PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-INDIA PERIODE : JANUARI - OKTOBER 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan India 1. Total nilai perdagangan India dengan Dunia periode Januari-Oktober 2013 mencapai US$ 658,97 milyar, naik 0,53% dibandingkan periode yang sama tahun 2012, yang mencapai US$ 655,47 milyar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor India ke Dunia sebesar US$ 262,47 milyar, naik 5,60% dibandingkan periode yang sama tahun 2012 yang mencapai US$ 248,56 milyar, dan impor India dari Dunia sebesar US$ 396,50 milyar, turun 2,56% dibandingkan periode yang sama tahun 2012, yang mencapai US$ 406,91 milyar. Sehingga, neraca perdagangan India dengan Dunia, pada periode Januari-Oktober 2013, defisit sebesar US$ 134,04 milyar, atau turun 15,36% dibandingkan defisit pada periode yang sama tahun 2012, yang tercatat sebesar US$ 158,36 milyar. 2. Komoditi ekspor non-migas utama India ke Dunia, yang mengalami peningkatan pada periode Januari-Oktober 2013, antara lain adalah : Diamonds Whether Or Not Worked, But Not Mounted (HS 7102) sebesar US$ 24,29 milyar, meningkat (26,13%) dibanding periode yang sama tahun 2012, yang tercatat sebesar US$ 19,26 milyar; Medicaments (Except Vaccines, etc., Bandages Or Pha) (HS 3004) sebesar US$ 7,84 milyar (+14,06%); Rice (HS 1006) sebesar US$ 6,24 milyar (+24,26%); Motor Cars & Oth Motor Vehic Design To Tr (HS 8703) sebesar US$ 4,21 milyar (+23,40%); Cotton Yarn (Other Than Sewing Thread) (HS 5205) sebesar US$ 3,62 milyar (+45,49%); Meat Of Bovine Animals, Frozen (HS 0202) sebesar US$ 3,12 milyar (+31,34%). 3. Negara tujuan ekspor India periode Januari-Oktober 2013, terbesar ditujukan antara lain: Amerika Serikat sebesar US$ 32,73 milyar, atau naik sebesar 6,37% dibanding periode yang sama tahun 2012, yang tercatat sebesar US$ 30,77 milyar;
United Arab Emirates sebesar US$ 27,35 milyar, atau turun 12,78% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012, yang tercatat sebesar US$ 31,35 milyar; Singapura sebesar US$ 12,03 milyar (-3,62%); Hongkong sebesar US$ 11,38 milyar (+7,35%); China sebesar US$ 11,00 milyar (-12,00%). 4. Komoditi impor non-migas utama India dari Dunia, yang mengalami peningkatan periode Januari-Oktober 2013, antara lain : Diamonds Whether Or Not Worked, But Not Mounted (HS 7102) sebesar US$ 19,18 milyar, meningkat (10,76%) dibanding periode yang sama tahun 2012, yang tercatat sebesar US$ 17,31 milyar; Electrical Apparatus For Line Telephony (HS 8517) sebesar US$ 9,15 milyar (+14,45%); Copper Ores and Concentrates (HS 2603) sebesar US$ 5,80 milyar (+58,10%). Sedangkan, komoditi yang mengalami penurunan nilai impor, antara lain : Gold (Incl Gold Plated With Platinum), (HS 7108) sebesar US$ 37,19 milyar, turun (11,11%) dibanding periode yang sama tahun 2012, sebesar US$ 41,83 milyar; Coal, Briquettes, Ovoid, Etc.Mfr from Coal (HS 2701) sebesar US$ 12,57 milyar (-7,44%); Palm Oil & Its Fractions (HS 1511) sebesar US$ 5,61 milyar (-15,86%). 5. Impor India pada periode ini, terbesar berasal dari : China sebesar US$ 43,26 milyar, atau turun 1,81% dibanding periode yang sama tahun 2012, yang tercatat sebesar US$ 44,06 milyar; Saudi Arabia sebesar US$ 30,52 milyar (+8,43%); United Arab Emirates sebesar US$ 29,04 milyar, atau turun 10,85% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012, yang tercatat sebesar US$ 32,57 milyar; Switzerland (Swiss) sebesar US$ 24,02 milyar (-0,58%); Amerika Serikat sebesar US$ 19,41 milyar (-7,72%). B. Perkembangan perdagangan bilateral India dengan Indonesia
1. Perkembangan neraca perdagangan antara India dengan Indonesia periode Januari- Oktober 2013, menunjukkan surplus bagi Indonesia sebesar US$ 8.033,60 juta, atau meningkat 20,01% dibanding periode yang sama tahun 2012, yang tercatat surplus sebesar US$ 6.693,98 juta. Neraca perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Indonesia ke India sebesar US$ 12.467,21 juta, naik 6,58% dibanding tahun 2012, dan impor sebesar US$ 4.433,60 juta, atau turun 11,39% dibanding periode yang sama tahun 2012. 2. Indonesia merupakan negara tujuan ekspor ke-15 India, dan pangsa Indonesia sebesar 1,69% dari total ekspor India ke Dunia. Sementara itu, Indonesia merupakan negara asal impor ke-9, dengan pangsa sebesar 3,14% dari total impor India dari Dunia senilai US$ 396,50 milyar. 3. Perkembangan impor India terhadap ekspor komoditi non migas utama Indonesia (HS 4 Digit) periode Januari-Oktober 2013, dibanding periode yang sama tahun 2012, antara lain sebagai berikut : Coal; Briquettes, Ovoids and Similar Solid Fuels M (HS 2701) impor India terbesar adalah dari Indonesia sebesar US$ 5.598,46 juta, naik 22,56% dengan pangsa sebesar 44,55% diikuti Australia, sebesar US$ 4.069,7 juta,rep. Afrika Selatan sebesar US$ 1.755,5 juta. Palm Oil and Its Fractions (HS 1512) impor dari Indonesia mencapai US$ 4.032,70 juta, turun 9,80% dengan pangsa sebesar 71,86%; diikuti Malaysia, dan Thailand; Copper Ores & Concentrates, (HS 2603) Impor dari Indonesia mencapai nilai US$ 593,73 juta, naik 46,19%. Posisi Indonesia urutan ke-3 dari Dunia dengan pangsa 10,23%. Impor terbesar dari Chili dengan pangsa 39,17%, dan ke-2 adalah Australia, dengan pangsa 23,21% ; Natural Rubber, Balata, Gutta-Percha, (HS 4001) senilai US$ 299,32 juta, naik 8,58% (posisi Indonesia di urutan ke-1 diikuti Thailand dan Vietnam). Pangsa Indonesia cukup dominan yaitu sebesar 40,16%; Coconut (Copra), Palm Kernel Or Babassu Oil And (HS 1513) mencapai US$ 193,23 juta, naik 58,24% (posisi Indonesia urutan ke-1 diikuti Malaysia dengan nilai US$ 24,95 juta dan pangsanya 11,27%). Sedangkan, Indonesia pangsanya 87,24%; Urutan ke-3 adalah Thailand, dan pangsanya 1,48%. Chemical Wood Pulp, Soda Or Sulfate, Other Than (HS 4703) mencapai nilai
US$ 142,86 juta, naik 0,06% (posisi Indonesia urutan ke-1, diikuti Amerika Serikat, Chili, Kanada, dst.); Pangsa Indonesia sebesar 37,14%. Sedangkan, Amerika Serikat pangsanya tercatat sebesar 15,22%. Industrial Monocarboxylic Fatty Acids (HS 3823) impor terbesar dari Malaysia sebesar US$ 101,13 juta, dengan pangsa 53,10% dan Indonesia di urutan ke-2 nilainya mencapai US$ 60,76 juta, turun 26,74% dengan pangsa 31,91%. Television Receivers, incl Video Monitors (HS 8528) senilai US$ 27,42 juta, turun 62,54% (posisi Indonesia urutan ke-7 dari Dunia, setelah China, Malaysia, Vietnam dan Thailand, dst.). Pangsa Indonesia sebesar 1,78%, sedangkan China dan Malaysia pangsanya masing-masing mencapai 53,80% dan 23,09%. 4. Perkembangan impor India terhadap ekspor komoditi non migas potensial Indonesia (HS 4 Digit) periode Januari-Oktober 2013, dibanding periode yang sama tahun 2012, adalah sebagai berikut: Gold (incl Gold Plated With Platinum), Unwrought (HS 7108) mencapai nilai US$ 21,64 juta, turun 83,14%. Dimana posisi teratas secara berturut-turut adalah Switzerland (Swiss); Uni Emirat Arab, Rep. Afrika Selatan, dst. Sedangkan, Indonesia di posisi ke-20 dari Dunia. Sementara itu, Singapura (ke-10), dan Malaysia (ke-16) ; Tanned Or Crust Hides Of Other Animals (HS 4106) sebesar US$ 0,82 juta, turun sebesar 9,77%. Posisi Indonesia urutan ke-6 dari Dunia, teratas secara berurutan adalah Saudi Arabia, Australia dan Ukraina, dst.; Paints & Varnishes; Prep Water Pigments (HS 3210) sebesar US$ 98,75 ribu, turun 50,47%. Posisi Indonesia urutan ke-15, dari Dunia. Teratas secara berturut-turut adalah Amerika Serikat, Switzerland (Swiss), dan Belgia. Pangsa Amerika Serikat mencapai 24,71%. C. Informasi lainnya 1. GDP India meningkat 5% selama periode tahun 2013-2014 Perdana Menteri India, Manmohan Singh dalam sambutannya pada gathering tahunan diaspora India, menyatakan Gross Domestic Product (GDP) India meningkat 5% selama periode 2013-2014. Singh, menyatakan peningkatan GDP
merupakan hasil upaya pemerintah United Progressive Alliance (UPA) mereformasi sektor infrastruktur & fiskal di India selama beberapa tahun terakhir. Peningkatan GDP sebesar 5% tersebut memberikan keyakinan pemerintah India untuk meningkatkan upaya pemulihan perekonomian dengan cara mereformasi beberapa sektor penting di bidang ekonomi. Berbagai kebijakan ditetapkan otoritas yang terkait dengan perekonomian India untuk menciptakan iklim bisnis yang sehat serta mengundang lebih banyak investor asing untuk menanamkan modalnya di India. Namun, kendala utama yang dihadapi perekonomian India saat ini adalah kondisi politik yang tidak menentu, sehingga menimbulkan kekhawatiran investor asing. 2. Tata Power menjual 30% sahamnya di PT. Arutmin Tata Power menjual 30% sahamnya di PT Arutmin Indonesia, dalam upaya menutupi kerugian dari operasi proyek pembangkit listrik mega ultra 4000 kw di Mundra, Gujarat dan mengurangi utang konsolidasi. Tata Power menjual kepemilikan sahamnya 30% di PT Arutmin Indonesia kepada Grup Bakrie Indonesia. Tata Power memiliki saham di dua perusahaan penambangan batubara di Indonesia yaitu PT. Arutmin Indonesia dan PT. Kaltim Prima Coal (KPC). Namun, Tata Power tetap mempertahankan sahamnya di PT Kaltim Prima Coal (KPC) yang merupakan salah satu tambang batubara thermal terbesar di dunia. 3. Impor batubara India kemungkinan naik 8,7% pada tahun 2013/14 Impor batubara India kemungkinan tumbuh sebesar 8,7% menjadi 35 juta ton pada tahun 2013/14, akibat peningkatan produksi baja. India diperkirakan menambah kapasitas pembuatan baja-nya sekitar 5 sampai 6 juta ton pada hingga akhir Maret 2014. Dalam tahun-tahun mendatang, impor batubara kokas akan naik, karena peningkatan kapasitas produksi industri baja. Impor batubara tahun fiskal 2012/13 sekitar 40% dari total kebutuhan batubara India. Cadangan batubara India mencapai 286 miliar ton, kelima terbesar di dunia. Menurut Badan Pusat Statistik India, sebagian besar batubara India merupakan batubara thermal yang digunakan dalam pembangkit listrik. Data pemerintah India menunjukkan bahwa pada tahun 2012/13, sebanyak 49,350 juta ton pasokan batubara India dari dalam negeri dan sebesar 32,2 juta ton impor. Sumber : Laporan Atdag New Delhi, India, Januari 2014