BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul skripsi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sebuah penelitian memerlukan metode pendekatan yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inquiry tantangan (challenge inquiry) merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab IV ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Pembelajaran model pembelajaran PQ4R adalah model rangkaian kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam mencapi satu tujuan. Penetapan metode yang digunakan merupakan hal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Nana Sudjana dan Ibrahim (16:2001) mengemukakan mengenai makna

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional yang dimaksud yaitu untuk menghindari kesalahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan penelitian. Berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan di dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk lebih mempermudah pemahaman terhadap permasalahan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Memecahkan suatu masalah dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN

Learning berbasis Moodle sebagai media pembelajaran. : Tes akhir (posttest) dilakukan setelah digunakannya E-Learning

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN. cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1997:136).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebuah penelitian memerlukan metode pendekatan yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan harapan derajat kepastian jawaban tinggi. Metode yang digunakan penulis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN. Bandung. Variabel bebas atau independent varabel dalam penelitian ini yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. subyek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang

Transkripsi:

33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul skripsi. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbandingan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Program Diklat Pengetahuan Dasar Listrik dan Elektronika di SMKN 4 Bandung Maka operasional yang perlu dijelaskan, yaitu : 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL) menurut Wina Sanjaya (007:1), dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Dalam penelitian ini penyelesaian masalah ditekankan pada pemecahan soal yang ada dalam Lembar Kerja Siswa yang harus diselesaikan dengan prosedur model pembelajaran berbasis masalah.. Model pembelajaran Kooperatf Tipe Numbered Head Together (NHT) menurut Suci Intansari (007:9) merupakan model pembelajaran yang dalam pembelajarannya, siswa belajar secara bersama-sama dalam kelompok yang heterogen dengan ditunjang oleh guru untuk memecahkan suatu persoalan 3. Hasil belajar siswa adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam belajar atau hasil belajar merupakan manifestasi dari keberhasilan setelah siswa didik

34 melewati serangkaian tes. Keberhasilan tersebut dapat diketahui melalui daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan, yang didapat melalui perbedaan hasil pretes dan postes. 3. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga dapat dikatakan sebagai cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Winarno Surakhmad (1994:131) dalam Zainal A (009:31) mengemukakan tentang pengertian suatu metoda yaitu : Metoda merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu dan cara utama itu dipergunakan setelah peneliti memperhitungkan kewajarannya yang ditinjau dari tujuan. Berdasarkan pendapat di atas, bahwa dalam mencapai tujuan yang kita harapkan, dibutuhkan suatu pendekatan yaitu dengan suatu cara yang dapat mengungkapkan masalah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Cara untuk mencapai tujuan inilah yang disebut dengan metoda. Metode atau metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, yaitu metoda yang digunakan dengan memberikan dua perlakuan yang berbeda terhadap dua kelompok siswa. Kelompok eksperimen mendapatkan pengajaran menggunakan model Kooperatif Tipe NHT, kelompok kedua

35 mendapatkan pengajaran dengan model Problem Based Learning sebagai kelompok kontrol. Untuk menghindari adanya faktor-faktor lain yang akan mempengaruhi jalannya penelitian ini, maka dilakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Melaksanakan proses belajar mengajar kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam waktu yang sama.. Menyamakan waktu pelaksanaan tes antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 3. Menyamakan pemberian materi pelajaran dan tes sesuai dengan kurikulum antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 4. Mengusahakan proses belajar mengajar sesuai dengan teknik model pembelajaran yang akan diterapkan untuk kelas eksperimen ataupun untuk kelas kontrol. 3.3 Variabel dan Langkah Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (006:10) menjelaskan bahwa Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian yang ditatap dalam suatu kegiatan penelitian yang menunjukkan variasi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Nana Sudjana (001:10), menyatakan bahwa Variabel adalah ciri atau karakteristik dari individu, objek, peristiwa yang nilainya bisa berubah-ubah. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas adalah faktor stimulus atau input yaitu faktor yang dipilih oleh peneliti untuk melihat pengaruh terhadap gejala yang diamati. Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk mengetahui efek variabel bebas.

36 Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, peneliti menetapkan : a. Variabel bebas (X) : Model Problem Based Learning dan Model Kooperatif Tipe NHT. b. Variabel terikat (Y) : Hasil belajar siswa pada program diklat Pengetahuan Dasar Listrik Elektronika yang ditekankan pada ranah kognitif, yaitu pada pengetahuan, pemahaman, penerapan, dan analisis. Langkah penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti adalah sebagai berikut : Pre-test Kls. Eksperimen (X 1 ) Pre-test Kls. Kontrol (X ) Pembelajaran Model Kooperatif Tipe NHT Pembelajaran Model PBL Pos-test Kls. Eksperimen (Y 1 ) Pos-test Kls. Kontrol (Y ) Peningkatan (Y 1 -X 1 ) Dibandingkan Peningkatan (Y -X ) Kesimpulan Skema Paradigma Penelitian Gambar 3.1 Langkah Penelitian

37 3.4 Data dan Sumber Data Penelitian 3.4.1 Data Penelitian Data menurut Suharsimi Arikunto (006:118) : Adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka yang dapat dijadikan bahan menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan Berdasarkan definisi tersebut, data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data langsung berupa jawaban-jawaban yang diperoleh melalui test obyektif dari para responden mengenai kompetensi dasar yang diberikan kepada sejumlah siswa kelas X pada pengajaran program diklat Pengetahuan Dasar Listrik dan Elektronika (PDLE). Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : Data pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data post test kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3.4. Sumber Data Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (006:19), pengertian sumber data adalah : Subjek dari mana data yang diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responder yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaanpertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis atau lisan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah siswa kelas X Program Keahlian Teknik Audio Video, yang mengambil program diklat Pengetahuan Dasar Listrik dan Elektronika (PDLE) di SMKN 4 Bandung.

38 3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1 Populasi Penelitian Winarno Surakhmad (1994:93) mengemukakan pengertian tentang populasi: Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, baik manusia, gejala, nilai tes, bendabenda atau peristiwa. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, pendapat di atas sesuai dengan Nana Sudjana dan Ibrahim (004: 84) yang mengemukakan : Populasi maknanya berkaitan dengan elemen, yakni unit tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut bisa berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi dan lain-lain. Dengan kata lain populasi adalah kumpulan dari sejumlah elemen. Sesuai dengan lingkup penelitian, populasi atau wilayah data yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa tingkat satu atau kelas X Program Keahlian Teknik Audio Video yang mengambil program diklat Pengetahuan Dasar Listrik dan Elektronika di SMKN 4 Bandung Tahun ajaran 009 010. yaitu kelas XA, XB, XC, XD dan XE dengan perincian seperti pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas X SMKN 4 Bandung Tahun Ajaran 009 / 010 Kelas XA XB XC XD XE Jumlah Total Jumlah Siswa 36 35 36 37 35 179 3.5. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Mengenai jumlah sampel menurut Nana Sudjana (001 : 84) bahwa : tidak ada ketentuan yang

39 baku atau rumus pasti, sebab keabsahan sampel terletak pada sifat dan karakteristiknya, mendekati populasi atau tidak, bukan pada jumlah atau banyaknya. Nana Sudajana juga mengatakan (001 : 85) minimal sampel sebanyak 30 subyek. Dalam penelitian ini penarikan sampel dilakukan dengan teknik cluster sampling. Teknik cluster sampling adalah teknik penarikan sampel dari populasi yang cukup besar sehingga dibuat beberapa kelas atau kelompok. Teknik tersebut sangat cocok untuk digunakan dalam penelitian ini, karena populasi yang ada telah dikelompok-kelompokkan berdasarkan kelas. Dengan demikian, analisis sampel ini bukan individu, tetapi kelompok, yaitu berupa kelas yang terdiri dari beberapa individu. Dalam penentuan kelas mana yang menggunakan model Problem Based Learning atau model Kooperatif Tipe NHT dilakukan secara acak dan diundi. Dengan cara yang telah disebutkan sebelumnya, diperoleh sampel sebanyak dua kelas yaitu: 1. Kelas X A sebanyak 30 orang diperlakukan sebagai kelompok kontrol yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).. Kelas X B sebanyak 30 orang diperlakukan sebagai kelompok eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT). 3.6 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data mengacu pada cara apa data yang diperlukan dalam penelitian dapat diperoleh. Kaitannya dalam hal tersebut, serta dengan melihat konsep

40 analitis dalam penelitian ini, maka sumber data yang diperoleh didapatkan dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Studi Literatur, dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan memanfaatkan literatur yang relevan dengan penelitian ini yaitu dengan cara membaca, mempelajari, menelaah, mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet, surat kabar, dan sumber lainnya.. Tes, yaitu serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes juga merupakan cara pengumpulan data melalui sejumlah soal mengenai materi yang telah dipelajari oleh siswa dan disampaikan kepada siswa selaku responden secara tertulis. Pengolahan data untuk mengukur prestasi belajar siswa diolah secara kuantitatif langsung melalui penskoran dalam skala ordinal. Tingkat keberhasilan belajar siswa dinyatakan dalam bentuk presentase yang ditentukan dengan menggunakan persamaan : TK S = 100% S Max (Ngalim Purwanto, 004 : 10) Keterangan : TK = Presentase tingkat keberhasilan belajar siswa S = Jumlah skor yang diperoleh siswa S Max = Skor maksimum (ideal)

41 Tingkat keberhasilannya akan dibagi menjadi lima kategori skala ordinal, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah, dengan klasifikasi sebagai berikut : Tabel 3.. Klasifikasi Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Rentang Nilai Kategori 80 TK 100 Sangat Tinggi 65 TK < 80 Tinggi 55 TK < 65 Sedang 40 TK < 55 Rendah 30 TK < 40 Sangat Rendah (Modifikasi dari Suharsimi Arikunto, 1999 : 45) 3. Studi Dokumentasi, digunakan untuk memperoleh informasi atau data-data yang ada kaitannya dengan masalah penelitian. 4. Metode Observasi langsung, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Observasi dilakukan oleh penulis di SMKN 4 Bandung. 3.7 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. (Suharsimi Arikunto, 006:160). Dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian berupa tes tertulis. Instrumen harus mengukur/menilai secara obyektif, ini berarti bahwa nilai atau informasi yang diberikan individu tidak dipengaruhi oleh orang yang menilai.

4 Langkah pengujian perlu ditempuh mengingat instrumen yang digunakan belum merupakan alat ukur yang baku. Hal ini sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto (00: 134) yang mengatakan bahwa bagi instrumen yang belum ada persediaan di Lembaga Pengukuran dan Penelitian, maka peneliti yang menyusun sendiri mulai dari merencanakan, menyusun, mengadakan uji coba dan merevisi. Setelah diujicobakan instrumen penelitian tersebut diolah untuk menentukan validitas instrumen penelitian, realibilitas instrumen penelitian, daya pembeda dan indeks atau tingkat kesukaran. 3.7.1 Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. (Suharsimi Arikunto, 006:186) Penjelasan di atas serupa dengan apa yang diungkapkan oleh Gay (dalam Sukardi, 007:11) yang menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dalam penelitian ini, untuk menghitung validitas instrumen yaitu dengan cara menghitung koefisien validitas, menggunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut: r xy = XY ( X ) ( Y ) ( X ) N Y ( N X ) ( ( Y ) ) N (Suharsimi Arikunto, 006:170) Keterangan : r xy = Koefisien antara variabel X dan variabel Y

43 X = Skor tiap item dari responden uji coba varabel X Y = Skor tiap item dari responden uji coba varabel Y N = Jumlah responden Setelah diketahui koefisien korelasi (r), kemudian dilanjutkan dengan taraf signifikansi korelasi dengan menggunakan rumus distribusi t student, yaitu : t = r n 1 r (Suharsimi Arikunto, 00:63) Keterangan : r = koefisien korelasi n = jumlah responden yang diujicoba Kemudian jika t hitung >t tabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dan α = 0,01, maka dapat disimpulkan item soal tersebut valid pada taraf yang ditentukan. Uji validitas dihitung tiap item pertanyaan. Tingkat validitas setiap item dikonfirmasikan dengan tabel interpretasi nilai r untuk korelasi. Dibawah ini diberikan tabel interpretasi nilai validitas sebagai berikut : Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Korelasi r Besarnya Nilai r Interpretasi 0.8 < r 1.0 Sangat Tinggi 0.6 < r 0.8 Tinggi 0.4 < r 0.6 Cukup 0. < r 0.4 Rendah 0.0 r 0. Sangat Rendah (tak berkorelasi) (Modifikasi dari Suharsimi Arikunto, 006:76)

44 3.7. Uji Reliabilitas Menurut Nasution, S (1995:104) menyatakan bahwa Realibilitas dari alat ukur adalah penting, karena apabila alat ukur yang digunakana tidak reliable dengan sendirinya tidak valid. Uji realibilitas bertujuan untuk menguji ketepatan atau keajegan alat dalam mengukur apa yang akan diukur. Menurut Gay (dalam Sukardi, 007:17) menjelaskan bahwa instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpa (Suharsimi Arikunto, 006:188) sebagai berikut : r 11 k = k 1 V t V t pq Harga varians total (V t ) dihitung dengan menggunakan rumus : V t = ( Y ) Y N N (Suharsimi Arikunto, 006:184) Keterangan: Σ Y N = Jumlah skor total = Jumlah responden Hasil yang diperoleh yaitu r 11 dibandingkan dengan nilai dari tabel r Product Moment. Jika r 11 > r tabel maka instrumen tersebut reliabel, sebaliknya r 11 < r tabel maka instrumen tersebut tidak reliabel.

45 3.7.3 Uji Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus : P = B J S (Suharsimi Arikunto, 00:08) Keterangan : P = Indeks Kesukaran B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar J S = Jumlah seluruh siswa peserta tes Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik sehingga perlu direvisi, digunakan kriteria sebagai berikut ; dalam penelitian ini menggunakan pilihan ganda. Maka kriteria tingkat kesukarannya sebagai berikut : Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran dan Kriteria No. Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi 1. 0,70 TK 1,00 Mudah. 0,30 TK < 0,70 Sedang 3. 0,00 TK < 0,30 Sukar (Nana Sudjana, 1995:137) Makin rendah nilai TK suatu soal, makin sukar soal tersebut. Tingkat kesukaran suatu soal dikatakan baik jika nilai TK yang diperoleh dari soal tersebut sekitar 0,50 atau 50%. Umumnya dapat dikatakan; soal-soal yang mempunyai nilai TK 0,10 adalah soal-soal yang sukar ; dan soal-soal yang mempunyai nilai TK 0,90 adalah soal-soal yang terlampau mudah.

46 3.7.4 Uji Daya Pembeda Daya pembeda suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal. Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : B D = J A A B J B B = P A P B (Suharsimi Arikunto, 00:13) Keterangan : D = indeks diskriminasi (daya pembeda) J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P A = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda No. Rentang Nilai D Klasifikasi 1. D < 0,0 Jelek (harus diganti). 0,0 D < 0,40 Cukup 3. 0,40 D < 0,70 Baik 4. 0,70 D 1,00 Baik sekali (Sudjana, 1996:458).

47 3.8 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang belum memiliki makna sehingga perlu diolah terlebih dahulu. Karena data yang diperoleh melalui instrumen merupakan data kuantitatif maka pengolahannya melaui teknik statistik. Adapun prosedur yang dilakukan dalam menganalisis data secara garis besar sebagai berikut : 1. Menghitung dan memeriksa kelengkapan data yang diperoleh dari lembar jawaban tes tertulis yang sebelumnya telah diisi oleh responden.. Menjumlahkan skor jawaban pertanyaan dan kemudian memberi skor mentah dengan skala 0 sampai 100 pada hasil yang diperoleh. 3. Mengolah data dengan uji statistik, adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 3.8.1 Uji Normalitas Data Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji itu berdistribusi normal atau tidak. Untuk mendapatkan data yang normal maka digunakan uji distribusi chi kuadrat. Adapun langkah-langkah pengolahan datanya sebagai berikut: 1) Menentukan rentang skor (r) r = skor maksimum sekor minimum (Nana Sudjana, 1996 : 47) ) Menentukan banyak kelas interval (k) k = 1 + 3,3 log n (Nana Sudjana, 1996 : 47) 3) Menentukan panjang kelas interval (p)

48 r p = k 4) Membuat tabel daftar distribusi frekuensi 5) Menghitung Mean (rata rata X) M F X F i i = X = (Nana Sudjana, 1996 : 67) i Keterangan : M = mean (rata rata) F i = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas X i X i = tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas interval 6) Menentukan simpangan baku (SD) S = [ X X ] Fi i (Nana Sudjana, 1996 : 95) n 1 Keterangan : S = simpangan baku (standard deviasi) X = mean (rata rata) F i = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas X i X i n = tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas interval = jumlah responden 7) Mengitung harga baku (Z) Z = ( K X ) S (Ngalim Purwanto,004 : 104) Keterangan : Z = harga baku K = batas kelas X S = mean (rata rata) = simpangan baku

49 8) Menghitung luas interval ( L i ) L i = L 1 L Keterangan : L 1 = nilai peluang baris atas L = nilai peluang baris bawah 9) Menghitung frekuensi ekspetasi/harapan (e i ) e i = L. i f i 10) Menghitung Chi-kuadrat (χ ) ( f. e ) χ i i = e i (Suharsimi Arikunto, 00 : 59) Keterangan : χ = chi kuadrat hitung e i = frekuensi ekspetasi/harapan f i = frekuensi data yang sesuai dengan tanda kelas x t 11) Hasil perhitungan χ hitung selanjutnya di bandingkan dengan χ tabel dengan ketentuan sebagai berikut : a. Tingkat kepercayaan 95 % b. Derajat kebebasan (dk = k 3) c. Apabila χ hitung < χ tabel berarti data berdistribusi normal 3.8. Uji Homogenitas Data Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians varians dalam populasi tersebut hamogen atau tidak. Adapun langkah-langkah pengolahan datanya sebagai berikut: 1. Mencari nilai F dengan rumus, sebagai berikut :

50 F = Vb Varians terbesar atau F Vk = Varians terkecil, dimana Varians = S Dimana : Vb = varians terbesar Vk = varians terkecil. Menentukan derajat kebebasan dk 1 = n 1-1; dk = n -1 3. Menentukan nilai F tabel pada taraf signifikansi 5% dari responden. 4. Penentuan keputusan. Adapun kriteria pengujian, sebagai berikut : Varians dianggap homogen bila F hitung < F tabel. Pada taraf kepercayaan 0,95 dengan derajat kebebasan dk 1 = n 1 1 dan dk = n 1, maka kedua varians dianggap sama (homogen). Dan sebaliknya tidak homogen. 3.8.3 Uji t Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata rata pada tes awal (pretest), tes akhir (posttest) dan gain dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji t pada data pretes dimaksudkan untuk menguji apakah dalam pengambilan data awal terdapat perbedaan atau tidak. Untuk mencari nilai t didapat dari rumus : t = S X 1 X 1 1 1 + n n Keterangan : X 1 = nilai rata rata kelompok eksperimen

51 X = nilai rata rata kelompok kontrol S n 1 n = simpangan baku (standard deviasi) = jumlah responden kelompok eksperimen = jumlah responden kelompok kontrol Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya dibandingkan dengan nilai tabel. Jika dilihat dari statistik hitung (t hitung ) dengan statistik tabel (t tabel ), penarikan kesimpulan ditentukan dengan aturan sebagi berikut : Jika : t hitung > t tabel Ho ditolak t hitung < t tabel Ho diterima t tabel didapat pada taraf nyata = 1 / α = (0,05) dengan dk = n 1 + n. 3.9 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Langkah selanjutnya yaitu menyusun pertanyaan-pertanyaan setelah ada kejelasan jenis instrumen. Penyusunan pertanyaan diawali dengan membuat kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi memuat aspek yang akan diungkap melalui pertanyaan. Aspek yang akan diungkap bersumber dari masalah penelitian. Kisi-kisi tes untuk instrumen penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.