BAB II HASIL BELAJAR SISWA DAN METODE PEMBELAJARAN RESITASI. 1. Pengertian Metode Pembelajaran Resitasi

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53).

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam interaksi belajar mengajar, metode-metode memegang peranan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Hasil Belajar Para ahli mengemukakan beberapa pengertian hasil belajar. Dimyati dan Mudjiono (1999),

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan kebutuhan manusia. Dengan belajar manusia dapat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Media Gambar Di Kelas III SDN Santigi Pada Meteri Makhluk Hidup

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Hamalik (2009: 155) hasil belajar tampak sebagai

BAB I PENDAHULAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dedi Supriadi, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

Dievaluasi. 1. Dilihat Dari Fungsinya. 2. Dilihat Dari Waktu. 3. Dilihat Dari Titik Berat Penilaian. 4. Dilihat Dari Alat Evaluasi

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB II LANDASAN TEORITIS. Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar,

II. TINJAUAN PUSTAKA. ingin terus belajar. Hal tersebut didukung oleh pendapat Sardiman (2007 : 76)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan upaya cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan upaya ilmiah,

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Melalui Tanya Jawab di Kelas IV SDN 3 Ogotua Kabupaten Tolitoli

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Tri haryatmo LPPKS. Mengembangkan strategi pembelajaran dan Penyusunan Evaluasi. Deskripsi Tugas

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran sangat tergantung pada cara pendidik. Metode adalah cara yang digunakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pengertian Belajar Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam. Pendapat tersebut lahir

BAB II HASIL BELAJAR SISWA DAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING. pendidikan dalam rangka untuk perbaikan, peningkatan dan kemajuan

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Perubahan tingkah laku dapat berupa hasil belajar siswa dalam sebuah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pemberian Pekerjaan Rumah. a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya (Slameto, 2010). Menurut Gredler dalam Aunurrahman. sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil akhir pembelajaran yang merupakan tolak ukur dari keberhasilan

BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SDN Mantangisi Dalam Membaca Intensif Melalui Metode Pemberian Tugas

BAB II KAJIAN TEORI. proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. 1. menemukan dirinya dalam diri orang lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

Transkripsi:

BAB II HASIL BELAJAR SISWA DAN METODE PEMBELAJARAN RESITASI A. Metode Resitasi 1. Pengertian Metode Pembelajaran Resitasi Metode resitasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang menekankan pada siswa agar dapat belajar menemukan dan merasakan sendiri kegiatan belajar yang telah dilakukan. Metode pembelajaran Resitasi (Penugasan) adalah Metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalahnya tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan didalam kelas, dihalaman sekolah, dilaboratorium, diperpustakaan, dibengkel, dirumah siswa, atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. (Djamarah dan Zain, 2010: 85). Soekartawi, (1995:19), mendefinsikan metode resitasi adalah suatu cara yang menyajikan bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dipelajari dan kemudian dipertanggungjawabkan didepan kelas. Djamarah (2010:235) pemberian tuas dengan arti guru menyuruh anak didik membaca dan lain-lain yang diselesaikan tanpa terikat dengan tempat dengan jalan memberi tugas khusus kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu di luar jam pelajaran. Sedangkan Slameto (1990:115) mengemukakan metode resitasi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan diluar jadwal sekolah dalam rentangan waktu 13

14 tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada guru. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode resitasi adalah pemberian tugas kepada siswa atau diluar jadwal pelajaran yang pada akhirnya di pertanggungjawabkan kepada guru yang bersangkutan. Berdasarkan pendapat diatas dapat simpulkan metode resitasi merupakan penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas kepada siswa baik lisan atau tulisan, kemudian siswa harus mempertanggung jawabkan dari apa yang ditugaskan guru kepada siswa 2. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Resitasi Suatu metode pembalajaran selalu memiliki fase atau langkahlangkah. Dan langkah-langkah inilah yang menjadi pedoman pendidik dalam menerapkannya dalam proses pembelajaran. Majid, (2014 : 209-210) Jenis tugas sangat banyak tergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas meneliti, menyusun laporan, dan tugas di laboratorium. Langkah-langkah menggunakan Metode Tugas/Resitasi adalah sebagai berikut : a. Langkah Pemberian Tugas Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai. Jenis tugas yang tepat sesuai dengan kemampuan siswa, ada petunjuk yang dapat membantu dan sediakan waktu yang cukup b. Langkah Pelaksanaan Tugas 1) Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru 2) Diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakannya 3) Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri 4) Mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik c. Langkah Pertanggung jawaban Tugas Hal yang perlu diperhantikan adalah sebagai berikut. 1) Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakan

15 2) Ada tanya jawab dan diskusi 3) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes atau non tes atau cara lainnya. Fase mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut Resitasi. Langkah-langkah metode resitasi diatas merupakan tindakan berpola. Pola ini diciptakan agar hasil pembelajaran dengan pengembangan metode resitasi dapat diwujudkan. Mengingat pentingnya metode pemberian tugas dalam proses belajar, sehingga dalam mencermati hal itu kalangan ahli pendidikan banyak memberikan petunjuk dan penekanan khusus yang berkaitan dengan jenis dan metode pemberian tugas kepada siswa. Kesemuanya berorientasi pada pencapaian hasil belajar yang lebih baik. Ini berarti bahwa guru, dalam memberikan tugas, harus menjelaskan langkah-langkah yang perlu dipelajari siswa, agar siswa tidak merasa bingung apa yang harus diperhatikan jika langkah-langkah yang diperhatikan sudah jelas, maka perhatian siswa waktu belajar akan lebih dipusatkan pada langkahlangkah yang dijelaskan sehingga akan dapt meningkatkan hasil belajar siswa 3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Resitasi Sebagai suatu metode pembelajaran, seperti metode pembelajaran lainnya metode ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan dan kekurangan akan dijelaskan dibawah ini. Majid, (2014 : 211) Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.

16 Kelebihan Metode Pembelajaran Resitasi adalah : a. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama. b. Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri. Kelemahan Metode Pembelajaran Resitasi adalah : a. Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri. b. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan. c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual. Adapun kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran resitasi merupakan sisi positif dan negatif yang harus diperhatikan agar dalam pelaksanaannya proses metode pembelajaran resitasi dapat berjalan sesuai dengan baik. pada kenyataannya, tidak semua guru memahami konsep metode pembelajaran resitasi, baik karena disebabkan oleh kurangnya keinginan dan motivasi untuk meningkatkan kualitas keilmuan maupun kurangnya dukungan sistem untuk meningkatkan kualitas keilmuan tenaga pendidik. Maka perlu kiranya komitmen bersama-sama untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kinerja pendidik agar dalam pelaksanaannya selama proses pembelajaran guru dapat menutupi kekurangan metode pembelajaran resitasi.

17 B. Hasil Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar sering digunakan sebagai ukuran yang utama bagi prestasi siswa yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran dengan mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Menurut Dimyati dan Mudjiono, (2006 : 3-4) Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar Dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.. Sedangkan menurut Purwanto, (2009 : 50) mengatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Sedangkan menurut Sudjana, (2010 : 22) mengatakan bahwa Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Berdasarkan pendapat ketiga para ahli diatas dapat penulis simpulkan bahwa Hasil Belajar adalah sesuatu yang telah diperoleh atau dicapai oleh siswa dalam kegiatan proses belajar dan pembelajaran disekolah yang menerima pengalaman belajar, bergaul dengan teman sebaya dan mendapatkan pendidikan yang layak. 2. Jenis-jenis Hasil Belajar Hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK merupakan tingkat kemampuan siswa yang dapat dikuasai dari materi yang diajarkan oleh guru mencakup tiga kemampuan yaitu kemampuan kognitif, afektif dan

18 psikomotorik. Menurut Benjamin S. Bloom (dalam Nana Sudjana, 2010 : 22-23) klasifikasi hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, sebagai berikut: a. Ranah Kognitif adalah yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni Pengetahuan atau Ingatan, Pemahaman, Analisis, dan Evaluasi. b. Ranah Afektif adalah yang berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni Penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. c. Ranah Psikomotoris adalah yang berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerak refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan kompleks, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Berdasarkan penjelasan ketiga ranah diatas, maka dalam penelitian ini hasil belajarnya adalah ranah kognitif yang mencakup dalam aspek pengetahuan atau ingatan (C1), pemahaman (C2), dan aplikasi (C3). Sudjana, (2010 : 5) dilihat dari fungsinya, jenis penilaian ada beberapa macam yaitu: a. Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri. Dengan demikian, penilaian formatif berorientasi kepada proses belajar mengajar. Dengan penilaian formatif diharapkan guru dapat memperbaiki program pengajaran dan strategi pelaksanaannya. b. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program, yaitu akhir catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh tujuan ekstrakurikuler yang dikuasai oleh para siswa. Penilaian ini berorientasi kepada produk, bukan kepada proses.

19 c. Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial (remedial teaching). Soal-soal tentunya disusun agar dapat ditemukan jenis kesulitan belajar yang dihadapi oleh para siswa. d. Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke lembaga pendidikan tertentu. e. Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasa belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu. Dengan perkataan lain, penilaian ini berorientasi kepada kesiapan siswa untuk menghadapi program baru dan kecocokan program belajar dengan kemampuan siswa. Berdasarkan pendapat diatas jenis penilaian yang digunakan oleh penulis adalah penilaian formatif. Menurut Sudjana, (2010 : 5) Penilaian formatif adalah Penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri. 3. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar Dalam melaksanakan tugas profesionalnya, seorang guru tidak akan terlepas dari kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran. Jadi penilaian merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pengajaran. Untuk itu penilaian hasil belajar mempunyai fungsi dan tujuan sebagai berikut: a) Fungsi penilaian hasil belajar Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2010: 56) Penilaian berfungsi sebagai pemantau kinerja komponen-komponen kegiatan

20 proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar. Menurut Nana Sudjana (2005: 3), mengatakan, Penilaian proses dan hasil belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan akibat dari proses. Sejalan dengan pengertian diatas maka penilaian berfungsi sebagai: 1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi ini maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan instruksional 2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar guru dan lain-lain. 3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tuanya. Dalam laporan tesebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya. Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi penilaian hasil belajar adalah sebagai pemantau kinerja serta umpan balik perbaikan dalam proses belajar mengajar untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksionalnya. b) Tujuan Penilaian Hasil Belajar Tujuan hasil belajar adalah untuk mengetahui proses dalam proses pembelajaran. Menurut Nana Sudjana (2005: 4) mengatakan tujuan penilain adalah: 1) Mendeskrifsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan atau kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya. 2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran 3) disekolah, yakni seberapa jauh keefektifanya dalam mengubah tingkah laku para siswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan.

21 4) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya. 5) Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihakpihak sekolah kepada pihak-pihak yang bersangkutan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat dan orang tua. Berdasarkan pernyataan tersebut disimpulkan hasil belajar belajar berkaitan dengan proses kegiatatan pembelajaran serta untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam menyerapkan dan menerima pelajaran yang diajarkan. Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui apakah suatu program pendidikan, pengajaran, atau pelatihan tersebut telah dikuasai oleh pesertanya atau belum. Sedangkan menurut Zaenal Arifin (2010: 15) adapun tujuan penilaian hasil belajar adalah: 1) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan; 2) Untuk mengetahui kecakapan, motifasi, bakat, minat, dan sikap peserta didik terhadap program pembelajaran; 3) Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan; 4) Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Keunggulan peserta didik dapat dijadikan dasar bagi guru untuk memberikan pembinaan dan pengembangan lebih lanjut, sedangkan kelemahannya dapat dijadikan acuan untuk memberikan bantuan atau bimbingan; 5) Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai dengan jenis pendidikan tertentu; 6) Untuk menentukan kenaikan kelas; 7) Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

22 Berdasarkan pendapat tersebut diatas, dapat di simpulkan bahwa tujuan penilaian hasil belajar adalah untuk mengukur sejauh mana peserta didik menguasai materi pelajaran sehingga dapat diketahui kelemahan, kelebihan, maupun keberhasilan dalam pencapaian hasil belajar yang maksimal, yang sesuai dengan potensi masing-masing yang dimiliki pesera didik. 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang optimal dapat dilihat dari ketuntasan belajarnya. Agar kita dapat mencapai keberhasilan yang maksimal tentu saja kita harus memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Menurut Hakim, (2000:11) keberhasilan belajar yang dicapai siswa dipengaruhi dua faktor utama yakni faktor dari internal dan eksternal. Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Faktor internal Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari diri individu itu sendiri. Faktor internal terdiri dari faktor biologis dan faktor psikologis. Menurut Thursan Hakim ( 2000: 11) menyatakan faktor biologis adalah sebagai berikut: 1) Faktor biologis (jasmaniah) Faktor biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik atau jasmani individu yang bersangkutan. Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan sehubungan dengan faktor biologis diantaranya sebagai berikut: Pertama, kondisi fisik yang normal, tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir sudah tentu

23 merupakan hal yang sangat menentukan keberhasilan belajar seseorang. Meliputi keadaan otak, panca-indra, anggota tubuh seperti tangan dan kaki, dan organ-organ tubuh bagian dalam yang akan menentukan kondisi kesehatan seseoarang. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Bagaimana kondisi kesehatan fisik yang sehat dan segar (fit), tidak ada gangguan kesehatan. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor psikologis merupakan faktor berasal dalam diri siswa dan berpengaruh besar terhadap, kondisi fisik, mental serta kemampuan siswa dalam menyerap dan menerima yang diajarkan dalam proses pembelajaran. Siswa dalam keadaan lelah, kondisi fisik tidak sehat dan mental yang terganggu akan berbeda belajarnya dari siswa dalam keadaan tidak lelah siswa yang memiliki fisik dan mental yang sehat, oleh karena itu Kondisi fisik dan mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang sehat, mantap dan stabil. b. Faktor eksternal Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu sendiri. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan masyarakat, dan faktor waktu. 1) Faktor lingkungan keluarga. Faktor lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh karena dalam keluarga

24 merupakan awal terbentuk sifat dan karakter seorang anak. Menurut Thursan Hakim (2000: 17) mengatakan : Kondisi lingkungan keluarga yang sangat menentukan keberhasilan belajar seseoarang diantaranya ialah adanya hubungan yang harmonis diantara sesama anggota keluarga, tersedianya tempat dan peralatan belajar yang cukup memadai, keadaan ekonomi keluarga yang cukup, suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian besar dari orang tua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya. Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam menentukan perkembangan pendidikan seorang anak baik pada aspek pembudayaan maupun penguasaan pengetahuan dan keterampilan. 2) Faktor lingkungan sekolah Sekolah merupakan tempat pendidikan berlangsung secara formal. Salah satu alternatif yang mungkin dilakukan di Sekolah untuk melaksanakan kebijakan nasional itu adalah secara bertahap mengembangkan sekolah menjadi suatu tempat pusat latihan (Training centre) manusia Indonesia dimasa depan. Menurut Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo (2005 :173), Sekolah sebagai pusat pendidikan adalah sekolah yang mencerminkan masyarakat yang maju karena pemanfaatan secara optimal ilmu pengetahuan dan teknologi. Suatu hal yang paling mutlak harus ada di Sekolah untuk menunjang keberhasilan belajar adalah adanya tata tertib

25 dan disiplin yang ditegakkan secara konsisten dan konsekuen. Disiplin tersebut harus ditegakkan secara menyeluruh dari pimpinan sekolah yang bersangkutan, para guru, para siswa, sampai karyawan sekolah lainnya. Dengan cara seperti inilah proses belajar mengajar akan berjalan baik. Kondisi lingkungan sekolah yang juga dapat mempengaruhi kondisi belajar antara lain adalah adanya guru yang baik dalam jumlah yang cukup memadai sesuai dengan jumlah bidang studi yang ditentukan, peralatan belajar yang cukup lengkap, gedung sekolah yang memenuhi persyaratan bagi berlansungnya proses belajar yang baik, adanya keharmonisan hubungan diantara personil sekolah. 3) Faktor lingkungan masyarakat Menurut Abdul Latif (2007: 33), Masyarakat dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang hidup di suatu wilayah yang memiliki aturan atau norma yang mengatur hubungan satu sama lain. Dengan demikian, masing-masing individu diharuskan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut sehingga tercipta suatu hubungan sosial. Menurut Slameto (2003: 69) masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa, hal ini dapat dilihat antara lain:

26 a) Kegiatan siswa dalam masyarakat Dapat menguntungkan perkembangan pribadinya, apalagi siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat misalnya beroganisasi, kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain. Jelas saja kegiatan belajar akan terganggu. Lebih baik diisi dengan kegiatan kursus bahasa inggris maupun diskusi dan sebagainya. b) Media massa Termasuk televisi, surat kabar, majalah, buku-buku komik dan sebagainya yang beredar dalam masyarakat. Ada yang memberi pengaruh baik dan kurang baik terhadap siswa dan belajarnya. Maka perlulah kiranya siswa mendapatkan bimbingan dan kontrol yang bijakasana dari pihak orang tua dan pendidik, baik didalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. c) Teman bergaul Pengaruh teman bergaul lebih cepat masuk dalam jiwa nya, teman bergaul yang baik akan membawa pengaruh baik juga. Begitu sebaliknya teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga. Agar siswa dapat belajar dengan baik maka perlulah diusahakan bergaul dengan teman yang baik serta pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus bijaksana. d) Bentuk kehidupan masyarakat Kehidupan masyarakat disekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Berdasarkan pernyataan diatas dapat dikatakan faktor lingkungan masyarakat adalah Kehidupan masyarakat disekitar siswa yang berpengaruh terhadap belajar siswa. Lingkungan masyarakat yang kurang baik belajarnya akan terganggu bahkan anak/siswa kehilangan semangat belajar karena perhatianya semula terpusat kepada pelajaran kemudian berpindah keperbuatan yang dilakukan orang-orang disekitarnya. Sebaliknya lingkungan yang baik mendorong semangat anak/siswa untuk belajar lebih giat lagi.

27 5. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Banyak cara yang bisa ditempuh oleh guru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Beberapa teknik yang dapat dilakukan diantaranya yaitu berkaitan dengan penggunaan metode pembelajaran. Sebagaimana diungkap diawal tulisan ini bahwa penggunaan metode dan pemilihan metode pembelajaran menentukan suasana dalam pembelajaran. Artinya penggunaan dan penerapan model pembelajaran yang tidak tepat akan membuat pembelajaran terkesan menoton, membosankan, dan teoritis, sebaliknya penggunaan model pembelajaran yang tepat suasana pembelajaran akan terasa tenang, inovatif, aktif, kreatif, edukatif, dan menyenangkan. Pembelajaran semacam ini mustahil apabila tujuan pembelajaran gagal untuk dicapai. Untuk menciptakan suasana pembelajaran perlu diatasi dengan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, membuat pembelajaran lebih bermakna, dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa. Metode resitasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang menekankan pada murid agar dapat belajar menemukan dan merasakan sendiri kegiatan belajar yang telah dilakukan. Metode pembelajaran Resitasi (Penugasan) adalah Metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalahnya tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan didalam kelas, dihalaman sekolah, dilaboratorium,

28 diperpustakaan, dibengkel, dirumah siswa, atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. (Djamarah, 2010: 85). Soekartawi, (1995:19), mendefinsikan metode resitasi adalah suatu cara yang menyajikan bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dipelajari dan kemudian dipertanggungjawabkan didepan kelas. Sedangkan Slameto (1990:115) mengemukakan metode resitasi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan diluar jadwal sekolah dalam rentangan waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada guru. Berdasarkan pendapat diatas dapat simpulkan metode resitasi merupakan penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas kepada siswa baik lisan atau tulisan, kemudian siswa harus mempertanggung jawabkan dari apa yang ditugaskan guru kepada siswa. Berdasarkan uraian di atas, guru hendaknya menerapkan metode resitasi, agar siswa tidak mengalami kejenuhan. Penerapan metode resitasi agar siswa dapat berinteraksi bahkan mengemukakan pendapat dan siswa dapat memecahkan masalah. Mengingat pentingnya metode pemberian tugas dalam proses belajar, sehingga dalam mencermati hal itu kalangan ahli pendidikan banyak memberikan petunjuk dan penekanan khusus yang berkaitan dengan jenis dan metode pemberian tugas kepada siswa. Kesemuanya berorientasi pada pencapaian hasil belajar yang lebih baik. Ini berarti

29 bahwa guru, dalam memberikan tugas, harus menjelaskan aspek-aspek yang perlu dipelajari siswa, agar siswa tidak merasa bingung apa yang harus dipentingkan jika aspek-aspek yang diperhatikan sudah jelas, maka perhatian siswa waktu belajar akan lebih dipusatkan pada aspekaspek yang dipentingkan itu. Khusus dalam mata pelajaran tenologi dan informasi metode resitasi memegang peranan yang penting untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran. Dengan pemahaman seperti itu diharapkan siswa memiliki motivasi untuk belajar secara maksimal, agar siswa mampu memahami materi yang telah dipelajari. C. Pembelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) 1. Pengertian TIK Menurut Majid, (2014 : 211) mengatakan bahwa Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memuat semua teknologi yang berhubungan dengan penanganan informasi. Penanganan ini meliputi pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. Jadi, Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah Teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. Ditinjau dari susunan katanya, teknologi informasi dan komunikasi tersusun dari 3 (tiga) kata yang masing-masing memiliki arti sendiri. Kata pertama, teknologi, berarti pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan

30 masalahnya. Kata kedua dan ketiga, yakni informasi dan komunikasi, erat kaitannya dengan data. Informasi berarti hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian sekelompok data yang memberi nilai pengetahuan (knowledge) bagi penggunaanya. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara keduanya. Susanto (2002 : 12) mengatakan bahwa informasi merupakan hasil dari pengolahan data namun tidak semua hasil dari pengolahan tersebut dapat menjadi informasi. Dari pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dan proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain sehingga lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya. 2. Metode Resitasi dalam Pembelajaran Teknologi dan Informasi Metode resitasi merupakan salah satu pilihan metode mengajar seorang guru, dimana guru memberikan sejumlah item tes kepada siswanya untuk dikerjakan di luar jam pelajaran. Pemberian item tes ini biasanya dilakukan pada setiap kegiatan belajar mengajar di kelas, pada akhir setiap pertemuan atau akhir pertemuan di kelas. Dalam interaksi belajar mengajar, metode-metode memegang peranan yang sangat penting. Metode dalam kegiatan pengajaran sangat bervariasi, pemilihannya disesuaikan tujuan pengajaran yang hendak dicapai.

31 Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila tidak dapat menguasai satu atau beberapa metode mengajar. Olehnya itu guna pencapaian tujuan pengajaran, maka pemilihan metode dalam mengajar harus tepat. Dengan demikian diharapkan kegiatan pengajaran dan berlangsung secara berdaya guna dan bernilai guna. Bagan 2.1 Metode Pembelajaran Resitasi dalam Pembelajaran Teknologi dan Informasi Penerapan metode resitasi Hasil belajar langkah-langkah Metode resitasi 1. Langkah Pemberian Tugas 2. Langkah Pelaksanaan Tugas 3. Langkah Pertanggung jawaban Tugas Mendeskripsikan pengertian menu ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pembuat grafis Tes Pokok pembahasan Perangkat Keras Komputer Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, bahwasannya metode resitasi adalah salah satu metode pengajaran yang digunakan oleh sebagian besar guru, termasuk guru TIK. Dalam hal ini metode

32 resitasi dapat memberikan motivasi serta peningkatan hasil belajar siswa, dikarenakan Siswa dapat mempelajari materi TIK lebih luas karena adanya tugas yang diberikan oleh guru di luar jam pelajaran yang hasilnya dipertanggung jawabkan kepada guru yang bersangkutan. Siswa dapat menguasai bahan pelajaran dengan baik karena guru memberikan tugas yang tidak hanya dikerjakan di kelas yang sempit dan terbatas oleh waktu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasannya metode resitasi memberikan efek yang besar bagi peserta didik dalam memahami materi TIK, sehingga mereka dapat termotivasi dan hasil belajarnya meningkat.