LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BAHAN ALAM PEMBUATAN SIMPLISIA DAN SERBUK KERING HERBA MENIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
MATERIA MEDIKA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Hari / Tanggal Praktikum Praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Oktober 2014 dan 1 November 2014.

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

TANAMAN BERKHASIAT OBAT. By : Fitri Rahma Yenti, S.Farm, Apt

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

PERCOBAAN I PEMBUATAN SIMPLISIA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan obat tradisional masih disukai dan diminati oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH CARA PENGERINGAN DENGAN OVEN, KERING ANGIN DAN CAHAYA MATAHARI LANGSUNG TERHADAP MUTU SIMPLISIA HERBA SAMBILOTO ABSTRACT ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT. Feri Manoi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

SKEMA ALUR PIKIR. Kulit Buah Manggis

BAB I PENDAHULUAN. terutama disebabkan oleh kurangnya kebersihan. Penanganan penyakit yang

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

Latar Belakang. Teori Umum. Deinisi :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Ekstrak Daun Meniran (Phyllanthus niruri, L.) Terhadap. Pertumbuhan Staphylococcus aureus.

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatkan kesehatan. Salah satu jenis tanaman obat yang potensial, banyak

Pengaruh Cara Pengeringan dan Teknik Ekstraksi Terhadap Kualitas Simplisia dan Ekstrak Meniran

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. (1965). Hasil determinasi tanaman. Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Muhammadiyah Semarang Jl. Wonodri Sendang Raya No. 2A Semarang.

MAKALAH PREPARASI SIMPLISIA DARAT DAN LAUT PEMILIHAN PELARUT, KEPOLARAN DAN KEAMANANNYA. Kelompok 3 Fitokimia. Farmasi A JURUSAN FARMASI

I. PENDAHULUAN. alam. Sebagai salah satu negara yang memiliki wilayah pantai terpanjang dan

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

Indonesia merupakan negara berkembang yang kaya akan tumbuhtumbuhan. Banyak sekali tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat telah digunakan secara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. L.) yang diperoleh dari Pasar Sederhana, Kelurahan. Cipaganti, Kecamatan Coblong dan Pasar Ciroyom, Kelurahan Ciroyom,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

PENANGANAN PASCA PANEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alternatif pengobatan (Rochani, 2009). Selain harganya

FARMAKOPE INDONESIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Riau dan di Laboratorium Patologi, Entimologi

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimanfaatkn untuk pengobatan tradisional (Arief Hariana, 2013).

PENGOLAHAN UMBI GADUNG

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah ini dalam keadaan segar. Harga jual buah belimbing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SIMPLISIA dari SELURUH TANAMAN MENIRAN (I)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi

MATA KULIAH TEKNOLOGI PASCA PANEN

OPTIMALISASI PRODUKSI SEMI-REFINED CARRAGEENAN DARI RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII DENGAN VARIASI TEKNIK PENGERINGAN DAN KADAR AIR BAHAN BAKU

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan jenis tumbuhan

Insektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

5. Media Mekanisme kerja antimikroba Pengukuran aktivitas antibiotik Ekstraksi Kromatografi Lapis Tipis

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

BAB I PENDAHULUAN. Pangasidae yang memiliki ciri-ciri umum tidak bersisik, tidak memiliki banyak

Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-53 Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Palembang 14 September2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR. PRODUKSI SEDIAAN GEL EKSTRAK HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) SEBAGAI HAND SANITIZER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkhasiat sebagai obat yang diketahui dari penuturan orang-orang tua dan

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hama adalah salah satu dari sekian banyak alasan kenapa produk dari hasil

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan sifat tumbuhnya, tanaman nilam adalah tanaman tahunan (parenial).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

Transkripsi:

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BAHAN ALAM PEMBUATAN SIMPLISIA DAN SERBUK KERING HERBA MENIRAN Dosen Pembimbing: Wilda Wildaniah, S.Si Disusun Oleh : Dessi Anggraeni (138913) Ginanti Saputri (138925) Rifqi Nusirwan (138969) Ririn Andreana (138971) Rizka Febriani Lestari (138975) Syarifah Nurhayati (138987) Tia Rezeki Utami (138989) Wiranti Febrina (139003) Yessi Dwisanti (139005) AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK Tahun 2015

PEMBUATAN SIMPLISIA DAN SERBUK KERING HERBA MENIRAN A. Tujuan Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan proses pembuatan simplisia dari tahap awal pengumpulan bahan baku sampai menjadi serbuk kering herba meniran B. Dasar Teori Klasifikasi Simplisia Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan Bahan Alamiah: 1. Bahan nabati Berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat. Eksudat adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanaman. 2. Bahan hewani Berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. 3. Bahan mineral Berupa mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni. Sumber Simplisia 1. Tumbuhan Liar Kerugian: a. umur dan bagian tanaman b. jenis (species) c. lingkungan tempat tumbuh Keuntungan : a. ekonomis 2. Tanaman Budidaya (tumpangsari, TOGA, perkebunan) Kerugian: a. tanaman manja b. residu pestisida Keuntungan: a. bibit unggul b. pengolahan pascapanen c. tempat tumbuh Syarat Simplisia Nabati/Hewani 1. Harus bebas serangga, fragmen hewan, kotoran hewan 2. Tidak boleh menyimpang dari bau, warna

3. Tidak boleh mengandung lendir, cendawan, menunjukkan tanda-tanda pengotoran lain 4. Tidak boleh mengandung bahan lain yang beracun atau berbahaya 5. Kadar abu yang tidak larut dalam asam maksimal 2% Klasifikasi Meniran Salah satu jenis tumbuhan obat berkhasiat yang digunakan dalam pengobatan tradisional adalah meniran ( Phyllanthus niruri L. ). Potensi herba meniran di Indonesia untuk dijadikan obat alternatif terhadap berbagai penyakit sangat besar. Hal ini disebabkan karena herba meniran mudah ditemukan di indonesia( Fahri et al, 2005). Tumbuhan meniran ini memiliki banyak khasiat antara lain dapat digunakan sebagai obat kuning, malaria, ayan, demam, batuk, disentri, bisul, luka bakar, luka koreng, dan jerawat ( Hardiman, 2014). Klasifikasi tumbuhan meniran (Phyllanthus niruri L.) : Kingdom : Plantae Sub kingdom : Trachebionta Super divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub kelas : Rosidae Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Phyllanthus Spesies : Phyllanthus niruri L. (Plantamor, 2011 dalam Kautsar, Berlian., 2015). Penggunaan herba meniran ini sudah tidak asing lagi di dalam dunia pengobatan karena herba meniran ini sudah ada dibuat dalam bentuk sediaan obat yang beredar dipasaran. Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa meniran ini dapat digunakan untuk mengobati luka disertai nanah ( abses ). Bagian tanaman yang digunakan untuk menyembuhkan luka bernanah adalah herbanya. Cara penggunaan nya yaitu dengan cara herba meniran dicuci bersih dan ditumbuk halus kemudian hasil tumbukan dibalurkan pada bagian yang luka lalu ditutup dengan perban. Menurut Khan (2010) dalam Aldi, Yufri., dkk (2013), senyawa yang terkandung dalam tumbuhan meniran yaitu flavonoid, filantin, kalium, damar, dan zat penyamak. Menurut Gunawan., dkk (2008) dan Mangunwardoyo., dkk (2009) dalam Munfaati, P.T., dkk (2015), P. niruri L. mengandung senyawa-senyawa bioaktif yang memiliki aktivitas antibakteri, diantaranya adalah senyawa golongan terpenoid, alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin.

Tahapan pembuatan simplisia: 1. Pengumpulan bahan baku Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara lain : 1. Bagian tanaman yang digunakan 2. Umur tanaman atau bagian tanaman pada saat panen 3. Waktu panen 4. Lingkungan tempat tumbuh Waktu panen sangat erat hubungannya dengan pembentukan senyawa aktif di dalam bagian tanaman yang akan dipanen. Waktu panen yang tepat pada saat bagian tanaman tersebut mengandung senyawa aktif dalam jumlah yang terbesar. Senyawa aktif terbentuk secara maksimal di dalam bagian tanaman atau tanaman pada umur tertentu. 2. Sortasi Basah Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran0kotoran atau bahan asing lainnya dari bahan simplisia. 3. Pencucian Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotoran lainnya yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih,misalnya air dari mata air, air sumur atau air PAM. Bahan simplisia yang mengandung zat yang mudah larut di dalam air yang mengalir, pencucian agar dilakukan dalam waktu ynang sesingkat mungkin. 4. Perajangan Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses perajangan. Perajangan bahan simplisia dilkukan untuk mempermudah proses pengeringan,pengepakan dan penggilingan. Tanaman yang baru diambil jangan langsung dirajang tetapi dijemur dlaam keadaan utuh selama satu hari. Perajangan dilakukan dengan pisau,dengan alat mesin perajangan khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran yang dikehendaki. 5. Pengeringan Tujuan pengeringan adalahuntuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia. Pengeringan simplisia dilakukan dengan menggunakan sinar matahari atau menggunakan suatu alat pengeringan. Ha-hal yang perlu diperhatikan selama proses pengeringan adalah suhu pengeringan,kelembaban udara,aliran udara,waktu pengeringan, dan luas permukaan bahan. Cara pengeringan yang salah dapat mengakibatkan terjadinya face harding yakni bagian luar bahan sudah kering sedangkan bagian dalamnya masih basah. 6. Sortasi Kering Setelah pengeringan sebenarnya tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuan sortasi untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran-pengotoran lain yang

masih ada dan tertinggal pada simplisia kering. Proses ini dilkukan sebelum simplisia dibungkus untuk kemudian dibungkus. 7. Pembuatan Serbuk dan Pengepakkan Simplisia Simplisia dibuat serbuk dengan menggunakan blender dan disimpan dalam wadah tertutup rapat. C. Alat dan Bahan Alat Bahan - Blender - Herba neniran - Pisau - Air - Gunting - Kain hitam - Ayakan - Toples D. Cara Kerja Pembuatan simplisia - di ambil herba Meniran - di lakukan sortasi basah - di lakukan penimbangan berat awal basah - di cuci herba meniran dengan air mengalir hingga semua kotoran hilang - di lakukan perajangan menjadi ukuran yang lebih kecil - di jemur dibawah sinar matahari serta ditutup dengan menggunakan kain hitam hingga herba meniran mengering - di lakukan sortasi kering - di lakukan penimbangan pada herba meniran kering - di lakukan penghalusan pada herba meniran dengan menggunakan blender - di lakukan pengayakan pada serbuk herba meniran - di lakukan penimbangan kembali pada herba meniran yang telah dihaluskan - di simpan pada wadah yang tetutup rapat E. Data Pengamatan Berat basah simplisia : 3,5 kg Berat kering simplisia : 950 gram = 0,95 kg Berat serbuk simplisia : 421,39 gram Rendemen simplisia kering = 0,95 kg/3,5 kg x 100% = 27,14% F. Pembahasan Pada pratikum ini bertujuan untuk mempelajari teknik paska panen pada simplisia sampai menjadi serbuk kering. Penanganan paska panen tumbuhan pada intinya adalah membuat simplisia yang baik, benar dan memenuhi syarat. Untuk itu perlu penanganan yang teliti pada setiap tahap teknologi paska

panen. Tahapan yang dilakukan yaitu ada 6 tahap meliputi, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering dan penghalusan. Pada tahap pertama yang dilakukan, yaitu sortasi basah dengan cara simplisia harus dipisahkan dari kotoran-kotoran seperti rumput, tanah, krikil, bagian herba yang rusak dan bahan tanaman lain atau jenis herba lain. Setelah dilakukan sortasi basah herba meniran ditimbang untuk mengetahui berat basahnya. Adapun berat awal yang didapatkan sebesar 5,4 kg. Tahapan yang kedua, yaitu pencucian. Pencucian dilakukan di air yang mengalir. Tujuan dilakukan pencucian yaitu untuk menghilangkan tanah dan kotoran lainnya yang melekat pada simplisia. Tahapan yang ketiga, yaitu dilakukan perajangan, dengan cara herba meniran dirajang menjadi ukuran yang lebih kecil. Tujuan dari perajangan ini adalah untuk memperluas permukaan bahan baku, sehingga pada waktu pengeringan lebih cepat. Tahapan keempat, dilakukan pengeringan dengan cara herba meniran yang telah dirajang dijemur dibawah sinar matahari secara tidak langsung atau ditutupi dengan menggunakan kain hitam. Secara umum, pengeringan bertujuan untuk mencegah kerusakan kandungan zat aktif yang ada dalam tanaman sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Setelah simplisia kering, tahapan selanjutnya yang dilakukan yaitu sortasi kering. Tujuan dari sortasi ini ntuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran-pengotoran lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering. Proses ini dilakukan sebelum simplisia dihaluskan. Setelah dilakukan sortasi kering tadi, simplisia kering tersebut ditimbang. Adapun berat yang diperoleh setelah proses pengeringan sebesar 1,4 kg. Tahapan yang terakhir yaitu penghalusan. Hasil dari pengeringan yang telah ditimbang tersebut dilakukan penghalusan dengan cara diblender sehinggga menjadi serbuk kering halus. Kemudian serbuk kering yang telah halus dilakukan pengayakan, tujuan dari pengayakan ini yaitu untuk memperoleh hasil serbuk simplisia yang halus dan bersih. Ada pun berat serbuk kering yang didapatkan sebesar 421,39 mg. G. Kesimpulan 1. Tahapan pembuatan simplisia terdiri dari, pengumpulan bahan, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, penghalusan simplisia, penyimpanan. 2. Berdasarkan data pengamatan, diperoleh berat basah simplisia 3,5 kg; berat kering simplisia 0,95 kg dan rendemen 27,14% H. Daftar Pustaka Aldi, Yufri., dkk., 2013, Uji Aktivitas Beberapa Subfraksi Ekstrak Etil Asetat dari Herba Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) terhadap Reaksi Hipersensitivitas Kutan Aktif, Universitas Andalas, Fakultas Farmasi.

Kautsar, Berlian. 2015. Uji Antimikroba Ekstrak Etanol Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Akademi Farmasi Yarsi. Pontianak