III. DATA PERANCANGAN. Sifat Data Manfaat Data Kesiapan Data Utama Penunjang Perancangan Sudah Belum

dokumen-dokumen yang mirip
III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

BAB 3 METODE PERANCANGAN

PROSES FINISHING WHITE WASH PADA MEBELAIR KAYU Oleh : Sri Karyono ABSTRAK

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

Struktur dan Konstruksi II

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop

DINDING DINDING BATU BUATAN

STRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu:

BAB II METODE PERANCANGAN

III. DATA PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam tekan sebelum terjadi kegagalan (Bowles, 1985).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Konstruksi rangka kusen pada dasarnya dibagi dalam 4 jenis

IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

MANUAL APLIKASI DINDING LUAR. Versa Board 10 & 12 mm

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau

BAB II METODE PERANCANGAN

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

STUDI PENGGUNAAN BAJA RINGAN SEBAGAI KOLOM PADA RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA PRAYOGA NUGRAHA NRP

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB IV KONSEP DESAIN

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

3 SKS (2 P, 1 T) Dosen Pengampu : Tim

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN. ruangan yang bersifat modern simple untuk menghemat suatu ruangan.

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Las Pertemuan - 14

PELATIHAN TEKNIK FINISHING MEBEL BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Sambungan diperlukan jika

RSU KASIH IBU - EXTENSION STRUKTUR : BAB - 06 DAFTAR ISI PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 01. LINGKUP PEKERJAAN BAHAN - BAHAN..

TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung

International Quality Waterproofing

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sifat kayu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

REKAYASA JALAN REL. MODUL 5 : Bantalan PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

ANALISIS MUTU KAYU BENTUKAN (MOULDING) JATI (Tectona grandis L.f.) PADA INDUSTRI MOULDING DI KOTA KENDARI, SULAWESI TENGGARA

IV. PENDEKATAN DESAIN

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Finishing Kayu

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode

Kayu lapis untuk kapal dan perahu

BAB 4. Konsep Desain

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

Mutu dan Ukuran kayu bangunan

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

Didesain agar nyaman dan tahan lama.

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB I 1.1 LATAR BELAKANG

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout):

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

(Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan. 1. Tipe Jembatan. a) Jembatan Pelat Beton Berongga. b) Jembatan Pelat. c) Jembatan Girder

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN

Transkripsi:

III. DATA PERANCANGAN A. Tabel Data Perancangan Rincian Data 1 Data Objek Perancangan Petunjuk Dasar Perancangan Kursi Makan Ukuran Standard Kursi Makan 2 Data Teknis Perancangan Identifikasi Karakter Kayu Jati Belanda Hal yang harus diperhatikan saat menggunakan kayu limbah Ragam jenis kayu Sifat Data Manfaat Data Kesiapan Data Dalam Utama Penunjang Perancangan Sudah Belum Sebagai panduan dalam merancang kursi makan Untuk mengetahui Ukuran Standard Kursi Makan Mengetahui karakter kayu jati belanda sehingga tahu bagaimana cara mengolahnya Penunjang Data Utama Penunjang Data Utama Ragam Jenis besi Penunjang Data Utama Ragam Penunjang Data Sambungan Utama Kayu Ragam Sambungan Las Penunjang Data Utama Finishing Kayu Mengetahui Teknik dan Jenis finishing kayu yang baik Tabel 1. Data Perancangan 17

B. Rincian Data Perancangan 1. Data Objek Rancangan a. Petunjuk Dasar Perancangan Kursi Makan Membuat desain sebuah furniture tidak hanya dibutuhkan imajinasi dalam hal warna, bentuk dan garis-garis kombinasi yang cantik. Di samping hal tersebut dan merupakan sebuah hal yang sangat penting adalah pengetahuan tentang ukuran standar sebuah furniture. Anda bisa saja merencanakan sebuah set almari dapur yang cantik menyesuaikan susunan interior ruang anda, tapi kurang logis jika anda tidak bisa menggunakannya dengan nyaman karena tinggi meja tidak sesuai dengan 'ergonomis' tubuh anda. Atau sebuah kursi makan yang terlalu pendek juga membuat acara makan malam menjadi kurang menyenangkan. Standar ukuran yang diambil desainer adalah berasal dari ratarata 90% ukuran tubuh populasi manusia. Berikut ini beberapa 'guidelines' bagi anda membuat sebuah desain kursi. 1 1) Pengguna harus bisa dengan mudah duduk atau beranjak dari kursi tanpa masalah. 2) Apabila terdapat armrest/tanganan, ketinggian armrest harus sedemikian rupa sehingga pengguna tidak perlu menaikkan bahunya pada saat meletakkan tangannya pada armrest tersebut. 3) Ketinggian armrest dari LANTAI sebaiknya sesuai dengan ruang bebas di bawah meja, sehingga kursi bisa dimasukkan ke bawah meja ketika tidak dipergunakan. 4) SEMUA kaki kursi harus menyentuh lantai untuk kestabilan. 5) Jarak dudukan kursi dari belakang ke depan (kedalaman dudukan) sebaiknya tidak lebih panjang dari jarak bagian belakang lutut ke punggung pengguna. Jika terlalu dalam akan membuat punggung pengguna sakit karena tidak nyaman, namun jika terlalu pendek akan membuat kursi menjadi tidak stabil dan mudah jatuh. 6) Lebar dudukan bagian depan harus lebih lebar sekitar 5-7 cm untuk ruang kaki. 7) Untuk kursi santai, DUDUKAN kursi perlu dibuat miring dengan sudut sekitar 5-8, kursi kerja biasanya memiliki sudut lebih lurus. 8) Begitu pula dengan SANDARAN kursi, sudut kemiringan sekitar 10 hingga 15. 9) Ketinggian sandaran kursi yang normal dan ideal adalah 30-40 cm (12" - 16"). Untuk mencapai idealisme desain, kursi makan biasanya melebihi standar tersebut namun masih tetap mempertahankan sudut kemiringan sandaran 1 Diakses dari http://www.tentangkayu.com/2008/05/merencanakan-kursi.html 5 juni 2014 18

Ukuran Standar Berikut ini standar ukuran kursi untuk kategori dewasa dengan ukuran normal. 1) Dudukan Lebar: 40-50 cm (16"-20") Dalam: 37,5-45 cm (15"-18") Tinggi: 40-45 cm (16"-18") Kemiringan dari depan ke belakang: 5-8 2) Armrest (Sandaran tangan) Tinggi dari DUDUKAN: 17,5-22,5 cm (7"-9") Panjang dari pangkal hingga ujung: minimum 20 cm (8") Lebar: rata-rata 5 cm (2") Kemiringan dari depan: 5-7,5 cm (2"-3") 3) Sandaran Tinggi: 30-40 cm (12"-16") dari atas DUDUKAN Sudut Kemiringan : 0-5 (formal); 10-15 (casual) 2. Data Teknis Perancangan a. Identifikasi Karakter Kayu Jati Belanda Untuk mengidentifiksi kayu jati belanda dapat dipergunakan baik sifat kasar (sifat makroskopis) maupun sifat struktur (sifat mikroskopis). Berikut ini yang termasuk sifat kasar pada kayu adalah warna, kilap, bau, teksture, serat serta figure. Kayu jati Belanda dapat di idetifikasi secara sifat kasar (sifat makroskopis) baik dari serat dan tekstur yang memiliki susut-susut kayu sangat tinggi sehingga membutuhkan tulangan untuk memperkuat strukturnya pada furnitur. Karena sesuai fungsinya sebagai pengemas maka pemilihan kayu jati belanda ini memiliki standar kekeringan tertentu dari skala internasional, sehingga materialnya lebih ringan dan mudah untuk dimobilisasi. Namun kayu ini sangat rentan terhadap rayap sehingga dibutuhkan penanganan yang tepat pada proses awal pengolahan kayu Warna dari kayu jati belanda ini adalah warna kuning muda, sehingga memiliki keindahan alami dari guratan urat dan mata kayunya. Gambar 3.1 Tekstur Kayu Jati Belanda 19

b. Hal yang Harus Diperhatikan Saat Menggunakan Kayu Limbah Gambar 3.2 Kayu Limbah Untuk mengelolah dan memanfaatkan kayu-kayu bekas agar tidak berakhir dan berhenti sampai ke dalam api pembakaran. Beberapa syarat harus tetap dipenuhi untuk dapat menggunakan kayu-kayu tersebut sebagai bahan bakusebuah furniture. 1) Secara ekonomis, tidak semua kayu dapat digunakan sebagaibahan furniture, kondisi ini harus diperhatikan terlebih dahulu supaya tidak terlalu banyak mengelurkan biaya pengerjaan, perawatan dan finishingnya. Kayu yang digunakan sebagai furniture harus memenuhi persyaratan sebagai kayu yang padat dan kuat, terutama umur kayu relatif tua. Jenis kayu apapun asalkan umurnya tua biasanya dapat digunakan, sekalipun berasal dari kayu dengan serat yang porous 2) Kayu bekas biasanya memiliki karakter banyak paku, lubang bekas pukulan palu atau congkelan linggis, bekas gergajian yang berpindah tempat, bekas pasak, dsb. Hal tersebut dimanfaatkan sebagai bagian dari elemen supaya nuansa materialnya semakin kuat. Hanya perlu melakukan langkah penyortiran, pengelompokan berdasarkan ukuran dan bentuk, pemotongan dan penyusunan kembali bagian-bagian tersebut. 3) Kayu bekas dapat di finishing dengan menggunakan cat tembok, melamine berbasis air, atau hanya dibiarkan asli tanpa finishing ( sebaiknya yang tanpa 20

finishing hanya untuk kayu-kayu bekas yang bermutu keras seperti jati, bangkirai, gelam, akasia, kelapa, johar, ulin). c. Ragam Jenis Kayu. Kayu merupakan salah satu material bahan bangunan yang sering digunakan dalam konstruksi. Setiap kayu memiliki sifat dan ciri tersendiri baik dalam segi keindahan serat, kadar air, keawetan, berat jenis, kerapatan, dan kekuatan. Maka dalam memilih kayu yang akan dipergunakan ada baiknya kita mengenal Jenis dan Ciri Kayu Yang Sering Digunakan Sebagai Bahan Konstruksi. Selain agar kita dapat mengetahui kayu yang cocok dengan kriteria dan spesifikasi yang kita inginkan, tentunya juga agar kita tidak tertipu dengan jenis-jenis kayu lainnya. Berikut beberapa macam kayu yang sering digunakan sebagai bahan konstruksi. 2 1) Kayu Jati Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati. Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang ditandai dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh dengan baik di daerah kering dan berkapur di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati berkualitas terbaik yang sudah mulai ditanam oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan sekarang berada di bawah pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua kayu jati kami disupply langsung dari Perhutani dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami tidak memakai kayu jati selain dari 2 daerah tersebut. 2 http://kampuzsipil.blogspot.com/2011/11/mengenal-jenis-dan-ciri-kayu-yang.html 21

Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut. 2) Kayu Merbau Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. Kayu merbau kamiberasal dari Irian / Papua. 3 3) Kayu Bangkirai / Yellow Balau Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar 3 diakses dari http://kampuzsipil.blogspot.com/2011/11/mengenal-jenis-dan-ciri-kayu-yang.html 22

bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan. 4) Kayu Kamper kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan. 5) Kayu Kelapa Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya berwarna terang. 6) Kayu Meranti Merah Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain 23

bertekstur tidak terlalu halus, kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV. Pohon meranti banyak ditemui di hutan di pulau kalimantan 7) Kayu Karet Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada awalnya hanya tumbuh di daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai dilakukan penanaman di daerah India namun tidak berhasil. Lalu dibawa hingga ke Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya termasuk tanah Jawa. Warna Kayu Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah atau dipotong. Ketika sudah mulai mengering akan berubah sedikit kecoklatan. Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu teras. Bisa dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood. Densitas Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas antara 435-625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%. Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga kayu karet dapat digunakan sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan konstruksi 8) Kayu Gelam Kayu gelam sering digunakan pada bagian perumahan, perahu, Kayu bakar, pagar, atau tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil umumnya dikenal dan dipakai sebagai steger pada konstruksi beton, sedangkan yang berdiameter besar biasa dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat arang atau arang aktif untuk bahan penyerap. 9) Kayu Ulin Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan. Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan telian. Pohon ulin termasuk 24

jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut. Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I. 10) Kayu Akasia Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah, kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai bahan konstruksi maupun bahan meibel-furnitur. d. Ragam Jenis Besi 1) Carbon Steel Bars galvanize Besi Beton Polos ( Plain Bars) Besi Beton Ulir ( Deformed Bars) Besi As ( Round Bars) Eq St.41 Besi As ( Round Bars) Eq St.60, St.70, St.90 As Besi Segi Empat ( Square Bars / Vierkan) As Besi Segi Enam ( Hexagonal Bars) Silver Steel-Hollow Bars-Tool Steel Strep Besi ( Flat Bars) Band Eyzer ( Strapping band Plates) berbahan galvanis, galvanize 25

2) Carbon Steel Pipes Pipa Baja Hitam ( Black Steel Pipes) Pipa Air / Galvanis ( Galvanized Pipes) Pipa Seamless ( Seamless Pipes) ASTM A 53 / A 106 / API 5 L Pipa Pancang ( ERW Pipes) ASTM A 252 Pipa Konstruksi STK-400 Pipa Perabot ( Stalbuist Pipes) Pipa Kotak ( Rectangular & Square Pipes) 3) Carbon Steel Pipes Pipa Baja Hitam ( Black Steel Pipes) Pipa Air / Galvanis ( Galvanized Pipes) Pipa Seamless ( Seamless Pipes) ASTM A 53 / A 106 / API 5 L Pipa Pancang ( ERW Pipes) ASTM A 252 Pipa Konstruksi STK-400 Pipa Perabot ( Stalbuist Pipes) Pipa Kotak ( Rectangular & Square Pipes) 4) Carbon Steel Plates Plat Besi Hitam ( Hot Rolled Coil/ Sheet) JIS SPHC/ JIS SS400/ ASTM A36 Plat Kapal ( Ship Building Plate BKI) Plat Besi Putih ( Cold Rolled Coil/ Sheet) JIS SPCC Plat Bordes ( Checkered Plate) Plat Lubang ( Perforated Plate) Plat Tahan Gesek ( Wear-Resistance Plate) Plat Galvanil ( Galvaneal) Plat Galvanis ( Galvanized) Expanded Metal 26

5) Carbon Steel Profiles galvanize Siku Besi ( Angle Bars) galvanis Kanal UNP ( U-Channel) galvanis Kanal CNP ( Lip-Channel) galvanis H-Beam I-Beam WF-Beam galvanis e. Ragam Sambungan Kayu 1) Sambungan bibir lurus Merupakan jenis sambungan yang paling sederhana, kekuatan sambungan lemah karena masing-masing ditakik separo, sehingga digunakan untuk batang yang seluruh permukaannya tertahan (contoh balok tembok/murplat). Sambungan diperkuat dengan paku atau baut. Gambar 3.3 Sambungan Bibir Lurus Jenis sambungan Bibir Lurus ini biasanya digunakan untuk penyambungan kayu pada arah memanjang. (biasanya digunakan untuk kayu balok pada konstruksi bangunan ). 2) Sambungan kait lurus Jenis sambungan ini digunakan apabila ada gaya tarik yang timbul pada batang, dan seluruh permukaan batang tertahan. Sambungan diperkuat dengan paku atau baut. 27

Gambar 3.4 Sambungan Kait Lurus 3) Sambungan lurus miring Sambungan ini digunakan untuk menyambung gording yang dipikul oleh kuda-kuda. Letak didekatkan kuda-kuda, bukan bibir penutup. Gambar 3.5 Sambungan lurus miring 4) Sambungan kait miring Hampir sama dengan bibir miring, sambungan digunakan jika gaya tarik bekerja pada batang. Gambar 3.6 Sambungan Kait Miring 28

5) Sambungan Takikan Mulut Ikan Type sambungan Takikan Lurus Mulut Ikan ini biasa digunakan pada balok kayu dengan arah memanjang. Untuk detailnya silakah lihat gambat berikut. Gambar 3.7 Sambungan Tarikan Mulut Ikan 6) Sambungan Memanjang Kunci Sesisi Jenis sambungan ini digunakan untuk konstruksi kuda-kuda baik balok tarik maupun kaki kuda-kuda, karena menghasilkan kekuatan tarik maupun desak yang baik. Letak pengunci pada balok tarik berada diatas, sedangkan pada pada kaki kuda-kuda berada di atas.pengunci akan menyebabkan momen sekunder pada sambungan, oleh karena tidak diperkenankan menggunakan sambungan miring. Gambar 3.8 Sambungan memanjang Kunci Sesisi 29

7) Sambungan Memanjang Kunci Jepit Sambungan kunci jepit dapat menetralisir momen sekunder yang terjadi pada sambungan kunci sesisi. Kekuatan yang dihasilkan lebih baik, namun kurang tepat digunakan untuk kuda-kuda. Gambar 3.9 SambunganMemanjang Kunci Jepit 8) Sambungan Memanjang Tegak Lurus Digunakan untuk tiang-tiang tinggi, yang dimensinya sulit didapatkan di pasaran. Gambar 3.10 Sambungan Memanjang Tegak Lurus 9) Sambungan Kayu Melebar Lidah dan Alur Type sambungan kayu melebar jenis Lidah Dan Alur ini biasa digunakan pada jenis kayu melebar untuk konstruksi lantai dan konstruksi dinding. Untuk detailnya silakah lihat gambat berikut. 30

Gambar 3.11 Sambungan Melebar Lidah dan Alur 10) Sambungan Takikan Lurus Rangkap Type sambungan Takikan Lurus Rangkap ini biasa digunakan pada balok kayu dengan arah memanjang. Untuk detailnya silakah lihat gambat berikut. Gambar 3.12 SambunganTakikan Lurus Rangkap 31

11) Sambungan Kayu Purus dan Lobang dengan Gigi Tegak Type sambungan kayu Purus Dan Lobang Dengan Gigi Tegak ini biasa digunakan pada balok kayu dengan arah memanjang. Gambar 3.13 Sambungan Purus Dan Lobang Dengan Gigi Tegak f. Ragam Sambungan Las Jenis sambungan tergantung pada faktor-faktor seperti ukuran dan profil batang yang bertemu di sambungan, jenis pembebanan, besarnya luas sambungan yang tersedia untuk pengelasan, dan biaya relatif dari berbagai jenis las. Sambungan las terdiri dari lima jenis dasar dengan berbagai macam variasi dan kombinasi yang banyak jumlahnya. Kelima jenis dasar ini adalah sambungan sebidang (butt), lewatan (lap), tegak (T), sudut, dan sisi, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 6.16. 4 Gambar 3.14 Pengelasan Busur Nyala 4 Ariestadi, dian. 2008, Buku Teknik Struktur Bangunan Jilid 3, untuk SMK 32

1) Sambungan Sebidang Sambungan sebidang dipakai terutama untuk menyambung ujung-ujung plat datar dengan ketebalan yang sama atau hampir sarna. Keuntungan utama jenis sambungan ini ialah menghilangkan eksentrisitas yang timbul pada sambungan lewatan tunggal seperti dalam Gambar 6.16(b). Bila digunakan bersama dengan las tumpul penetrasi sempurna (full penetration groove weld), sambungan sebidang menghasilkan ukuran sambungan minimum dan biasanya lebih estetis dari pada sambungan bersusun. Kerugian utamanya ialah ujung yang akan disambung biasanya harus disiapkan secara khusus (diratakan atau dimiringkan) dan dipertemukan secara hati-hati sebelum dilas. Hanya sedikit penyesuaian dapat dilakukan, dan potongan yang akan disambung harus diperinci dan dibuat secara teliti. Akibatnya, kebanyakan sambungan sebidang dibuat di bengkel yang dapat mengontrol proses pengelasan dengan akurat. Gambar 3.15 Contoh sabungan lewatan 2) Sambungan Lewatan Sambungan lewatan pada Gambar 6.17 merupakan jenis yang paling umum. Sambungan ini mempunyai dua keuntungan utama: Mudah disesuaikan. Potongan yang akan disambung tidak memerlukan ketepatan dalam pembuatannya bila dibanding dengan jenis sambungan lain. Potongan tersebut dapat digeser untuk mengakomodasi kesalahan kecil dalam pembuatan atau untuk penyesuaian 33

panjang. Mudah disambung. Tepi potongan yang akan disambung tidak memerlukan persiapan khusus dan biasanya dipotong dengan nyala (api) atau geseran. Sambungan lewatan menggunakan las sudut sehingga sesuai baik untuk pengelasan di bengkel maupun di lapangan. Potongan yang akan disambung dalam banyak hal hanya dijepit (diklem) tanpa menggunakan alat pemegang khusus. Kadang-kadang potongan-potongan diletakkan ke posisinya dengan beberapa baut pemasangan yang dapat ditinggalkan atau dibuka kembali setelah dilas. Keuntungan lain sambungan lewatan adalah mudah digunakan untuk menyambung plat yang tebalnya berlainan. 3) Sambungan Tegak Jenis sambungan ini dipakai untuk membuat penampang bentukan (built-up) seperti profil T, profil 1, gelagar plat (plat girder), pengaku tumpuan atau penguat samping (bearing stiffener), penggantung, konsol (bracket). Umumnya potongan yang disambung membentuk sudut tegak lurus seperti pada Gambar 6.16(c). Jenis sambungan ini terutama bermanfaat dalam pembuatan penampang yang dibentuk dari plat datar yang disambung dengan las sudut maupun las tumpul. 4) Sambungan Sudut Sambungan sudut dipakai terutama untuk membuat penampang berbentuk boks segi empat seperti yang digunakan untuk kolom dan balok yang memikul momen puntir yang besar. 5) Sambungan Sisi Sambungan sisi umumnya tidak struktural tetapi paling sering dipakai untuk menjaga agar dua atau lebih plat tetap pada bidang tertentu atau untuk mempertahankan kesejajaran (alignment) awal. Seperti yang dapat disimpulkan dari pembahasan di muka, variasi dan kombinasi kelima jenis sambungan las dasar sebenarriya sangat banyak. Karena biasanya terdapat lebih dari satu cara untuk menyambung sebuah batang struktural dengan lainnya, perencana harus dapat memilih sambungan (atau kombinasi sambungan) terbaik dalam setiap persoalan. 34

g. Finishing Kayu Finishing untuk kayu (wood finish) adalah suatu proses pelapisan akhir pada permukaan kayu atau material lain yang berbahan dasar kayu dengan tujuan untuk : 1) Meningkatkan nilai estetika 2) Melindungi permukaan kayu dari kerusakan 3) Memberi lapisan yang mudah untuk pemeliharaan/perawatan. Wood finish dapat dibedakan dalam 2 golongan besar, yaitu : 1) Opaque finish Wood finish golongan ini akan menyebabkan permukaan kayu menjadi tertutup sama sekali sehingga tepat digunakan untuk kayu/material wood base dengan nilai dekoratif yang rendah. Opaque finish dapat dilakukan dengan menggunakan cat minyak (synthetic enamel), cat duco, atau pigmented-paint lainnya. 2) Clear finish Clear finish sifatnya akan memunculkan keindahan alami dari kayu, sehingga serat kayu akan terlihat menambah keindahan kayu tersebut.. Dengan demikian pekerjaan clear finish akan lebih baik menggunakan bahan cat yang non-pigmented seperti pernis (synthetic varnish), sirlak (shellac), politur,dan lacquer, misalnya cat melamik, cat NC, dll. Penggunaan bahan cat dalam kedua golongan wood finish di atas sangat tergantung dari : 1) Penempatan benda yang akan difinishing, yaitu eksterior atau interior 2) Kesan akhir yang diharapkan, misalnya natural atau lux. Kesan natural biasanya menggunakan cat 1 komponen yang bersifat low-build sehingga lapisan catnya mengikuti kontur dan tekstur kayu, sedangkan kesan lux bisa didapat dengan menggunakan cat 2 komponen yang bersifat high-build sehingga membentuk lapisan cat yang lebih tebal, rata dan halus. 35

3) Alat aplikasi yang tersedia, misalnya jika hanya memiliki kuas, maka kita mencari cat yang lebih lambat kering agar hasil pengecatan tetap rata dan tidak ada jejak bekaskuas(brush-mark). h. Aplikasi Finishing Kayu Bahan yang mahal tidak menjamin hasil finishing yang baik dan berkualitas. Banyak faktor yang ikut menentukan kualitas hasil finishing. Cara aplikasi merupakan salah satu faktor yang penting menentukan kualitas hasil. Ada beberapa cara aplikasi finishing menyesuaikan dengan jenis bahan dan kualitas akhir yang diinginkan. Satu jenis bahan finishing tidak menutup kemungkinan untuk memakai lebih dari satu cara aplikasi. Berikut ini beberapa cara aplikasi finishing. 1) Dipping (celup) Lebih dikenal juga dengan istilah perendaman. Bahan finishing diletakkan dalam suatu bejana/tangki kemudian benda kerja dicelupkan ke dalam tangki tersebut. Proses in bertujuan agar seluruh permukaan benda kerja, terutama pada bagian sudut & tersembunyi bisa terlapisi bahan finishing 2) Wiping (pemolesan dengan kain) Proses ini sebaiknya tidak dipakai sebagai proses awal/dasar. Walaupun demikian beberapa bahan finishing tertentu hanya bisa diaplikasikan dengan cara ini, misalnya politur. Kualitas permukaan lebih baik dari proses celup tapi membutuhkan waktu lebih lama. 3) Brush (kuas) Merupakan cara paling murah dan mudah di antara yang lain. Hanya saja harus hati-hati dalam memilih kuas yang berkualitas. Bahan finishing yang cocok untuk cara ini termasuk cat, varnish dan pewarna. Sebagaimana ujung kuas, hasil permukaan finishing tidak sehalus dan serata aplikasi spray atau poles. 4) Spray (semprot) Membutuhkan beberapa alat tambahan khusus tapi tidak terlalu mahal. Alat utama yang diperlukan adalah kompressor untuk membuat tekanan udara dan 36

spray gun, suatu alat untuk menyemprotkan bahan finishing bersamaan dengan udara bertekanan ke bidang kerja. Dengan pengaturan tertentu pada kekuatan tekanan, jumlah material yang disemprotkan, cara ini menghasilkan bidang permukaan yang sangat baik, halus dan cepat. Saat ini metode spray menjadi dasar dari hampir semua jenis bahan finishing lacquer dengan berbagai variasi jenis alat semprot (sprayer), dari yang manual hingga otomatis.proses yang bisa dilakukan dengan cara spray meliputi lapisan dasar, pewarnaan (lapisan kedua) hingga lapisan akhir. 5) Shower (curah) Metode ini diimplementasikan pada mesin finishing curtain (tirai), bahan finishing dicurahkan ke permukaan benda kerja dengan volume dan kecepatan tertentu sehingga membentuk lapisan tipis di atas permukaan benda kerja. Cara pengeringannya tergantung bahan finishing yang digunakan. Kebanyakan digunakan oleh pabrik flooring (parket) atau furniture indoor lainnya yang memakai papan buatan. 6) Rolling. Prinsipnya sama dengan roller yang dipakai untuk mengecat tembok, tetapi yang dimaksud disini adalah alat aplikasi sebuah mesin roller yang seluruh permukaannya terbalut dengan bahan finishing cair dan benda kerja (papan) mengalir di bawahnya. Hanya roller bagian atas yang terbalut dengan bahan finishing, sedangkan roller bagian bawah hanya berfungsi untuk mengalirkan benda kerja ke dalam mesin. Jenis bahan finishing yang digunakan adalah UV lacquer, melamine, NC lacquer. 37

i. Jenis Bahan Finishing Kayu Sebelum menentukan jenis bahan finishing, perlu melihat dan menentukan hasil seperti apakah diinginkan. Dengan kata lain alasan mana yang paling menjadi prioritas menerapkan finishing pada sebuah produk kayu. Apakah (1) keawetan, (2) estetika, (3) kemudahan aplikasi, (4) biaya atau (5) lingkungan.bahan finishing dikategorikan pada beberapa jenis sebagai berikut: 1) Oil Merupakann jenis finishing paling sederhana dan mudah aplikasinya. Bahan ini tidak membentuk lapisan 'film' pada permukaan kayu. Oil meresap ke dalam pori-pori kayu dan tinggal di di dalamnya untuk mencegah air keluar atau masuk dari pori-pori kayu. Cara aplikasinya mudah dengan cara menyiram, merendam atau melumuri benda kerja dengan oil kemudian dibersihkan dengan kain kering.bahan ini tidak memberikan keawetan pada aspek benturan, goresan ataupun benturan fisik lainnya. 2) Politur Bahan dasar finishing ini adalah Shellac yang berwujud serpihan atau batangan kemudian dicairkan dengan alkohol. Anda juga bisa memperolehnya dalam bentuk siap pakai (sudah dicampur alkohol pada proporsi yang tepat). Di sini alkohol bekerja sebagai pencair (solvent). Setelah diaplikasikan ke benda kerja, alkohol akan menguap. Aplikasi dengan cara membasahai kain (sebaiknya yg mengandung katun) dan memoleskannya secara berkala pada permukaan layu hingga mendapatkan lapisan tipis finishing (film) pada permukaan kayu. Semakin banyak polesan akan membuat lapisan semakin tebal. 3) NCLacquer Jenis yang saat ini populer dan mudah diaplikasikan adalah NC (NitroCellulose) lacquer. Bahan finishing ini terbuat dari resin Nitrocellulose/alkyd yang dicampur dengan bahan 'solvent' yang cepat kering, yang kita kenal dengan sebutan thinner. Bahan ini tahan air (tidak rusak apabila terkena air) tapi masih belum kuat menahan goresan. Kekerasan lapisan film NC tidak cukup keras untuk menahan benturan fisik. Bahkan 38

walaupun sudah kering, NC bisa 'dikupas' menggunakan bahan pencairnya (solvent/thinner). Cara aplikasinya dengan system spray (semprot) dengan tekanan udara. 4) Melamine Sifatnya hampir sama dengan bahan lacquer. Memiliki tingkat kekerasan lapisan film lebih tinggi dari lacquer akan tetapi bahan kimia yang digunakan akhir-akhir ini menjadi sorotan para konsumen karena berbahaya bagi lingkungan. Melamine mengandung bahan Formaldehyde paling tinggi di antara bahan finishing yang lain. Formaldehyde ini digunakan untuk menambah daya ikat molekul bahan finishing. 5) PU (Poly Urethane) Lebih awet dibandingkan dengan jenis finishing sebelumnya dan lebih tebal lapisan filmnya. bahan finishing membentuk lapisan yang benar-benar menutup permukaan kayu sehingga terbentuk lapisan seperti plastik. Memiliki daya tahan terhadap air dan panas sangat tinggi. Sangat baik untuk finishing produk outdoor, kusen dan pintu luar atau pagar.proses pengeringannya juga menggunakan bahan kimia cair yang cepat menguap. 6) UV Lacquer Satu-satunya aplikasi yang paling efektif saat ini dengan 'curtain method'. Suatu metode aplikasi seperti air curahan yang membentuk tirai. Benda kerja diluncurkan melalui 'tirai' tersebut dengan kecepatan tertentu sehingga membentuk lapisan yang cukup tipis pada permukaan kayu. Disebut UV lacquer karena bahan finishing ini hanya bisa dikeringkan oleh sinar Ultra Violet (UV).Paling tepat untuk benda kerja dengan permukaan lebar papan atau plywood. 7) Waterbased Lacquer Jenis finishing yang paling populer akhir-akhir ini bagi para konsumen di Eropa. Menggunakan bahan pencair air murni (yang paling baik) dan resin akan tertinggal di permukaan kayu. Proses pengeringannya otomatis lebih lama dari jenis bahan finishing yang lain karena penguapan air jauh lebih lambat daripada penguapan alkohol ataupun thinner. Namun kualitas lapisan 39

film yang diciptakan tidak kalah baik dengan NC atau melamine. Tahan air dan bahkan sekarang sudah ada jenis waterbased lacquer yang tahan goresan.keuntungan utama yang diperoleh dari bahan jenis ini adalah lingkungan dan sosial. Di samping para karyawan ruang finishing lebih sehat, reaksi penguapan bahan kimia juga lebih kecil di rumah konsumen. C. Objek Refrensi dan Inspirasi Dalam proses merancang ego chair saya banyak mencari refrensi guna menyempurnakan desain dari ego chair, refrensi yang saya cari meliputi refrensi bentuk, ukuran, dan warna, dari banyaknya refrensi yang saya temukan, ada beberapa kursi yang menurut saya paling menginspirasi saya. a. Private Rocker Chair By Kyle Fleet in collaboration with Herman Miller Gambar 3.16 Private Rocker Chair Private Rocker Chair ini sangat menginspirasi saya dari segi kenyamanan, dari tampilan yang diperlihatkan saya mendapatkan kesan bahwa kursi ini sangat nyaman untuk aktivitas individual seperti membaca ataupun bermain dengan gadget kesayangan. Walaupun bentuknya sangat tertutup, tetapi karena ditunjang dengan ukuran yang besar dan bagian kursi yang lebar membuat kursi ini terlihat cukup nyaman. 40

b. Window Seat Longue by Mike and Maaike Gambar 3.17 Window Seat Longue Window Seat Longue ini memberikan saya inspirasi dari segi bentuk, bentuk kursi ini menurut saya sangat futuristik mengingatkan saya akan kursi-kursi dari masa depan, ukurannya yang menurut saya tidak terlalu besar, tetapi tetap memberikan kesan nyaman, walaupun bentuk yang diusung tidak lazim, kursi ini menurut saya tetap dapat dipergunakan untuk acara - acara semi formal ataupun rapat, melihat pemilihan warna yang pergunakan dalam kursi ini. 41

c. Quite Chair by TILT studio Gambar 3.18 Quite Chair Quite Chair ini merupakan kursi favorit saya, dari segi estetika bentuk kursi ini juaranya, kursi ini menyadarkan saya bahwa pada akhirnya ketika kita merancang sebuah produk, akan ada beberapa hal yang porsinya kita kurangi, maksudnya adalah saya merasa kursi ini lebih menonjolkan sisi estetisnya dari pada sisi kenyamanan, melihat bahwa tidak semua orang akan dapat duduk dengan nyaman dikursi tersebut, pada akhirnya hal tersebut yang coba saya aplikasikan pada kursi rancangan saya, saya mencoba untuk mengeksplorasi bentuk tetapi tanpa mengesampingkan fungsi, walaupun pada akhirnya beberapa hal seperti kenyamanan akan sedikit berkurang. 42