FIQH, RIBA, GHARAR. - riba ( ال رب ا ) berarti ziyadah ( ال زي ادة ) yaitu tambahan, bisa juga diartikansebagaikelebihan, atau pertumbuhan

dokumen-dokumen yang mirip
KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

RIBA DAN BUNGA BANK Oleh _Leyla Fajri Hal. 1

Bismillahirrahmanirrahim

Rikza Maulan Lc., M.Ag.

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan kepada ajaran islam yang diturunkan Allah SWT melalui Nabi. 2. Adanya tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain (Susanto, 2008:59). nyata dari sektor perbankan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009).

??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

Macam - macam Riba. Tukar-menukar barang tersebut harus sama. Timbangan atau takarannya harus sama. Serah terima pada saat itu juga.

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

BAB II JUAL BELI, KREDIT DAN RIBA. dahulu perlu diperjelas pengertian jual beli. Secara etimologi berarti menjual

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

Konversi Akad Murabahah

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DUA AKAD DALAM SATU TRANSAKSI KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN MENURUT HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PUPUK DALAM KELOMPOK TANI DI DESA KALIGAMBIR KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK GADAI TANAH SAWAH DI DESA ULULOR KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI

PENGANTAR BISNIS SYARIAH

BAB 5. Prinsip Dasar Bank Syariah. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

A. Analisis Mekanisme Angsuran Usaha Kecil dengan Infaq Sukarela pada Bantuan Kelompok Usaha Mandiri di Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

BAB IV ANALISIS DATA

UAS Ushul Fiqh dan Qawa id Fiqhiyyah 2015/2016

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI PEAKSANAAN PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

Murabahah adalah salah satu bentuk jual beli yang bersifat amanah.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

c. QS. al-ma idah [5]: 6: 78.9&:;8&<,-.,, &DEF2 4A0.0BC 78#1 #F7"; 1, 4&G5)42 # % J5#,#;52 #HI Hai orang yang beriman, janganlah ke

KONSEP UTANG DAN MODAL DALAM ISLAM. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

Exploring Islamic Products by Comparing Aqad between Indonesia and Malaysia. Muhamad Nadratuzzaman Hosen dan Amirah Ahmad. Jakarta, 19 Juli 2011

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB IV. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM dan UU NO.7 TAHUN 2011 TERHADAP PENUKARAN MATA UANG RUSAK

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PEMBAYARAN IMBALAN. A. Analisis Terhadap Mekanisme Pembayaran Imbalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah. Terutama menyangkut tempat tinggal yang merupakan papan sebagai

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, muncul lembaga keuangan syariah yang menjadi kompetitor dari

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

Asas Filsafat Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Prinsip-prinsip, dan Faktor-Faktor Ekonomi Islam

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV. Setelah dipaparkan pada bab II tentang fatwa Dewan Syariah Nasional dan

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

Riba, Dosa Besar Yang Menghancurkan

b. Undang-undang RI. Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. c. Surat dari PT. Danareksa Investment Management, nomor S-09/01/DPS- DIM. d. Pendapat pe

BAB I PENDAHULUAN. Sejak itu hingga sekarang perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI DERIVATIF SYARIAH PERDAGANGAN BERJANGKA DAN KOMODITI DI PT BURSA BERJANGKA JAKARTA

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB II DAN RIBĀ DALAM FIQIH MUAMALAH. yang berarti dia memutuskannya. Qarḍ. masdar yang berarti memutuskan. Qarḍ

FATWA MUI TENTANG TRADING FOREX

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

Pedoman Umum Asuransi Syariah

Pedoman Pelaksanaan Reksadana Syariah

Rahn /Gadai Akad penyerahan barang / harta (marhun) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang

(dari mengambil riba), maka bagiannya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang me

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan, terutama perbankan, banyak mengeluarkan produk

BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN DANA MASJID ROUDLOTUL MUTTAQIN DESA PANDEAN WARU SIDOARJO PADA PERBANKAN

Perbankan dan Isalam. Ikaputera Waspada

Transkripsi:

FIQH, RIBA, GHARAR RIBA - riba ( ال رب ا ) berarti ziyadah ( ال زي ادة ) yaitu tambahan, bisa juga diartikansebagaikelebihan, atau pertumbuhan - Dari sudut pandang teknis, riba adalah pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil RIBA BUYU QARDH FADHL NASIAH Ragam riba Riba Qardh adalah tambahan yang terjadi pada akad qardh (pinjaman), dimana bentuknya dapat berupa: 1. Tambahan atas nilai pokok pinjaman yang telah disyaratkan di awal, seperti saya pinjaman 100 asal dikembalikan 110 2. Tambahan atas nilai pokok pinjaman karena adanya penangguhan pembayaran atau pengembalian pinjaman seperti kamu boleh menunda pembayaran pinjaman asalkan membayar tambahan sebesar 10 Pelarangan Riba dalam Al-qur an 1. Tahapan Pertama (QS. Ar Rum : 39) 39. dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). 1 P a g e

Ayat ini turun di mekah, dan menjadi permulaan diharamkanny riba. 2. Tahapan Kedua (An-nisa 161) 161. dan disebabkan mereka memakan riba, Padahal Sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih. Ayat ini merupakan kisah tentang orang-orang yahudi. Allah mengharamkan mereka riba, akan tetapi mereka tetap mengerjakan hal ini. Pengharaman riba pada ayat ini adalah pengharaman secara tersirat tidak dalam bentuk tegas, akan tetapi berupa kisah pelajaran dari orang-orang yahudi yang telah diperintahkan kepada mereka untuk meninggalkan riba, tetapi mereka tetap melakukannya, padahal nabi-nabi mereka telah melarang perbuatan riba. 3. Tahapan ketiga (Ali Imron : 130) 130. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan berlipat ganda[228]] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Allah SWT melarang hamba-hambanya yang mukmin memberlakukan riba dan memakan riba yang berlipat ganda, seperti yang dahulu biasa mereka lakukan bila telah tiba masa pelunasan utang, maka jalan keluar adakalanya si pengutang melunasi utangnya atau membayar bunga ribanya. Jika ia membayar, maka tidak ada masalah, tetapi jika ia tidak dapat membayar utangnya, dia harus menambah bayarannya sebagai ganti dari penangguhan masa pelunasannya. Demikianlah seterusnya sepanjang tahun, adakalanya utang sedikit menjadi bertambah banyak dan berlipat lipat dari utang yang sebenarnya. (tafsir ibnu katsir) 4. Tahapan Keempat (Al Baqarah : 278-279) 278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. 279. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari 2 P a g e

pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. Abu Ja far Muhammad bin JarirAthThabary meriwayatkan bahwa: Kaum Tsaqif, penduduk kota Thaif, telah membuat suatu kesepakatan dengan Rasulullah bahwa semua hutang mereka, demikian juga piutang (tagihan) mereka yang ber-dasarkan riba agar dibekukan dan dikembalikan hanya pokoknya saja. Setelah Fathul Makkah, Rasulullah menunjuk Itab bin Usaid sebagai Gubernur Makkah yang juga meliputi kawasan Thaif sebagai daerah administrasinya. Adalah Bani Amr bin Umair bin Auf yang senantiasa meminjamkan uang secara riba kepada Bani Mughirah dan sejak zaman jahiliyah Bani Mughirah senantiasa membayarnya dengan tambahan riba. Setelah kedatangan Islam, mereka tetap memiliki kekayaan dan asset yang banyak. Maka datanglah Bani Amr untuk menagih hutang dengan tambahan (riba) dari Bani Mughirah seperti sediakala, tetapi Bani Mughirah setelah memeluk Islam menolak untuk memberikan tambahan (riba) tersebut. Maka dilaporkanlah masalah tersebut kepada Gubernur Itab bin Usaid. Menanggapi masalah ini Gubernur Itab langsung menulis surat kepada Rasulullah dan turunlah ayat di atas. Rasulullah lantas menulis surat balasan kepada Gubernur Itaba jikalau mereka ridha dengan ketentuan Allah di atas maka itu baik, tetapi jikalau mereka menolaknya maka kumandangkanlah ultimatum perang kepada mereka. Substansi dan Maqashid Pelarangan Riba Al-Qardh Riba al-qardh bertentangan dengan maqashid syariah terkait dengan pemeliharaan harta: - Pemberi pinjaman tidak dirugikan karena modal pokoknya pasti kembali - Termasuk dalam memakan harta orang lain secara zholim karena tambahan tidak disertai iwadh Pemberi pinjaman (pemilik modal) tidak akan pernah mengalami kerugian sementara si penerima pinjaman menderita kerugian sehingga kesenjangan sosial semakin tinggi Riba menjadi penyebab rusaknya kehidupan bermasyarakat karena pihak peminjam akan tereksploitasi hartanya karena tidak mampu membayar tambahan yang berlipat ganda 3 P a g e

Riba cenderung menjadikan seseorang malas karena dapat memperoleh imbal hasil tanpa harus bersusah payah berbisnis atau berusaha Bunga bank yang merupakan tambahan atas pinjaman membuat biaya produksi menjadi meningkat dan seringkali dibebankan kepada konsumen sehingga mendorong peningkatan harga Kriteria dan Ruang Lingkup Riba al-qardh Illat riba al-qardh adalah tambahan manfaat pada transaksi pinjam meminjam dan bukan pada besar kecilnya tambahan Kaidah fiqh terkait dengan pinjaman: Setiap pinjaman yang memberikan manfaat adalah riba Tambahan juga dapat diartikan sebagai manfaat berdasarkan kaidah di atas dan manfaat merupakan segala hal yang memberikan keuntungan bagi pemberi pinjaman Kriteria dari manfaat: 1. Keuntungan yang terpisah dan bukan keuntungan yang mengikut dalam akad pinjaman 2. Keuntungan hanya dinikmati oleh pemberi pinjaman 3. Keuntungan yang dinikmati pemberi pinjaman disyaratkan di awal akad 4. Keuntungan yang tidak dipersyaratkan tersebut diberikan sebelum pinjaman dilunasi Riba buyu adalah tambahan barang-barang tertentu (barang-barang ribawi) yang terjadi pada akad qardh (pinjaman). Ruba buyu terbagi 2 macam : 1. Riba Fadl Dari segi bahasa, fadhl adalah lebihan. Sedangkan dari istilah riba fadhl adalah, lebihan atau penambahan kuantitas dalam transaksi pertukaran atau jual beli barang yang jenisnya sama, seperti emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum dsb, yang jumlahnya tidak sama 2. Riba Nasiah Riba nasi ah adalah riba yang terjadi karena adanya pembayaran yang tertunda pada akad tukar menukar dua barang yang tergolong komoditi ribawi (emas, perak, kurma, 4 P a g e

gandum dan garam), baik satu jenis atau berlainan jenis dengan menunda penyerahan salah satu barang yang dipertukarkan atau kedua-duanya. Berdasarkan hadits Ubaidah bin Shamit terdapat 6 barang (yang secara dzahir) merupakan barang ribawi (al- Amwâl al-ribawîyah): Emas Alat tukar Perak Gandum Sya ir Makanan pokok Kurma Garam KAIDAH DALAM TRANSAKSI BARANG RIBAWI Barter Sejenis (misalnya emas ditukar dengan emas), dikatakan sah akadnya apabila: - Ukuran keduanya harus sama, berat (jika satuan barang berdasarkan timbangan) atau volume (jika satuan barangnya berupa liter) haruslah sama. (mitslan bi mistlin, sawaan bi sawaain) - Serah terima kedua barang harus tunai di majelis akad. (yadan bi yadin) Note: Jika syarat pertama tidak dipenuhi maka terjadi riba fadhl. Jika syarat kedua tidak dipenuhi maka terjadi riba nasi ah. Jika keduanya tidak terpenuhi maka terjadi riba fadhl nasi ah. - Barter barang ribawi berbeda jenis namun satu illat (misalnya menukar kurma dengan gandum atau emas dengan perak), maka: Harus dilakukan dengan cara tunai. Sedangkan kuantitas barang yang dipertukarkan tidak harus sama. Note: Apabila barang ribawi tersebut ditukarkan dengan cara tidak tunai maka terjadi riba nasi ah - Menukarkan harta ribawi dengan harta ribawi yang tidak sejenis dan juga tidak satu illat (misalnya emas dengan kurma), maka: - Tidak dipersyaratkan harus sama dalam kuantitas dan juga tidak harus tunai. BAI AL-INAH bai al- inahadalahseseorangmembelibarangsecaratidaktunai, dengankesepakatan, akanmenjualnyakembalikepadapenjualpertamadenganhargalebihkecilsecaratunai. 5 P a g e

KETENTUAN HUKUM BAI AL-INAH *) Hilah Ribawiyah adalah tipu daya. *) Al-ibratu bil alfadz la bil maqashid setiap praktek muamalah itu berdasarkan dzahirnya bukan niatnya TAWARRUQ 6 P a g e

Menurut para Fuqaha, Tawarruqadalah : Seseorang membeli barang secara tidak tunai dan menjualnya kembali (kepada selain penjual) secara tunai. () Dari definisi di atas bisa disimpulkan bahwa unsur-unsur penting dalam Tawarruq adalah : 1) Pembelian barang secara angsur. 2) Penjualan kembali secara tunai 3) Penjualan kepada selain penjual pertama tanpa perjanjian dan tanpa disyaratkan ; jual beli sebenarnya (al-bai al-haqiqi). goods goods A B C KREDIT TUNAI Hukum tawarruq Boleh. Karena bebas dari riba dan tidak mengandung transaksi inah. 4) Substansi TawarruqMunadzom Sebuah perbankan menjual komoditi (selain emas atau perak) dari pasar komoditi internasional atau yang lainnya), kepada pembeli dengan harga tidak tunai, kemudian bank tersebut berkewajiban baik karena disyaratkan dalam akad, atau karena kebiasaan ( urf), mewakili pembeli untuk menjualnya kembali kepada pembeli lain dengan harga tunai dan menyerahkan uangnya kepada pembeli pertama. GOODS A B TU NA I GO OD S KREDIT TUNAI C 7 P a g e

HUKUM TAWARRUQ MUNADZAM Hukum dari tawaruq munazam ini adalah tida boleh karena tidak terjadinya pemindahan fisik dari komoditi, hanya sebatas penandatanganan akad jual beli. SYARAT DIPERBOLEHKANNYA TAWARRUQ Tawarruq hanya boleh digunakan untuk menutupi kekurangan likuiditas dan meminimalisir resiko likuiditas lembaga- lembaga keuangan syariah (bukan untuk individu). Dengan syaratsyarat berikut : 1) Pembeli (pertama) tidak menjual barang tersebut (dengan harga lebih kecil dari harga belinya) kepada penjual pertama baik secara langsung ataupun melalui perantara. 2) Tidak boleh mewakilkan kepada pihak lain untuk menjual barang tersebut (harus menjual langsung) 3) Terpenuhinya syarat dan rukun jual beli tidak tunai, baik secara jual beli negosiasi maupun murabahah, dan mengikuti fatwa DSN tentang murabahah. Memastikan keberadaan komoditas dan telah dimiliki oleh penjual (pertama) sebelum menjualnya kembali. Dalam hal ini terdapat wa'd (janji) yang mengikat harus dibatasi hanya oleh salah satu pihak yang memberikan janji saja. Demikian halnya komoditas yang menjadi obyek transaksi bukan berupa emas, perak atau mata uang sejenisnya. 4) Harus menunjuk secara definitif komoditas (obyek transaksi), dengan penyimpanannya, ataupun nomor resi gedung, dengan mengacu pada standar no. 20 mengenai jual beli bursa. Jika komoditas belum ada saat transaksi, maka harus disebutkan secara terperinci dalam kontrak mengenai kriteria komoditas, kuantitas, harga dan lokasi keberadaannya agar transaksi jual belinya terjadi secara sesungguhnya bukan hanya formalitas. Selain itu diutamakan komoditas lokal sebagai obyek transaksi. 5) Qabd (delivery dan acceptance) harus dilakukan secara benar, baik secara fisik maupu nsecara legal. 8 P a g e

6) Penjualan kembali komoditas itu wajib dilakukan kepada selain penjual pertama (pihak ketiga) secara tangguh, dan tidak boleh kembali kepada penjual pertama baik dipersyaratkan, disepakati atau urf. 7) Tidak mengkaitkan akad pembelian komoditas secara tangguh dengan akad penjualannya secara tunai. 8) Nasabah tidak boleh mewakilkan kepada bank syariah atau wakil bank dalam menjualkan kembali komoditas. Kecuali jika peraturan perundang-undangan melarang nasabah menjual komoditas sendiri, maka boleh mewakilkan kepada LKS dengan syarat nasabah telah melakukan qabdh terhadap komoditas tersebut baik fisik atau legal. 9) LKS tidak mewakilkan kepada pihak lain atas nama nasabah untuk menjualkan komoditas yang dibelinya dari LKS tersebut. 10) Nasabah/customer tidak boleh menjual komoditasnya kecuali nasabah sendiri atau melalui agen selain LKS, tempat nasabah membeli komoditas tersebut. () Perbandingan antara bai al- inah, tawarruq dantawarruqmunadzom 9 P a g e