BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG KASUS Hambatan komunikasi verbal adalah penurunan, keterlambatan, atau tidak adanya kemampuan untuk menerima, memproses, menghantarkan, dan menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) Stroke non hemoragik atau iskemik adalah terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Penyumbatan bias terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri menuju otak. (Ratna Dewi Pudiastuti, 2013) Stroke atau cerebro vasculer accident (CVA) adalah sindrom klinik yang di awali dengan timbulnya mendadak progressive cepat berupa deficit neirologis vocal ataupun global yang berlangsung 24 jam lebih yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak neotraumatik. (Mansjoer, Arif, 2000) Stroke merupakan sindrom klinis akibat gangguan pembuluh darah otak, timbul mendadak dan biasanya mengenai penderita usia 45 80 tahun. (Rasyid, 2007)
Kesehatan merupakan bagian penting bagi hidup kita, dimana dengan hidup sehat kita bisa menjalankan semua aktifitas dengan baik. Dengan pola hidup sehat kita dapat melakukan kegiatan tidak hanya sehat jasmani saja namun kesehatan rohani juga diperlukan, banyak orang yang enggan melakukan pola hidup sehat sehingga banyaknya penyakit-penyakit yang menyerang seperti halnya stroke. Stroke adalah suatu sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak secara lokal atau global yang dapat menimbulkan kematian, stroke dapat di sebabkan oleh hipertensi, polamakan yang tidak seimbang, makan-makanan yang berkolesterol tinggi. Insiden stroke di negara maju cenderung menurun karena usaha prevensi primer yang berhasil di lakukan terutama dalam upaya pencegahan hipertensi (Airiza, 2000). Berdasarkan laporan WHO pada tahun 2009 jumlah penderita stroke di dunia mencapai kurang lebih 15 juta orang. Di Amerika serikat sekitar 5 juta orang pernah mengalami stroke. Sedangkan di Inggris sekitar 250.000 orang yang pernah mengalami stroke. Di Indonesia stroke merupakan peringkat ke 2 penyebab kematian dengan laju motalitas 18 % -37%. Stroke adalah salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama di Indonesia. Serangan otak ini merupakan kegawat daruratan medis yang harus di tangani secara cepat, tepat, dan cermat. Di Indonesia usia penderita stroke umumnya berkisar pada usia 45 tahun ke atas. Gaya hidup yang moderen dan serba instanisasi seperti sekarang ini berpeluang besar bagi seorang untuk terkena stroke di usia muda wanita maupun pria produktif. Stroke berkaitan erat dengan tekanan darah
tinggi yang mempengaruhi munculnya kerusakan dinding pembuluh sehingga dinding pembuluh darah tidak merata. Akibatnya, zat-zat yang terlarut seperti kolesterol, kalsium, dan lainnya akan mengendap pada dinding pembuluh yang di kenal dengan istilah penyempitan pembuluh darah. Bila penyempitan pembuluh darah terjadi dalam waktu lama akan mengakibatkan suplai darah ke otak berkurang bahkan terhenti yang selanjutnya menyebabkan stroke. Angka kejadian stroke di Indonesia adalah 200 per 100.000 penduduk maka 800 orang akan menderita atroke. Prosentase penderita stroke adalah: a. Usia 35 44 tahun = 0,2 % b. Usia 45 54 tahun = 0,7 % c. Usia 55 64 tahun = 1,8 % d. Usia 65 74 tahun = 2,7 % e. Usia 75 85 tahun = 10,4 % (Ratna Dewi Pundiastuti, 2013) Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab umum terjadinya stroke hal ini dibuktikan jika seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa si penderita kedalam kasus-kasus serius bahkan dapat menyebabkan kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja ekstra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata.
Hasil data buku rekam medik pasien di ruang dahlia RSUD Banyumas sepanjang tahun 2012 dari bulan Januari Desember didapat ada 1794 pasien yang dirawat di ruangan dahlia dengan berbagai macam jenis penyakit. Penderita penyakit dengan sistem persarafan ada 210, penderita penyakit dengan cidra kepala 190, sedangkan penderita penyakit stroke di ruang Dahlia RSUD Banyumas ada 5 pasien, ini di buktikan dengan penyakit stroke tidak termasuk dalam 10 besar Diagnosa Medis. Karena stroke merupakan peringkat ke 2 penyebab kematian di Indonesia dan penyakit stroke merupakan kegawat daruratan medis yang harus di tangani secara cepat, tepat, dan cermat. Berdasarkan data di atas stroke tidak termasuk dalam 10 besar Diagnosa Medis, namun penulis barkesempatan untuk mengelola klien dengan kasus stroke. Penulis tertarik untuk melakukan pengelolaan kasus dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Tn. M Dengan Hambatan Komunikasi Verbal Et Cause Stroke Non Hemoragik di Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. B. TUJUAN PENULISAN Penyusunan pengelolaan laporan ini, penulis menyusun beberapa tujuan: 1. Tujuan Umum Pendokumentasian kasus penyakit stroke non hemoragik pada Tn. M di Ruang Dahlia RSUD Banyumas Kabupaten Banyumas.
2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penulisan laporan ini adalah untuk memaparkan dan melakukan pembahasan mengenai judul Asuhan Keperawatan Pada Tn. M Dengan Hambatan Komunikasi Verbal Et Cause Stroke Non Hemoragik di Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. Dengan pendekatan proses keperawatan yaitu: a. Pengkajian yang mencakup riwayat kesehatan klien, data umum, hasil pemeriksaan dan fokus, dan pemeriksaan penunjang. b. Mengidentifikasi analisa data pada pasien dengan penyakit stroke non hemoragik. c. Perencanaan untuk memecahkan masalah yang muncul. d. Melakukan tindakan pada pasien dengan penyakit stroke non hemoragik yaitu ROM, Terapi injeksi, dan kolaborasi dengan petugas medis. e. Evaluasi tindakan yang sesuai perencanaan pada pasien dengan penyakit stroke non hemoragik. C. PENGUMPULAN DATA Penulisan pengelolaan laporan studi kasus ini menggunakan metode deskriptif dengan memaparkan asuhan keperawatan yang dilakukan secara komprehensif. Pendekatan dalam proses keperawatan merupakan suatu pendekatan dalam melaksanakan pelayanan keperawatan, terdiri dari beberpa kegiatan yang saling berkaitan. Proses keperawatan terdiri dari pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Pemeriksaan darah adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang akan
dilakukan secara sistematik untuk menentukan masalah masalah serta kebutuhan dan kesehatan pasien, dan CT-scan. Penyusunan pengelolaan laporan ini, penulis menggunakan cara pengumpulan data sebagai berikut : 1. Observasi partisipatif Mengamati pasien secara langsung mengenai keadaan fisik dan responnya terhadap penderita atau keluhan yang sedang dialami oleh klien. Penulis juga melakukan pemeriksaan fisik dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Inspeksi yaitu pemeriksaan dengan cara melihat tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Palpasi adalah dengan cara perabaan terhadap bagian bagian tubuh yang mengalami kelainan. Auskultasi adalah pemeriksaan fisik dengan cara pendengaran, biasanya menggunakan alat bantu stetoskop. 2. Wawancara Wawancara adalah menanyakan atau tanya jawab yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi klien atau biasa disebut anamnesa. Data yang terkumpul berupa data primer yang berasal dari klien dan data skunder yang berasal dari orang terdekat atau keluarga klien. Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh data terutama kesehatan dari masalah keperwatan klien, untuk menjalin hubungan antara penulis dengan klien dan mempermudah penulis untuk mengumpulkan data dalam proses pengelolaan proses keperawatan pada klien.
3. Studi Literature Pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu dengan menggali sumber - sumber pengetahuan melalui buku - buku atau jurnal terkini, yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada klien dan mengakses browsing dari internet. 4. Data Catatan Medis Selain data yang diperoleh langsung dari klien dan orang terdekat atau keluarga klien, penulis juga mendapatkan data lain yang dibutuhkan melalui catatan medis pasien antara lain perkembangan kesehatan, program pengobatan, diet, perawatan yang dilakukan, hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi. D. TEMPAT DAN WAKTU Asuhan keperawatan pada Tn. M dengan stroke di Ruang Dahlia RSUD Banyumas Kabupaten Banyumas selama 2 hari dari tanggal 14-15 juni 2013 mulai dari pengkajian sampai evaluasi. E. MANFAAT PENULISAN Hasil pengelolaan laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam keperawatan yaitu: 1. Manfaat teoritis Menambah refrebsi ilmiah dan konstribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, serta bagi penulis selanjutnya untuk di gunakan sebagai bahan kajian tentang pengelolaan kasus keperawatan mengenai stroke.
2. Manfaat praktis Merupakan panduan penulis dan informasi bagi tenaga kesehatan lain tentang pengelolaan kasus stroke. F. SISTEMATIKA PENULISAN Mengenai garis besar penulisan laporan pengelolaan ini, penulis menyusun sebagai berikut : a. BAB I Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, pengumpulan data, tempat dan waktu, manfaat penulisan, serta sistematika penulisan. b. BAB II Tinjauan pustaka terdiri dari pengertian, etiologi, anatomi dan fisiologi, patofisiologi, gambaran klinis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan (ada 3 penatalaksanaan keperawatan: pathways, dan perumusan diagnosa keperawatan serta fokus intervensi keperawatan). c. BAB III Tinjauan kasus terdiri dari pengkajian, analisa data (diagnose keperawatan), perencanaan, implementasi, dan evaluasi. d. BAB IV Pembahasan (pengkajian, rencana tindakan, implementasi, dan evaluasi) e. BAB V Penutup (kesimpulan dan saran).