1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Batasan Masalah Karya seni mempunyai pengertian sangat luas sehingga setiap individu dapat mengartikannya secara berbeda. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karya seni yaitu hasil pekerjaan atau kemampuan menciptakan dari buah pikiran (dilihat dari segi keindahan yang bernilai tinggi) yang halus, kecil, tipis, lembut, enak dirasakan, mungil dan elok. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara, seni merupakan perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya yang bersifat indah sehingga dapat menggerakkan jiwanya. Karya seni secara garis besar, merupakan segala sesuatu karya buah pikir seseorang, yang bersifat kreatif, bernilai tinggi dan mempunyai nilai estetis. Karya seni tercipta sesuai keteraturan serta imajinasi pikiran manusia untuk mengekspresikan diri. Dalam pengekspresian jiwa atau buah pikir tidak pernah terlepas dari suatu inspirasi. Inspirasi inilah yang akan menjadi induk pemikiran seseorang dalam membuat sebuah karya. Suatu realitas yang nyata bahwa disekitar kita masih ada karya seni warisan masa lampau yang biasa kita sebut dengan seni tradisi. Sebutan ini ternyata melekat kepada bangsa-bangsa tradisional seperti Indonesia, karena dilingkungan bangsa-bangsa maju, seni warisan masa lampau (living tradition) sudah amat langka (Jakob Sumardjo, 2000:338). Penciptaan karya seni memiliki tujuan tertentu,bagi masyarakat modern karya seni digunakan sebagai media ekspresi diri, komersil, pendidikan, terapi dan
2 lain-lain, baik secara fisik maupun sebagai hiburan batiniah. Sedangkan bagi masyarakat tradisional, karya seni mempunyai tujuan yang berbeda yaitu sebagai alat pemujaan atau ritual yang bersifat lebih ke religi seperti contoh, sebuah topeng yang merupakan peninggalan karya seni dari masyarakat tradisional yang digunakan untuk memuja sesuatu atau sebagai alat dalam suatu ritual yang diyakini oleh kelompok masyarakat atau individu tertentu. Topeng merupakan benda budaya yang telah digunakan diseluruh dunia dalam semua periode sejak zaman batu dan seperti yang telah bervariasi dalam penampilannya, seperti dalam penggunaan dan simbolisme. Masa peradaban dunia telah menunjukan bahwa topeng memiliki perwujudan imajinasi, kreativitas, dan daya ekspresi spiritual manusia yang tidak terhingga (Endo Suanda, 2005:1). Topeng pada dasarnya merupakan salah satu bentuk ekspresi paling tua yang pernah diciptakan oleh manusia. Kehidupan masyarakat modern pada saat ini menempatkan topeng sebagai salah satu bentuk karya seni yang mempunyai nilai tinggi. Sisi misteri yang tersimpan pada raut wajah topeng mampu memancarkan kekuatan magis yang sulit dijelaskan, tidak hanya dilihat karena keindahan estetis yang dimilikinya saja. Banyak tokoh-tokoh yang diekspresikan kedalam topeng, mulai dari dewa-dewa, raja, hewan, bahkan makhluk-makhluk mitologi yang tidak pernah ada. Topeng mampu menggambarkan beberapa karakter, watak, atau sifat yang dipancarkan melalui raut wajah, warna dan bentuk yang ada disetiap topeng. Material seni dipilih seniman untuk diolah menjadi medium seni misalnya, seniman memilih media dan bahan kemudian diolah kedalam aspek-aspek mediumnya, seperti warna, tekstur, garis, bangun, dan lain-lain. Medium ini
3 nantinya diolah lagi menjadi wujud-wujud tertentu yang bersifat Mimesis (meniru) atau ekspresi imajinatif maupun abstrak. Pengolahan wujud ini dituntun oleh isi gagasan seniman. Gagasan ini muncul dalam diri seniman akibat dari tanggapan dan perhatiannya terhadap suatu objek (Subject Matter). Berdasarkan uraian diatas diperoleh arti tentang nilai seni yaitu, terdapat pada tahap dan hasil pengolahan medium seni, wujud seni, dan isi seni, bahwa nilai seni itu terletak pada aspek wujud dan isi (Content) benda seni (Jakob Sumardjo, 2000:46). Topeng dipilih sebagai sumber ide dalam pembuatan karya seni karena kekaguman penulis terhadap karya seni topeng yang sederhana tetapi mampu menyampaikan gambaran tokoh secara menyeluruh. Buah pikiran ini yang kemudian menjadikan pertanyaan mengapa topeng memiliki kekuatan magis dan mampu bercerita banyak tentang topeng tersebut. Pemilihan tema ini bertujuan untuk menghadirkan karya seni akibat percampuran antara seni tradisional dan seni kontemporer yang kemudian dikemas dengan suatu komposisi yang baru. Sehingga membuat kesan dan pesan yang dengan mudah dapat tersalur kepada penikmat seni. Adanya seleksi dan penajaman perasaan terhadap suatu stimulus akan melahirkan intensitas perasaan yang diekspresikan. Perasaan tertentu dalam suatu karya seni dapat begitu tajam dan menggores karena senimannya berhasil mengekspresikan pengalaman perasaannya itu dengan pilihan yang tepat dan sasaran yang tegas. Perasaan humor pahit dalam karya seni dapat muncul dengan begitu mengesankan karena seniman berupaya mewujudkan pengalaman perasaannya tadi secara efektif dan efisien (Jakob Sumardjo, 2000:75).
4 Karya seni ini sebagai ekspresi hati yang digambarkan dari objek utama sebagai kiasan topeng dengan ekspresi wajah untuk menggambarkan fenomenafenomena yang sedang terjadi didalam imajinasi maupun fenomena-fenomena yang terjadi diluar imajinasi. Kemudian dilengkapi dengan topeng-topeng lain yang menggambarkan faktor-faktor penyebab, pendukung maupun pelengkap dalam setiap karya seni tersebut. Dalam karya ini, hanya berusaha menonjolkan ekspresi dari objek utama dan warna sebagai pendukung suasana hati objek utama tersebut. Komposisi, susunan dan bentuk objek topeng hanya menggunakan figurfigur pokok. Tetapi dalam penyajiannya lebih diperkaya dengan beraneka macam bentuk ekspresi-ekspresi aneh dan tak lazim pada topeng agar mempermudah dalam penyaluran maksud kepada penikmat seni. B. BATASAN MASALAH Penulis lebih memfokuskan kepada topeng topeng tradisional yang berada di Indonesia. Pembahasan juga dibatasi oleh kemampuan topeng dalam menggambarkan atau mengekspresikan sebuah karakter, sifat dan watak suatu tokoh yang seolah olah mampu bercerita tentang karakteristik topeng dengan melihat warna, tekstur, dan raut wajahnya. C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan dari permasalahan latar belakang di atas diperoleh rumusan masalah antara lain : 1. Apa yang melatar belakangi penulis menggunakan topeng sebagai subject matter?
5 2. Mengapa topeng tradisional menjadi konsep dalam penciptaan karya seni rupa? 3. Bagaimana visualisasi sebuah karya seni rupa dengan subject matter topeng dan mengemasnya kedalam bentuk karya seni rupa dengan menggunakan berbagai media? D. TUJUAN PENULISAN Tujuan yang ingin dicapai dalam penciptaan karya seni rupa adalah : 1. Mendiskripsikan proses penggalian ide karya seni rupa dengan topeng sebagai subject matter. 2. Menjelaskan penciptaan karya seni rupa dengan konsep topeng tradisional. 3. Tantangan seniman dalam menciptakan sebuah karya seni dengan menggunakan teknik dan media baru, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu tolak ukur seniman terhadap sebuah perkembangan dunia seni. E. MANFAAT PENULISAN Manfaat yang ingin diberikan dalam penciptaan karya seni lukis yang menggunakan topeng tradisional sebagai tema dalam pembuatan karya seni lukis ini adalah: 1. Khusus : a. Meningkatkan dan mengembangkan kreativitas dalam berkesenian, khususnya bertemakan kesenian tradisional. b. Sebagai tolak ukur dalam menciptakan sebuah karya seni rupa dengan tema kesenian tradisional.
6 2. Umum : a. Meningkatkan apresiasi masyarakat pada bidang seni. b. Menambah pengetahuan tentang seni untuk masyarakat luas. c. Memberikan pesan bahwa eksistensi kebudayaan tradisional mampu bertahan dan mampu menciptakan sebuah kesenian baru yang mampu bersaing di era globalisasi.