ANALISIS INTERFERENSI PADA LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARTASURA DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PEMAKAIAN BAHASA BALI DALAM DHARMA WACANA IDA PEDANDA GEDE MADE GUNUNG. Ni Ketut Ayu Ratmika

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan

BAB 3 OBJEK LINGUISTIK : BAHASA. Linguistik adalah ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

Asep Jejen Jaelani & Ani Indriyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

ROSI SUSANTI NIM

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan masyarakat dapat mempengaruhi perubahan bahasa. Era

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini

INTERFERENSI MORFOLOGI BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA KARANGAN PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 POLANHARJO

INTERFERENSI BAHASA MELAYU JAMBI KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VIIIA DI SMP N 20 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017. Rohyati Kartikaputri

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

ANALISIS BENTUK MORFEM BAHASA MELAYU DIALEK TANJUNG AMBAT KECAMATAN SENAYANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Apakah ia akan dengan mudah beradaptasi dengan bahasa barunya? Atau janganjangan,

INTERERENSI FONOLOGIS DAN MORFOLOGIS BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SD SE-KECAMATAN KRAMAT, KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

BAB II KERANGKA TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Konsep dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosiolinguistik

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa

BAB VII KESIMPULAN. penyerapan mengalami penyesuaian dengan sistem bahasa Indonesia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun

PEMILIHAN BAHASA DALAM MASYARAKAT PEDESAAN DI KABUPATEN TEGAL DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI ALTERATIF BAHAN AJAR MATA KULIAH SOSIOLINGUISTIK.

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EYD PADA MAJALAH DINDING SISWA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA JURNAL ILMIAH

INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMAKAIAN BAHASA INGGRIS PADA WACANA TULIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tindakan. Komunikasi dalam bentuk ujaran mungkin wujudnya berupa kalimat

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT

ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. berdasarkan konteks pemakaian dibedakan atas istilah umum, dan istilah

BAB I PENDAHULUAN. lain. Penggunaan suatu kode tergantung pada partisipan, situasi, topik, dan tujuan

Tugas bahasa indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang mempunyai makna tertentu, rangkaian

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peneliti di Indonesia. Penelitian-penelitian itu yang dilakukan oleh: Susi Yuliawati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

ALIH KODE GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

INTERFERENSI DALAM TEKS HASIL PRODUKSI CERPEN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

PENGARUH CAMPUR KODE DALAM BAHASA INDONESIA DI KALANGAN MAHASISWA IKIP SILIWANGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas

AMBIGUITAS FRASA NOMINA PADA JUDUL ARTIKEL SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS SEPTEMBER-OKTOBER 2013 NASKAH PUBLIKASI

PENGGUNAAN REDUPLIKASI (KATA ULANG) PADA KARANGAN SISWA KELAS VII B SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Anak sekolah di taman kanak-kanak hingga mahasiswa di

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

ANALISIS REDUPLIKASI MORFOLOGIS BAHASA MELAYU SUB DIALEK MASYARAKAT SUNGAI GUNTUNG KECAMATAN KATEMAN KABUPATEN TEMBILAHAN RIAU

INTERFERENSI MORFOLOGI BAHASA OGAN DALAM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA MURID SEKOLAH DASAR. Oleh: Dewi Sri Rezki Cucu Sutarsyah Nurlaksana Eko Rusminto

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TATARAN SINTAKSIS PADA PIDATO SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TIGANDERKET TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal.

Buku ini memuat kumpulan tulisan penulis dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi bersifat universal. Artinya, hampir tidak

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

PENGHILANGAN FONEM, PENAMBAHAN FONEM DAN PERUBAHAN MAKNA BAHASA INDONESIA DARI BAHASA MELAYU DIALEK DESA NEREKEH KABUPATEN LINGGA

BAB I PENDAHULUAN. dominan di antara sesama manusia. Realitas ini menunjukkan betapa bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan. Akan tetapi penelitian tentang interferensi bahasa telah banyak dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

I. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

PEMILIHAN KODE MASYARAKAT PESANTREN DI PESANTREN AL-AZIZ BANJARPATOMAN DAMPIT

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS X A SMK BATIK 2 SURAKARTA JURNAL ILMIAH

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

Transkripsi:

ANALISIS INTERFERENSI PADA LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARTASURA DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: SRI SUMARSIH A310 130 048 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017 i

i ii i

ii iii

iii iv

ANALISIS INTERFERENSI PADALAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARTASURADAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ABSTRAK Masyarakat sekitar Kartasura merupakan kelompok masyarakat yang multilingual. Mereka berinteraksi dengan menggunakan lebih dari satu bahasa. Penggunaan lebih dari satu bahasa tersebut menyebabkan terjadinya kontak bahasa. Fenomena kontak bahasa yang bisa terjadi salah satunya adalah interferensi. Interferensi merupakan salah satu bidang kajian sosiolinguistik. Dalam proses pembelajaran, interferensi termasuk penyimpangan yang harus dihindari oleh siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi wujud interferensi yang pada laporan perjalanan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kartasura. Interferensi dalam laporan tersebut terjadi pada tataran morfologi, leksikal, sintaksis, dan fonologi serta mengidentifikasi faktor-faktor yang melatarbelakangi munculnya interferensi tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang berusaha mendeskripsikan interferensi ketika siswa berbahasa Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik simak dan beberapa teknik lain seperti wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa interferensi yang terjadi pada laporan perjalanan siswa meliputi (1) interferensi dalam tataran morfologi, (2) leksikal, (3) sintaksis, dan (4) fonologi. Faktor penyebab terjadinya interferensi yaitu faktor kebiasaan, adanya perkembangan zaman, faktor kesengajaan, pengaruh dari lingkungan, minimnya tingkat penguasaan kosakata bahasa Indonesia, faktor suasana, dan prestise. Kata kunci: interferensi, kontak bahasa, multilingual, sosiolinguistik ABSTRACT People around Kartasura is a multilinguals. They interact using more than one language. This situation usually cause a contact of the language. The phenomenon of language contact one of them is interference. Interference is part of sociolinguistic studies. In the learning process, interference includes irregularities that students should avoid. This study aims to identify the form of interference on the student's report in VIII class of SMP Negeri 1 Kartasura. Interference in the report occurs at the morphological, lexical, syntactic, and phonological levels and identifies many factors behind the emergence of such interference. This research includes descriptive research that tries to describe interference when students use Indonesian language. Data collection techniques used are techniques referenced and some other techniques such as interviews, observation, and document analysis. The analysis can be seen that the interferences in student reports include (1) interference in the morphological, (2) lexical, (3) syntax, and (4) phonology. Factors causing interference are habit factors, the development of the times, intentional factors, the influence of the environment, the minimal level of mastery of Indonesian vocabulary, siatuation, and prestige. Keywords: interference,language contact, multilingual, sociolinguistics 1

1. PENDAHULUAN Bahasa sebagai media komunikasi tidak terlepas dari kegiatan manusia sebagai makhluk bermasyarakat dan berbudaya. Arifin (2011:96) menyatakan Language is always developed and changed (bahasa akan selalu berkembang dan berubah). Kehidupan manusia dalam masyarakat akan selalu berubah, maka bahasa menjadi turut berubah, tidak tetap, tidak statis. Perubahan bahasa bisa terjadi dalam bidang fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan leksikon. Dalam fonologi misalnya, dulu bahasa Indonesia belum mengenal fonem /sy/, /f/, dan /kh/. Fonem itu dianggap sebagai /s/, /p/, dan /k/. Perubahan paling banyak terjadi dalam bidang leksikon dan semantik, yang diakibatkan adanya perubahan budaya dan ilmu, atau adanya kata-kata lama muncul dengan makna baru Chaer (2007:53). Indonesia merupakan negara multilingual. Jumlah penduduk yang besar serta adanya beragam suku dan budaya dengan sendirinya terdapat beragam bahasa untuk berkomunikasi. Shiang (2013:52) menyebutkan...in Indonesia, a melange of more than 400 etnic groups and more than 200 languages and dialect terdapat lebih dari 400 suku dan lebih dari 200 bahasa juga dialek di Indonesia. Selain bahasa Indonesia terdapat beragam bahasa daerah, dialek, bahkan bahasa asing yang digunakan oleh masyarakat. Anggota masyarakat akan cenderung menggunakan dua bahasa atau lebih sesuai dengan kebutuhannya. Bahasa-bahasa tersebut akan saling mempengaruhi hingga terjadi yang disebut bilingualisme dan multilinguisme serta beragam kasusnya seperti alih kode, interferensi, integrasi, dan campurkode. Keempat kasus tersebut memiliki gejala yang sama berupa masuknya unsur bahasa lain dengan bahasa yang sedang digunakan, namun konsepnya tidak sama. Kondisi tersebut, akan memunculkan adanya variasi pemakaian bahasa yang menyebabkan situasi kebahasaan dalam masyarakat menjadi cukup rumit. Adanya variasi tersebut menunjukkan bahwa pemakaian bahasa itu bersifat heterogen. Pemakai bahasa dituntut dapat memilih kode bahasa dengan tepat sehingga komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Malabar (2012:282) mengungkapkan satu peristiwa tutur seyogyanya memiliki komponen tutur yang dinyatakan oleh 2

Dell Hymes dengan akronim SPEAKING. Setting and scene, Participants, Ends, Act sequences, Key, Instrumentalities, Norms, dan Genres. Komponen tersebut merupakan faktor di luar bahasa yang dapat menentukan pilihan bahasa penutur dalam peristiwa tutur. Dalam konteks pembelajaran bahasa, siswa atau pembelajar bahasa kedua tentu akan bertemu unsur-unsur yang hampir sama atau mungkin sama dengan bahasa ibu. Kondisi demikian dianggap mempermudah proses pembelajaran. Pembelajaran menyesuaikan unsur-unsur yang hampir sama tersebut dalam mempelajari sistem bahasa kedua. Proses ini diidentifikasi sebagai transfer positif. Sebaliknya apabila bahasa pertama dan bahasa kedua berlainan sehingga hampir tidak ada komponen yang hampir sama maka menyebabkan pembelajaran bahasa semakin rumit diidentifikasi sebagai transfer negatif. Transfer positif maupun negatif termasuk dalam interferensi karena melibatkan pengalihan unsur-unsur bahasa satu ke bahasa yang lain Ohoiwutun (2002:75). Dasar pentingnya penelitian ini berangkat dari UU no. 2 Tahun 2009, Bab 3, Pasal 29 Ayat I yang menyatakan bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Misal dalam proses atau kegiatan belajar guru dan siswa harus berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa digunakan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat dan sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia baku Kurniawan (2012:18). Selain itu, interferensi adalah sebuah kesalahan berbahasa. Chaer dan Leoni (2004:125) mempertegas bahwa interferensi pada tataran apapun merupakan penyakit karena merusak bahasa sehingga perlu dihindarkan. Oleh karena itu perlu adanya analisis sejauh mana kesalahan yang terjadi pada siswa SMP Negeri 1 Kartasura. Menurut sarananya bahasa dibagi menjadi bahasa lisan dan bahasa tulis. Pun dengan masalah interferensi yang dapat terjadi pada kedua kategori tersebut. Bahasa tulis berbeda dengan bahasa lisan terutama pada aspek bunyi. Bahasa lisan yang sangat kompleks sehingga tidak dapat terlambangkan secara akurat. Hal ini menyebabkan beberapa ahli bahasa menyebutnya sebagai kelemahan ragam tulis. Di samping itu, ragam tulis pun memiliki kelebihan. Kurniawan (2012:14) 3

menyebutkan bahasa tulis relatif lebih stabil dan dapat menggambarkan kemampuan berbahasa seseorang. Kadang kala kita menjumpai tulisan seseorang belum menggunakan bahasa baku atau standard. Pemilihan bahasa yang baku atau standard sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia seyogyanya mulai dibiasakan. Pembiasaan itu dilakukan untuk melatih kecermatan dan menghindari kekakuan dalam aspek menulis. Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa manusia yang dapat dikatakan sebagai kemampuan produktif. Dengan menulis mereka mampu mengungkapkan gagasan dan pengalaman dalam bahasa tulis. Salah satu bentuk karya tulis di kalangan siswa yaitu menulis laporan perjalanan yang pernah dilakukan. Kompetensi Dasar (KD) yang berkaitan dengan menulis laporan yaitu KD 4.1 menulis laporan dengan bahasa yang baik dan benar. Peneliti menentukan laporan perjalanan siswa sebagai data dalam penelitian karena cerita yang ditulis terjalin dan terangkai menjadi sebuah peristiwa yang benar terjadi dalam satu kesatuan waktu Keraf (2001:136). Dengan demikian tulisan ini mampu menggambarkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa yang dikuasi siswa.terdapat 3 hal yang dibahas dalam artikel ini. 1) jenis/ wujud interferensi. 2) hal-hal yangmenjadi penyebab interferensi, dan 3) implikasi analisis interferensi dalam pembelajaran menulis. 2. METODE Penelitian interferensi bahasa berkaitan dengan fenomena kebahasaan yang bersifat natural, yang mengandung arti bahwa data yang terkumpul berasal dari lingkungan nyata dan apa adanya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Jenis penelitian tersebut dipilih karena mengacu pada permasalahan dan memperhatikan objek yang akan diteliti.chaer (2011:183) menyebutkan bahwa metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan suatu data yang ditemukan dari objek penelitian. Selain itu metode penelitian kualitatif juga digunakan untuk memperoleh pemahaman mengenai suatu gejala yang terjadi dalam masyarakat Wijayanti (2013:222). 4

Data bersumber dari laporan perjalanan yang ditulis oleh siswa SMP Negeri 1 Kartasura. Data dikumpulkan melalui wawancara, diskusi kelompok, observasi, dan analisis dokumen. Setelah data terkumpul peneliti melakukan proses pengklasifikasian data, kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil penelitian. Analisis data dilakukan dengan metode padan intralingual. Mahsun (2011:11) menyatakan metode padan intralingualdilakukan dengan cara menghubungbandingkan unsur yang bersifat lingual, baik dalam satu bahasa maupun beberapa bahasa yang berbeda. Keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber dan metode. Moleong (2007:330) mengemukakan, teknik triangulasi adalah suatu cara dalam rangka pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Wujud/ Bentuk Interferensi 3.1.1 Interferensi Fonologi 3.1.1.1 Pelesapana fonem /e/ Interferensi fonologi berupa pelesapan fonem /e/ terjadi pada kata kebranian, pluit, tlah, kran, dan menyebrang. Lesapnya fonem /e/ termasuk dalam interferensi fonologi karena bunyi /e/ seharusnya tetap dituliskan untuk menjadi baku atau standard. 3.1.1.2 Perubahan fonem Interferensi fonologi juga ditemukan dalam pelafalan fonem /ai/ menjadi /e/ dan fonem /au/ menjadi /o/. Kasus tersebut ditemukan dalam kata sampedan ato. Kedua kata tersebut dirasakan mendapat pengaruh dari ujaran bahasa Jawa, agar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, kata sampe seharusnya sampaidan kata ato yang seharusnya atau. 3.1.1.3 Fonem /a/ dilafalkan menjadi /e/ Kata seger dalam kalimat airnya seger mendapat pengaruh dari bahasa Jawayang menyebabkan kerancauan ketika siswa berbahasa Indonesia. Dalam bahasa Jawa kalimat tersebut berbunyi banyune seger. Kata yang tepat yaitu air itu sangat menyegarkan. 5

3.1.1.4 Fonem /e/ menjadi /i/ Perubahahan fonem /e/ menjadi /i/ pada kata antri mendapat pengaruh dari bahasa Jawa. Kata antri seharusnya antre agar menjadi standard. 3.1.2 Interferensi Morfologi 3.1.2.1Pelesapan prefiks /meng-/ dan /ber-/ (1)...kami suruh Marcel yang fotoin. Kata suruh mendapat pengaruh dari bahasa Jawa akon. Dalam bahasa Indonesia baku, penggunaan kata suruh tidak dibenarkan. Untuk mengungkapkan makna tersebut, dalam bahasa Indonesia digunakan kata menyuruh yang terbentuk dari kata dasar suruh + prefiks /meng-/ beralomorf /meny-/ sehingga suruh menjadi menyuruh. (2)...karena mereka beda kapal dengan kami. Dalam bahasa Indonesia kata beda dalam kalimat di atas merupakan kata dasar yang menduduki fungsi sebagai predikat. Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia predikat tersebut harus diekslpisitkan prefiks ber- menjadi berbeda dan cocok digunakan dalam ragam formal. Kata beda mendapat pengaruh dari bahasa Jawa bedho yang berarti tidak adanya kesamaan antara satu dengan yang lain. 3.1.2.2 Sufiks /-an/ (3)...segera menuju keparkiran bus kami... Kata parkiran terlihat adanya interferensi morfologi karena penambahan akhiran /-an/. Akhiran /-an/ dalam bahasa Jawa kuno bentuk kata benda turunan dari kata kerja transitif masih menganggap makna pasif yaitu hasil yang dinyatakan dari pokok kata kerja Slametmuljana (1989:90). Kata parkiran seharusnya tempat parkir. 3.1.2.3 Konfiks /ke- -an/ (4)...kami pun mengantuk dan kecapekan. kata tersebut membuktikan telah terjadi interferensi morfologi bahasa Jawa ketika siswa berbahasa Indonesia. Terjadinya interferensi 6

ini disebabkan karena siswa terbiasa dengan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari sehingga masih sering mencampur antara bahasa kedua dengan bahasa pertama. Akhiran /-an/dalam bahasa Jawa digunakan sebagai pembentuk kata benda yang berlaku sebagai bentuk pasif. Demikianlah kebendaan bentuk itu dinyatakan dengan akhiran /-an/, penerimaan sifat yang bersangkutan oleh awalan ka/ke yang berarti menerima (Slametmuljana, 1989:92). 3.1.2.4 Prefiks /di-/ dan /me-/ (5)...keadaan senang dicampur dengan rasa capek. (6)...kami takut karena jalannya menaik... Kedua kata tersebut mendapat pengaruh dari bahasa Jawa dicampur dan munggah. Seharusnya kata dicampurmenjadi bercampur, dan menaik menjadi menanjak. 3.1.2.5 Konfiks /di- -i/ (7)...tetap dimarahi olehguru karena tidak boleh. (7a)...tetap mendapat teguran dari guru karena tidak diperbolehkan. Kata dimarahi mendapat pengaruh dari bahasa Jawa diseneni. Kata tersebut seharusnya mendapat teguran. 3.1.3 Interferensi Sintaksis 3.1.3.1 Penggunaan kata pada... (8)...kami semua pada terlantar di rumah makan... (8a)...kami telantar di rumah makan... Kata pada terbentuk dari pengaruh pola frase bahasa Jawa podhoverbal yang bermaksud menyatakan sesuatu yang memiliki sifat jamak dari kata kerja bentuk dasar, sedangkan pola tersebut tidak ada dalam pola bahasa Indonesia. Apabila subjek kalimat berlaku jamak maka kata kerja dalam kalimat juga jamak sehingga kalimat yang benar menjadi data (8a). 3.1.3.2 Penggunaan kata kaya... (9)...indah-indah kaya bunga... 7

Kata kaya diidentifikasi sebagai pengaruh dari bahasa Jawa koyo sepadan dengan kata seperti di dalam bahasa Indonesia. Kaya di dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti orang yang memiliki banyak harta. Konteks kalimat pada data (9) berbeda dengan apa yang akan diungkapkan oleh penulis, maka penulisan kata yang tepat yaitu seperti. 3.1.3.2 Sufiks /-nya/ Akhiran /-nya/ terkadang merupakan bahasa Jawa yang di- Indonesiakan. Sufiks /-e/ /-ne/ dalam bahasa Jawa yang di- Indonesiakan. Sufiks /-e/ /-ne/ dianggap sama dengan bentuk /-nya/ dalam penulisan kalimat berbahasa Indonesia. (10)...makanannya enak dan mengenyangkan. Dari data di atas, terbukti bahwa leksikon yang pilih siswa terpengaruh dari bahasa Jawa. Di dalam bahasa Indonesia tidak perlu menambah sufiks /-nya/ karena kata /-nya/ mempunyai arti kepemilikan. 3.1.4 Interferensi Leksikal Terdapat tiga bahasa yang ditemukan dalam jenis interferensi leksikal yakni bahasa Jawa, bahasa Inggris, dan bahasa arab. Kata-kata yang termasuk dalam interferensi leksikon berbahasa Jawa yaitu: kresek, kran, pralon, kesleo, ngeyel, celometan, pede, dan tlaten. Leksikon berbahasa Inggris terlihat pada kata: snack, refreshing, baking powder, game, outdoor study, love, cookies, finish, airport, sunset, sunrise, resort, games, check in, trainer, sticker, study tour, prewedding, outing, moment, breakfast, selfie, AC, mem-bully, stand bye, check out, helicopter, telephone, camera, accecories, water sport, art shop, jogging, souvenir, t- shirt, surfing, snorkeling, tour, lunch, background, art center, explore, hiking, training, family gathering, teamwork, homestay, outing class, base camp, rose, booking, speedboat, food court, refresh area, view, dance, tourist, dan guide. Terakhir pinjaman dari bahasa Arab hamdan wa syukron lillahi robbil alamin. 8

3.2 Faktor Penyebab Penggunaan Interferensi Terdapat beberapa hal yang menyebabkan siswa SMP Negeri 1 Kartasura melakukan interferensi. Peneliti menetapkan faktor yang mempengaruhi siswa dalam melakukan interferensi berdasarkan kuesiner yang diberikan. Terdapat 36 responden siswa yang merupakan perwakilan setiap kelompok laporan. Berikut hasil kuesioner penyebab siswa melakukan interferensi. a) Faktor Kebiasaan b) Mengikuti Perkembangan Zaman c) Faktor Kesengajaan d) Pengaruh dari lingkungan e) Kurangnya Penguasaan Kosakata f) Faktor suasana g) Prestise 3.3 Implikasi dalam Pembelajaran Menulis Terjadinya interferensi dalam kehidupan sehari-hari memang sulit untuk dihindari. Ketika berkomunikasi, seyogyanya kita mampu menggunakan prinsip orang Jawa empan papan yaitu mampu melihat situasi dan kondisi waktu dan juga tempat. Jika dalam suasana formal selayaknya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebaliknya, jika dalam suasana informal bisa menggunakan bahasa non-formal untuk menghindari kekauan ketika komunikasi berlangsung. Dalam situasi yang seperti ini, penggunaan bahasa informal bukan sebagai suatu pengacauan melaiankan sebuah kewajaran. Berbeda ketika dalam situasi formal namun memilih ragam bahasa informal hal itu menimbulkan kerancauan atau gangguan dalam berbahasa. Pada jenjang Sekolah Menengah Pertama, tepatnya kelas VIII semester 1 siswa akan belajar menulis sebuah laporan seusai melakukan study tour. Tempat tujuan study tour yang dilakukan tergantung dari pilihan siswa, ada 9

yang memilih untuk ke Jogjakarta, Bali, dan Karanganyar. Studi mengenai laporan tersebut termuat dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar berikut. Menulis 4. mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan, surat dinas, dan petunjuk. 4.1 Menulis laporan dengan bahasa yang baik dan benar. Dari hasil analisis yang dilakukan pada laporan perjalanan siswa, peneliti menemukan interferensi dari kosakata bahasa Jawa, bahasa Inggris, dan bahasa Arab yang dipilih oleh siswa. Kata yang dipilih siswa sebenarnya sudah ada padanannya di dalam bahasa Indonesia. Interferensi merupakan salah satu penyebab kesalahan berbahasa yang dihadapi oleh siswa. Chaer dan Leoni (2004:125) mempertegas bahwa interferensi pada tataran apapun merupakan penyakit karena merusak bahasa sehingga perlu dihindarkan. Interferensi dikatakan layak sebagai bahan ajar di SMP didasarkan dari segi kemampuan berbahasa yang bersifat aktif yaitu berbicara dan menulis. Interferensi merupakan sebuah kerancuan yang harus dihindari ketika sedang berbicara dan menulis secara formal. Berbicara formal seperti seminar atau lebih sempit ketika pembelajaran di dalam kelas. Menulis dalam suasana formal misalnya menulis surat dinas dan laporan. Jika siswa mampu menghindari adanya interferensi di dalam kedua bidang tersebut, salah satu penyebab kesalahan berbahasa yang disebabkan karena pilihan kata dapat berkurang. Hal tersebut mampu menunjang seorang siswa menggunakan bahasa yang baik dan benar, sehingga kompetensi mengenai menulis laporan mengguanakan bahasa yang baik dan benar tercapai dengan tuntas. 4. Penutup Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terdapat 3 simpulan dalam penelitian ini. a. Siswa mencampur bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa, bahasa Arab, dan bahasa Inggris. Ketiga bahasa yang dipilih terbagi menjadi empat macam jenis interferensi. 10

1) Interferensi fonologi dalam laporan perjalanan siswa disebabkan karena pelesapan fonem /e/, perubahahan fonem penyusun kata, fonem /a/ dilafalkan denga /e/, fonem /u/ diganti dengan /i/, dan fonem /e/ yang berubah menjadi /i/. 2) Interferensi morfologi yang di dalamnya ada beberapa macam kasus seperti pelesapan prefiks /meng-/ dan /ber-/, penambahan akhiran /-an/, penggunaan konfiks /ke- -an/, penggunaan prefiks /di-/ dan /me-/, serta penggunaan konfiks /di- -i/. 3) Interferensi sintaksis. Interferensi ini terjadi pada penggunaan kata pada, kaya, dan pemakaian akhiran /-nya/. Interferensi jenis sintaksis disinyalir mendapat pengaruh dari bahasa Jawa. Pada dari podho, kaya dari kata koyo (dalam bahasa Indonesia disebut dengan kata seperti), dan akhiran /-nya/ dari akhiran bahasa Jawa /-e/ yang menandakan kapemilikan. Terakhir adanya interferensi fonologi. 4) Interferensi leksikal, interferensi dalam bidang leksikal lebih dominan dari bidang yang lain. Interferensi leksikal berhubungan dengan kosakata yang dipilih oleh siswa. Terdapat 3 jenis bahasa yang ditemukan dalam interferensi leksikal yaitu bahasa Jawa seperti kata kresek, pralon, kesleo, celometan, dan tlaten. Kemudian, leksikon berbahasa Inggris seperti, games, check in, sunset, sunrise, breakfast, lunch, t-shirt, teamwork, snack, airpot, dan family gathering. Selain itu terdapat leksikon dari bahasa Arab hamdan wa syukron lillahi robbil alamiin. b. Terdapat tujuh faktor yang mendorong siswa melakukan interferensi. Ketujuh faktor itu adalah, 1) kebiasaan siswa, 2) mengikuti perkembangan zaman, 3) adanya kesengajaan, 4) pengaruh lingkungan sekitar siswa, 5) kurangnya penguasaan kosakata dalam bahasa Indonesia, 6) suasana ketika berkomunikasi, dan 7) prestise. c. Analisis mengenai interferensi layak dijadikan sebagai bahan ajar di sekolah. Hal itu disebabkan karena interferensi merupakan salah satu penyebab kesalahan berbahasa siswa, yang harus dihindari. Penyampaian materi mengenai interferensi dan juga penggunaan bahasa Indonesia yang 11

sesuai dengan kaidah tata bahasa baku bahasa Indonesia akan mendukung tercapainya kompetensi dasar 4.1 menulis laporan dengan bahasa yang baik dan benar. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Win Listyaningrum. 2011. Interference: Its Role in the Target Language Mastery to Indonesian Learners. Register, 4 (1) hal. 90. Chaer, Abdul. Agustina L. 2004. Sosiolinguistik suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta. Keraf, Goris. 2001. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Gramedia. Kurniawan, H Khaerudin. 2012. Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Perguruan Tinggi. Cetakan 1. Bandung: Refika Aditama. Mahsun. 2011. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Malabar, Sayama. 2012. Penggunaan Bahasa Transmigran Jawa di Kabupaten Gorontalo. Humaniora, 24 (3). Hal. 282. Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ohoiwutun, Paul. 2002. Sosiolinguistik. Cetakan ke-2. Jakarta: Visipro. Shiang, Jou Yu. 2013. Sociolinguistic Approaches ti Identity Negotiation and Language Learning: A Circumstantiality Perspective on Communities of Practice. International Journal of Reserach Studies in Language Learning 2(1). Page 52. Slametmuljana. 1989. Asal Bangsa dan Bahasa Nusantara. cetakan ke-lima.jakarta: Balai Pustaka. Wijayanti, Sri Hapsari. Dkk. 2013. Bahasa Indonesia. Cetakan ke-1. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 12