BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya manusia mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi, instansi ataupun

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Pada dasarnya kinerja merupakan sesuatu hal yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam suatu organisasi/instansi dipandang sebagi sumber daya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, pastinya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. terpenting disamping unsur lain, seperti modal, bahan baku, dan mesin. Tidak ada

BAB 1 PENDAHULUAN. dukungan dari pegawai yang kompeten dan terampil. maka kemungkinan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yaitu dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintah maupun tugas

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produksi barang dan jasa yang dihasilkan perkembangan ini dimulai sejak adanya

Menurut Rivai dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2009;2) menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. kali pemimpin memberikan tambahan penerimaan yang lain sebagai upaya lebih menghargai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yaitu PT. Indonensia Epson Industry, maka mulai tahun 2004, PT. Kiyokuni

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan tercapainya sebuah tujuan dari sebuah organisasi, tak dapat. peran aktif sumber daya manusia didalamnya.

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat

I. PENDAHULUAN. keberhasilan dan pencapaian tujuan organisasi, dalam rangka pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan ketatnya persaingan antar organisasi, sumber daya manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, perkembangan perekonomian sangat pesat yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan teknologi yang pesat, persaiangan yang

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu memberikan output yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan suatu perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. saja nilai komporatif tetapi juga nilai komperatitif-generatif-inovatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi disamping modal, material, mesin, dan sumber daya lainnya. Oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medis dan melaksanakan pelayanan administratif. Sumber Daya Manusia (SDM)

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dan sistem. Sumber daya organisasi terpenting yang harus dimiliki oleh instansi

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebelumnya. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi

PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan modal penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara berbagai macam perusahaan retail membuat manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan setiap perusahaan berusaha meningkatkan serta mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kinerja atau produktivitas karyawannya. perusahaan untuk pemenuhan kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah. memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Dan salah satu faktor

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu organisasi. Dalam setiap perusahan maupun dalam sebuah instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu aspek yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam pencapaian tujuan, baik visi maupun misi suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi

2015 PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2017 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CV JAYA RAYA DI NGABANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. bebas karena memiliki kualitas yang unggul dan mampu bersaing dengan China sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini globalisasi sedang terjadi di berbagai bidang, hal ini sudah pasti

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut rivai (2004) bahwa Disiplin adalah suatu alat yang digunakan para

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. PN Taspen memperoleh kantor sendiri di Jl. Merdeka no 64 Bandung.

BAB I PENDAHULUHAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang tangguh diperlukan untuk menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam suatu organisasi. Pemanfaatan sumber daya manusia

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam suatu organisasi atau perusahaan tidak luput dari peranan manusia. Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat pada sebuah organisasi atau perusahaan. Seperti yang kita ketahui sebuah perusahaan atau organisasi tanpa adanya sumber daya manusia tidak akan berjalan dengan baik, karena sumber daya manusia termasuk asset penting dalam suatu perusahaan atau organisasi yang perlu dikelola dengan baik dan benar. Peranan sumber daya manusia menjadi faktor penting yang mendukung pencapaian kesuksesan organisasi. Oleh karena itu pengelolaan sumber daya manusia harus dilaksanakan secara efektif dan efisien. Mengatur karyawan adalah sulit dan kompleks, karena mereka mempunyai fikiran, perasaan, status, keinginan dan latar belakang berbeda yang dibawa ke dalam organisasi. Karyawan tidak dapat sepenuhnya diatur layaknya sebuah mesin, untuk itu dalam suatu organisasi diperlukan seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang dapat mengarahkan, membimbing, dan memotivasi pegawainya agar mau dan mampu bekerja secara disiplin. Kepemimpinan merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah perusahaan atau organisasi, sebab tanpa adanya kepemimpinan dari seorang pemimpin maka suatu perusahaan atau organisasi akan mengalami kemunduran. Kepemimpinan memerlukan komunikasi yang efektif antar anggota-anggota kelompok dalam sebuah organisasi. Komunikasi merupakan alat untuk mentransfer ide tentang tujuan-tujuan kelompok, sumbangsih dari anggota kelompok, dan memotivasi para anggotanya. 1

2 Gaya kepemimpinan dapat dikatakan sebagai cara dari seorang pemimpin dalam mengarahkan, mendorong dan mengatur seluruh unsur-unsur di dalam perusahaannya untuk mencapai suatu tujuan perusahaan yang diinginkan. Gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam sebuah perusahaan atau organisasi oleh seorang pemimpin dapat membantu menciptakan efektivitas kerja yang positif bagi karyawan khususnya dalam disiplin kerja. Keberhasilan perusahaan atas kinerja karyawan dalam mencapai target yang diharapkan, diperlukan adanya disiplin kerja dari karyawan. Disiplin kerja dapat diartikan sebagai kesadaran dan kesetiaan karyawan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan dengan selalu mentaati peraturan perusahaan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kedisiplinan kerja karyawan, diantaranya adalah pengawasan pemimpin sebagai langkah untuk mengontrol jalannya kegiatan dalam mencapai tujuan kerja dan kompensasi sebagai pemacu semangat kerja karyawan. Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap disiplin kerja karyawan. Karena gaya kepemimpinan merupakan kegiatan mempengaruhi dan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok (Kartono,2011). Kepemimpinan mempunyai hubungan erat dengan motivasi, karena keberhasilan seorang pimpinan dalam menggerakan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam menciptakan motivasi didalam diri setiap bawahan, kolega maupun atasan pemimpin itu sendiri. Kurang adanya peranan kepemimpinan dalam menciptakan komunikasi yang harmonis serta memberikan pembinaan pegawai, akan menyebabkan tingkat disiplin pegawai rendah. Demikian halnya dengan kurangnya motivasi pegawai seperti malas-malasan dalam bekerja akan menyebabkan rendahnya disiplin kerja karyawan. Seorang pemimpin memotivasi pengikutnya melalui gaya kepemimpinan tertentu yang akan menghasilkan pencapaian tujuan kelompok dan tujuan individu. Pengikut yang termotivasi akan berusaha mencapai tujuan secara sukarela dan selanjutnya menghasilkan kepuasan.

3 Motivasi merupakan sesuatu hal penting dalam kepemimpinan, karena memimpin adalah memotivasi. Seorang pemimpin harus bekerja bersama-sama dengan orang lain atau bawahannya, untuk itu diperlukan kemampuan memberikan motivasi kepada bawahan. Motivasi adalah kekuatan (dorongan) yang kuat dari dalam seseorang untuk melakukan aktivitas sesuai dengan dorongan tersebut. (Tohardi, 2010:334). Motivasi ini merupakan hasrat di dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan. Tugas pimpinan dan manajemen adalah membantu dan mendorong pegawai supaya memiliki motivasi yang tinggi yang akan berakibat pada disiplin seseorang. Pemberian motivasi kepada karyawan bisa dalam berbagai macam bentuk, misalnya gaji atau upah, bonus, uang transport, tunjangan hari raya, uang lembur, tunjangan kesehatan, promosi jabatan, asuransi, tunjangan jabatan, dan mutasi. Hal tersebut dimaksud agar karyawan merasa bahwa mereka dihargai keberadaannya dan kebutuhannya dapat dipenuhi, sehingga karyawan akan terus berusaha untuk bekerja lebih baik. Sebaliknya, apabila karyawan tidak puas dan merasa kebutuhannya tidak dipenuhi maka hal tersebut bisa berdampak negatif bagi perusahaan. Veithzal Rivai (2009: 444) mengemukakan bahwa disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma social yang berlaku. Salah satu syarat agar disiplin dapat ditimbulkan dalam lingkungan kerja ialah adanya pembagian kerja yang tuntas sampai kepada pegawai atau petugas yang paling rendah, sehingga setiap orang tahu dengan sadar apa tugasnya, bagaimana melakukannya, kapan pekerjaan dimulai dan selesai, seperti apa hasil kerja yang disyaratkan, dan kepada siapa mempertanggung jawabkan hasil pekerjaan itu. Untuk itu disiplin harus tumbuh kembangkan agar tumbuh pula ketertiban dan efisiensi. Tanpa

4 adanya disiplin yang baik, jangan harap akan dapat diwujudkan adanya sosok pemimpin atau karyawan ideal sebagaimana yang diharapkan oleh perusahaan. PT.JOONGANG FOODS merupakan perusahaan pengolahan bahan baku ubi jalar menjadi produk olahan makanan ubi jalar berupa stick yang diekspor ke Korea dan kue tambang untuk pasar lokal. PT.JOONGANG FOODS terletak di daerah Kabupaten Sumedang yang beralamatkan di Kp. Lembang Rt. 23/06 Desa Mekar Bakti Kec.Pamulihan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Perusahaan ini menitik beratkan pada pengorganisasian manajemen sumber daya manusia dan pengembangan karyawan yang dapat meningkatkan kinerja karyawan, yang dimana kinerja dan kualitas kerja yang dimiliki oleh seorang karyawan merupakan asset perusahaan yang sangat berharga. Karyawan adalah sumber daya yang terpenting yang akan memberikan kontribusi terhadap kemajuan Pabrik PT.JOONGANG FOODS dan dapat mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan. PT.JOONGANG FOODS memiliki karyawan sebanyak 135 orang. Setelah dilakukannya wawancara dengan karyawan PT.JOONGANG FOODS dan Bapak Agus yaitu selaku pemilik Pabrik PT.JOONGANG FOODS. Dapat disimpulkan bahwa Rata-rata karyawan yang diberhentikan ini adalah pelanggaran yang paling sering dilakukan para karyawan yaitu pelanggaran disiplin masuk kerja atau membolos, padahal saya telah memberikan penghargaan atau hadiah untuk karyawan yang berperilaku sesuai dengan dengan memberikan bonus, ini adalah bentuk dari memotivasi karyawan dan saya juga memberikan hukuman untuk karyawan yang tidak sesuai dengan pedoman aturan perusahaan yang ada semua ini tujuannya agar dapat meningkatkan disiplin kerja ungkap Pak Agus Rabu,(12/8) dan menurut hasil wawancara dengan 10 orang karyawan dapat disimpulkan bahwa Kurangnya sikap tegas dari pimpinan dan pengawasan disetiap jam kerja sehingga pimpinan kurang memberikan semangat kerja agar kami termotivasi ungkap para karyawan Rabu,(12/8).

5 Berkaitan dengan hal tersebut terlihat adanya beberapa fenomena di perusahaan yang saya teliti, yaitu adanya penurunan tingkat motivasi kerja karyawan, masih terdapat karyawan yang tidak relevan dengan aturan kerja perusahaan atau disiplin kerja, adanya mangkir kerja yang dilakukan karyawan. Demikian beberapa fenomena ini cenderung menunjukan masih rendahnya disiplin kerja yang ditunjukan oleh para karyawan PT.JOONGANG FOODS tentunya berkaitan dengan latar belakang pendidikan. Permasalahan tersebut menunjukan adanya pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap disiplin kerja karyawan. Karena disiplin kerja merupakan derajat pencapaian tujuan organisasi, baik secara implisit maupun eksplisit, yaitu seberapa jauh rencana dapat dilaksanakan dan seberapa jauh tujuan dapat tercapai. Untuk mengatasi rendahnya absensi karyawan PT.JOONGANG FOODS, pemimpin PT.JOONGANG FOODS memberikan sanksi kepada karyawan yang tidak hadir dengan teguran lisan secara langsung, apabila masih berkelanjutan juga maka akan diberikan teguran tulisan, dan yang terakhir apabila dalam beberapa periode waktu tertentu ketidak hadiran karyawan tidak dapat ditoleransi lagi maka karyawan akan dikeluarkan. Dalam pengisian absensi kehadiran setiap harinya karyawan PT.JOONGANG FOODS menggunakan mesin absensi kartu barcode yang akan mencetak tanggal dan waktu kedatangan maupun kepulangan tiap masing-masing karyawan pabrik. Sehingga otomatis akan tercatat langsung pada kartu tersebut siapa yang hadir dan siapa yang tidak hadir. Selain itu pemimpin PT.JOONGANG FOODS mengaku sudah menjalankan perannya untuk memimpin para karyawannya secara baik dan benar yang berhubungan dengan turunnya motivasi karyawan, diantaranya telah memberikan berbagai macam penghargaan (reward) kepada karyawan yang memiliki kinerja baik. Pemimpin PT.JOONGANG FOODS juga akan meningkatkan gaji karyawan tiap 3 bulan sekali bagi karyawan yang dinilai memiliki produktifitas yang tinggi. Upah lembur yang diberikan perusahaan pun sudah dikatakan sesuai aturan yang dikehendaki pemerintah. Perusahaan PT.JOONGANG FOODS juga melengkapi karyawan dengan fasilitas tunjangan

6 kesehatan dan tunjangan lainnya. Tetapi, karyawan PT.JOONGANG FOODS tetap belum mampu secara signifikan meningkatkan disiplin kerja dalam bekerja. Meskipun perusahaan telah memberikan berbagai macam motivasi dan gaya kepemimpinan yang baik. Dalam wawancaranya, Pak Agus menyatakan bahwa ada masalah yang berhubungan dengan disiplin kerja karyawan yang dilihat dari indikator absensi. Hal tersebut dapat dilihat dari data jumlah pegawai yang mangkir sesuai dengan tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perbandingan Absensi Tahun 2014 dan Tahun 2015 pada PT.JOONGANG FOODS Kab.Sumedang Bulan Hadir Masuk- Keluar di Jam Kerja Tahun 2014 Tahun 2015 KETERANGAN Izin Bolos Hadir Masuk- Keluar di Jam Kerja 6 135 12 0 0 134 5 0 1 7 135 2 0 0 100 15 20 15 8 112 10 15 8 129 9 2 4 9 133 7 0 2 134 7 0 1 10 135 2 0 0 132 5 1 2 11 134 3 1 0 134 1 0 1 12 133 1 0 1 133 4 0 2 1 135 2 0 0 134 4 0 1 2 132 4 1 2 135 5 0 0 3 135 1 0 0 135 3 0 0 4 131 5 2 2 134 5 0 1 5 135 2 0 0 132 5 1 2 Jumlah 1585 51 19 15 1566 68 24 30 % 1174.07 37.78 14.07 11.11 1160.00 50.37 17.78 22.22 Izin Bolos Sumber : Bagian Sumber Daya Manusia PT.JOONGANG FOODS Kab.Sumedang Berdasarkan tabel 1.1, data absensi karyawan PT.JOONGANG FOODS dalam 12 bulan pada Juni 2014 sampai Mei 2015 diketahui terdapat jumlah persentase yang tidak stabil, dimana setiap bulannya ada kenaikan dan juga ada penurunan jumlah kehadiran karyawan dengan berbagai alasan yaitu izin, dan bolos serta data karyawan yang masuk-keluar disaat jam kerja. Rendahnya angka hadir karyawan pada bulan Agustus 2014 dan Juli 2015 dikarenakan izin pulang kampung Lebaran, izin keperluan, dan izin kepentingan lain yang mendesak dan

7 menyebabkan karyawan tidak bisa hadir. Tingginya perbandingan presentase keluar-masuk karyawan di jam kerja tahun 2014-2015 ini dikarenakan kurangnya pengawasan dan kurang nya rasa tegas oleh pimpinan. Kurangnya pengecekan dari perusahaan atas pembuktian izin atau sakit pun menambah karyawan seenaknya beralasan untuk tidak masuk. (Sumber : Bagian Sumber Daya Manusia PT.JOONGANG FOODS Kab.Sumedang) Masalah absensi adalah masalah yang berkaitan dengan disiplin karyawan dalam bekerja. Dengan adanya tingkat penurunan kehadiran karyawan dikhawatirkan dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Alangkah baiknya jika pimpinan dapat menyediakan waktu khusus untuk melakukan pengawasan langsung dan memberikan motivasi sebaik mungkin agar disiplin kerja dapat berjalan dengan baik, karena apabila pimpinan atau atasan kurang memberikan pengawasan maka dikhawatirkan akan berdampak negatif bagi bawahannya. Disinilah dibutuhkan pemimpin yang baik dan motivasi yang tinggi kepada bawahannya sehingga lingkungan kerja menjadi lebih baik dan terciptanya disiplin kerja pegawai yang optimal. Peneliti menduga permasalahan pada disiplin kerja karyawan dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan motivasi perusahaan. Melalui keterangan-keterangan dari hasil wawancara awal, peneliti dapat memberikan asumsi sederhana bahwa penerapan Disiplin Kerja di PT.JOONGANG FOODS pada dasarnya telah berjalan sesuai dengan pedoman, namun dalam praktiknya terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dan perlu mendapat perhatian khusus, melalui pengamatan serta analisis yang tepat bagi permasalahan yang telah diungkapkan diatas, peneliti meyakini bahwa penerapan Disiplin Kerja di perusahaan PT.JOONGANG FOODS dapat lebih ditingkatkan lagi. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Disiplin Kerja Karyawan PT.JOONGANG FOODS, Kabupaten Sumedang.

8 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Dengan latar belakang penelitian tersebut diatas, selanjutnya dapat diidentifikasi masalah penelitian bahwa ternyata usaha untuk menciptakan sebuah kepemimpinan dan motivasi kerja yang baik akan berdampak positif terhadap disiplin kerja karyawan pada PT.JOONGAG FOODS. Adanya masalah yang menyangkut terhadap disiplin kerja seperti kurangnya motivasi yang dilakukan dan diberikan oleh pemimpin juga dirasa menjadi faktor terjadinya ketidak disiplinan karyawan tersebut. Disini owner selaku pemimpin diperusahaan tersebut sudah menjalankan perannya untuk memimpin para karyawannya secara baik dan benar tetapi permasalahannya para karyawan mengaku kurangnya motivasi yang diberikan oleh pimpinan. Salah satu alat ukur keberhasilan kepemimpinan dalam suatu organisasi adalah seberapa tinggi disiplin kerja karyawan yang dapat tercapai oleh orang yang dipimpinnya, untuk itu bukan saja dibutuhkan figure pemimpin, melainkan juga gaya kepemimpinan yang menyertai keberadaan pemimpin tersebut. Pemilihan gaya kepemimpinan yang benar disertai dengan motivasi yang tepat dapat mengarahkan pencapaian tujuan perseorangan maupun tujuan organisasi atau perusahaan. Apabila gaya kepemimpinan tidak tepat maka tujuan organisasi atau perusahaan akan terganggu, akan menyebabkan konflik dan rasa tidak puas pada para karyawan, sehingga akibatnya pemimpin tidak dapat mempengaruhi bawahannya secara maksimal. Pendukung utama dari adanya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap disiplin kerja karyawan yaitu adanya fungsi fleksibilitas dari seorang pemimpin dalam memainkan gaya kepemimpinan guna pembentukan disiplin kerja karyawan, yang akhirnya mengarahkan pada pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan sehingga asumsi yang muncul adalah bahwa gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi pembentukan disiplin kerja karyawan suatu organisasi.

9 Oleh karena itu dengan adanya motivasi yang diberikan kepada karyawan berupa hukuman (punishment) untuk karyawan yang tidak sesuai dengan pedoman aturan perusahaan yang ada dan pemberian hadiah (reward) untuk karyawan yang berperilaku sesuai dengan aturan akan berdampak baik pada disiplin kerja, karena dengan adanya sanksi atau hukuman karyawan akan berusaha menghindarinya dan sebaliknya dengan adanya hadiah atau prestasi kerja dapat mendorong karyawan menjadi disiplin. Selaku direktur, pemimpin harus mampu menciptakan komitmen organisasi pada karyawannya dengan menanamkan visi, misi dan tujuan dengan baik untuk membangun loyalitas dan kepercayaan dari karyawannya. Dengan adanya gaya kepemimpinan dan motivasi diharapkan akan adanya perubahan yang signifikan terhadap disiplin kerja. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian dan untuk memberi batasan terhadap permasalahan yang akan dibahas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi kepemimpinan pada PT.JOONGANG FOODS, Kab.Sumedang? 2. Bagaimana kondisi motovasi karyawan pada PT.JOONGANG FOODS, Kab.Sumedang? 3. Bagaimana kondisi disiplin kerja karyawan pada PT.JOONGANG FOODS, Kab.Sumedang? 4. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap disiplin kerja karyawan pada PT.JOONGANG FOODS, Kab.Sumedang? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini dilakukan adalah untuk memperoleh data dan informasi untuk kemudian diolah lebih lanjut dan dianalisis yang digunakan untuk penyusunan skripsi sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh Ujian Akhir Program S-1 pada Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis Manajemen

10 Universitas Widyatama. Sedangkan tujuan dari penelitian ini sesuai rumusan masalah yang penulis kemukanan diatas sebagi berikut : 1. Untuk mengetahui dan mempelajari kondisi gaya kepemimpinan pada PT.JOONGANG FOODS, Kab.Sumedang. 2. Untuk mengetahui dan mempelajari kondisi motivasi karyawan pada PT.JOONGANG FOODS, Kab.Sumedang. 3. Untuk mengetahui dan mempelajari kondisi disiplin kerja pada PT.JOONGANG FOODS, Kab. Sumedang. 4. Untuk mengetahui dan mempelajari seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap disiplin kerja karyawan pada PT.JOONGANG FOODS, Kab.Sumedang. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini tentunya diharapkan akan dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak terkait pada umumnya bermanfaat kegunaan tersebut, yakni : 1. Implikasi Akademik Melalui proses dalam kegiatan dan penyusunan tugas akhir ini, diharapkan dapat menjadi sarana bagi penulis untuk membandingkan serta mengembangkan teori-teori perkuliahan, khususnya mata kuliah manajemen sumber daya manusia. 2. Implikasi Manajerial Bagi perusahaan diharapkan mendapat tambahan informasi dan pengetahuan sebagai bahan dalam kegiatan evaluasi dalam perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan permasalahan gaya kepemimpinan dan motivasi, khususnya pada PT.JOONGANG FOODS hal ini juga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.