HUBUNGAN STRES LANSIA DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DUSUN PURWOSARI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian

STUDI KOMPARASI TINGKAT STRES LANJUT USIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI SENAM BUGAR LANSIA (SBL) DI DUSUN MRISI DESA TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN AKTIVITAS SEKSUAL PADA LANSIA DI DESA BANJARHARJO KALIBAWANG KULON PROGO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA GAYAM KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU VERBAL ABUSE ORANG TUA PADA ANAK DI DUSUN KUWON SIDOMULYO BAMBANGLIPURO BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

RESUME JURNAL HUBUNGAN ANTARA INSOMNIA DAN DEPRESI PADA LANJUT USIA DI KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA LATAR BELAKANG

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari

HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional yaitu penelitian yang pengukuran variabel bebas (dukungan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program

BAB V HASIL PENELITIAN

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian pra-eksperiment dengan desain penelitian one group

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu peneliti tidak

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan kelainan pada sistem kardiovaskular yang masih

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN HIV/AIDS TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA KELAS II DI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. berasal dari jawaban responden terhadap daftar pernyataan yang dituangkan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA

Pada bagian ini dijelaskan mengenai hasil-hasil yang diperoleh setelah. melakukan penelitian yang meliputi karakteristik dari responden dan diskripsi

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU PREMENOPAUSE DI DUSUN PANDES, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN 2011

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANSIA USIA TAHUN DI DESA MAYANGGENENG KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut. 1 Stres normal merupakan. sehingga timbul perubahan patologis bagi penderitanya.

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Kecamatan Telaga Tahun 2013.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Dilihat dari masa

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

HUBUNGAN STRES LANSIA DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DUSUN PURWOSARI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: MUHAMMAD ISRANSYAH 201210201048 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016 i

HUBUNGAN STRES LANSIA DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DUSUN PURWOSARI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Di Universitas Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh: MUHAMMAD ISRANSYAH 201210201048 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016 ii

HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN STRES LANSIA DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DUSUN PURWOSARI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: MUHAMMAD ISRANSYAH 201210201048 Telah Disakan Oleh : Pembimbing : Deasti Nurmaguphita,M.Kep.,Sp.Kep.J. Tanggal : Tanda Tangan : iii

HUBUNGAN STRES LANSIA DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DUSUN PURWOSARI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA 1 Muhammad Isransyah 2, Deasti Numaghupita 3 INTISARI Latar Belakang: Insomnia merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi oleh lansia pada saat ini. Salah satu faktor yang mungkin dapat menyebabkan insomnia pada lansia yaitu stress. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stres lansia dengan insomnia pada lansia di Dusun Purwosari Mlati Sleman Yogyakarta. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskripif korelatif dan menggunakan pendekatan waktu cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 40 orang lansia di atas 60 tahun. Instrumen pada penelitian ini adalah dua buah kuesioner yang terdiri dari kuesioner stress dan kuesioner lansia, kedua kuesioner memiliki nilai yang baik dan memiliki nilai reliabilitas 0,875 dan (r=0,95;0,94). Metode analisi yang digunakan adalah Kendal Tau. Hasil Penelitian: Hasilpenelitian menemukan ada hubungan stres lansia dengan insomnia pada lansia di Dusun Purwosari Mlati Sleman Yogyakarta, (0,000; p<0,05). Simpulan: Ada hubungan yang bermakna antara stres lansia dengan insomnia pada lansia di Dusun Purwosari, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Saran: Bagi kader maupun responden untuk mengetahui gejala-gejala apa saja yang dapat menimbulkan stress sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya insomnia. Kata Kunci Daftar Pustaka Jumlah Halaman : stres, insomnia, lansia : 23 buku, 2 jurnal, 3 skripsi, 4website : x, 66 halaman, 9 tabel, 2 gambar, 10 lampiran 1 Judul Skripsi 2 Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta iv

PENDAHULUAN Setiap manusia pasti mengalami serangkaian proses di dalam kehidupannya. Salah satu proses tersebut adalah proses menua. Proses menua dialami oleh setiap individu baik lakilaki maupun perempuan. Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya yang dialami oleh setiap lansia. Hal ini terjadi karena setiap manusia memiliki perubahan fisiologis di dalam hidupnya (Darmojo, 2011). Menurut WHO pada tahun 1980 penduduk lanjut usia baru berjumlah 7,7 juta jiwa atau 5,2% dari seluruh jumlah penduduk. Pada tahun 1990jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi 11,3 juta orang atau 8,9%. Jumlah ini meningkat di seluruh Indonesia menjadi15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2% dari seluruh penduduk.jumlah penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 7% atau 18.575.000 jiwa penduduknya adalah lansia. Populasi lanjut usia tersebut terus meningkat mencapai 11,34% pada tahun 2020 (Narulita, 2013). Lansia di Indonesia baik laki-laki maupun perempuan yang telah memiliki usia di atas 60 tahun di lindungi di dalam peraturan Undang-Undang No 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia dan Undang-Undang No 43 tahun 2004 tentang pelaksanaan upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia (Narulita, 2013). Saat ini banyak masalah yang terjadi pada lansia baik secara fisik maupun psikologis, salah satunya adalah insomnia. Insomnia adalah keadaan ketika seseorang mengalami kesulitan tidur atau tidak dapat tidur dengan nyenyak (Widya, 2010). Menurut Sohat (2014) menyatakan bahwa di Amerika mengabarkan bahwa terdapat 25%-30% dari jumlah penduduk yang ada mengalami insomnia. Indonesia terdapat sekitar 10% dari jumlah penduduk yang yang ada mengalami insomnia atau sekitar 283 juta penduduk Indonesia yang mengalami insomnia (Sumedi, 2010). Sedangkan di jogja prevalansi penduduk yang mengalami insomnia berjumlah 10% (Marchira, 2007). Masyarakat awam belum begitu mengenal tentang ganguan tidur sehingga mereka jarang mencari pertolongan ketika mereka mengalaminya. Masyarakat berpendapat bahwa tidak ada orang yang meninggal karna tidak tidur sehingga gangguan tidur tidak akan pernah membuat orang celaka (Academia, 2014). Insomnia pada lansia memiliki beberapa dampak pada lansia.dampak tersebut diantaranya meliputi dampak kesehatan fisik, psikis, dampak dalam hidup bermasyarakat dan dampak finansial. Dampak fisik diantaranya dapat terjadi kegemukan, gangguan jantung dan diabetes. Dampak psikis diantaranya seperti dapat menyebabkan amygdala (bagian otak yang bertugas memproses emosi) menjadi lebih aktif dan prefrontal cortex (bagian otak depan) menjadi kurang aktif. Sedangkan dampak hidup didalam masyarakat yaitu berpengaruh pengobatan (Widya, 2010). Insomnia pada lansia disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut seperti penyakit fisik (seperti nyeri 1

jangka panjang, kandung kemih atau prostat, penyakit), faktorr lingkungan, penggunaan obat-obatan, dan penyakit mental seperti stress (Dewi, 2014). Stres hampir dirasakan oleh setiap orang. Stress merupakan relaksi yang tidak diharapkan yang muncul disebabkan oleh tingginya tuntutan lingkungan kepada seseorang, antara harmoni atau keseimbanagn antara kekuatan dan dalam tubuh yang terganggu karena tekanan psikologis (Dewi, 2014). Stres dapat menimbulkan dampak bagi lansia baik fisik, sosial, intelektual, psikologis, dan spiritual. Dampak fisik pada lansia seperti pandangar kabur, gerkan lamban, dan mudah lelah. Dampak sosial yang dihadapai yaitu seperti menurunya aktifitas soaial dimasyarakat. Dampak intelektual seperti berkurangnya kemampuan untuk mengingat. Dampak psikologis seperti sering cemas dan stress. Dampak spiritual seperti lebih sering mengingat kematian. Dampak yang terjadi tersebut sehingga dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup pada lansia (Dewi, 2014). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Dusun Purwosari, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Peneliti menemukan terdapat 40 lansia. Jumlah tersebut terdiri dari 22 lansia berjenis kelamin laki-laki dan 18 lansia berjenis klamin perempuan. Berdasarakan dari 10 orang lansia yang sudah diwawancarai terdapat 8 orang lansia yang mengatakan insomnia. Sehingga berdasarakan kasus yang ditemukan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang Hubungan Stres Lansia dengan Kejadian Insomnia Pada Lansia di Dusun Purwosari, Mlati, Sleman, Yogyakart. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskripif korelatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan hubungan antara stres dengan insomnia pada lansia di Purwosari Sinduadi Mlati Sleman Yogyakarta. Pendekatan waktu yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan waktu cross sectional, yaitu pengambilan data yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan (Arikunto, 2010). Variabel penelitian ini terdiri dari variable bebas adalah stress dan veriabel terikat adalah insomnia, dan variable pengganggu terdapat lingkungan nokturia, penyakit, gaya hidup, aktivitas visik, dan tidur siang. Populasi yang diambil dari penelitian ini adalah adalah lansia yang berusia diatas 60 tahundi Purwosari Sinduadi Mlati Sleman Yogyakarta sebanyak 120 orang. Akan tetapi, setalah dilakukan studi pendahuluan ditemukan 40 orang yang mengalami insomnia. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini mengunakan teknik non probability sampling yaitu total sampling. Sehingga sampel pada penelitian ini sebanyak 40 orang. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup yang terdiri dari istrumen Social Readjusment Rating Scale (SRRS) untuk stress dan kuesioner insomnia ranting scale (KSPBJ). Hasil uji validitas istrumen Social Readjusment Rating Scale (SRRS) dan kuesioner insomnia ranting scale (KSPBJ) telah diuji dan dinyatakan valid dengan menggunakan uji koefisien product moment. Sedangkan uji reliabilitas menggunakan koefisien alpha 2

cronbach, dengan hasil α=0,879 pada instrument Social Readjusment Rating Scale (SRRS), sedangkan instrumen KSPBJ insomnia ranting scale telah diuji nilai reliabilitasnya dengan nilai yang tinggi, baik antar psikiater dengan psikiater (r=0,95) maupun antar psikiater dengan dokter non psikiater (r=0,94). Uji analisis pada penelitian ini menggunakan uji non parametric yaitu Kendal Tau. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Dusun Purwosari. Dusun Purwosari merupakan salah satu dusun yang terletak di Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dusun Purwosari memiliki letak topografi wilayah yaitu dataran rendah. Selain itu, Dusun Purwosari Juga memiliki kontur wilayah perkotaan dengan menggunakan bangunan perumahan permanen. Penduduk di Dusun Purwosari memiliki berbagai pekerjaan yang beragam. Pekerjaan warga Dusun Purwosari anatra lain seperti pensiunan, petani, wiraswasta, dan ibu rumah tangga. Jumlah warga yang memiliki usia produktif lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah lansia yang ada di Dusun Purwosari. Dusun Purwosari merupakan salah satu dusun yang memiliki jumlah lansia terbanyak di Kecamatan Mlati. Jumlah penduduk lansia yang berada di Dusun Purwosari sebanyak 120 orang. Dari 120 orang lansia yang ada terdapat 60 orang lansia yang mengalami insomnia. Tempat yang dekat dengan arah perkotaan juga dapat membuat lansia mengalami stres sehingga menimbulkan insomnia. Karakteristik Reponden Penelitian Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Lansia Di Dusun Purwosari Mlati Sleman Yogyakarta No Karakteristik Frekuensi % Responden 1 Usia 63 Tahun 11 27,5 64 Tahun 5 12,5 65 Tahun 9 22,5 70 Tahun 7 17,5 72 Tahun 8 20,0 2 Jenis Kelamin Laki-laki 22 55,0 Perempuan 18 45,0 Berdasarkan table 1 dapat dijelaskan bahwa berdasarkan distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia dan jenis kelamin. Berdasarkan usia paling banyak yaitu pada usia 63 tahun sebanyak 11 orang (27,5%), dan paling sedikit pada usia 64 tahun sebanyak 5 persen (12,5%). Berdasarkan jenis kelamin paling banyak jenis kelamin laki-laki sebanyak 22 orang (55,0%). Deskripsi Variabel Penelitian Tabel 2 Deskripsi Variabel Stres Lansia Di Dusun Purwosari Variabel Max Min Mean Std. Deviasi Stres Lansia 28 14 22,45 3,08802 Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan bahwa berdasarkan data deskripsi variabel stres lansia dari tabel tersebut menunjukkan bahwa untuk variabel stres lansia memiliki skor tertinggi 28, skor terendah 14, nilai ratarata 22,45, dan std.deviasi 3,08802. 3

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Stres Lansia Pada Lansia di Dusun Purwosari Kategori Frekuensi Persentase Tidak Stres - - Stres Ringan 12 30 Stres Sedang 28 70 Stres Berat - - Total 40 100 Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan bahwa distribusi frekuensi stres pada lansia di atas 60 tahun di Dusun Purwosari, menunjukkan bahwa stres lansia yang paling banyak adalah stres sedang yaitu sebanyak 28 orang (70%) dan stres ringan sebanyak 12 orang (30%). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Masfuati (2015) dalam penelitiannya bahwa lansia berumur 60-74 tahun cenderung mnegalami stress sedang dikarenakan lebih rentan terhadap sumber masalah dan penurunan fungsi tubuh. Hal ini seperti penelitian yang dilakukan oleh Rahayuni, dkk (2015) menyatakan bahwa berdasarkan hasil pengamatan terhadap stres pada kelompok perlakuan sebelum terapi reminiscence didapatkan bahwa dari 17 orang responden, sebanyak 11 orang (64,7%) mengalami stres sedang dan 6 orang (35,3%) mengalami stres ringan. Seseorang yang memasuki masa usia lanjut akan mengalami berbagai perubahan baik yang bersifat fisik, mental, maupun sosial. Ketidaksiapan dalam upaya melawan perubahanperubahan yang dialami pada masa usia lanjut justru akan menempatkan individu pada posisi serba salah yang akhirnya hanya menjadi sumber akumulasi stres. Tabel 4 Deskripsi Variabel Insomnia Di Dusun Purwosari Variabel Max Min Mean Std. Deviasi Insomnia 16 8 11 2,41788 Berdasarkan tabel 4 dapat dijelaskan bahwa berdasarkan data deskripsi variabel stres lansia dari tabel tersebut menunjukkan bahwa untuk variabel stres lansia memiliki skor tertinggi 16, skor terendah 8, nilai ratarata 11, dan std.deviasi 2,41788. Tabel 5 Distribusi Frekuensi Insomnia Pada Lansia di Dusun Purwosari Kategori Frekuensi % Insomnia tinggi 8 20 Insomnia sedang 27 68 Insomnia rendah 5 13 Total 40 100 Berdasarkan tabel 5 dapat dijelaskan bahwa distribusi frekuensi insomnia pada lansia di atas 60 tahun di Dusun Purwosari, menunjukkan bahwa insomnia yang paling banyak adalah insomnia sedang yaitu sebanyak 27 orang (68%) dan insomnia paling sedikit adalah insomnia rendah sebanyak 5 orang (13%). Semakin tingginya usia seseorang akan semakin mudah mengalami insomnia dan insomnia lebih sering dialami oleh laki-laki dari pada perempuan. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Marcell (2004 dalam Sumedi dkk, 2010) menyatakan bahwa pola tidur bangun berubah sepanjang kehidupan seseorang sesuai bertambahnya usia, gelombang otak juga berubah sesuai dengan 4

pertambahan usia. Pada usia lanjut tidur NREM stadium 1 dan 2 cenderung meningkat, aktivitas gelombang alfa menurun, sementara pada stadium 3 dan 4 aktivitas gelombang delta menurun atau hilang sehinga kondisi terjaga yang timbul akan meningkat Hasil Uji Statistik Tabel 6 Hasil Uji Kendal Tau Insomnia Stres Lansia Correlation 0,514 ** Coeficient Sig. (2-0,000 tailed) N 40 Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa dari hasil uji statistik menggunakan koefesien korelasi Kendal Tau bahwa nilai signifikan p sebesar 0,000. Karena nilai p<0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima dengan hasil koefesien korelasi 0,514, sehingga dapat diambil kesimpulan terdapat hubungan stres lansia dengan insomnia pada lansia di Dusun Purwosari Mlati Sleman Yogyakarta. Maksud hubungan bermakna pada kedua variabel adalah semakin tinggi stres yang terjadi pada lansia maka semakin tinggi terjadinya insomnia. Hal ini juga seperti penelitian yang dilakukan oleh Bustaman (1998 dalam Sumedi dkk, 2010) menyatakan bahwa lama tidur yang dibutuhkan meningkat dalam kondisi kondisi seperti perubahan pekerjaan, peningkatan aktivitas mental, depresi atau perasaan kesal, serta periode yang penuh stres. Sedangkan menurut Sumedi, dkk (2010) menyatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian insomnia yang diderita berhubungan erat dengan stress yang di alami dan ketidakmampuan mengendalikan emosi. Secara garis besar ada beberapa faktor yang menyebabkan insomnia yaitu stress, depresi, kelainan kronis, lingkungan, efek samping pengobatan, pola makan yang buruk, dan kurang berolah raga. Sebagian besar lanjut usia yang menderita stres mengalami gangguan tidur. Stres yang dialami oleh lansia dapat mempengaruhi kebutuhan waktu untuk tidur. Semakin tinggi tingkat stres pada lansia maka kebutuhan waktu untuk tidur juga akan berkurang. Stres psikologis yang dialami oleh lansia juga dapat menyebabkan kesulitan tidur atau insomnia serta dapat mempengaruhi kosentrasi dan kesiagaan, dan juga meningkatkan resiko-resiko kesehatan, serta dapat merusak fungsi sistem imun. Kekurangan tidur pada lansia memberikan pengaruh terhadap fisik, kemampuan kognitif dan juga kualitas hidup (Rafknowledge, 2004 dalam Halukow, dkk., 2016). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Ada hubungan bermakna antara stres lansia dengan insomnia pada lansia di Dusun Purwosari Mlati Sleman Yogyakarta, dengan nilai hasil korelasi yaitu P<0,05; p=0,000 dan dengan koefisie korelasi yaitu 0,514. Saran Agar responden lebih mengetahui dampak dari stres dan insomnia, sehingga dapat mengetahui bagai mana cara menghilangkan stres dan insomnia, bagi kader posyandu lansia Agar dapat memberikan pendampingan pada lansia 5

yang mengalami stres sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya gejala insomnia pada diri lansia yang ada DAFTAR PUSTAKA Academia. (2014). Stres lansia.http://www.academia.stres.l ansia.pdf. diakses 2 februari 2016 Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, edisi revisi IV. Jakarta. Rineka Cipta Darmojo. (2011). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta. Balai penerbitan FKUI. Dewi,S.R. (2014). Buku ajar keperawatan gerontik. Jakarta : pustaka belajar. Marchira, C.R, (2007). Insomnia pada Lanjut Usia dan Penatalaksanaannya. Jakarta: Berkala Kesehtan Klinik. Narutila. (2013). Manajemen sehat lansia. Jakarta:pustaka belajar. Sumedi. (2010). Penuntun praktis asuhan keperawatan lansia. Cetakan 1,edisi 2. Jakarta : trans info media. Widya. (2010). Mengatasi Insomnia ; Cara Mudah Mendapatkan Kembali Tidur Nyenyak Anda. Yogyakarta. Kata Hati 6