PRELIMINARY PHASE PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE DENGAN TOGAF ADM (Studi Kasus BPTPM KABUPATEN SRAGEN)

dokumen-dokumen yang mirip
METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

yang sudah ada (Mardiana & Araki 2013).

Bab 2. Tinjauan Pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab 3 Metodologi Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.I

Bab II Tinjauan Pustaka

DAFTAR SINGKATAN EA TOGAF ADM RACI GM BI. xiv

PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Enterprise Architecture. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Teknologi Informasi yang berkembang dengan sangat pesat saat ini

BAB I PENDAHULUAN I.1

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #9 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dengan konsep

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK PENINGKATAN KUALITAS MANAJEMEN LAYANAN PADA BAGIAN ADMINISTRASI AKADEMIK STIKOM SURABAYA

BAB III LANDASAN TEORI

Integrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method)

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk mengembangkan sebuah arsitektur enterprise yang mampu

Bab 3. Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategis dari suatu

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Prov.

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #10 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERENCANAAN PENINGKATAN KEMATANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN ACMM DAN TOGAF PADA POLITEKNIK XYZ

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE

PERANCANGAN DAN ANALISIS ENTERPRISE ARCHITECTURE PT. XYZ PADA DOMAIN ARSITEKTUR BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM

Enterprise Architecture Planning

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE MENGGUNAKAN METODE TOGAF ADM (STUDI KASUS : RSUD Dr.SOEGIRI LAMONGAN)

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci: architecture vision, kearsipan dinamis, teknologi informasi, TOGAF 9.1. vi Universitas Kristen Maranatha

PERATURAN KEPALA BADAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN SRAGEN NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG

MENUJU TATA KELOLA TIK YANG LEBIH BAIK Sekilas Cetak Biru TIK Kementerian PUPR Oleh: Masagus Z. Rasyidi (Kepala Subbidang Layanan TI, PUSDATIN)

BAB I PENDAHULUAN. bergantung pada sistem informasi yang mereka miliki. yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi (Rong, 2011).

ABSTRAK. ii Universitas Kristen Maranatha

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA FASE TOGAF ADM

MODEL PERENCANAAN STRATEGIS SI/TI PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF (Studi Kasus STKIP Kie Raha)

DESIGN OF APPLICATION ARCHITECTURE FOR ACADEMIC FUNCTIONS AT INSTITUT XYZ USING TOGAF ADM FRAMEWORK CASE STUDY ACADEMIC INFORMATION SYSTEM (SIAKAD)

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan Framework Enterprise Architecture pada perguruan tinggi.

Deris Santika. Teknik Informatika, STMIK Sumedang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERECANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF (Studi Kasus di Yayasan Al-Musadaddaiyah Garut)

Kata kunci : Perencanaan Strategis Sistem Informasi, TOGAF (The Open Group Architecture Framework), ADM (Architecture Development Method), ISSP.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing ditengah persaingan bisnis yang semakin ketat (Luftman, 2004).

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

Eko Nugroho Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II PERKEMBANGAN DAN PERMASALAHAN

Perancangan Arsitektur Teknologi Informasi Rumah Sakit dengan TOGAF (The Open Group Architecture Framework) (Studi Kasus : RSMB)

Analisis Kondisi Organisasi. III.1 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS DAN PERENCANAAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF STUDI KASUS: POLITEKNIK SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan terus mengalami dinamika perubahan. Permintaan pelayanan jasa

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Arsitektur Enterprise

Gambar I.1 Jumlah Penduduk Muslim di Dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 3, Nomor 1, Januari

LOGO PROFIL. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP)

BAB I PENDAHULUAN. organisasi sehingga IS/IT banyak digunakan oleh organisasi (Sasmito, 2013). Dengan

PERANCANGAN ARSITEKTUR BISNIS PERGURUAN TINGGI DENGAN TOGAF (STUDI KASUS : POLITEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA)

: Dr. Ing. Adang Suhendra, Ssi, Skom., Msc

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

KOMITMEN PEMKAB BANGKA DALAM PENGUATAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU

SYLLABUS IT ARCHITECTURE THINKSHOP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI BISNIS

Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, 6(1), 2013, 1-12

ABSTRAK. Keywords : Arsitektur Interprise, Zachman Framework, Arsitektur Teknologi Informasi

BAB I PENDAHULUAN. administrasi pembangunan yang telah ada, sehingga merupakan kebutuhan

Septiana Dwiputrianti Kepala Pusat Inovasi Administrasi Negara LAN RI

PERENCANAAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI DI STMIK KADIRI DENGAN TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD

Transkripsi:

B22 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 PRELIMINARY PHASE PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE DENGAN TOGAF ADM (Studi Kasus BPTPM KABUPATEN SRAGEN) R. A. E. Virgana 1) 1) Program Studi Sistem Informasi, Universitas Widyatama, Bandung Jl. Cikutra No. 204A, Kota Bandung, Kodepos 40125 Telp : (022) 7275855, Fax : (022) 7202997 email : rae.virgana@widyatama.ac.id ABSTRACT Preliminary Phase pada TOGAF ADM adalah suatu fase awal yang sangat penting dalam penelitian arsitektur enterprise untuk mendapatkan data-data awal, keadaan sekarang, dan harapan-harapan masa depan, dalam hal ini studi kasus perancangan arsitektur enterprise Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kabupaten Sragen. Kerangka kerja yang digunakan adalah tahapan-tahapan detail dalam prelimary phase TOGAF ADM. Key words Enterprise Architecture, TOGAF ADM, Kabupaten Sragen, BPTPM 1. PENDAHULUAN Tujuan fase awal (preliminary phase) dalam Enterprise Architecture Framework TOGAF adalah bagaimana mengidentifikasi stakeholder, mengidentifikasi ruang lingkup organisasi, orang-orang yang bertanggung jawab dan dilibatkan dalam pekerjaan arsitektur ini, dan mendefinisikan prinsip-prinsip arsitektur, semua keluaran dalam penelitian ini mencoba mendekati dan mengikuti langkah-langkah yang dipaparkan dalam TOGAF ADM. Dokumen fase awal (preliminary phase ) arsitektur enterprise sistem dan teknologi informasi dengan TOGAF ADM merupakan dokumen yang penting, dalam hal ini lokasi penelitian adalah BPTPM Kabupaten Sragen. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan data-data pada tahapan persiapan awal (preliminary phase) penelitian arsitektur enterprise Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kabupaten Sragen, metodologi yang akan digunakan adalah tahapan-tahapan preliminary phase, seperti diuraikan dalam tahapan preliminary phase pada TOGAF Architecture Developments Method (ADM), yang nantinya dokumen fase awal (preliminary phase) ini akan digunakan dalam fase-fase penelitian TOGAF selanjutnya khususnya untuk outputs architecture developments method yaitu architecture vision, business architecture, information system architecture, infrastructure architecure. 2. TINJAUAN PUSTAKA Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas definisi dari arsitektur enterprise, kemudian metodologi dan kerangka kerja arsitektur enterprise yang digunakan yaitu TOGAF ADM. 2.1 Arsitektur Enterprise ISO/IEC 42010:2007 mendefinisikan arsitektur sebagai: Organisasi dasar dari suatu sistem, yang terkandung dalam komponen-komponennya, hubungan mereka satu sama lain dan lingkungannya, dan prinsipprinsip yang mengatur desain dan evolusinya [1]. Istilah enterprise dalam konteks arsitektur enterprise dapat digunakan untuk menunjukkan seluruh enterprise meliputi semua informasi dan layanan teknologi, proses, dan infrastruktur dan domain yang spesifik dalam enterprise, dan arsitektur melintasi beberapa sistem, dan beberapa kelompok fungsional dalam enterprise [2][3][4]. 2.2 Arsitektur Enterprise The Open Group Architecture Framework (TOGAF) The Open Group Architecture Framework (TOGAF) adalah kerangka kerja, metode rinci dan seperangkat alat pendukung-untuk mengembangkan suatu arsitektur enterprise. TOGAF dapat digunakan secara bebas oleh setiap organisasi yang ingin mengembangkan arsitektur enterprise [5]. TOGAF dikembangkan dan dikelola oleh anggota dari The Open Group, bekerja dalam suatu Forum Arsitektur(https://www.opengroup.org/togaf/). Perkembangan asli TOGAF Versi 1 tahun 1995 didasarkan pada Technical Architecture Framework for 126

Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 B22 Information Management (TAFIM), yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan AS (DoD). Departemen Pertahanan memberi The Open Group izin eksplisit dan dorongan untuk menciptakan TOGAF dengan membangun dari TAFIM, yang mana TAFIM sendiri adalah hasil dari bertahun-tahun upaya pengembangan dan jutaan dolar investasi Pemerintah AS. 2.3 Domain-Domain Dalam Arsitektur TOGAF Terdapat empat domain arsitektur dalam TOGAF yang secara umum diterima sebagai bagian keseluruhan dari suatu arsitektur enterprise [6], yaitu : 1. Arsitektur Bisnis, mendefinisikan strategi bisnis, tata kelola, organisasi dan proses kunci bisnis. 2. Arsitektur Data, menjelaskan aset data logik dan fisik, dan manajemen sumberdaya data organisasi serta strukturnya. 3. Arsitektur Aplikasi, menyediakan blueprint untuk sistem aplikasi individual untuk digunakan, interaksinya, dan keterhubungannya dengan proses bisnis inti organisasi. 4. Arsitektur Teknologi, menggambarkan kapabilitas perangkat lunak dan perangkat keras dimana dibutuhkan untuk mendukung pengembangan pelayanan bisnis, data, dan aplikasi. 2.4 Metodologi Pengembangan Arsitektur TOGAF Metodologi yang digunakan dalam bab pembahasan studi kasus ini adalah dengan menggunakan TOGAF Architecture Development Method (ADM) khususnya pada subbab Preliminary Phase yang menggambarkan kegiatan persiapan dan inisiasi yang dibutuhkan untuk mempersiapkan untuk memenuhi direktif bisnis untuk arsitektur enterprise baru. Dengan metode dalam fase awal (preliminary phase) adalah sebagai berikut : 1. Model Organisasi Arsitektur Enterprise; 2. Kerangka Kerja Arsitektur yang disesuaikan, 3. Permintaan Kerja Arsitektur (Architecture Work). 3. PEMBAHASAN Fase Awal (Preliminary Phase) pada TOGAF ADM adalah metode generik, dimaksudkan untuk digunakan oleh berbagai enterprise yang berbeda, dan dalam hubungannya dengan berbagai kerangka kerja arsitektur lain, jika diperlukan. Fase awal ini melibatkan semua pekerjaan yang diperlukan untuk memulai dan menyesuaikan untuk mendefinisikan kerangka kerja spesifik organisasi. 3.1 Model Organisasi Arsitektur Enterprise Dalam rangka kerangka kerja arsitektur dapat digunakan dengan baik, harus didukung oleh organisasi yang benar, peran, dan tanggung jawab dalam enterprise. Metode dalam model organisasi arsitektur enterprise adalah sebagai berikut : 1. Cakupan Dampak Enterprise Pada Organisasi; 2. Dokumen Penilaian kematangan, Gaps, dan Pendekatan Resolusi; 3. Peran dan Tanggung jawab dari Tim Arsitektur; 4. Kendala pada Pekerjaan Arsitektur; 5. Permintaan untuk Penggunaan; 6. Persyaratan Anggaran; 7. Strategi dan Dukungan Tata Kelola 3.2 Cakupan Dampak Enterprise Pada Organisasi 1. Mengidentifikasi inti enterprise (unit)-mereka yang paling terpengaruh dan yang paling mencapai nilai dari pekerjaan, pelayanan perizinan terpadu yang digunakan dalam studi kasus penelitian adalah : Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kabupaten Sragen sebagai unit inti enterprise dalam penelitian ini. 2. Mengidentifikasi non inti enterprise (unit)-mereka yang akan melihat perubahan dengan kemampuan mereka dan bekerja dengan unit inti tetapi sebaliknya tidak terkena dampak langsung, adalah: Pemerintahan Daerah dan DPRD Kabupaten Sragen, sebagai lembaga eksekutif dan legislatif di daerah yang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap BPTPM Kabupaten Sragen. Dan juga pelimpahan wewenang perizinan Penanaman Modal di daerah dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Pusat kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen yang dilimpahkan kepada BPTPM. 3. Mengidentifikasi enterprise yang diperluas (unit) - unit-unit di luar enterprise yang akan mempengaruhi arsitektur enterprise mereka sendiri, adalah : Dinas Teknis atau Satuan Kerja Pemerintahan Daerah (SKPD) yang telah menyerahkan pelayanan izin-izinya kepada BPTPM Kabupaten Sragen, adapun hal-hal yang masih dikelola dinas teknis adalah, pembinaan dan pengawasan, dan menjadi tim teknis lapangan terhadap izin yang diproses dan dikeluarkan oleh BPTPM Kabupaten Sragen. 4. Identifikasi masyarakat yang terlibat (dengan enterprise)-stakeholder yang akan terpengaruh dan yang berada dalam kelompok masyarakat, adalah: Masyarakat secara luas baik dari Kabupaten Sragen maupun dari luar Kabupaten Sragen yang memproses izin-izin, khususnya perizinan yang masuk dalam wilayah Kabupaten Sragen yang diproses di BPTPM Kabupaten Sragen. 5. Identifikasi tata kelola yang terlibat, termasuk kerangka hukum dan geografi (dari enterprise), adalah: a. Tata kelola dan Kerangka hukum/regulasi yang digunakan antara lain : 1. Permendagri No. 24 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pelayanan Terpadu Satu Pintu, 127

B22 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 2. PP No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah, 3. Permendagri No. 20 Tahun 2008: Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah, 4. PerPres No. 27 Tahun 2009 Tentang PTSP bidang investasi, 5. Perda No.5 Tahun 2011 Tentang Perubahan atas Perda No.15 Th 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sragen b. Geografi Kabupaten Sragen : 1. Terletak di Provinsi Jawa Tengah, Negara Kesatuan Republik Indonesia, 2. Terdiri dari 20 Kecamatan, batas wilayah Utara: Kabupaten Grobogan, Selatan: Kabupaten Karanganyar, Barat:Kabupaten Boyolali, Timur: Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. 3.2.1 Dokumen Penilaian kematangan, Gaps, dan Pendekatan Resolusi Pada fase awal (preliminary phase) ini TOGAF berharap dilakukan proses penilaian kematangan akan harapan-harapan dan kenyataan akan hasil akhir dokumen EA yang diinginkan oleh semua pihak pemangku kepentingan atas dokumen EA di BPTM Kabupaten Sragen. Peneliti melakukan penilaian kematangan karakteristik pencapaian dan harapan user dan stakeholder akan hasil akhir dokumen EA yang diinginkan oleh para pemangku kepentingan di lembaga BPTPM Kabupaten Sragen. Hasilnya adalah tampak pada tabel 1.0, harapan kedepan akan adanya dokumen EA ini adalah terkelola sistem dan teknologi informasi di BPTPM Kabupaten Sragen dan dokumen EA ini menjadi referensi dalam setiap pengambilan keputusan akan sistem dan teknologi informasi di BPTPM Kabupaten Sragen. Tabel 1.0 Penilaian Kematangan Karakterisktik Pencapaian dan Harapan EA User dan Stakeholder Terkait Karakteristik Pencapaian dan Harapan EA Tingkat Arsitektur Kedepan Saat Sekarang (as is) (to be) Proses Arsitektur 3 4 Pengembangan Arsitektur 2 4 Hubungan Bisnis 3 4 Keterlibatan Manajemen Atas 3 4 Partisipasi Unit Operasi = (4+4)/2 (3+3)/2 (5A+5B)/2 Komunikasi Arsitektur = (4+4+4)/3 (2+2+2)/3 (6A+6B+6C)/3 Keamanan TI 2 4 Tata Kelola 3 4 Investasi dan Strategi 4 2 Perolehan TI Skor = (1 9)/9 23/9 = 2,55 36/9 = 4 Fokus Tingkat Kematangan Dalam Pengembangan Terkelola (under development) (managed) 3.2.2 Peran dan Tanggung jawab dari Tim Arsitektur Peneliti berperan sebagai peneliti arsitektur enterprise pada sistem dan teknologi informasi, peneliti mengobservasi dan mengkaji proses bisnis perizinan, sistem dan teknologi saat ini digunakan, dan stakeholder terkait dengan perizinan dilokasi penelitian yaitu BPTPM Kabupaten Sragen. 3.2.3 Kendala pada Pekerjaan Arsitektur Tidak ada kendala yang berarti peneliti dapat secara langsung mengobservasi langsung aktifitas kegiatan perizinan di BPTPM Kabupaten Sragen, dukungan data dan informasi dapat secara lengkap, karena peneliti telah mendapat izin penelitian dari BPTPM dan Badan Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Sragen. 3.2.4 Permintaan untuk penggunaan Permintaan untuk penggunaan data dan informasi terkait dengan proses bisnis, stakeholder-stakeholder terkait dengan proses perizinan dan sistem/teknologi informasi saat ini, seizin BPTPM Kabupaten Sragen. 3.2.5 Persyaratan Anggaran Persyaratan anggaran pada penelitian arsitektur enterprise dilokasi penelitian BPTPM Kabupaten Sragen, tidak ada persyaratan anggaran, peneliti menggunakan anggaran sendiri di lokasi penelitian Peneliti. 3.2.6 Strategi dan Dukungan Tata Kelola Untuk strategi dan dukungan tata kelola penelitian arsitektur enterprise diberikan oleh BPTPM Kabupaten Sragen, baik waktu, tempat, data dan informasi mengenai proses-proses perizinan, penelitian terhadap stakeholder yang terkait dengan proses perizinan dan sistem/teknologi informasi yang digunakan. 3.3 Kerangka Kerja Arsitektur yang Disesuaikan Kerangka kerja arsitektur yang digunakan dalam penelitian ini adalah TOGAF, karena lengkap dan kompleksnya kerangka kerja arsitektur TOGAF maka TOGAF menyarankan penyesuaian arsitektur TOGAF terhadap kasus penelitian arsitektur yang akan dilakukan. Metode kerangka kerja arsitektur yang disesuaikan, sebagai berikut : 1. Metode Arsitektur yang Disesuaikan; 2. Konten Arsitektur yang Disesuaikan; 3. Prinsip-Prinsip Arsitektur; 4. Penggunaan Alat Perancangan Arsitektur Enterprise 3.3.1 Metode Arsitektur yang Disesuaikan Metode kerangka kerja arsitektur yang disesuaikan pada penelitian arsitektur enterprise, dilokasi penelitian BPTPM Kabupaten Sragen menggunakan TOGAF 128

Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 B22 Architecture Development Method (ADM) sebagai kerangka kerja penelitian arsitektur enterprise. 3.3.2 Konten Arsitektur yang Disesuaikan Peneliti menyesuaikan TOGAF dengan penelitian arsitektur enterprise yang diteliti, dengan hanya fokus pada penggunaan TOGAF Architecture Development Method (ADM) Guideline and Techniques, Architecture Content Framework, dan Architecture Capability Framework. 3.3.3 Prinsip-Prinsip Arsitektur Prinsip-prinsip arsitektur yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan prinsip-prinsip bisnis, dan merupakan suatu yang kritis dalam pengaturan landasan tata kelola arsitektur [5], sebagai berikut : 1. Prinsip-Prinsip Bisnis; 2. Prinsip-Prinsip Data; 3. Prinsip-Prinsip Aplikasi; 4. Prinsip-Prinsip Teknologi; 1. Prinsip-prinsip bisnis dalam penelitian arsitektur sistem informasi BPTPM Kabupaten Sragen : a. Prinsip bisnis pertama: Prinsip-Prinsip Keunggulan, b. Prinsip bisnis kedua: Maksimalkan Manfaat untuk Lembaga, c. Prinsip bisnis ketiga: Manajemen Informasi adalah Urusan Semua Pihak, d. Prinsip bisnis keempat: Keberlangsungan Bisnis, e. Prinsip bisnis kelima: Penggunaan Aplikasi Umum, f. Prinsip bisnis keenam : Orientasi Layanan, g. Prinsip bisnis ketujuh: Kepatuhan pada Hukum, h. Prinsip bisnis kedelapan: Tanggung Jawab Teknologi Informasi, i. Prinsip bisnis kesembilan: Perlindungan Kekayaan Intelektual. 2. Prinsip-prinsip data dalam penelitian arsitektur sistem informasi BPTPM Kabupaten Sragen : a. Prinsip data pertama: Data adalah Aset, b. Prinsip data kedua: Data Dibagi Bersama, c. Prinsip data ketiga: Data dapat diakses, d. Prinsip data keempat: Data Terpercaya, e. Prinsip data kelima: Kosakata Umum dan Definisi Data, f. Prinsip data keenam: Keamanan Data. 3. Prinsip-prinsip aplikasi dalam penelitian arsitektur sistem informasi BPTPM Kabupaten Sragen: a. Prinsip aplikasi pertama: Teknologi Independen, b. Prinsip aplikasi kedua: Kemudahan Penggunaan. 4. Prinsip-prinsip teknologi dalam penelitian arsitektur sistem informasi BPTPM Kabupaten Sragen: a. Prinsip teknologi pertama: Persyaratan-Berbasis Perubahan, b. Prinsip teknologi kedua: Manajemen Perubahan Responsif, c. Prinsip teknologi ketiga: Keanekaragaman Pengendalian Teknis, d. Prinsip teknologi keempat : Interoperabilitas 3.3.4 Penggunaan Alat Perancangan Arsitektur Enterprise Pada penelitian arsitektur enterprise ini peneliti tidak menggunakan aplikasi khusus untuk perancangan arsitektur enterprise, hanya menggunakan pengolah kata, pengolah gambar dan pengolah angka, standar produktifitas perkantoran. 3.4. Permintaan Kerja Arsitektur (Architecture Work) Dokumen permintaan kerja (architecture work), merupakan data dan informasi yang diberikan dari organisasi sponsor BPTPM Kabupaten Sragen untuk organisasi arsitektur (peneliti) untuk memicu awal dari siklus pengembangan arsitektur. Permintaan kerja arsitektur (architecture work) dapat dibuat sebagai keluaran/hasil dari fase awal (preliminary phase), sebuah hasil dari permintaan perubahan arsitektur yang disetujui, atau kerangka acuan untuk pekerjaan arsitektur yang berasal dari perencanaan migrasi. Secara umum, semua informasi dalam dokumen ini harus berada pada tingkat tertinggi pada keluaran/hasil dari fase awal (preliminary phase). Metode dalam fase permintaan kerja arsitektur (architecture work) meliputi sebagai berikut : 1. Organisasi Sponsor; 2. Pernyataan Misi Organisasi; 3. Tujuan Bisnis (dan perubahan); 4. Rencana Strategis Bisnis; 5. Batas Waktu Pelayanan; 6. Perubahan Dalam Lingkungan Bisnis; 7. Kendala Organisasi; 8. Deskripsi Sistem Bisnis Saat Ini; 9. Deskripsi Sistem Arsitektur/TI Saat Ini. 3.4.1 Organisasi Sponsor Pemerintah Kabupaten Sragen membentuk Unit Pelayanan Terpadu (UPT) dengan Keputusan Bupati Nomor 17 Tahun 2002 tanggal 24 Mei 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Terpadu Kabupaten Sragen. Operasional secara resmi dilaksanakan 1 Oktober 2002. Tanggal 20 Juli 2006 status KPT ditingkatkan menjadi Badan Pelayanan Terpadu (BPT) dengan terbitnya Perda Nomor 4 Tahun 2006. Tanggal 15 Desember 2008 ditetapkan Perda Nomor 15 Tahun 2008, yang didalamnya dijelaskan tentang pembentukan Badan Perizinan Terpadu (BPT) Kabupaten Sragen, tetapi ada perubahan dari Pelayanan menjadi Perizinan. Guna efisiensi dan efektifitas, dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2011, nomenklatur BPT berubah menjadi Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Kabupaten Sragen. 129

B22 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 Gambar 1. Struktur Organisasi BPTPM Kabupaten Sragen [7] 3.4.2 Pernyataan Misi Organisasi VISI : Unggul dalam Pelayanan; MISI : Mewujudkan Pelayanan Profesional dan Kepuasan Pelanggan, dengan langkah : 1. Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan, 2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan melalui perizinan dan non perizinan, 3. Meningkatkan citra aparatur pemerintah dengan memberikan perizinan yang mudah, cepat, aman, transparan, nyaman, ramah dan meningkatkan kompetensi dan profesionalisme sumber daya manusia (SDM) dibidang perizinan dan non perizinan. 3.4.3 Tujuan Bisnis (dan Perubahan) Maksud didirikannya BPTPM Kabupaten Sragen adalah untuk menyelenggarakan pelayanan perizinan dan non perizinan yang prima dan satu pintu. Tujuan dari pendirian BPTPM antara lain: 1. Mewujudkan pelayanan prima, 2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja aparatur Pemerintah Kabupaten Sragen, khususnya yang terlibat langsung dengan pelayanan masyarakat. 3. Mendorong kelancaran pemberdayaan ekonomi masyarakat, yang pada gilirannya masyarakat dapat terdorong untuk ikut aktif dalam berbagai kegiatan pembangunan. 3.4.4 Rencana Strategi Bisnis Tabel 1. Pelayanan Administratif yang Prima melalui One Stop Service 3.4.5 Batas Waktu Pelayanan Terdapat Jenis-Jenis Pelayanan Perizinan dan Waktu Penyelesaiannya, untuk 72 jenis layanan perizinan. 3.4.6 Perubahan Dalam Lingkungan Bisnis 1. PTSA (Pelayanan Terpadu Satu Atap), 2. PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu), 3. PT ½ P (Pelayanan Terpadu Setengah Pintu), 4. PTSL (Pelayanan Terpadu Satu Loket), 5. Perubahan Bisnis Proses Pelayanan Terpadu Kabupaten Sragen. 3.4.7 Kendala Organisasi Saat ini jumlah pegawai BPTPM Kabupaten Sragen adalah sebanyak 39 orang, untuk melayani 72 jenis layanan. Adapun pegawai BPTPM menurut tingkat pendidikannya, sebagai berikut: Strata II 12 orang, Strata I : 21 orang, Diploma IV : 1 orang, SLTA : 5 orang. 3.4.8 Deskripsi Sistem Bisnis Saat Ini Gambar 2. Bisnis Proses Perizinan di BPTPM Kabupaten Sragen [7] 3.4.9 Deskripsi Sistem Arsitektur/TI Saat Ini 1. Perangkat lunak perizinan online (LAN/Local Area Network), 2. Perangkat lunak penanaman modal dari BKPM, 3. Wave LAN dengan semua dinas/instansi/satuan kerja, 4. Sistem Jaringan TI online antar Dinas, Satuan Kerja, Kecamatan sampai ke Desa, 5. Fasilitas VOIP, Video conference, tukar data & internet, 6. CCTV yang bisa diakses dari berbagai tempat, 7. Touch screen information, 8. Presensi sidik jari. Pelayanan Administratif Dahulu Birokrasi berbelit-belit Monoton, tidak kreatif dan tidak inovatif Lama dan tidak ada kepastian waktu tidak nyaman Cara-cara manual Pungli, biaya dan waktu tidak jelas Terpecah-pecah di berbagai satuan kerja/dinas teknis Pelayanan buruk High cost Pelayanan Administratif Sekarang Waktu, biaya jelas dan pasti Ijin investasi cukup 3 hari selesai Mudah, cepat, transparan, nyaman Survei kepuasan pelanggan memperoleh score index 84% Penyelesaian izin 65% lebih cepat selesai dari waktu yang ditentukan Full online computerized Image PNS dan Pemerintah meningkat Masyarakat sadar dan mau mengurus izin Gambar 3. Arsitektur Teknologi Informasi di BPTPM Kab. Sragen [7] 130

Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 B22 4. KESIMPULAN DAN SARAN Pada bahasan simpulan dan saran ini akan disimpulkan persiapan awal (preliminary research) Arsitektur Enterprise BPTPM Kabupaten Sragen dengan menggunakan TOGAF ADM, kemudian akan dibahas saran-saran kelanjutan dari penelitian ini. 4.1 Kesimpulan Preliminary Research TOGAF ADM Arsitektur Enterprise BPTPM Kabupaten Sragen mencoba mencapai tujuan dari penelitian fase awal seperti yang diuraikan dalam metodologi langkah-langkah penelitian preliminary research dalam TOGAF ADM, bagaimana mengidentifikasi stakeholder, mengidentifikasi ruang lingkup organisasi, orang-orang yang bertanggung jawab dan dilibatkan dalam pekerjaan arsitektur ini, dan mendefinisikan prinsip-prinsip arsitektur. 4.2 Saran Saran langkah penelitian selanjutnya setelah fase awal ini, yang akan dilakukan adalah pembuatan dokumen-dokumen fase Visi Arsitektur, fase Arsitektur Bisnis, fase Arsitektur Sistem Informasi, dan terakhir pembuatan dokumen fase Teknologi Arsitektur. Sehingga akhir dari penelitian ini 5 fase pada TOGAF ADM menghasilkan suatu dokumen rencana induk sistem dan teknologi informasi yang dibutuhkan BPTPM Kabupaten Sragen. 5. REFERENSI [1] ISO/IEC 42010: 2007, Systems and Software Engineering - Recommended Practice for Architectural Description of Software-Intensive Systems, Edition 1 ANSI/IEEE Std 1471-2000) [2] Roger Sessions (2007), Comparison of The Top Four Enterprise Architecture Methodologies, ObjectWatch Inc. [3] Jaap Schekkerman (2004), How to survice in the jungle of Enterprise Architecture Frameworks, Trafford. [4] Marck Lankhorst (2009), Enterprise Architecture at Work : Modelling, Communication and Analysis, Springer, London. [5] The Open Group (2009), TOGAF Version 9 personal PDF edition, The Open Group Architecture Framework (TOGAF) [6] Prof. Rachel Harrison (2009), TOGAF Version 9 Foundation Study Guide, The Open Group - Berkshire. [7] BPTPM Kabupaten Sragen (2012), Tata Cara Perizinan, http://bpt.sragenkab.go.id R. A. E. Virgana, memperoleh gelar S.Kom. dari STMIK Jawa Barat tahun 2005 dan M.T. dari ITB tahun 2013. Saat ini sebagai Staf Pengajar program studi Sistem Informasi Universitas Widyatama - Bandung. 131