PROSPEK DAN KIAT BETERNAK ITIK DENGAN SISTEM TERKURUNG Sumantri Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Peternak itik di pedesaan pada tempo dulu sampai sekarang masih banyak dilakukan oleh petani sebagai kerja sampingan atau pokok, yang pemeliharaannya dengan sistem ekstensif (digembalakan di sawah-sawah). Tentang pemeliharaan semacam itu saat ini sudah tidak tepat, karena semakin banyaknya penggunaan pestisida, sulit tenaga penggembala, kemampuan produksi telur tidak merata dan rendah serta tidak ekonomis. Usaha memperbaikinya dengan cara alih teknologi yaitu pemeliharaan sistem intensif. Untuk meningkatkan produktivitas usaha tani ternak itik, maka tujuh itik pokok yang tergabung dalam Sapta, meliputi : bibit, pakan, perkandangan, kesehatan, pengolahan, reproduksi, dan pemasaran digalakkan. TUJUAN Tujuan makalah ini adalah untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis usaha peternakan itik sehingga tercapai pertumbuhan kemandirian pada peternakan yang selama ini pemeliharaannya secara tradisional. KEGUNAAN Karya tulis ini dapat memberikan nilai tambah dalam pengembangan budidaya ternak itik, sehingga menambah minat dalam budidaya temak itik, dan memberikan bimbingan, pembinaan dan pemantauan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa tertinggal dengan cara kemitraan. PENGENALAN BANGSA-BANGSA ITIK Dalam melakukan usaha temak itik terlebih dahulu ditetapkan jenis itik yang dibudidayakan dan fungsi telurnya, apakah digunakan sebagai telur bibit atau konsumsi. Berdasarkan fungsi utamanya itik dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu 45
Itik Petelur - Itik Indian Runner (Malaysia dan Cina) - Itik Khaki Cambell (Inggris) - Itik lokal tersebar di Indonesia (Itik Cirebon, Itik Tegal, Itik Mojosari, Itik Bali dan Itik Alabio) Itik Pedaging - Itik CV 2000 (Inggris) - Itik Peking (Cina) - Itik Aylesburry (Inggris) - Itik Raun (Prancis) - Entog (Amerika dan Brasilia) Itik Hias Itik yang balk dan menguntungkan untuk dibudidaya pada saat ini adalah itik petelur lokal Cirebon yang kemampuan produksi rata-rata per tahunnya 265 butir dengan pemeliharaan yang sangat mudah dan mempunyai daya tahan hidup yang tinggi serta bisa dilakukan tanpa diadakan kolam pemandian yang luas. Kegunaan kolam yang luas adalah untuk memudahkan perkawinan yang meningkatkan fertilitas apabila telur yang dihasilkan dipergunakan sebagai telur bibit untuk ditetaskan. BIBIT Itik petelur yang dibudidayakan adalah itik unggul. Untuk memperoleh itik unggul, maka dilakukan dengan cara terlebih dahulu pemilihan yang ketat, dengan patokan untuk menyeleksi itik yang balk mempunyai daya tahan hidup tinggi dan performans yang balk meliputi 1. Bentuk badan tegak dengan posisi berjalan tegap serta mempunyai bulu halus, lembut dan mengkilap. 2. Leher kecil panjang dengan bentuk kepala papar dan letak mata agak tinggi, menonjol dan bercahaya. 3. Penampilan gesit dan lincah dengan didukung kaki kokoh serta kuat. 4. Dari keturunan yang berproduksi telur tinggi dan tidak mempunyai cacat tubuh. KANDANG Untuk menghindari dari cuaca buruk dan ganguan hewan lain serta mempermudah pengawasan diperlukan kandang yang sekaligus sebagai tempat terkumpulnya telur. 46
Pemeliharaan dengan cara intensif dapat dilakukan dengan sistem kandang batere atau cage tetapi yang umum dilakukan petemak dengan sistem setengah terkurung, artinya itik tidak selalu terkurung dalam kandang, melainkan diberi kesempatan berkeliaran di luar kandang yang pembuatan kandangnya harus menjamin kenyamanan dan sesuai dengan sifat-sifat itik, yaitu - Mudah terkejut/gelisah (stress) - Kaki pendek dan berselaput - Di bawah kulit terdapat lapisan lemak - Tidak bertengger Bertelur jam 02.00-09.00 - Tidak mengeram Dengan melihat dan memperhatikan sifat-sifat itik tersebut di atas, maka dalam pembuatan kandang harus memenuhi syarat sebagai berikut - Kandang harus sejuk (pengatur ventilasi harus menjamin sirkulasi udara yang balk sehingga harus banyak bagian kandang yang terbuka serta diusahakan ada pohon untuk berlindung). - Menghadap ke Timur dengan sinar yang datang harus terang terutama di pagi hari. - Jauh dari perumahan dan suasana lingkungan harus tenang. - Air minum harus selalu tersedia. - Pembuatan kandang harus sesuaikan dengan kondisi lahan yang ada - Kepadatan kandang untuk tidur 1 M2 = 10 ekor, dan untuk tempat bermain 2m2 = 2 ekor. - Kepadatan kandang untuk tempat tidur dan bermain setiap J M2 = 3-5 ekor. - Kesehatan itik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi yang dicapai, dimana kesehatan itik ini akan terjamin apabila sanitasi kandang dan lingkungan balk terbebas dari bibit penyakit, serta yang harus perhatikan mengenai kondisi bulu yang halus, harus bersih dari kotoran dan kutu. PEMBERIAN MAKANAN DAN MINUMAN Makanan yang diberikan harus berdasarkan berapa jumlah makanan yang dikonsumsi oleh itik yang disesuaikan dengan umur, banyaknya itik perkelompok dan musim serta kapan diberikannya. Hal ini perlu diketahui agar 4 7
makanan yang diberikan tidak berlebihan atau kekurangan sehingga berat badan itik tetap dalam keadaan standar. Pemberian makanan sebanyak t 15 kg/ekor yang diberikan tiga kali dalam sehari pada waktu pagi had jam 07.00 sebanyak 6 kg, slang jam 12.00 sebanyak 3 kg sore, jam 17.00 sebanyak 6 kg, yang sebelumnya sudah dipersiapkan sehingga waktu pemberian makanan tidak mengalami kesulitan, sedangkan air minum diberikan secara terus-menerus. Selain itu juga tempat pakan dan minum harus dibersihkan setiap hari untuk menghindari organisme, jamur. Campuran pakan yang digunakan untuk menyusun ransum itik adalah dedak 40%, mineral dan jagung 32%, konsentrat 28% dan mineral 2% seluruh pakan yang dicampur. Dengan kandungan komposisi zat makanan terdiri dari protein 18%, energi metabolik 2650 kkal/kg, kalsium 2,5% dan fosfor 1,5%. Salah satu penentu keberhasilan dari peternakan adalah dengan menekan biaya pakan serendah mungkin, karena hampir 80% biaya habis oleh pakan, maka biaya ransum dapat ditekan seminimal mungkin dengan menyusun sendiri dari bahan-bahan yang tersedia sesuai potensi alami, murah tapi meriah yaitu dengan bahan tersedia tapi hasilnya cukup menguntungkan, kualitas dan kuantitas tetap terjamin serta terjaga pada setiap waktunya dan untuk lebih meringankan harga pakan, digunakan hijauan leguminose sebagai salah satu alternatif bahan campuran. Perlu ditekankan bahwa jangan sekali-kali melakukan perubahan bahan pakan secara drastis karena akan mengakibatkan produksi telur menurun, bahkan bisa menjadikan itik tidak berproduksi, dan bila mau melakukan perubahan atau penggantian salah satu bahan pakan diusahakan secara hatihati. PENCEGAHAN PENYAKIT Dibandingkan dengan jenis unggul lain, itik adalah ternak yang mampu bertahan hidup dalam lingkungan substansial dan kurang higienis. Namun demikian tidak berarti bahwa pembudidayaan itik ini tidak perlu dilakukan dalam lingkungan yang higienis dan pengolahan yang balk, sebab ada beberapa penyakit yang dapat menyerang itik. Pencegahan penyakit merupakan tindakan yang sangat tepat untuk dilakukan daripada melakukan pengobatan. Ini akan menimbulkan kerugiankerugian yang tidak sedikit seperti kerugian biaya untuk membeli obat, tingkat mortalitas yang tinggi dan apabila sembuh mungkin akan menjadi karier sehingga akan mengakibatkan produksi telur menjadi rendah. Untuk mencegah agar kondisi itik tetap sehat dan kuat terhadap serangan penyakit serta mempunyai daya tahan hidup yang tinggi, perlu dilakukan penambahan vitamin dan obat anti stress yang teratur. 4 8
Apabila sudah ada gejala-gejala akan terkena penyakit, segera dilakukan pengobatan secara dini untuk menghindari kematian dan penularan bibit penyakit pada itik yang lainnya. Untuk pengobatan dan pengawasan yang selektif terhadap kemungkinan-kemungkinan terjangkit penyakit, harus mengetahui ciri-ciri atau penyebab dad berbagai jenis penyakit yang ada. PEMELIHARAAN ITIK PERIODE PRODUKSI Berhasil atau tidaknya sebuah peternakan ditentukan oleh banyak sedikitnya produksi telur selama pemeliharaan periode produksi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan masa produksi ini adalah harus dilakukan pemberian makanan yang seimbang dan sesuai penyusunan zat-zat makannya, dalam menentukan kepadatan kandang harus sesuai dengan kebutuhan itik dewasa. Suhu yang baik adalah 20 C atau Iebih sejuk, kebutuhan cahaya 14-16 jam/hari dan diadakannya sarang telur untuk menghindari telur pecah atau kotor. Pemberian makanan pada itik produksi harus diberikan tambahan mineral, vitamin B komplek dan juga jangan sampai itik stress. Serta setiap harinya harus dilakukan pencatatan produksi secara teratur untuk menekan biaya pakan harus diberikan hijauan 5-15% dari pakan yang dikonsumsi. Untuk itik yang prolapsus, kanibal dan mengeram harus secepatnya dilakukan pemisahan dari kelompoknya. REPRODUKSI Masa produksi itik yang ekomonis adalah dua tahun dan harus dilakukan penggantian dengan cara membeli anak itik atau itik siap telur bila ingin memproduksi anak itik bisa menggunakan mesin tetas sederhana yang sumber pemanasannya dari lampu tempel (sumber energi minyak tanah). Mesin tetas yang digunakan terlebih dahulu dilakukan fumigasi bersamaan telur dengan larutan KMn0 4 sebanyak 5,45 gram dan 9 cc formalin 40% untuk satu kubik. Telur dimasukkan ke dalam mesin tetas yang telah persiapkan dengan temperatur dan kelembaban mesin tetas selama penetasan berlangsung, masing-masing sebesar 99-102 F, KMn04 sebanyak 5,45 gram dan 99 cc formalin 40% untuk satu kubik. Telur dimasukkan ke dalam mesin tetas yang telah dipersiapkan dengan temperatur dan kelembaban mesin tetas selama penetasan berlangsung, masing-masing sebesar 99-102 F dan 65-75%. Pemutaran telur dilakukan delapan kali sehari dengan arah putaran 180 derajad, setelah pemutaran telur selesai diteruskan perkembangan embrio 4 9
dilakukan candling telur sebanyak tiga kali. Sedangkan untuk meningkatkan kelembaban telur dilakukan dengan air hangat-hangat kuku pada had ke-19 sampai menetas, dilakukan pada waktu slang hari. Telur yang sudah dilap diangin-anginkan selama kurang Iebih 10 menit sampai benar-benar kering. Pada had pengeraman ke-28 had telur menetas dan sebaiknya tidak segera dikeluarkan tetapi tunggu beberapa jam sampai bulu anak itik sudah kering, baru dikeluarkan untuk dilakukan sexing. PEMASARAN Dengan semakin disukainya daging itik oleh masyarakat, membuka peluang sangat besar untuk penjualan daging itik terutama itik afkir, dapat dipasarkan dengan harga cukup tinggi, sehingga selisih pembelian itik siap telur dengan itik afkir tidak terlalu beda harga. Sedangkan untuk DOD jantan yang merupakan masalah dalam penetasan bisa dimanfaatkan untuk itik jantan pedaging yang hanya dipelihara selama 60 hari dapat dipanen dengan harga penjualan yang cukup menggiurkan dalam memperoleh keuntungan. Disamping itu juga dengan masih sedikitnya pembibitan dan penetasan yang besar dapat dijadikan kesempatan peternak untuk melakukan penetasan, dengan penjualan hasilnya bisa dilakukan pada masyarakat umum. Penetasan 12 jam untuk penetasan rakyat dan umur 7-10 untuk pembuatan vaksin. Sedangkan umur 20-25 had akan direncanakan dalam penjualan yang dikenal dengan istilah balut. Apalagi ada pendapat masyarakat bahwa telur asin hanya bisa dibuat dari telur itik maka keberadaan telur itik yang akan rusak akibat penyimpanan yang lama bisa ditanggulangi dengan cara pengasinan yang sekaligus dapat meningkatkan kualitas dan rasa yang membuat harga telur itik semakin tinggi. Selain itu juga telur itik pada akhir-akhir ini semakin banyak digunakan untuk jamu dan pembuatan kue sebab mengandung buih yang banyak sehingga kue menjadi empuk serta yang paling menguntungkan lagi penjualan telur tetap memakai sistem butiran. Akibat di bawah kulit banyak lemak menyebabkan kulit itik tanpa bulu menjadi lebih tebal dan mempermudah dalam pelepasan kulit dari daging, hal ini dapat digunakan untuk bahan kulit dengan cara peyamakan atau untuk pembuatan kerupuk kulit itik yang selama ini masih belum ada pasaran. Sedangkan kulit yang dilepas bersamaan dengan bulu bisa dijadikan salah satu home industry. 5 0
ANALISA USAHA TELUR ASIN PER 100 BUTIR Biaya-biaya : Rp 1. Pembuatan telur 100 butir x Rp 200,- 20.000,- 2. Garam 1 kg x Rp 200,- 200,- 3. Serbuk batu bata merah 4 kg x Rp 150,- 600,- 4. Abu gosok 3 kg x Rp. 100,- 300,- 5. Gula dan bawang putih 400,- 6. Sabun pencuci 150,- 7. Tenaga pencuci 100 butir x Rp 5,- 500,- 8. Minyak tanah 2 liter x Rp 350 700,- Jumlah 22.850,- Pendapatan ANALISA USAHA PENETASAN TELUR ITIK 700 BUTIR Biaya Variabel Rp. 1. Pembelian telur tetas fertil 700 btr x Rp 300,- 210.000,- 2. Minyak tanah 20 liter x 350 7.000,- 3. Packing 2.500,- Jumlah 220.000,- Biaya tetap 1. Tenaga kerja 25.500,- 2. Depresiasi Rp 150.000,- 2.500,- 60 bulan Jumlah 27.500,- Total Biaya 248.000,- Pendapatan 1. Jumlah DOD yg menetas 700 bt x 70% 490.000,- 2. DOD butir 50% x 490 ekor x Rp. 950,- 232.750,- 3. DOD jantan 50% X 490 ekor x Rp. 300,- 73.500,- Jumlah 306.250,- Keuntungan Rp 306.250,- - Rp 248.000,- 58.250,- Penjualan telur asin utuh 95 butir x Rp 275,- 26.125,- Penjualan telur asin retak 5 butir Rp 210,- 1.050,- Jumlah 27.175,- Keuntungan per-100 butir/hari Rp.27.175-22.800 4.325,- 51
Dilihat dari beberapa contoh manfaat dan kegunaan itik tersebut di atas sangatlah layak serta mempunyai peluang pasar cukup menguntungkan. Jadi dalam pemasaran itik, peternak haruslah bisa memanfaatkan kekurangan yang ada di tubuh ternak itik menjadi hal yang menguntungkan, serta harus bisa menciptakan pasar. ANALISA USAHA TERNAK 1TIK PETELUR PER 100 EKOR Modal yang dikeluarkan selama 2 tahun masa produksi 1. Bibit 100 ekor x Rp 8000,- 800.000,- 2. Investasi kandang 200.000,- 3. Masa produksi kandang x 2 tahun 80.000,- 4. Biaya peralatan 20.000,- 5. Biaya pakan 0,15 Kg x 100 ekor x 730 hari x 500,- 5.475.000,- 6. Biaya tenaga kerja (1 org x1100 ekor) Rp.250.000x24 600.000 - bulan 1 Jumlah 7.127.750,- Pendapatan Penjualan telur 265 btr x 100 ekor x 2 th x Rp. 200,- 10.60.000,- Penjualan itik afkir (Mortalitas 5% thn ) 90 ekor x 300,- 270.000 - Jumlah 10.870.000,- Keuntungan Total Rp 13.300.000,- Rp. 13.300.000 - Rp. 129.750,- 6.180.250,- Keuntungan Perbulan Rp.6180.250,- 71.540,- 24 bin 155.843.75,- Keuntungan per hari Rp.6180.250. 8.466.02 730 hari 5 2
DAFTAR BACAAN Bibit Unggul-Informasi Pertanian No. 1 Pebruari 1988. Anonim,. Analisa Ekonomi Usaha Itik, Majalah Ayam dan Telur No. 101. 1994. Itik Tegal "Masih Menjanjikan Harapan" Majalah Tumbuh No. 24 Juni 1994. Masroni, (Petemak itik 1989). Sandhi Sakti, "Beternak Itik Tanpa Air, Penebar Swadaya, 1992. Peternak Itik Sebagai Penghasil Telur Asin "Majalah Ayam dan Telur, No., 75, Mei 1992. 5 3