FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI DPT DAN CAMPAK TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA 10 BULAN - 5 TAHUN DI PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU TAHUN 2015

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

BAB I PENDAHULUAN. selama ini masih banyak permasalahan kesehatan, salah satunya seperti kematian

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ROKOK DAN TERJADINYA ISPA PADA BALITA DI DUSUN PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA FACTORS INFLUENCES WITH DIARHEA IN THE CHILDREN UNDER FIVE

Kata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELONGUANE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : JONATHAN EKO A J FAKULTAS KEDOKTERAN

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

ABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH.

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

GAMBARAN PRAKTIK/KEBIASAAN KELUARGA TERKAIT DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI UPT PUSKESMAS SIGALUH 2 BANJARNEGARA

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PNEUMONIA ANAK UMUR 6-59 BULAN DI RSUD SALEWANGAN MAROS TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara yang menandatangani Millenium

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Millenium Development Goal Indicators merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi pada Anak Usia Bawah Dua Tahun yang Diberi Susu Formula Di Daerah Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir 2015

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

Putri E G Damanik 1, Mhd Arifin Siregar 2, Evawany Y Aritonang 3

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT ( ISPA) PADA BALITADI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) HARAPAN BUNDATAHUN 2015

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN DAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

BAB I PENDAHULUAN. di paru-paru yang sering terjadi pada masa bayi dan anak-anak (Bindler dan

Faktor-Faktor Risiko Kejadian Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang Tahun

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Penatih Dangin Puri

Lingkungan Fisik Kamar Tidur dan Pneumonia pada Anak Balita di Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA di WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL PENELITIAN

HUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATISAMPURNA KOTA BEKASI

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang sering menyerang anak-anak. Salah satu penyakit saluran

POLA SEBARAN KEJADIAN PENYAKIT PNEUMONIA PADA BALITA DI KECAMATAN BERGAS, KABUPATEN SEMARANG

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI (Studi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya Tahun 2014 ) Nurlia Savitri e-mail : savitri.nurlia@gmail.com Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya ABSTRAK Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian pada anak di seluruh dunia. Adapun di Indonesia, angka kesakitan pneumonia pada bayi 2,2%, balita 3% sedang angka kematian pneumonia pada bayi 29,8% dan balita 15,5%. Puskesmas Kawalu memiliki kasus pneumonia terbanyak di Tasikmalaya tahun 2013 sebanyak 122 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian penyakit Pneumonia pada Bayi di wilayah kerja Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya tahun 2014. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian case control. Populasi kasus adalah seluruh anak yang berumur 2 bulan sampai 1 tahun dan didiagnosis pneumonia, serta berobat ke Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya pada bulan Januari sampai bulan Juni 2014 sebanyak 39 orang. Populasi penelitian dari kelompok kontrol adalah anak bukan penderita penyakit Pneumonia di Wilayah kerja Puskesmas Kawalu sebanyak 39 orang. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan metode sampel jenuh, jumlah keseluruhan sampel 39 kasus dan 39 kontrol, jumlah akhir sampel menjadi 26 kasus dan 26 kontrol dikarenakan responden ada yang bukan cakupan wilayah kerja Puskesmas Kawalu. Data dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu dan kebiasaan merokok didalam rumah merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada bayi dengan nilai p value masing - masing 0,021 dan 0,024. Sedangkan variable status ekonomi bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya tahun 2014. Disarankan agar adanya promosi kesehatan kepada orang tua yang mempunyai bayi tentang bahaya asap rokok. Kepustakaan : (2001 2011) Kata Kunci : Faktor - faktor, Pneumonia, bayi

FACTORS RELATED TO THE INCIDENCE OF PNEUMONIA IN INFANTS (Study In Work Area UPTD Health Center Kawalu Tasikmalaya 2014) Nurlia Savitri e-mail : savitri.nurlia@gmail.com Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya ABSTRACT Pneumonia is one of the causes of death in children worldwide. While in Indonesia, infant pneumonia morbidity rate of 2,2%, 3% were under five mortality rate of pneumonia in infrants 29,8% and toddlers 15,5%. Kawalu healty center has the highest pneumonia in tasikmalaya in 2013 as many as 122 cases. This study aimns to determine what factor are associated with incidence of pneumonia in infrants in the working area of the city health center kawalu tasikmalaya 2014. This type of research uses the quantitative case-control study design. Case is the entire population of children aged 2 months to a years and in pneumonia diagnosis, and treatment to health centers tasikmalaya kawalu city in January to june 2014 a total of 39 people. Population study of the control grup is not a child patient pneumonia in the work area as much as 39 health center kawalu. Sampling method using saturated sample, the total number of sample 39 sases and 39 contols, the amount of the final sample to 26 cases and 26 controls in because the respondent there is not the scop e of the work area kawalu health centers. Data were analyzed by univariat and bivariate analysis with a 95% degree of confidence. Results showed that the level of knowledge of mothers and smoking in the home is a factor related to the incidence of pneumonia in infrants in the working area of the city health center kawalu tasikmalaya 2014. Suggested that the presence of health promotion to parents who have babies about the dangers of cigarette smoke. Reference : (2001 2011) Key Words : Factors, Pneumonia, Infant

PENDAHULUAN Kawasan Asia - Pasifik diperkirakan sebanyak 860.000 balita meninggal setiap tahunnya atau sekitar 98 anak meninggal setiap jam. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia pada bayi berumur kurang dari 2 bulan (Depkes RI, 2007). Adapun di Indonesia, angka kematian pneumonia pada balita diperkirakan mencapai 21% (Unicef, 2006). Angka kesakitan pneumonia pada bayi 2,2%, balita 3% sedang angka kematian pneumonia pada bayi 29,8% dan balita 15,5% (Riset kesehatan dasar, 2007). Menurut data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2005, jumlah balita penderita pneumonia di Indonesia ada sebanyak 600.720 balita yang terdiri dari 155 anak meninggal pada umur di bawah 1 tahun dan 49 anak meninggal pada umur 1-4 tahun (Depkes RI, 2005). Puskesmas Kawalu adalah puskesmas yang jumlah kasus pneumonia pada bayi sampai 2013 masih tertinggi di Kota Tasikmalaya yaitu sebanyak 122 kasus. Dilihat dari laporan tahun 2012 jumlah kasus pneumonia pada bayi yang dilaporkan yaitu 116 kasus. Tingginya angka kejadian pneumonia tidak terlepas dari faktor risiko pneumonia. Faktor risiko yang sudah teridentifikasi meliputi : status gizi, berat lahir rendah (kurang dari 2.500 gram saat lahir), kurangnya pemberian ASI eksklusif pada enam bulan pertama kehidupan, imunisasi campak dan kepadatan rumah (lima atau lebih orang per kamar) (UNICEF-WHO, 2006). Kemungkinan faktor risiko lain adalah orang tua yang merokok, kekurangan zinc, pengalaman Ibu sebagai pengasuh, penyakit penyerta misalnya diare, penyakit jantung, asma, pendidikan ibu, penitipan anak, kelembaban udara, udara dingin, kekurangan vitamin A, urutan kelahiran dan polusi udara diluar rumah (Rudan, et al., 2008).

Menurut survey awal yang dilakukan peneliti di wilayah kerja Puskesmas Kawalu, faktor pneumonia yang dominan yaitu status ekonomi, tingkat pendidikan ibu, dan prilaku keluarga yang mempunyai kebiasaan merokok didalam rumah. Penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kawalu yang banyaknya 44.922 orang tersebar di 5 (lima) Kelurahan dengan kepadatan yang berbeda beda. Sebagian besar atau 27,37% bermata pencaharian sebagai buruh dan 21,71% sebagai Ibu Rumah Tangga (Data Kecamatan Kawalu tahun 2013). Dilihat dari pendidikan, sebagian besar penduduk di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kawalu pada tahun 2013, tamat Sekolah Dasar (SD)/MI yaitu sebanyak 16.474 (36,67%) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 6.763 (15,05%). Selain itu pada survey awal yang dilakukan peneliti dari 10 orang 6 diantaranya memiliki perilaku buruk yaitu kebiasaan merokok didalam ruangan METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya pada bulan Agustus sampai November 2014. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah case control. Populasi kasus adalah seluruh anak yang berumur 2 bulan sampai 1 tahun dan didiagnosis pneumonia, serta berobat ke Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya pada bulan Januari sampai bulan Juni 2014 sebanyak 39 orang. Populasi penelitian dari kelompok kontrol adalah anak bukan penderita penyakit Pneumonia di Wilayah kerja Puskesmas Kawalu sebanyak 39 orang. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan metode sampel jenuh, jumlah keseluruhan sampel 39 kasus dan 39 kontrol, jumlah akhir sampel menjadi 26 kasus dan 26 kontrol dikarenakan responden ada yang bukan cakupan wilayah kerja Puskesmas Kawalu. Instrument yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kuesioner yang diadaptasi dari kuesioner Susi H (2011). Proses analisis data dilakukan dengan dua cara yakni melalui analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan program analisis data yang telah tersedia dalam aplikasi SPSS 16.0, kemudian disajikan dalam bentuk table dan narasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Responden menderita pneumonia adalah terdiri dari 14 orang bayi laki - laki (53,8%) pada kasus dan kontrol, 12 orang bayi perempuan (46,2) pada kasus dan kontrol (tabel 1). Umur responden yang menjadi subjek penelitian terdiri dari 8 orang berumur 2 6 bulan (30,8%) pada kasus dan kontrol, 18 orang berumur 7 12 bulan (69,2) pada kasus dan kontrol (tabel 2). Pekerjaan ayah pada kasus paling banyak adalah buruh harian sebanyak 19 orang (73,1%) danpaling sedikit adalah karyawan swasta sebanyak 2 orang (7,7%). Sedangkan pada kontrol pekerjaan ayah paling banyak adalah buruh harian dan pedagang sebanyak 12 orang (46,2%) paling sedikit adalah karyawan swasta sebanyak 2 orang (7,7%) (tabel 3). Pekerjaan ibu pada kasus paling banyak adalah tidak bekerja sebanyak 20 orang (76,9%) dan paling sedikit adalah karyawan swasta sebanyak 0 orang (0%). Sedangkan pada kontrol pekerjaan ibu paling banyak adalah tidak bekerja sebanyak 17 orang (65,4%) paling sedikit adalah karyawan swasta sebanyak 1 orang (3,8%) (tabel 4).

Hasil penelitian hubungan status ekonomi dengan kejadian pneumonia dengan menggunakan uji statistik Chi-Square didapatkan hasil p > 0,05 (p value= 1,000) yang berarti ada tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan kejadian pneumonia pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Kawalu. Selain itu, berdasarkan uji statistik nilai OR=1,228 yang berarti responden yang status ekonomi rendah memiliki risiko 1,228 kali terkena pneumonia dibandingkan responden yang status ekonomi tinggi. Hasil penelitian hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kejadian pneumonia dengan menggunakan uji statistik Chi-Square didapatkan hasil p < 0,05 (p value= 0,021) yang berarti ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian pneumonia pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Kawalu. Selain itu, berdasarkan uji statistik nilai OR=4,900 yang berarti responden yang tingkat pendidikan ibu rendah memiliki risiko 4,900 kali terkena pneumonia dibandingkan responden yang tingkat pendidikan ibu tinggi. Hasil penelitian hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian pneumonia dengan menggunakan uji statistik Chi-Square didapatkan hasil p < 0,05 (p value= 0,024) yang berarti ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian pneumonia pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Kawalu. Selain itu, berdasarkan uji statistik nilai OR=4,545 yang berarti responden yang memiliki kebiasaan merokok didalam rumah memiliki risiko 4,545 kali terkena pneumonia dibandingkan responden yang tidak memiliki kebiasaan merokok didalam rumah. Pembahasan Status ekonomi bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada bayi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Susi (2011) di RSUD Pasar Rebo Jakarta menunjukan bahwa kejadian pneumonia disebabkan karena status ekonomi rendah sebesar (29,7%) lebih banyak dibandingkan yang status ekonomi

tinggi (15,2%). Sedangkan penelitian Hananto (2004) tidak sejalan dengan penelitian ini karena didapatkan bahwa ada hubungan antara status ekonomi dengan kejadian pneumonia (p value = 0,0005 ; α=0,05). Anak yang berasal dari keluarga status ekonomi rendah mempunyai risiko pneumonia sebesar 2, 39 kali dibanding anak yang berasal dari keluarga status ekonomi tinggi. Status ekonomi kelompok kasus dan kontrol pada penelitian ini tidak berbeda jauh sehingga status ekonomi bukan merupakan faktor penyebab pada penelitian ini, karena pada penelitian ini kelompok kasus dan kontrol berbeda dalam perilaku dan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan ibu merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada bayi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hananto (2004) sejalan dengan penelian ini dijelaskan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan kejadian pneumonia pada anak balita dimana ibu yang berpendidikan rendah mempunyai risiko 2 kali anak balitanya menderita pneumonia dibanding dengan ibu yang berpendidikan tinggi. Sedangkan ibu yang berpendidikan sedang mempunyai peluang 2,30 kali anak balitanya menderita pneumonia dibanding dengan ibu yang berpendidikan tinggi. Selain itu hasil penelitian Hatta (2001) juga menyebutkan bahwa balita yang lahir dari ibu yang berpendidikan rendah mempunyai risiko 2,037 kali lebih besar untuk menderita pneumonia bila dibandingkan dengan balita yang lahir dari ibu berpendidikan tinggi. Pada penelitian ini kebanyakan tingkat pendidikan ibu responden rendah, sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi kejadian pneumonia pada bayi. Seorang ibu yang berpendidikan tinggi dapat merawat anaknya dengan lebih baik dibanding ibu yang berpendidikan rendah karena keterbatasan pengetahuan dan informasi. Kebiasaan merokok didalam rumah merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada bayi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

Sulistyowati (2010) dimana didapatkan bahwa balita yang tinggal dirumah dengan anggota keluarga yang merokok dalam satu bulan terakhir mempunyai risiko mengalami pneumonia 4,4 kali lebih besar dibandingkan balita yang tinggal di rumah yang anggota keluarganya tidak merokok dalam satu bulan terakhir. Hal ini berarti bahwa asap rokok merupakan faktor risiko terjadinya pneumonia pada balita (pvalue < 0,001). Hasil penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Heman (2002) didapatkan hasil uji statistik p=0,000 yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara adanya perokok didalam rumah dengan kejadian pneumonia dimana anak balita yang tinggal satu rumah dengan anggota keluarga yang merokok mempunyai terjadinya pneumonia sebesar 2,9 kali dibanding balita yang tinggal dalam rumah yang anggota keluarganya tidak merokok. Pada penelitian ini kebanyakan keluarga responden memiliki kebiasaan merokok didalam rumah, sehingga dapat mempengaruhi kejadian pneumonia pada bayi. Semakin banyak jumlah rokok yang dihisap oleh anggota keluarga didalam rumah, semakin besar risiko terhadap kejadian pneumonia terutama pada bayi. SIMPULAN DAN SARAN Penelitian menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu dan kebiasaan merokok didalam rumah merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada bayi dengan nilai p value masing - masing 0,021 dan 0,024. Sedangkan variabel status ekonomi bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya tahun 2014. Disarankan agar adanya promosi kesehatan kepada orang tua yang mempunyai bayi tentang bahaya asap rokok. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan

melakukan penelitian dengan cara meneliti variabel lain seperti factor anak dan karakteristik rumah. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI (2005). Rencana kerja jangka menengah nasional penanggulangan pneumonia balita tahun 2005 2009. Jakarta: Depkes RI. Departemen Kesehatan (2007). Pedoman tatalaksana pneumonia balita. Jakarta: Depkes RI. Hananto, M. (2004). Analisis faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di 4 propinsi di Indonesia. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Hartati, S, 2011, Analisis faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian Pneumonia pada anak balita di RSUD Pasar Rebo Jakarta. Tesis, Universitas Indonesia. Jakarta. Hatta, M. (2001). Hubungan imunisasi campak dengan kejadian pneumonia pada balita di kabupaten ogan komering ulu Sumatera Selatan. Herman (2002). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada anak balita di kab. Ogan komering ilir, Sumatera selatan. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Pedoman Pewawancara Petugas Pengumpul Data. Jakarta: Badan Litbangkes, Depkes RI, 2007 Rudan, et al. (2008). Epidemiology and etiology of childhood pneumonia. Bulletin World Health Organization 86 : 408-416.

Sulistyowati, R. (2010). Hubungan antara rumah tangga sehat dengan kejadian pneumonia pada balita di kabupaten trenggalek. Surakarta: Fakulas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. WHO dan UNICEF (2006).The Forgotten killer of children. New York: WHO

LAMPIRAN Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin Pada Bayi Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kawalu Tahun 2014 Frekuensi No Jenis Kelamin Kasus Kontrol F Persentase (%) F Persentase (%) 1 Laki laki 14 53,8 14 53,8 2 Perempuan 12 46,2 12 46,2 Jumlah 26 100.0 26 100.0 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur Pada Bayi Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kawalu Tahun 2014 Frekuensi No Umur Kasus Kontrol F Persentase (%) F Persentase (%) 1 2-6 bulan 8 30,8 8 30,8 2 7-12 bulan 18 69,2 18 69,2 Jumlah 26 100.0 26 100.0 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan Ayah Pada Bayi Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kawalu Tahun 2014 No Pekerjaan Ayah Frekuensi Kasus Kontrol F Persentase (%) F Persentase (%) 1 Buruh harian 19 73,1 12 46,2 2 Pedagang/ wiraswasta 5 19,2 12 46,2 3 Karyawan swasta 2 7,7 2 7,7 Jumlah 26 100.0 26 100.0 Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan Ibu Pada Bayi Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kawalu Tahun 2014 Frekuensi No Pekerjaan Ibu Kasus Kontrol F Persentase (%) F Persentase (%) 1 Tidak bekerja 20 76,9 17 65,4 2 Buruh harian 4 15,4 4 15,4 3 Pedagang/wiraswasta 2 7,7 4 15,4 4 Karyawan swasta 0 0 1 3,8 Jumlah 26 100.0 26 100.0