BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. suatu negara. Bangsa yang maju pasti tingkat pendidikan rakyatnya juga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. Pemerintah telah berupaya meningkatkan produksi tanaman pangan guna

BAB I PENDAHULUAN. Penyerapan anggaran menjadi topik menarik akhir-akhir ini. Fenomena APBN

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 214 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 1 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, APRIL 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 5 KONKLUSI DAN REKOMENDASI. Keberhasilan pengelolaan anggaran pemerintah daerah dapat dinilai

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 18 TAHUN 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per

PERATURANBUPATIBATANG TENTANG PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN KABUPATEN BATANG TAHUN ANGGARAN 2012

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kontraktor, penganggaran, komitmen organisasi, pengendalian dan pengawasan

BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH Nama SOP PENYUSUNAN P-APBD

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indon

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 35 TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Reformasi sistem penganggaran telah berjalan sejak disahkan paket. undang-undang keuangan negara yaitu Undang-Undang (UU) Nomor 17

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 18 TAHUN 2017

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari uraian program dan kegiatan DAK pada Dinas Kehutanan Pasaman

BUPATI KARANGASEM KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 496/HK/2014 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN KEANGGOTAAN TIM MANAJEMEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18.a TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 33 Tahun : 2017

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. MEKANISME PENYALURAN bantuan PENDIDIKAN DALAM BENTUK BANTUAN sosial DAN BELANJA BARANG

PENYALURAN DAN PELAPORAN DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA.

, No.1644 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang P

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA DARURAT

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan fiskal yang utama bagi pemerintah daerah (Pemda). Dalam APBD

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

DANA KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PROSEDUR ECONTROLLING

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan keuangan daerah adalah seluruh kegiatan yang meliputi

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid

2013, No

KATA PENGANTAR. Semarapura, 30 Maret 2016 Kepala Bappeda Kabupaten Klungkung, I Wayan Wasta, SE, M.Si Pembina Tk. I (IV/b) NIP

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.02/2014 TENTANG

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 2.a TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 23 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN EVALUASI KINERJA PERANGKAT DAERAH

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Akuntansi Pusat Biaya Sebagai Bagian dari Akuntansi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

LAPORAN PERKEMBANGAN FISIK DAN KEUNGAN KEGIATAN APBD KOTA BANJAR TAHUN ANGGARAN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN KEUANGAN UNTUK PASAR BUNGO TAHUN ANGGARAN 2014

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 080 TAHUN 2013 TENTANG

5. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang selanjutnya disebut DPPKAD adalah DPPKAD Kabupaten Banyumas. 6. Bagian Pemerintahan

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BAB IV PENUTUP. Dana Desa di Desa Tanjungharjo Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo. 1. Proses Monitoring di Desa Tanjungharjo

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL YANG BERSUMBER DARI APBD PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA DALAM KOORDINASI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR PEMBERIAN DANA BANTUAN KEUANGAN UNTUK SERIKAT PEKERJA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 55 Tahun : 2015

Implementasi Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2017

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DAN PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR SUB BIDANG SANITASI

FORMAT LAPORAN DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK SMP/SMPLB PROGRAM PENINGKATAN PRASARANA PENDIDIKAN LAPORAN KEUANGAN (LAPORAN TRIWULAN)

WALIKOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

KEBIJAKAN ALOKASI DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2015

BAB IV MAKSUD DAN TUJUAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.05/2008 TENTANG

TEPRA KALIMANTAN TIMUR TIM EVALUASI DAN PENGAWASAN REALISASI ANGGARAN TIM EVALUASI DAN PENGAWASAN REALISASI ANGGARAN (TEPRA) SAMARINDA, JULI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS DANA ALOKASI KHUSUS FISIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

PERATURAN BUPATI KARAWANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

DISAMPAIKAN OLEH : DRS. SYARIFUDDIN,MM DIREKTUR PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU

BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN BUPATI BONE BOLANGO NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011

2016, No Mengingat-----:--1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65,

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Kantor Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat. Di

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Program Satu Milyar Untuk

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR

Transkripsi:

88 BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI 7.1. Ringkasan Pendidikan merupakan aspek penting dalam peningkatan kualitas kehidupan suatu negara. Bangsa yang maju pasti tingkat pendidikan rakyatnya juga tinggi. Indonesia sangat concern terhadap dunia pendidikan. Hal ini tercermin dalam revisi UUD Tahun 1945 menyangkut hal pendidikan. Diamanatkan dalam UUD 1945 bahwa pendanaan sektor pendidikan minimal sebesar dua puluh persen dari total belanja APBN/APBD. Dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pembiayaan sektor pendidikan adalah tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah. Untuk membantu pemerintah daerah dalam mengembangkan sektor pendidikan, Pemerintah memberikan bantuan dana dalam bentuk dana perimbangan kepada daerah. Dana Perimbangan untuk memajukan sektor pendidikan tersebut dinamakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan. Pemkab Gunungkidul setiap tahun menerima alokasi DAK Bidang pendidikan tersebut. DAK Bidang Pendidikan dipergunakan untuk pembangunan fisik (rehab ruang kelas dan pembangunan perpustakaan) dan penyediaan sarana prasarana pendidikan (pengadaan alat peraga/sarana pendidikan dan buku). DAK Pendidikan terdiri dari DAK Bidang Pendidikan SD, SMP, dan SMA. Penelitian ini terbatas pada DAK Bidang Pendidikan SD. Dalam perkembangannya,

89 serapan anggaran untuk DAK Bidang Pendidikan SD ini sangat rendah. Pada tahun 2010 dan 2011 DAK tidak terserap, pada tahun 2012 terserap 91%, dan tahun 2013 terserap 75%. Dengan adanya fenomena ini, peneliti ingin meneliti mengapa penyerapan DAK Bidang pendidikan SD tersebut rendah. Penelitian dirancang dengan menggunakan rancangan penelitian kualitatif studi kasus. Penelitian dilakukan dengan cara menganalisis dokumen perencanaan, penggunaan, dan pelaporan/pertanggungjawaban DAK Bidang Pendidikan SD. Hasil analis dokumen dikonfirmasi dengan melakukan wawancara kepada pihak yang berkaitan dengan pengelolaan DAK. Atas hasil wawancara dilakukan proses reduksi, kategorisasi dan sintesisasi. Hasil yang diperoleh dari proses evaluasi adalah sebagaimana tersaji pada simpulan. 7.2. Simpulan Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut 7.2.1. Keterlambatan terbitnya juknis DAK mempengaruhi penyerapan anggaran. Untuk tahun 2010 dan 2011, juknis DAK terbit di bulan Agustus tahun yang bersangkutan. Dengan demikian, Pemda hanya punya waktu kurang lebih empat bulan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Untuk melaksanakan DAK sesuai juknis, Pemkab Gunungkidul harus melakukan revisi atas DPA DAK Pendidikan yang sudah disahkan pada bulan Januari 2010 dan 2011. Revisi ini harus melalui mekanisme Perubahan APBD sesuai aturan pengelolaan keuangan daerah. Perubahan APBD tahun 2010 Kabupaten Gunungkidul ditetapkan melalui Perda

90 Nomor 14 tahun 2010 tanggal 25 Oktober 2010, sedangkan Perubahan APBD tahun 2011 Kabupaten Gunungkidul ditetapkan melalui Perda Nomor 13 tahun 2011 tanggal 27 Oktober 2011. Kemudian untuk pengajuan SPP dan SPM ke DPPKAD pada akhir tahun dibatasi hanya maksimal pada tanggal 15 Desember tahun anggaran berkenaan. Dengan kondisi ini, praktis Pemkab Gunungkidul hanya punya waktu kurang dari dua bulan untuk merealisasikan kegiatan DAK Pendidikan tahun 2010 dan 2011. Hal ini menyebabkan kegamangan Pemkab untuk melaksanakannya. Pemkab kuatir untuk merealisasikan kegiatan DAK tersebut, karena waktunya sangat terbatas, sehingga kegiatan tidak dilaksanakan di tahun berkenaan. 7.2.2. Revisi Juknis menyebabkan rendahnya Serapan DAK Pendidikan SD Kabupaten Gunungkidul. Juknis DAK tahun 2012 dan 2013 direvisi pada tanggal 14 September 2012 dan 25 Juni 2013. Dengan adanya revisi ini, Pemkab Gunungkidul harus menyesuaikan DPA kegiatan DAK dalam perubahan APBD. Perubahan APBD tahun 2012 dan 2013 disahkan pada tanggal 29 Oktober 2012 dan 17 Oktober 2013. Dengan kondisi ini, Pemkab hanya punya waktu kurang dari dua bulan untuk merealisasikan DAK, karena batas akhir pengajuan SPM ke DPPKAD adalah tanggal 15 Desember tahun berkenaan. Kondisi ini menyebabkan penyerapannya tidak maksimal. 7.2.3. Penetapan APBD yang terlambat tidak mempengaruhi penyerapan DAK.

91 Penetapan APBD menjadi start awal dalam pelaksanaan anggaran. Penetapan APBD Kabupaten Gunungkidul terlambat pada tahun 2010, 2011, dan 2013. Namun demikian, keterlambatan ini tidak sampai satu bulan dari batas tanggal 31 Desember. Berdasarkan wawancara dengan DPPKAD, Bappeda, Disdikpora, dan Inspektorat, terungkap bahwa keterlambatan penetapan APBD ini tidak berdampak terhadap penyerapan DAK Pendidikan, karena keterlambatan kurang dari sebulan. Hal ini diyakini tidak mempengaruhi penyerapan anggaran. 7.2.4. Masalah pengajuan SPP, Penerbitan SPM, Penerbitan SP2D tidak menjadi penyebab rendahnya penyerapan DAK Pendidikan. SD tidak mengajukan SPP dan SPM. SPP diajukan oleh UPT SD. UPT SD membawahi beberapa SD di dalam UPT tersebut. Pada saat pengamprahan, usulan pengajuan dana masing-masing SD dikumpulkan dalam satu UPT. Kemudian UPT menerbitkan satu SPP yang merupakan rekapitulasi SPP masing-masing SD. Setelah memverifikasi SPP tersebut dan lengkap persyaratan administratifnya, PA membuat SPM atas SPP tersebut untuk diajukan SP2Dnya ke DPPKAD. Dari hasil wawancara dengan responden yaitu SD penerima DAK dan Disdikpora, para responden menyatakan bahwa pengumpulan amprahan menjadi satu tidak menyebabkan terlambatnya pencairan anggaran yang pada akhirnya akan mempengaruhi penyerapan DAK. Hal ini tidak berpengaruh karena kalau ada SD yang terlambat mengajukan amprahan atau terlambat mempertanggungjawabkan penggunaan dana sebelumnya, Disdikpora selalu memperingatkan dan mengawalnya, sehingga proses administrasi selalu tepat waktu. Tidak pernah terjadi keterlambatan karena masalah penyatuan SPP ini.

92 7.2.5. Metode PBJ untuk konstruksi fisik tidak mempengaruhi tingkat serapan DAK Pendidikan. Terdapat perubahan metode PBJ untuk pembangunan fisik. Di tahun 2010 dan 2011, pelaksana pekerjaan fisik adalah rekanan yang memenangkan pelelangan. Di tahun 2012 dan 2013, yang melakukan pekerjaan fisik adalah sekolah melalui mekanisme swakelola. Kondisi ini menyebabkan kekuatiran Pemda bahwa sekolah akan kesulitan melakukan pembangunan/rehab fisik sehingga mempengaruhi serapan anggarannya. Akan tetapi, berdasarkan hasil audit inspektorat Kabupaten Gunungkidul, hasil monitoring dan evaluasi BPKP, dan hasil wawancara kepada narasumber Bappeda, Disdikpora, DPPKAD, dan sekolah, kekuatiran ini tidak terbukti. Sekolah tetap mampu melakukan swakelola dengan baik. Hal ini terbukti dengan terserapnya anggaran swakelola di tahun 2012 dan 2013. Sekolah penerima mampu melaksanakan dengan baik dan tepat waktu. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan responden, semua menyatakan bahwa hasil output swakelola lebih bagus dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh rekanan 7.3. Keterbatasan Penelitian Terdapat keterbatasan dalam penelitian ini yaitu penelitian hanya dilakukan pada DAK Bidang Pendidikan SD. DAK Bidang Pendidikan SMP dan SMA dan DAK bidang lain tidak menjadi lingkup penelitian, sehingga simpulan yang berbeda mungkin terjadi untuk penyerapan DAK di bidang lain. Selain itu, penelitian hanya dilakukan di lingkungan Pemkab Gunungkidul, sehingga hasil penelitian

93 tidak bisa digeneralisasi untuk penyerapan DAK Bidang Pendidikan SD di Pemda yang lain. 7.4. Rekomendasi Sesuai dengan simpulan di atas, maka direkomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten Gunungkidul agar: 1) Mengusulkan kepada kementerian pendidikan agar dalam penerbitan petunjuk teknis DAK Pendidikan tidak terlambat atau juknis sudah terbit dan diterima Pemda sebelum tahun anggaran berkenaan dimulai. 2) Mengusulkan kepada kementerian pendidikan untuk tidak melakukan revisi atas juknis yang sudah ditetapkan. Apabila terpaksa ada revisi juknis, hendaknya memperhatikan ketersediaan waktu pemda untuk merealisasikannya sebelum tahun anggaran berakhir. 3) Merealisasikan Dana DAK yang belum terealisasi di tahun-tahun yang lalu dengan menganggarkan kembali di APBD tahun berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kemajuan pendidikan di Kabupaten Gunungkidul 4) Mengintensifkan pendampingan dan bimbingan teknis kepada sekolah penerima DAK agar output kegiatan DAK tepat waktu, tepat sasaran, dan tepat kualitas.