BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. mengelola tanah hingga menanam bibit sampai menjadi padi semuanya dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN. PAR ini adalah kepanjangan dari Participatory Action Research. Pendekatan PAR

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. wilayah kecamatan sebanyak 15 kecamatan. Produktifitas rata-rata

BAB V AKSI BERSAMA MASYARAKAT. kampung demak Jaya dan diikuti oleh ketua RT yakni Erik Setiawan (45 tahun) berkumpul di

BAB III METODE RISET AKSI PARTISIPATIF. Pada proses pendampingan yang telah dilakukan di Dusun Satu

BAB 6 DINAMIKA PENGORGANISIRAN MASYARAKAT. dalam bentuk deskriptif. Deskriptif ini akan penulis sesuaikan dengan prinsipprinsip

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. Kesimpulan berikut ini secara rinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara maritim yang tidak bisa lepas dari

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN. Menurut Yoland Wadworth sebagaimana di kutip Agus Afandi, PAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Secara umum kita dapat melihat bahwa pada saat ini kondisi rakyat yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan. Kabupaten lamongan ini secara umum memakai pendekatan PAR.

BAB II METODE PENELITIAN. dikenal dengan nama PAR atau Participatory Action Risearch. Adapun

METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyiapkan kehidupan bangsa di masa depan. diberati oleh nilai-nilai. Hal ini terutama disebabkan karena pemuda bukanlah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research

BAB I PENDAHULUAN. material untuk sebagian masih diukur antara lain, melalui GNP (Gross National Product)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. PAR sendiri memiliki kepanjangan participatory action research. PAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan disektor industri adalah salah satu sasaran pembangunan

PROGRAM KERJA KELOMPOK KONTAK TANI NELAYAN ANDALAN (KELOMPOK KTNA) KOTA BUKITTINGGI TAHUN

BAB VII REFLEKSI TEORITIK. berkaitan. Menurut buku pemberdayaan masyarakat. terdapat dua kunci yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan

PENDAHULUAN Latar Belakang

MENGURAI KETERGANTUNGAN PETANI BAWANG MERAH

I. PENDAHULUAN. produksi hanya diterima petani setiap musim sedangkan pengeluaran harus

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN

BAB III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. PAR (Participatory Action Research). Metode PAR (Participatory Action

BAB I PENDAHULUAN. desa yang amat kecil dan terpencil dari desa-desa lain yang ada di Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Karangwungulor ini penulis menggunakan metode Participatory Action research

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB II KERANGKA TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pemberdayaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang. berpengaruh dalam persaingan global. SDM yang berkualitas, memiliki

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor unggulan dalam perekonomian Indonesia, hal ini

Bab 4. Hasil Penelitian, Analisis, dan Pembahasan

BAB III LAPORAN PENELITIAN

BAB VI DINAMIKA AKSI PERUBAHAN. A. Membangun Kesepahaman Sebagai Warga Lokal. proses inkulturasi dengan masyarakat. Hal ini dikarenakan peneliti

BAB II METODE PENELITIAN. A. Pengertian Participatory Action Research (PAR) Menurut Yoland Wadworth, Participatory Action Research (PAR) adalah

BAB I PENDAHULUAN. pertanian karena sebagian besar tanahnya mempunyai solum dangkal, tekstur

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. ada. Fenomena ini tidak bisa lepas dari sistem pendidikan kita yang mengutamakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN RISET AKSI PARTISIPATIF. Dompyong ini penulis menggunakan metode Participatory Action research

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG. peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian diri kepada masyarakat,

Optimalisasi UPK Dalam Rangka Mencapai Ketahanan Pangan Nasional

BAB VI MENUJU DESA TANGGUH BENCANA MELALUI PEMBENTUKAN KOMUNITAS TARUNA SIAGA BENCANA

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragnar Oktavianus Sitorus, 2014

Program Pengentasan Kemiskinan melalui Penajaman Unit Pengelola Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. memuculkan sumber mata air untuk kehidupan bagi setiap makhluk. Sedangkan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. filosofi, metodologi dan prinsip kerjanya. PAR tidak memiliki sebutan

BAB V MERANCANG DAN MEWUJUDKAN MIMPI KELOMPOK TANI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar jumlah penduduk Indonesia yang rata-rata berpendidikan rendah

BAB I PENDAHULUAN. Program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri adalah

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. metode dalam cara kerja PAR (Participatory Action Research). Pada dasarnya, PAR merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara agraris yang artinya sebagian besar

STRATEGI PENGUATAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA NOVRI HASAN

MODUL 14 KEWIRAUSAHAAN. Oleh : Agus Supriyanto, SE

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksinya.

BAB VIII REFLEKSI HASIL PENELITIAN DAN PENGORGANISASIAN

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam/bertani, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan

BAB VI PERUBAHAN YANG TERJADI PASCA PENDAMPINGAN. A. Kondisi Kemandirian Masyarakat Karang Rejo Gang 6

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan komunikasi dalam pemasaran berarti membicarakan. bagaimana pengaruh komunikasi dalam pemasaran dan bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V HASIL PENDAMPINGAN MASYARAKAT

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

I. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. masalah kemiskinan dan keterbelakangan. 1. Pendapatan mayoritas penduduk pedesaan yang rendah.

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK MELALUI USAHA KERUPUK LIDAH BUAYA DI DESA KEMANTREN KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

BAB V MEMBONGKAR YANG MEMBELENGGU. A. Pembentukan Kelembagaan Perempuan Buruh Tani

ANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI UNGGULAN SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN NGRAHO, KABUPATEN BOJONEGORO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Ketahanan ekonomi merupakan syarat mutlak bagi kemakmuran sebuah

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

SISTEM BAGI HASIL PETANI PENYAKAP DI DESA KRAI KECAMATAN YOSOWILANGUN KABUPATEN LUMAJANG

BAB V PENUTUP. Kelompok Tani Lestari Indah di Tanjung Laut Indah, Bontang Selatan, Bontang adalah:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan daerah merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

Transkripsi:

68 BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN Pengorganisasian lebih dimaknai sebagai suatu kerangka menyeluruh dalam rangka memecahkan masalah ketidakadilan sekaligus membangun tatanan yang lebih adil. Maka pengorganisasian bukanlah sekumpulan resep atau rumus ilmiah ajaib. Karena setiap masalah, issu, keadaan atau tindakan yang ada dalam masyarakat selalu mengandung pengertian khas sesuai dengan konteks sosial, budaya, politik, ekonomi yang juga khas pada kelompok masyarakat.36 Penelitian yang dilakukan di Desa Titik Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan ini telah melalui proses pengorganisasian masyarakat. Tujuannya yaitu menciptakan ekonomi kreatif sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat, supaya tidak mengantungkan penghasilan dari sektor pertanian dengan hasil panen yang tidak menentu. Proses yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman masyarakat dalam mencapai kesepakatan bersama yaitu: A. Inkulturasi, Diskusi, dan Pengorganisasian Proses pendampingan masyarakat dibutuhkan pemikiran yang saling menyatu antara pendamping dan subyek yang didampingi. Oleh sebab itu proses yang dilakukan dalam menyatukan pemikiran ini yaitu dengan inkulturasi. Inkulturasi merupakan tahapan pertama dalam penelitian di Desa Titik, tahapan ini merupakan penentu keberhasilan untuk tahan selanjutnya. 36 Agus Afandi, dkk, Modul Participatory Action Research (PAR), (Surabaya: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Ampel, 2016), hal. 197-198 68

69 Inkulturasi dilakukan dengan pemerintah desa maupun masyarakat lainnya. Inkulturasi dengan pemerintah desa seperti halnya kepada kepala desa, dan kaur-kaur lainnya yang menjabat dalam pemerintahan desa. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses pendampingan. Permohonan izin penelitian dengan tema peluang usaha kreatif mendapatkan tanggapan yang baik dari kepala desa, karena selama ini belum ada program yang berkaitan dengan peningkatan ekonomi selain program pembangunan yang berupa fisik. Inkulturasi yang selanjutnya yaitu kepada masyarakat yang berkedudukan sebagai subyek penelitian. Inkulturasi ini merupakan kunci sukses dari proses penelitian, yang dibangun dengan kepercayaan antara peneliti dan subyek. Peneliti harus menjadi bagian dalam masyarakat dengan merasakan semua yang dirasakan oleh masyarakat, dan kemudian dari permasalahanpermasalahan yang dihadapi masyarakat dianalisis yang akhirnya memerlukan sebuah solusi untuk perubahan. Sasaran dalam penelitian ini adalah ibu-ibu, oleh sebab itu peneliti harus memasuki kehidupan mereka. Seperti mengikuti kegiatan jandon yang sering kali dilakukan ibu-ibu. Proses membaur ini sebagai upaya untuk mencari data sekaligus lebih dekat dengan mereka. Peneliti juga harus mengikuti alur pembicaran dari ibu-ibu yang penuh dengan pembahasan tanpa henti, namun sedikit demi sedikit peneliti mengarahkan pembicaraan yang mampu menghasilkan informasi sebagai data yang diperlukan oleh peneliti. Selain untuk mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan, proses inkulturasi

70 sekaligus wawancara semi terstruktur bertujuan untuk membangun kepercayaan antara masyarakat dan peneliti. Selanjutnya yaitu tahap pengorganisasian, dalam tahap ini sebagai kesepakatan antara masyarakat dan peneliti untuk melakukan kegiatan yang telah disepakati bersama. Kesepakatan dan kepercayaaan yang telah diperoleh peneliti dari masyarakat sebagai langkah awal untuk melakukan perubahan yang lebih baik. Setelah mendapatkan kesepakatan dan kepercayaan tersebut peneliti mendiskusikan agenda untuk melakukan pertemuan selanjutnya. Pengorganisasian masyarakat merupakan salah satu langkah dalam proses pendampingan. B. Menggali Akar Masalah Kerentanan Ekonomi Penggalian akar masalah dilakukan secara partisipatif dengan cara mengorganisir masyarakat. Masyarakat Desa Titik kebanyakan bekerja pada sektor pertanian, namun sektor ini lebih didominasi oleh orang yang berusia tua. Hal ini dikarenakan masyarakat yang berusia muda atau para pemuda tidak memiliki minat dalam sektor pertanian, selain itu beberapa dari orang tua mereka tidak mendukung anaknya untuk bekerja seperti orang tuanya. Hilangnya kuasa yang dimiliki oleh para petani menjadikan ekonominya rentan dengan penghasilan yang rendah. Petani yang dikuasai oleh pihak luar harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal dalam mengelola dan merawat sawahnya. Sektor pertanian dipengaruhi oleh berbagai aspek, mulai dari bibit, pupuk, iklim dan hama yang menyerang pertanian para petani. Hasil pertanian

71 yang tidak menentu dalam setiap musim panen dengan harga kebutuhan yang juga tidak menentu terkadang membuat petani mengeluh. Kerentanan yang dialami oleh masyarakat dipengaruhi dari tiga faktor, yaitu manusia, pemerintah, dan lingkungan. Faktor manusia yang dimaksud yaitu masyarakat yang tetap menggantungkan hasil pertanian sebagai penghasilan pendapatan mereka. Kerentanan ekonomi masyarakat yang mengandalkan penghasilan dari sektor pertanian dipengaruhi oleh kemampuan produksi. Kemampuan produksi lahan pertanian bukan diakibatkan oleh tingkat kesuburan tanah, melainkan karena hama, iklim dan cuaca yang terjadi saat musim tanam sampai panen. Kondisi cuaca saat musim penghujan dengan curah hujan yang tinggi akan menimbulkan banjir pada daerah lahan sawah tertentu. Luas kepemilikan lahan juga mempengaruhi tingkat kemakmuran petani, dalam hasil perolehan produksi pertanian. Luas lahan yang tidak cukup luas maka panen yang didapatkan juga tidak banyak. Pertanian masyarakat tidak pernah lepas dari adanya tengkulak. Penjualan padi kepada tengkulak memang lebih praktis karena tidak perlu mencari tenaga kerja untuk melakukan panen padi, sehingga meminimalisir biaya untuk tenaga kerja. Namun harga yang diberikan oleh tengkulah lebih rendah dari harga pasar. Bahkan ketika hasil panen petani berada pada kondisi yang sangat buruk, harga jual padi juga sangat anjlok. Faktor kedua dari aspek pemerintah yaitu belum adanya prioritas dalam pembangunan. Prioritas pembangunan yang dimaksud dalam hal ini yaitu

72 mengedepankan kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan permasalahan yang dihadapi dan harus segera diselesaikan. Pemerintah desa terus mengedepankan pembangunan fisik dalam bentuk perbaikan jalan dan drainase. Pembangunan yang mengarah pada perubahan yang baik seharusnya dilakukan berdasarkan analisis permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Namun, dalam kenyataannya permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat belum mendapatkan sentuhan dari pemerintah desa. Faktor yang ketiga yaitu lingkungan, desa yang dikelilingi oleh sawah menjadikan mayoritas penduduk bekerja pada sektor pertanian. Minimnya lapangan pekerjaan yang ada di desa menjadikan masyarakat memilih pekerjaan di luar desa. Kondisi sawah saat musim kemarau dan sulitnya pengairan menjadikan masyarakat menganggur dan tidak bisa mengolah sawah yang dimiliki. C. Perencanaan Tindakan Sesuai dengan Permasalahan Masyarakat Perencanaan tindakan merupakan upaya menghimpun gagasan yang berasal dari masyarakat. Tindakan atau aksi dilakukan sebagai upaya dalam melakukan perubahan kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut tentunya mengarah pada aspek ekonomi, yaitu peningkatan ekonomi masyarakat selain dari sektor pertanian. Selain itu juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

73 Perkembangan ekonomi saat ini berada pada era ekonomi kreatif yang menunjukkan segala kegiatan dinamis. Adanya ekonomi kreatif memacu berbagai industri kecil, menengah hingga besar untuk mampu menyesuaikan dan memperkuat usahanya dengan perkembangan ekonomi yang selalu mengalami perubahan. Memperkuat basik ekonomi desa menjadi sangat penting untuk mengurangi kemiskinan. Cara untuk meningkatkan basik ekonomi desa sangat beragam, sesuai dengan kebijakan desa atau peraturan yang berlaku. Salah satunya yaitu melalui pemberdayaan pembentukan kelompok di masyarakat. Pemberdayaan kelompok masyarakat bertujuan untuk memandirikan masyarakat melalui kelompok-kelompok tertentu, yang mempunyai kepentingan masingmasing untuk mampu melepaskan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan kelompok masyarakat menjadi hal utama untuk mendorong masyarakat berpartisipasi aktif dalam pembangunan desa. Selain itu pemberdayaan melalui kelompok penting untuk menolak segala bentuk bantuan atau kerjasama yang tidak menguntungkan ekonomi desa. Pemberdayaan kelompok masyarakat mengarah pada hal-hal yang mengacu pada: a. Pemihakan dan pemberdayaan masyarakat dalam arti bahwa pemberdayaan diutamakan untuk meningkatkan kemampuan, daya saing, dan partisipasi masyarakat kelas bawah.

74 b. Pemantapan ekonomi dan penentuan wewenang dalam pengelolaan pembangunan yang mengembangkan peran serta masyarakat. Dalam arti semakin memberikan kesempatan yang lebih besar terhadap masyarakat pedesaan yang selama ini terpinggirkan dan tidak pernah terlibat dalam pengambilan keputusan dan pembangunan suatu daerah. Untuk mendorong peningkatan ekonomi maka dibentuklah sebuah kelompok usaha yang mampu menciptakan usaha baru di pedesaan. Peluang usaha ini juga bertujuan untuk mengurangi jumlah pengangguran saat musim kemarau panjang. Peluang usaha ini didasarkan atas kreatifitas yang dimiliki oleh masyarakat. Kreatifitas yang diciptakan harus memberikan suatu pembaruan yang berbeda agar mampu bersaing dipasaran. Upaya dalam proses pemulihan ekonomi, pembentukan kelompok usaha bersama memiliki peranan yang sangat strategis dan penting yang dapat ditinjau dari berbagai aspek. Pembentukan kelompok usaha bukan hanya sebagai peningkatan ekonomi dan mengurangi pengangguran, tetapi juga mampu memberikan citra terhadap desa, serta mengembangkan kualitas SDM yang ada. D. Ekonomi Kreatif sebagai Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat Perubahan yang terus terjadi dengan perkembangan yang ada menjadikan pola kehidupan masyarakat juga terus berubah, dan tidak ada masyarakat yang tidak mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan kecil sampai pada perubahan pada taraf yang besar, yang bisa memberikan

75 pengaruh yang besar pula dalam kehidupan.37 Satu hal mendasar dari perbaikan tatanan sosial kehidupan manusia adalah perbaikan tatanan ekonomi.38 Pola konsumsi yang semakin besar harus diimbangi dengan pendampatan yang besar pula. Keterbatasan sumber daya dan kebutuhan manusia yang tidak terbatas menciptakan ketidak seimbangan, sehingga memunculkan problema ekonomi dalam masyarakat.39 Ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di era ekonomi baru, yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide. Sumber daya manusia yang menjadi faktor produksi utama dalam ekonomi kreatif. Menumbuhkan dan mengembangkan ekonomi reatif di masyarakat dapat dilakukan dengan adanya program pemberdayaan masyarakat. Program pemberdayaan masyarakat harus mampu memberikan stimulasi terhadap munculnya ketahanan dan kemandirian rakyat yang rentan. Serta memiliki memiliki keterbatasan dalam akses jenis-jenis pekerjaan dan penghasilan yang layak. Aksi strategis yang dilakukan dalam menciptakan peluang usaha kreatif di Desa Titik yaitu sebagai berikut: 1. Pembentukan Kelompok Usaha Bersama Masyarakat Desa Titik sebenarnya memiliki keahlian dan potensi alam yang beragam. Namun masyarakat belum mampu mengolahnya sebagai alternatif usaha yang mampu bernilai ekonomi. Berdasarkan 37 Nanag Martono, Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Postkolonial, (Jakarta: PT Raja Garfindo Persada), hal. 1 38 Ali Aziz, dkk, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma Aksi Metodologi, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), hal. 28 39 Tri Kurnawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo, Aspek Dasar Ekonomi Mikro, (Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2006), hal. 1

76 realitas tersebut fasilitator bersama masyarakat merencanakan sebuah program untuk perubahan dengan membentuk kelompok usaha bersama. Pembentukan kelompok ini sebagai upaya dalam peningkatan ekonomi masyarakat. Selain itu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada. Pembentukan kelompok usaha bersama diharapkan mampu dijadikan contoh bagi desa-desa lain untuk melakukan perubahan dalam desanya. Kelompok usaha bersama yang telah dibentuk berorientasi pada peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan skill masyarakat, pembuatan peluang usaha dengan menyerap tenaga kerja dari dalam desa. Sebagai suatu kelompok usaha bersama, anggota yang tergabung memiliki kewajiban mewujudkan tujuan yang ingin dicapai bersama, membangun kerjasama dengan berbagai pihak untuk melancarkan usaha yang telah dibentuk, dan memanfaatkan modal usaha dengan penuh tanggung jawab. Suatu kelompok yang dibangun dari karakter individu yang berbeda, akan ditemukan individu yang mendominasi kelompok dan individu yang pasif. Struktur kepengurusan ini sebagai upaya untuk menghilangkan dominasi dan kepasifan dalam diri individu. Untuk itu terciptalah suatu kerjasama yang baik antara individu satu dengan lainnya, demi kelancaran usaha yang telah dibentuk. Oleh sebab itu kepengurusan sebagai penguat kelompok dalam mengatasi berbagai gejolak yang terjadi dalam hal apapun.

77 2. Membangun Jaringan Untuk Memperluas Pemasaran Proses pendampingan yang dilakukan fasilitator bersama masyarakat dibutuhkan pihak-pihak yang terkait dalam melancarkan skala pergerakan yang lebih luas. Kerjasama pemerintah desa dengan masyarakat turut membangun kelancaran program yang dilaksanakan. Upaya menggandeng orang yang telah memiliki pengalaman sebagai bentuk strategi dalam meluaskan skala pemasaran Upaya-upaya kerjasama yang dilakukan bukan hanya untuk memperoleh keuntungan. Melainkan untuk memperkenalkan produk dari masyarakat Desa Titik. Pengembangan ekonomi kreatif yang memang pertama kalinya ada di Desa Titik harus berupaya dengan keras dalam memasarkan produk masyarakat. Upaya dan kerja keras dalam masyarakat sebagai bukti usaha dalam perbaikan ekonomi. Selain itu bukti kesadaran dan perubahan pola pikir untuk maju dan merubah keadaan yang lebih baik. 3. Pelatihan Usaha dalam Meningkatkan Skill Masyarakat Pelatihan yang dilakukan diberikan merupakan model pengembangan dalam meningkatkan skill yang dimiliki oleh masyarakat. Keahlian dalam membuat kue tradisional memang sudah dimiliki oleh masyarakat, namun masyarakat belum mampu menginovasi kue-kue tradisional tersebut dengan bentuk ataupun model yang berbeda dari pasaran. Pelatihan usaha yang dilakukan bertujuan untuk membuat strategi

78 pemasaran dalam menembus pasar, sehingga mampu memproduksi dengan jumlah yang banyak. Usaha yang pertama kali dilakukan dengan pengalaman seadanya belum mampu menerobos pasar secara luas. Pelatihan ini mengajarkan masyarakat dalam membuat inovasi baru. Seperti kue dadar gulung yang ada di pasaran bentuknya sama semua, namun dalam pelatihan ini dibentuk seperti bunga mawar. Upaya-upaya yang mampu menciptakan inovasi dalam produk disarankan oleh masyarakat untuk melihat dari situssitus internet. Pelatihan yang dilakukan diharapkan mampu memberikan inspirasi baru bagi masyarakat untuk mencoba atau meproduksi kerajinan tangan yang lain. 4. Promosi sebagai Upaya Meningkatkan Penjualan Promosi merupakan bagian penting dari strategi pemasaran. Promosi digunakan pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga konsumen tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya. Sebagai suatu kelompok usaha baru tentunya memiliki tantangan dalam proses pemasaran. Oleh sebab itu masyarakat harus memiliki strategi yang mampu menarik pembeli. Survei harga pasar harus dilakukan untuk mengetahui harga yang ditetapkan oleh penjual kue tradisional lainnya. Modal produksi diperoleh dari iuran anggota kelompok, dengan jumlah yang

79 telah ditetapkan secara musyawarah. Modal yang didapatkan dari masyarakat yaitu sebagai berikut.