Agustin Sukarsono *) Eddy Ernanto **)

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUKSI BIOGAS SEBAGAI SUMBER ENERGI GENERATOR LISTRIK DENGAN POLA PEMURNIAN MULTI-STAGE

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

PANDUAN TEKNOLOGI APLIKATIF SEDERHANA BIOGAS : KONSEP DASAR DAN IMPLEMENTASINYA DI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

PEMANFAATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Ketua Tim : Ir. Salundik, M.Si

Pengaruh Pengaturan ph dan Pengaturan Operasional Dalam Produksi Biogas dari Sampah

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

MEMBUAT BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. energi yang salah satunya bersumber dari biomassa. Salah satu contoh dari. energi terbarukan adalah biogas dari kotoran ternak.

MODUL PENERAPAN TEKNOLOGI BIOGAS MELALUI DAUR ULANG LIMBAH TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota sekarang ini semakin pesat, hal ini berbanding

Produksi gasbio menggunakan Limbah Sayuran

cair (Djarwati et al., 1993) dan 0,114 ton onggok (Chardialani, 2008). Ciptadi dan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di

SNTMUT ISBN:

STUDI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI UNTUK GENSET LISTRIK BIOGAS, PENERANGAN DAN MEMASAK MENUJU DESA NONGKOJAJAR (KECAMATAN TUTUR) MANDIRI ENERGI.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah penduduk. Namun demikian, hal ini tidak diiringi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada data terakhir bulan november tahun 2015 volume sampah di TPA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425%

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN ALAT PEMURNIAN BIOGAS DARI PENGOTOR H2O DENGAN METODE PENGEMBUNAN (KONDENSASI)

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kaya akan sumber daya alam dan terbatas ilmu. fosil mendapat perhatian lebih banyak dari kalangan ilmuan dan para

Studi Potensi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Energi Listrik di Dusun Kaliurang Timur, Kelurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun

BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA. Kelompok Tani Usaha Maju II. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Kelompok Masyarakat S A R I

I. PENDAHULUAN. tanaman yang mengandung mono/disakarida (tetes tebu dan gula tebu), bahan

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk industri dan transportasi. Untuk mengurangi ketergantungan

TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.)

BAB I PENDAHULUAN. Sampah selalu identik dengan barang sisa atau hasil buangan. tak berharga. Seperti sampah organik yang banyak di pedesaan, meski

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN EKONOMIS BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA HOME INDUSTRY KRIPIK SINGKONG.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS RENEWABLE ENERGY

Sepuluh Faktor Sukses Pemanfaatan Biogas Kotoran Ternak

SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN (JERAMI) DAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam negeri sehingga untuk menutupinya pemerintah mengimpor BBM

Uji Pembentukan Biogas dari Sampah Pasar Dengan Penambahan Kotoran Ayam

4 m 3 atau 4000 liter Masukan bahan kering perhari. 6Kg Volume digester yang terisi kotoran. 1,4 m 3 Volume Kebutuhan digester total

Modifikasi Biogester Tipe Vertikal Menggunakan Pengaduk dengan Teknik Pengelasan

OUTLINE Prinsip dasar produksi biogas. REAKTOR BIOGAS SKALA KECIL (Rumah Tangga dan Semi-Komunal) 4/2/2017

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi manusia dan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR TEPUNG IKAN SKRIPSI

SNTMUT ISBN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bel akang

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

Analisa Hasil Penyimpanan Energi Biogas Ke Dalam Tabung Bekas

Program Bio Energi Perdesaan (B E P)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan energi saat ini sama pentingnya dengan persoalan pangan,

Pemanfaatan Kotoran Sapi untuk Bahan Bakar PLT Biogas 80 KW di Desa Babadan Kecamatan Ngajum Malang

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di tengah krisis energi saat ini timbul pemikiran untuk keanekaragaman

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 3.2 Hukum Utama Termodinamika Penjelasan Umum

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: BIOGAS DARI LIMBAH DAUN BAWANG MERAH SEBAGAI SUMBER ENERGI RUMAH TANGGA ALTERNATIF DI KABUPATEN BREBES

I. PENDAHULUAN. Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri penghasil devisa non migas di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN

JURNAL PENGEMBANGAN BIODIGESTER BERKAPASITAS 200 LITER UNTUK PEMBUATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN SCREW PUMP DAN BAK BIOPORI DALAM OPTIMALISASI INSTALASI BIOGAS DESA GILI TIMUR BANGKALAN M. Fuad Fauzul Mu tamar 1, Khoirul Hidayat 25

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EXECUTIVE SUMMARY SURVEY PENDAHULUAN BIOGAS RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

Chrisnanda Anggradiar NRP

PERANCANGAN REAKTOR BIOGAS DI UPTD PASAR TERNAK PALANGKI

Analisis Kelayakan Ekonomi Alat Pengolah Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Biogas

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

PENGUJIAN PERFORMANSI GENERATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOGAS DARI LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERENCANAAN ANAEROBIC DIGESTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MENGOLAH LIMBAH DOMESTIK DAN KOTORAN SAPI DALAM UPAYA MENDAPATKAN ENERGI ALTERNATIF

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH SAPI DAN PEMANFAATAN LIMBAH BIOGAS SEBAGAI PUPUK ORGANIK

ANALISIS PERAN LIMBAH CAIR TAHU DALAM PRODUKSI BIOGAS

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan

I. PENDAHULUAN. LPG. Tujuan diberlakukannya program ini adalah untuk mengurangi subsidi

Edisi Juni 2013 No.3511 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. batubara dan lainnya menjadikan harga energi terus maningkat. Negara Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa mengenai

PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK/CAIR MENJADI BIOGAS, PUPUK PADAT DAN CAIR

Sistem Pengeringan Dorset untuk biomassa dan limbah unggas

Transkripsi:

SISTEM PRODUKSI BIOGAS YANG TERINTEGRASI (Sebuah Aplikasi Teknologi Tepat Guna melalui Pemanfaatan limbah ) Agustin Sukarsono *) Eddy Ernanto **) PENDAHULUAN Krisis bahan bakar di indonesia dewasa ini semakin menunjukkan kekhawatiran. Harga minyak tanah terus melambung, yang secara otomatis membuat masyarakat kalangan bawah yang tergantung pada minyak tanah semakin terpuruk. Hal ini dikarenakan pengurangan subsidi minyak mengakibatkan harga minyak menjadi mahal sehingga memungkinkan alternatif energi lain untuk dikembangkan, salah satunya adalah biogas. Teknologi ini sangat berpotensi untuk dikembangkan didaerah pemukiman pedesaan yang mayoritas petani memiliki sapi sebagai usaha sampingan masyarakat. Oleh masyarakat kita, kotoran hewan belum dimanfaatkan secara optimal dan justru sering menimbulkan masalah lingkungan. Teknologi Digester gas bio telah berkembang sejak lama namun aplikasi penggunaannya sebagai sumber energi alternatif belum berkembang secara luas. Beberapa kendala antara lain yaitu kekurangan Technical Expertise, digester tidak berfungsi akibat bocor atau kesalahan konstruksi, disain tidak user friendly, membutuhkan penanganan secara manual (pengumpanan atau mengeluarkan lumpur dari Digester) dan biaya konstruksi yang mahal. Selain itu, penerapan proses produksi belum terintegrasi. Sebagai akibat, produk turunan (pupuk organik cair dan kompos) tidak teroptimalkan. Pada umumnya, limbah kotoran sapi tersebut hanya dimanfaatkan sebagai pupuk kandang. Padahal, dari limbah kotoran sapi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif yaitu Energi biogas. Teknologi Biogas memberikan peluang bagi masyarakat pedesaan yang memiliki usaha peternakan, baik individual maupun kelompok, untuk memenuhi kebutuhan energi rumah tangga sehari hari dan sebagai energi generator listrik untuk keperluan pedesaan serta hasil samping nya dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik yang apabila dikelola secara terpadu juga memberikan pengaruh terhadap peningkatan hasil pertanian dan perekonomian masyarakat Pedesaan. Proses produksi biogas yang akan dipakai berazaskan pada Teknologi Tepat Guna dengan menggunakan digester yang dilengkapi gas holder. BIOGAS Teknologi biogas sederhana yang dikembangkan di Indonesia berfokus pada aplikasi skala kecil atau menengah yang dapat dimanfaatkan masyarakat pertanian yang memiliki ternak sapi 2 20 ekor. Biogas adalah suatu jenis gas yang bisa dibakar,yang diproduksi melalui proses fermentasi anaerobik bahan organik seperti kotoran sapi dan manusia, serta tumbuhan oleh bakteri pengurai metanogenik pada sebuah Reaktor Biodigister. Hasil proses produksi Biogas memiliki komposisi Gas Metan ; CO 2, dan sejumlah kecil gas H 2, N 2 dan H 2 S. 29

Tabel. 1. Komposisi Biogas KOMPONEN KONSENTRASI Metana 50 68 % vol. Karbon Dioksid 20 48 % vol. Air 5 7 % Hidrogen Sulfid 20 20.000 ppm Nitrogen < 2 % vol. Oksigen < 2 % vol. Nilai Kesetaraan Biogas dan Energi lain yang dihasilkan dapat terlihat pada Tabel. 2. dibawah ini : Tabel. 2. Nilai Kesetaraan Biogas Aplikasi 1 m 3 Setara dengan Penerangan 60 100 Watt / 6 jam. Memasak Untuk 2 keluarga ( 5-6 orang). Pengganti Bahan 0,54-0,7 kg Minyak Tanah (tergantung kadar metan) Bakar Pembangkit Tenaga Dapat menghasilkan 0,5 1,25 kwh Listrik. Listrik Biogas memiliki kelebihan dibandingkan minyak tanah ataupun kayu bakar, karena dapat menghasilkan Api Biru yang bersih dan mempunyai nilai kalor cukup tinggi, yaitu sekitar 4800-6700 Kkal/m³. Gas metan murni mengadung energi 8900 Kkal/m³. Biogas dapat dipergunakan pada hari ke 4-5 sesudah biodigister terisi penuh, dan mencapai puncak pada hari ke 20-25. Keluaran dari hasil samping pengolahan Biogas akan digunakan sebagai pupuk organik padat maupun cair, yang dalam jumlah besar akan dapat berpengaruh terhadap peningkatan hasil pertanian, sehingga terwujudnya suatu Desa yang Mandiri Pangan dan Energi. Penggunaan biodigester dapat membantu pengembangan sistem pertanian dengan mendaur ulang kotoran hewan untuk memproduksi gas bio dan diperoleh hasil samping berupa pupuk organik dengan mutu yang baik. Selain itu, dengan pemanfaatan biodigester dapat mengurangi emisi gas metan (CH 4 ) yang dihasilkan pada dekomposisi bahan organik yang diproduksi dari sektor pertanian dan peternakan, karena kotoran sapi tidak dibiarkan terdekomposisi secara terbuka melainkan difermentasi menjadi energi gas bio. Gas metan termasuk gas rumah kaca (greenhouse gas), bersama dengan gas karbondioksida (CO 2 ) memberikan efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global. Pengurangan gas metan secara lokal ini dapat berperan positif dalam upaya penyelesaian permasalahan global (efek rumah kaca), sehingga upaya ini dapat diusulkan sebagai bagian dari program internasional Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism). Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu, Biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana, batubara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil. Biogas dapat digunakan dengan cara yang sama seperti gas - gas mudah 30

terbakar yang lain. Pembakaran biogas dilakukan dengan mencampurnya dengan sebagian oksigen (O2). Namun demikian, untuk mendapatkan hasil pembakaran yang optimal, perlu dilakukan pra kondisi sebelum Biogas dibakar yaitu melalui proses pemurnian/penyaringan karena Biogas mengandung beberapa gas lain yang tidak menguntungkan. Sebagai salah satu contoh kandungan gas Hidrogen Sulfida yang tinggiyang terdapat dalam Biogas jika dicampur dengan Oksigen dengan perbandingan 1:20, maka akan menghasilkan gas yang sangat mudah meledak. Tetapi sejauh ini belum pernah dilaporkan terjadinya ledakan pada sistem Biogas sederhana. Proses produksi biogas yang terintegrasi dapat terlihat pada skema proses dibawah ini : GENSET ENERGI LISTRIK Stabiliser Gas Storage Gas Adsorber Kompor Gas Rumah Tangga Kotoran Sapi Air Proses Absorber Water Trap GAS HOLDER Bak Pencampur REAKTOR BIODIGESTER Slurry Produk Pupuk Organik Gambar 1. Skematik Integrasi Proses Produksi Biogas RANCANG BANGUN PROSES PRODUKSI BIOGAS 1. Tahap Persiapan Tahapan awal adalah survey dan mempersiapkan lokasi serta pemasangan Instalasi reaktor biodigester. 2. Tahap Proses Produksi : a. Kotoran sapi dilakukan pencampuran dengan air dalam Bak Pencampur, dengan perbandingan berkisar 1 : 1 dan dilakukan pengadukan agar campuran dapat tercampur dengan homogen. b. Setelah bahan organik tercampur dengan baik, selanjutnya campuran tersebut siap dimasukkan ke dalam Reaktor Digester melalui penyaringan untuk dilakukan proses fermentasi an aerob. 31

c. Proses fermentasi An aerob berjalan pada selang waktu tertentu dan biogas mulai terbentuk dan dialirkan ke penampung gas (Gas Holder) melalui penangkap gas (Water Trap). Biogas sudah siap untuk dipergunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah. d. Selanjutnya, apabila biogas akan digunakan sebagai Energi Listrik maka dilakukan proses pemurnian gas memakai alat Absorber Gas (Bubble Coloumn) untuk menyerap gas CO 2 dan alat Adsorber Gas (Packed Coloumn) sebagai pengering gas dan penyerap gas-gas lainnya. Biogas yang sudah dimurnikan dimasukkan ke dalam Storage gas dengan bantuan kompresor agar dapat menyimpan biogas yang lebih banyak. Biogas dari storage gas, jika akan digunakan sebagai bahan bakar genset maka dialirkan terlebih dahulu kedalam stabiliser gas agar nyala mesin lebih stabil dan lebih lama pemakaiannya. Produk Samping : Produk samping (by produk) dari proses produksi biogas adalah Slurry produk biodigester yang dapat diproses menjadi produk pupuk organik padat dan cair dengan memakai alat pemisah (Ekstraktor). Analisis Ekonomi Energi Jumlah Kotoran sapi yang dihasilkan perhari sekitar 28 Kg/ekor, dengan Volume digester yang dibangun adalah 3 m³ maka biogas yang dihasilkan 11,5 m³/hari (kesetaraan terhadap konversi minyak tanah tergantung jumlah gas Metan yang terbentuk). Nilai itu untuk menghitung minyak tanah yang tergantikan (dalam liter). Nilai kesetaraan, yaitu 0,54 Liter minyak /m³ biogas (bila kadar metan 54%). Dengan demikian, nilai kesetaraan minyak yang dapat dikonversi adalah 6,21 Liter. Jika nilai rendemen degester 80 %, maka : Total produksi biogas per hari = 6,21 liter x 80 % = 5 liter minyak tanah. Diasumsikan harga biogas sama dengan harga minyak tanah per liternya yaitu Rp 4.000,-.. Pendapatan Biogas per hari : = 5 liter x Rp 4.000/liter = Rp. 20.000,-./hari. Selain menghasilkan produk biogas, proses ini juga menghasilkan produk turunan berupa pupuk organik padat dan cair dengan prosentase 70 % cairan & 30 % padatan. Apabila tiap hari di isi sejumlah 180 kg campuran kotoran sapi dan air, maka akan menghasilkan : Pupuk organik padat : = 30 % x 180 kg = 60 kg x Rp.750,-.= Rp.45.000,-./hari. Pupuk organik cair : = 70 % x 180 kg = 126 kg/1,2 (kg/liter) x Rp. 2.000,-. = Rp. 210.000,-./hari. Total Pemasukan per hari : = Rp. 20.000,-.+ Rp. 45.000,-.+ Rp. 210.000,-. = Rp. 275.000,-. Hasil analisis produk turunan biogas berupa pupuk organik cair dan padat, dapat terlihat pada tabel 3. dibawah ini : 32

Tabel. 3. Hasil Analisis Laboratorium Parameter Komponen N (%) P (%) K (%) TOC (%) Pupuk Organik Cair 21,16 23,92 14,28 9,76 Pupuk Organik Padat 20,24 18,34 12,45 7,56 KESIMPULAN Permasalahan pemeritahan yang semakin komplek, turut mendukung meroketnya harga minyak mentah dan tentunya menjadikan minyak,biogas sebagai alternatif pengganti bahan bakar minyak tanah dan energy listrik untuk keperluan seharihari. Biogas merupakan salah satu energi yang dapat diperbarui (renewable energy), dengan ketersediaan yang melimpah dan sangat dekat dengan manusia serta mudah pemanfaatannya. Disamping itu, hasil samping dari produksi biogas (by product) berupa slurry dapat dipisahkan menjadi produk pupuk organik padat dan cair yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah pertanian. Dengan demikian, aplikasi makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya dalam rangka kemandirian energi dan pangan rakyat serta menjamin ketersediaan energi dengan murah. Apabila proses produksi biogas dilakukan secara terintegrasi dan terimplementasi dengan baik maka bukan mustahil kemandirian masyarakat akan energy khususnya bisa terwujud di daerah pedesaan sekalipun. *), **) Dosen Teknik Industri STT POMOSDA Nganjuk DAFTAR PUSTAKA Biodigester Installation Manual, Lylian rodriguez and T R Preston. FAO. Biogas/Biofertilizer Business Handbook Manual. Michael Arnott. Peace Corps. Chinesse Biogas Manual. English version by Ariane van Buren. Intermediate Technology Publication, Ltd. How To Install Polyethylene Biogas Plant. Fransisco X. Aguilar. The Royal Agricultural College Cirencester. Junus, M., 1987, Teknik Membuat dan Memanfaatkan Unit Gas Bio, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Proses Biogas terintregrasi, Ir.Mu tasimbillah,ms, Makalah LPPM UPN Jatim 33

GAMBAR RANCANG BANGUN DIGESTER 34