(RANCANGAN PROGRAM ) PEMBINAAN PRESTASI ATLETIK PENGDA PASI JAWA BARAT TAHUN 2009 S/D 2012

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR TAHUN 2007 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs. BIDANG PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR PB PASI

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET ATLETIK JAWA BARAT TAHUN 2009 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs.

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET REMAJA DAN YUNIOR TAHUN 2007 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs.

MEMBENAHI SISTEM PEMBINAAN OLAHRAGA KITA Oleh: Agus Mahendra

BAB I. A. Latar Belakang

PROPOSAL PENGAJUAN DANA HIBAH TAHUN ANGGARAN 2019

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP 2013 DATA DAN INFORMASI PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

EVALUASI PEMBINAAN CABANG OLAHRAGA ATLETIK DI PPLP KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. atau kegiatan fisik. Kebutuhan akan zat gizi mutlak bagi tubuh agar dapat

PROPOSAL PROGRAM PEMBINAAN OLAHRAGA KONI KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. ditunjang oleh atlet yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu maka

kemenpora.go.id DATA DAN INFORMASI P P L P

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kabupaten Maros, maka dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran

Studi tentang pembinaan prestasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) kabupaten Wonogiri periode kepengurusan tahun

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

P P L M 2012 DATA DAN INFORMASI K E M E N T E R I A N P E M U D A DAN O L A H R A G A PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN.

PENGURUS BESAR FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA

2016 PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK, KEKUATAN MAKSIMAL, POWER,

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM LATIHAN

Pekan Olahraga Nasional, sebagai barometer tertinggi hasil pembinaan olahraga di tanah air. Kiranya sudah cukup jelas, menggambarkan peta kekuatan

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 81 TAHUN 2016

Universitas Syiah Kuala Vol. 2 No.3, Oktober 2014, hal ISSN:

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 30 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia,

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN PEKAN OLAHRAGA PELAJAR DAERAH (POPDA) SE-KALIMANTAN BARAT TAHUN 2008 Hari/Tanggal : Kamis/24

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP w w w. k e m e n p o r a. g o. i d DATA DAN INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Uji keberbakatan atlet panahan usia tahun melalui sport search

SISTEM SENAM INDONESIA KETENTUAN KLASIFIKASI DAN MEKANISMENYA PADA SELURUH TINGKAT KEPENGURUSAN ===================================================

OLIMPIADE MATEMATIKA DAN IPA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana sesuai dengan semboyan Yunani Kuno yang berbunyi : Orandum est ut sit,

SAMBUTAN PADA PELANTIKAN PENGURUS BESAR TAKO INDONESIA MEDAN, 23 FEBRUARI 2013

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya peningkatan kesehatan jasmani seluruh masyarakat, pemupukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT. PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 14 TAHUN 2017 LAMPIRAN : 1 (satu) TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal tersebut mendorong Indonesia secara umum dan Kota Medan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Kemajuan olahraga dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan

PIDATO PEMBUKAAN MUNAS FPTI BPK. DRS SYAHRIR MS, LETJEN (PURN) MUNAS FPTI, KUNINGAN JAKARTA PUSAT MARET 2007

BAB I PENDAHULUAN. mental, manusia juga dapat saling berinteraksi dengan sesamanya dan dengan

I. PENDAHULUAN. kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET KOTA YOGYAKARTA PEMUSATAN LATIHAN KOTA YOGYAKARTA (PUSLATKOT)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraganya semakin tinggi juga derajat suatu daerah atau Negara. Begitu pun di

P P L P 2012 DATA DAN INFORMASI K E M E N T E R I A N P E M U D A DAN O L A H R A G A PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN.

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragan Nasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. istilah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. semua cabang olahraga yang dipertandingkan ataupun diperlombakan.

RANCANGAN GARIS BESAR PROGRAM KERJA PENGURUS BESAR FORKI TAHUN ANGGARAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Pembangunan tersebut sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Pengalaman zaman Orde Baru yang sarat akan penyelewengan

Studi Analisis Keberhasilan Atlet Kota Metro dalam Pekan Olahraga Daerah (Porda) Lampung

BAB I PENDAHULUAN. olahraga tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan prestasi tertinggi hanya

KETENTUAN UMUM KEJUARAAN DAERAH JAWA BARAT SENIOR DAN JUNIOR TAHUN 2017

STRATEGI PEMBINAAN OLAHRAGA MAHASISWA MENUJU POMNAS ACEH 2015

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam konsep pembinaan atlet berbakat untuk mencetak

PROPOSAL PELATIHAN PELATIH PENCAK SILAT TINGKAT DASAR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENGURUS PROVINSI IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA TAHUN 2012

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 16,354,670, BELANJA LANGSUNG 535,173,256,926.00

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pusat Pendidikan Latihan dan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Sumatera

LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT KEJUARAAN PROVINSI PANAHAN SE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN Oleh: Yudik Prasetyo, M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. secara individu. Siswa SMP adalah putra-putri bangsa yang duduk dibangku

PROPOSAL KERJASAMA SEWA STAND. KEJUARAAN NASIONAL PANJAT TEBING FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA 2010 Jakarta, Desember 2010

LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kebanggaan nasional dan membawa nama harum bangsa. kebanggaan nasional dan ketahanan nasional secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi

TINJAUAN KEMAMPUAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2 MAX) ATLET PENCAK SILAT PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) SUMATERA BARAT TAHUN 2015 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. olahraga merupakan hal mutlak yang esensial untuk. perkembanngan dan kemajuan hidup suatu bangsa. Betapa tidak Olahraga mampu

URUSAN WAJIB PEMUDA DAN OLAHRAGA

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN

18. URUSAN WAJIB PEMUDA DAN OLAHRAGA

Panduan Olahraga Unggulan Daerah

PROPOSAL KEJUARAAN DAERAH JAWA BARAT INSTITUT KARATE-DO NASIONAL PIALA KAPOLDA JAWA BARAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gilang Ginanjar H, 2014

PENGELOLAAN PROGRAM EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SEKOLAH SEBAGAI FAKTOR PENDUKUNG OLAHRAGA PRESTASI. Aris Fajar Pambudi, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan olahraga dapat dilihat melalui beberapa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL MUKA.. HALAMAN JUDUL...

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini

PUSDIKLAT BULUTANGKIS DI SEMARANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

2017, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5067); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran

PEMBINAAN OLAHRAGA PRESTASI CABANG ATLETIK USIA DINI. Oleh: Cukup Pahalawidi (Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

(RANCANGAN PROGRAM ) PEMBINAAN PRESTASI ATLETIK PENGDA PASI JAWA BARAT TAHUN 2009 S/D 2012

SUKSES PON XVII DAN TANTANGAN MENGHADAPI PON XVIII 2012 A. LATAR BELAKANG PENDAHULUAN Dalam kurun waktu beberapa tahun ke belakang, Pengda Pasi Jawa Barat merupakan salah satu pengda Pasi yang paling solid di antara pengdapengda Pasi lainnya di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan tampilnya Jawa Barat sebagai pengumpul medali emas terbanyak pada PON XIV dan PON XV. Sempat tersandung dalam PON XVI/2004 (3 emas saja) disebabkan oleh hengkangnya atlet potensial (Ong Kok Hin/L. Martil), tidak fitnya beberapa atlet andalan (Supriyati/10.000m,5000m), dan tidak optimalnya dukungan sarana latihan menjelang PON tersebut (dibongkarnya lintasan atletik). Keterpurukan itu menjadi cambuk untuk bangkit kembali mengembalikan kejayaan atletik Jawa Barat pada PON XVII. Kerja keras para pelatih, pembina, pengurus, serta komitmen dan motivasi para atlet dapat mengantarkan kembali prestasi atlet Jawa Barat pada PON XVII 2008, dan ini merupakan kejutan bagi daerah lain yang tidak menyangka Jawa Barat hampir bertengger kembali di posisi puncak peraih emas (7 emas).

Menghadapi PON XVIII tahun 2012 di Riau, berbekal prestasi pada PON XVII tidaklah cukup. Usia atlet peraih medali di PON 2008 sudah tidak muda lagi, hampir 75% telah melewati golden age. Selain itu dengan telah tersedianya fasilitas lintasan sintetik yang khusus disediakan untuk memenuhi tuntutan masyarakat atletik Jawa Barat terutama untuk mendokrak kembali kejayaan sprinter serta nomor2 lintasan, justru tantangan bagi insan atletik Jawa Barat semakin berat. Tidak ada alasan untuk berkata tidak. Artinya kerja keras dan kerjasama serta tekad yang kuat di semua lini pembinaan harus sudah mulai dilaksanakan sejak sekarang. Peran serta pengcab-pengcab sangat dibutuhkan dalam mensuplai caloncalon atlet berbakat yang terjaring lewat kompetisi yang digelar di tingkat pengda. Ini bermakna bahwa pengcab pengcab harus berdaya dalam proses pembinaan tersebut. Karena bila proses pembinaan punya akar yang kokoh, niscaya akan menghasilkan atlet-atlet yang potensial dengan kualitas serta kuantitas yang baik. Demikian pula dengan keberadaan club-club atletik yang hampir punah, harus dihidupkan kembali, keberadaan club-club atletik di sekolah yang telah dirintis harus dibina dengan sungguh-sungguh. Ini berarti pula bahwa pembinaan atlet usia dini harus tetap menjadi salah satu fokus pembinaan, agar pencapaian prestasi puncak dari tahun ke tahun tidak akan terputus.

Keberadaan PPLP yang merupakan salah satu terobosan dalam mencari, mendapatkan serta membina calon-calon atlet handal, harus ditata kembali sesuai dengan tujuan serta peran yang dicanangkan sejak awal berdirinya PPLP tsb baik dari model rekruitmen calon atlet, pembinaan, evaluasi maupun kurikulumnya. Dalam proses pembinaannya tetap harus bekerjasama dengan induk organisasi terkait. Menghadapi tahun tahun yang akan datang dimana kendala dan tantangan akan semakin berat, pesaing semakin siaga, insentif untuk atlet maupun pelatih semakin tidak terkendali, maka sudah selayaknya diambil langkah-langkah strategis dalam proses pembinaan tersebut. Menghadapi PON XVIII/tahun 2012 yang akan datang Jawa Barat harus mulai gigih membina atlet-atlet handal, walaupun potensi saat ini sebenarnya sudah agak menurun baik secara kualitas maupun kuantitasnya, terutama untuk nomor-nomor tertentu. Namun demikian bukan berarti kita fesimis, namun perlu kerja yang ekstra keras serta dukungan yang optimal dari berbagai pihak.

Sumber-sumber daya yang berkaiatan dengan proses pembinaan tersebut antara lain: 1. Atlet, pelatih, pembina, pengurus, wasit, orang tua atlet, penyandang dana, fasilitas latihan, sistim informasi. 2. Pengcab-pengcab yang tersebar luas merupakan aset pembinaan usia dini yang patut terus dilibatkan dalam proses pembinaan. 3. Proses pembinaan yang mencakup prinsip-prinsip dan metodologi pelatihan. 4. Perencanaan strategis model pembinaan atlet. 5. Intensitas kompetisi 6. Instansi2 yang terkait dengan proses pembinaan. 7. Sekolah-sekolah sebagai sumber daya manusia yang sangat melimpah.

B. TUJUAN 1. Melahirkan atlet-atlet potensial 2. Menciptakan kesinambungan prestasi 3. atlet pemula, yunior dan atlet senior. 4. Memberdayakan peran serta pencab-pengcab dalam proses pemasalan, penyiapan dan pembinaan atlet usia dini. 5. Meningkatkan kerjasama dengan badan atau instansi terkait 6. Menumbuhkan kembali eksistensi Pengda Pasi Jawa Barat sebagai Organisasi olahraga atletik yang tetap konsisten dalam iklim pembinaan yang harmonis untuk melahirkan, membina dan meningkatkan prestasi atletnya. 7. Meraih medali emas secara optimal pd PON XVIII/2012 yad

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN S/D TAHUN 2012. TAHAP I ( JANUARI S/D DESEMBER 2009). 1. Menjadi fasilitator pembibitan dan pemasalan pembinaan atlet usia dini di pengcab-pengcab. 2. Menangani secara seksama sekolah atletik 3. Bekerja sama dengan Disorda dan Disdik dan Perguruan Tinggi untuk menyelenggara kan perlombaan atletik pada semua jenjang pendidikan. ( SD, SMP,SMA dan PT) 4. Membantu pembinaan atlet di daerah menghadapi Porda 2010 dengan menyeleng garakan penataran pelatih/wasit. 5. Meningkatkan kualitas pelatih, wasit dan penyelenggara perlombaan. 6. Membantu perlombaan untuk beberapa nomor antar sekolahsekolah atau pengcab, baik beregu maupun perorangan. 7. Memperbanyak penyelenggaraan perlombaan di tingkat Pengda sebagai sasaran pembinaan atlet di pengcab2.

8. Mengikut sertakan atlet Pengda maupun Pengcab dalam berbagai lomba tingkat daerah/nasional. 9. Meningkatkan kerjasama dengan badan-badan terkait. 10. Menyelenggarakan Simulasi dan Prakualifikasi Porda XI. 11. Mengikuti Kejurnas atletik sebagai ajang rekruitmen atlet Pelatda Atletik 12. Meluncurkan Model Pembinaan atlet Pelatda dengan sistem Promosi Degradasi secara periodik. Dengan tujuan diperoleh atlet2 potensial yang berdaya juang tinggi berdasar persaingan. (Calon peraih medali + ranking 4 5 yg berpeluang meraih medali di Pon yad) 13. Memonitor pembinaan atlet hasil simulasi dan prakualifikasi Porda 14. Pembinaan atlet-atlet potensial untuk PON XVIII.

TAHAP II (JANUARI S/D DESEMBER 2010) 1. Melanjutkan Model Pembinaan Prestasi dg sistem Promosi Degradasi 2. Penggalangan atlet potensial hasil Porda untuk membentuk tim Pelatda PON XVIII. 3. Menggalang serta menumbuhkan komitmen atlet tim bayangan PON XVIII 4. Monitoring pembinaan dan latihan sekolah atletik. 5. Meningkatkan penggalangan dan pembibitan atlet usia dini. 6. Meningkatkan pelaksanaan perlombaan atlet baik di tingkat Pengda maupun pengcab. 7. Menghidupkan dan meningkatkan pembinaan atlet nomor-nomor tertentu, terutama nomor2 yang lemah. 8. Membantu meningkatkan pembinaan atlet di pengcab menghadapi Porda XI. 9. Menyelenggarakan penataran dan pelatihan wasit, juri da, petugas lapangan untuk Porda XI 10. Mengikut sertakan atlet (Pengda/Pengcab) dalam perlombaan diselenggakan daerah/ nasional.

TAHAP III (JANUARI S/D DESEMBER THN 2011) Monev Model Pembinaan Prestasi dg sistem Promosi Degradasi Penentuan Tim Inti Atlet Atletik Jabar (Calon Peraih Medali) Meningkatkan intensitas latihan atlet tim bayangan pelatda PON XVIII. Meningkatkan intensitas latihan atlet insus. Meloloskan sebanyak mungkin atlet potensial peraih medali PON XVIII. Penggalangan atlet potensial peraih medali emas di PON XVIII. Monitoring pembinaan dan latihan sekolah atletik. Meningkatkan penggalangan dan pembibitan atlet usia dini. Meningkatkan pelaksanaan perlombaan atlet baik di tingkat Pengda maupun pengcab. Menyelenggarakan lokakarya/penyegaran/ penataran/evaluasi program latihan para pelatih. Meningkatkan kerjasama dengan badan-badan atau bidang terkait. Mengikut sertakan atlet ke tiap perlombaan daerah/nasional/internasional

TAHAP IV (JANUARI S/D DESEMBER THN 2012) Melanjutkan Model Pembinaan dg sistim Degradasi Promosi Meningkatkan intensitas latihan atlet pelatda calon peraih medali PON XVIII. Mengintensifkan Try in/try-out atlet Pelat da. Penggalangan latihan dan motivasi atlet insus Mengikuti PON XVIII di Riau. Evaluasi hasil keikut sertaan dalam PON XVIII. Monitoring pembinaan dan latihan sekolah atletik. Meningkatkan penggalangan dan pembibitan atlet usia dini. Meningkatkan pelaksanaan perlombaan atlet baik di tingkat Pengda maupun pengcab.

D. PENUTUP. Salah satu model untuk memelihara kesinambungan proses pembinaan atlet adalah dengan menyelenggarakan perlombaan. Karena dengan adanya perlombaan, berarti ada suatu sasaran. Oleh karena itu perlombaan dan pembinaan adalah dua aspek yang saling terkait erat. Dengan kata lain : Perbanyaklah perlombaan agar pembinaan berlanjut terus. Apalagi kalau perlombaan tersebut dilaksanakan bagi atlet usia dini, di mana mereka bisa mendapatkan kepuasan atas apa yang mereka capai, ada rasa bangga dengan apa yang bisa mereka raih, serta haus akan prestasi yang mereka dambakan. Program ini bisa terwujud dan berjalan dengan baik, apabila ada kerja sama serta dukungan dari berbagai pihak.tanpa kerjasama yang baik, maka akan sia-sialah pembinaan yang dilakukan. FINANSIAL???? SANGATJELAS DIPERLUKAN UNTUK MEMELIHARA KONDISI FISIK DARI SISI ASUPAN (GIZI)