehilangan sucrose yang dijernihkan dengan kapur tohor. Tetapi angka kekeruhan dari nira yang ditambah dengan susu kapur dari limbah gas Acetylen sedikit lebih besar daripada nira yang dijernihkan dengan susu kapur dari kapur tohor, Hal ini disebabkan oleh kadar susu kapur dari limbah gas Acetylen lebih kecil (Normalitas = 1,418475 grek/lt), sehingga kelarutan susu kapur (dari limbah gas Acetylen) dalam nira relatif lebih kecil, yang menyebabkan titik kekeruhannya sedikit lebih jelek, walaupun kecil. DAFTAR PUSTAKA Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1983, "Pengantar Konsep Standar Kapur untuk industri Gula Pasir", Surabaya.Biro Bina Kependudukan dan Lingkungan Hidup, 1990, "Beku Cara Uji Air dan Limbali di Jawa Timur", Surabaya. Chen, James C.P., "Cane Sugar Handbook", eleventh edition, A Wiley Interscience Publication, New York. Hewley; Gessner G, 1987, "The Condensed Chemical Dictionary", nineth edition, Van Nostrand Company Inc, New York. Hugot, E, 1972, "Handbook of Cane Sugar Engineering", Elsevier Publishing Company, New York. KESIMPULAN Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bawah diperoleh kondisi yang terbaik pada penjernihan nira mentah dengan menggunakan susu kapur dari limbah gas Acetylen adalah pada suhu pemanasan awal 85 C dan penambahan susu kapur sebanyak 6 ml.