PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PUSAKA DARANANTE

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN JEPARA

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PELALAWAN Dan BUPATI PELALAWAN MEMUTUSKAN :

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN MAGELANG

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Menimbang : Mengingat :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH KAPUAS INDAH

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 1999 TENTANG KEPENGURUSAN BADAN USAHA MILIK DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TIDUNG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH UPUN TAKA DI KABUPATEN TANA TIDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BERDIKARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BUKIT SERELO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SWATANTRA KABUPATEN BULELENG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) KABUPATEN BELITUNG TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SARANA PEMBANGUNAN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6A TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR RESIK KOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBA BARAT DAYA,

PEMERINTAH KOTA MAGELANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BATURAJA MULTI GEMILANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH MURA MAKMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH JASA TRANSPORTASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SARANA PEMBANGUNAN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR : 7 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL KEPADA BUMD PT PERDANA MULTIGUNA SARANA BANDUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH MURA ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR : 15 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 01 Tahun : 2009 Seri : D

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR MANUNTUNG JAYA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH LAMONGAN NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR KABUPATEN LAMONGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PERTANIAN KABUPATEN MAROS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBA BARAT DAYA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN UMUM DAERAH ANEKA USAHA DAN JASA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BATANG HARI MITRA HUTAN LESTARI

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH SAPEUE PAKAT KABUPATEN PIDIE

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KABUPATEN BULUNGAN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PERHOTELAN KABUPATEN BANYUWANGI

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH WIRA USAHA WOLIO SEMERBAK KOTA BAUBAU

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MADIUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH OBYEK WISATA UMBUL KABUPATEN MADIUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 06 TAHUN 2016

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN DAERAH KABIPATEN MAROS NOMOR : 05 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PENGELOLAAN ASSET KABUPATEN MAROS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BERSUJUD KABUPATEN TANAH BUMBU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA AMERTHA JATI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH Nomor : 15 Tahun 2002 Seri E Nomor : 1 PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 02 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH WISMA MAROS KABUPATEN MAROS

PERATURANDAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN TEBO

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PUSAKA DARANANTE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SANGGAU, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 177 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah joncto pasal 4 ayat (1) Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Pusaka Daranante; Mengingat 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9), sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844 ); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1984 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum Badan Usaha Milik Daerah; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah. 2

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SANGGAU dan BUPATI SANGGAU MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PUSAKA DARANANTE BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Sanggau. 2. Bupati adalah Bupati Sanggau. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Daerah. 4. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sanggau 6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah Rencana Keuangan Tahunan Pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD. 7. Perusahaan Daerah yang selanjutnya disingkat Perusda, adalah Badan Usaha yang pendiriannya diprakarsai oleh Pemerintah Daerah untuk melakukan kegiatan ekonomi produktif di daerah. 8. Direksi adalah Direksi Perusda Pusaka Daranante yang bertanggungjawab penuh atas pengurusan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan serta mewakili perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan. 9. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Perusda Pusaka Daranante. 10. Modal dasar adalah modal utama Perusda Pusaka Daranante. 11. Kekayaan daerah yang dipisahkan adalah sebagian kekayaan daerah yang berasal dari APBD yang dipisahkan untuk digunakan dalam penyertaan modal usaha pada Perusda. 12. Pihak Ketiga adalah instansi dan atau badan usaha dan atau perseorangan yang berada diluar organisasi pemerintah daerah antara lain pemerintah pusat, pemerintah daerah lain, BUMN, BUMD, BUMDES (Badan Usaha Milik Desa), usaha koperasi, Usaha Swasta Nasional dan atau usaha swasta asing yang tunduk pada hukum Indonesia. 13. Pejabat yang ditunjuk adalah Pejabat yang ditunjuk Bupati untuk melakukan pembinaan dan pengendalian sesuai dengan pendelegasian wewenang yang diberikan Bupati kepadanya. 3

BAB II NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 2 (1) Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Badan Usaha milik Daerah dalam bentuk Perusda. (2) Nama Perusda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Perusda Pusaka Daranante. (3) Perusda Pusaka Daranante berkedudukan dan berkantor pusat di ibukota Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat dan dapat membuka kantor cabang, cabang pembantu, perwakilan dan unit usaha lainnya diseluruh wilayah Indonesia. BAB III TUJUAN PENDIRIAN Pasal 3 (1) Tujuan didirikan Perusda Pusaka Daranante adalah untuk meningkatkan sumber pendapatan asli daerah dan sebagai sarana pengembangan perekonomian serta pembangunan daerah. (2) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Perusda Pusaka Daranante dikelola dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), yakni profesional, efisien, transparan, mandiri, akuntabel, patut/ wajar dan tertib administrasi. (3) Perusda Pusaka Daranante dalam usaha mencapai tujuannya dapat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga. BAB IV JENIS DAN BIDANG USAHA Pasal 4 (1) Untuk memenuhi tujuan pendirian Perusda Pusaka Daranante sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Perusda dapat melakukan kegiatan ekonomi produktif serta kegiatan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan. (2) Jenis usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi bidang usaha a. Perdagangan Barang dan Jasa; b. Industri ; c. Agrobisnis ; d. Jasa Keuangan non Bank ; e. Infrastruktur Ekonomi; dan f. Usaha lainnya yang sah dan tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan. 4

BAB V MITRA KERJA Pasal 5 Dalam melakukan usahanya Perusda Pusaka Daranante dapat bekerjasama dengan mitra kerja seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah lain, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Koperasi, Badan Usaha Milik Desa, Usaha Swasta Nasional, Usaha Swasta Asing berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. BAB VI MODAL DASAR Pasal 6 (1) Modal Dasar Perusda Pusaka Daranante ditetapkan dalam APBD Kabupaten Sanggau pada Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal. (2) Modal disetor yang diperlukan sebagai modal dasar Perusda Pusaka Daranante sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipenuhi oleh Pemerintah Daerah. (3) Modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan. (4) Penambahan modal bersumber dari : a. APBD; b. kapitalisasi Cadangan; dan/atau c. sumber dana lain yang sah. (5) Setiap penambahan modal yang dananya berasal dari APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. BAB VII ORGAN PERUSAHAAN Bagian Kesatu Organ Pasal 7 (1) Organ Perusahaan Daerah terdiri atas : a. Direksi; dan b. Dewan Pengawas. (2) Ketentuan mengenai organ Perusda Pusaka Daranante lebih lanjut diatur dalam Peraturan Bupati Bagian Kedua Direksi Pasal 8 (1) Direksi diangkat oleh Bupati atas usul Dewan Pengawas setelah mendengar pertimbangan DPRD. (2) Untuk dapat diangkat sebagai Anggota Direksi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 5

a. memiliki latar belakang pendidikan paling rendah sarjana (S1); b. mempunyai pengalaman kerja paling sedikit 5 (lima) tahun di Perusahaan yang dibuktikan dengan surat keterangan (referensi) dari perusahaan sebelumnya dengan penilaian baik; c. bagi calon Direksi dari Pegawai Negeri Sipil, paling sedikit memiliki masa kerja 10 (sepuluh) tahun dan memiliki penilaian kinerja baik; d. membuat dan meyajikan proposal tentang visi, misi dan strategis perusahaan;dan e. tidak terikat hubungan keluarga dengan Bupati dengan anggota Direksi atau Anggota Dewan Pengawas lainnya sampai derajat ketiga. (3) Pengangkatan anggota Direksi sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 9 Perusda Pusaka Daranante dipimpin oleh seorang Direktur, dapat lebih dari satu orang, paling banyak 3 (tiga) orang dan diantaranya menjabat Direktur Utama. Pasal 10 (1) Seseorang dapat menduduki jabatan Direksi paling banyak 2 (dua) kali masa jabatan dalam kedudukan yang sama di Perusda Pusaka Daranante. (2) Pengangkatan untuk masa jabatan yang kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila Direksi terbukti mampu meningkatkan kinerja Perusda Pusaka Daranante setiap tahun. (3) Masa jabatan Direksi ditetapkan selama 4 ( empat) tahun. Pasal 11 Direksi mempunyai tugas : a. memimpin dan mengendalikan semua kegiatan di Perusda Pusaka Daranante; b. menyampaikan rencana kerja 5 (lima) tahunan dan rencana kerja anggaran tahunan Perusda Pusaka Daranante kepada Dewan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan dan di sahkan Bupati; c. melakukan perubahan terhadap program kerja setelah mendapat persetujuan Dewan Pengawas; d. membina pegawai ; e. mengurus dan mengelola kekayaan Perusda Pusaka Daranante; f. menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan; g. mewakili Perusda Pusaka Daranante baik di dalam dan di luar Pengadilan;dan h. menyampaikan laporan berkala mengenai seluruh kegiatan termasuk neraca dan perhitungan laba/rugi kepada Dewan Pengawas. Pasal 12 Direksi mempunyai wewenang : a. mengangkat dan memberhentikan pegawai setelah mendapat pertimbangan Dewan Pengawas; 6

b. mengangkat dan memindahtugaskan pegawai dari jabatan setelah mendapat pertimbangan Dewan Pengawas; c. menandatangani neraca dan perhitungan laba/rugi;dan d. menandatangani ikatan hukum dengan pihak lain. Pasal 13 Direksi memerlukan persetujuan dari Dewan Pengawas dalam hal : a. mengadakan perjanjian-perjanjian kerjasama usaha dan atau pinjaman yang dapat berakibat terhadap berubahnya asset dan atau membebani anggaran Perusda Pusaka Daranante; b. memindahtangankan, menghipotek atau menggadaikan benda bergerak dan/atau tak bergerak milik Perusda Pusaka Daranante, untuk asset di atas Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) harus dengan pertimbangan DPRD;dan c. Penyertaan modal dalam Perusahaan lain. Pasal 14 Direksi diberhentikan dengan alasan : a. atas permintaan sendiri; b. meninggal dunia; c. karena kesehatan sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya; d. tidak melaksanakan tugasnya sesuai dengan program kerja yang telah disetujui; e. terlibat dalam tindakan yang merugikan Perusda Pusaka Daranante;dan f. di pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Pasal 15 (1) Apabila Direksi diduga melakukan salah satu perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 huruf c, huruf d dan huruf e, Dewan Pengawas segera melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan. (2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbukti, Dewan Pengawas melaporkan kepada Bupati. (3) Bupati paling lama 12 ( duabelas ) hari kerja setelah menerima hasil laporan Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sudah mengeluarkan keputusan bupati tentang pemberhentian sebagai Direksi, bagi Direksi yang melakukan perbuatan sebagaimana maksud dalam Pasal 14 huruf c, huruf d, huruf e dan huruf f ; (4) Direksi yang diberhentikan sebagaimana maksud dalam Pasal 14 huruf a, huruf b dan huruf c, di berhentikan dengan hormat. (5) Direksi yang diberhentikan sebagaimana maksud dalam Pasal 14 huruf d, huruf e dan huruf f, di berhentikan dengan tidak hormat. Pasal 16 (1) Paling lama 3 (tiga) bulan sebelum masa jabatan Direksi berakhir Dewan Pengawas sudah mengajukan calon Direksi kepada Bupati. (2) Bupati mengangkat Pelaksana Tugas (PLT) apabila Direksi diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir. 7

(3) Pengangkatan Pelaksana Tugas ditetapkan dengan keputusan bupati untuk masa jabatan paling lama 6 (enam) bulan. Bagian Ketiga Dewan Pengawas Pasal 17 (1) Dewan Pengawas diangkat oleh Bupati. (2) Untuk dapat diangkat menjadi Dewan Pengawas, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. menyediakan waktu yang cukup; b. tidak terikat hubungan keluarga dengan Bupati atau Dewan Pengawas lainnya atau dengan Direksi sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun kesamping;dan c. mempunyai pengetahuan yang cukup dibidang Perusda Pusaka Daranante (3) Pengangkatan Dewan Pengawas sebagaimana pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 18 Jumlah keanggotaan Dewan Pengawas paling banyak 3 (tiga) orang, diantaranya dipilih menjadi ketua merangkap anggota. Pasal 19 (1) Masa bhakti Dewan Pengawas selama 3 ( tiga ) tahun. (2) Dewan Pengawas diangkat paling banyak 2 (dua) kali masa jabatan. Pasal 20 (1) Dewan Pengawas mempunyai tugas : a. mengawasi kegiatan operasional Perusda Pusaka Daranante; b. memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap pengangkatan dan pemberhentian Direksi; c. memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap program kerja yang diajukan oleh Direksi; d. memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap laporan neraca dan perhitungan laba/rugi;dan e. memberikan pendapat dan saran atas laporan kinerja Perusda Pusaka Daranante. (2) Untuk kelancaran tugas Dewan Pengawas dapat membentuk Sekretariat Dewan Pengawas. 8

Pasal 21 Dewan Pengawas mempunyai tugas dan wewenang: a. memberikan peringatan kepada Direksi yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan program kerja yang telah disetujui; b. memeriksa Direksi yang diduga merugikan Perusahaan; c. mengesahkan rencana kerja anggaran Perusda Pusaka Daranante; d. menerima atau menolak pertanggungjawaban keuangan dan program kerja Direksi tahun berjalan. Pasal 22 (1) Dewan Pengawas dapat diberhentikan oleh Bupati dengan alasan sebagai berikut: a. masa jabatan berakhir; b. atas permintaan sendiri; c. meninggal dunia; d. karena kesehatan sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya; e. tidak melaksanakan tugas dan wewenangnya ; f. terlibat dalam tindakan yang merugikan Perusda Pusaka Daranante; dan g. di pidana berdasakan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. (2) Apabila Dewan Pengawas diduga melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, huruf e dan huruf f, Bupati segera melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan. (3) Apabila hasil pemeriksaan Dewan Pengawas terbukti perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bupati paling lama 12 ( dua belas )hari kerja segera mengeluarkan Keputusan Bupati tentang pemberhentian sebagai Dewan pengawas. BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN Pasal 23 (1) Bupati dan / atau pejabat yang ditunjuk dapat melakukan Pembinaan dan Pengendalian terhadap perusahaan. (2) Bupati wajib memberikan laporan kepada DPRD mengenai hasil pembinaan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. BAB IX PEMBUBARAN Pasal 24 Pembubaran Perusda Pusaka Daranante dilakukan berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. 9

BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sanggau. Ditetapkan di Sanggau pada tanggal 5 Maret 2013 BUPATI SANGGAU, TTD Diundangkan di Sanggau pada tanggal 1 Juli 2013 SETIMAN H. SUDIN Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SANGGAU, TTD A.L LEYSANDRI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU TAHUN 2013 NOMOR 5 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM YAKOBUS, SH, MH Pembina (IV/a) NIP. 19700223 199903 1 002 10

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PUSAKA DARANANTE I. UMUM Seiring dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang nyata dan bertanggungjawab serta harus berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat maka diperlukan percepatan proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah. Untuk itu diperlukan upaya-upaya untuk memupuk sumber pendapatan daerah. Berdasarkan Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pada pasal 177 dan Undang Undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah pasal 6 ayat (1), Pendapatan Asli Daerah bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Dengan belum memadainya Pendapatan asli daerah untuk membiayai pembangunan Kabupaten Sanggau maka Pemerintah Kabupaten Sanggau berupaya menambah sumber pendapatan daerah. Untuk mewujudkan penerimaan Penerimaan Pendapatan asli daerah Kabupaten Sanggau melalui hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan tersebut dilakukan antara lain melalui Pendirian Perusahaan Daerah. Sesuai dengan Undang-Undang nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah bahwa Perusahaan daerah didirikan dengan Peraturan daerah. Keberadaan Perusahaan daerah ini menjadi alternatif bagi pemerintah daerah dalam mendorong peningkatan perekonomian daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki. Perusahaan daerah dalam bentuk Perseroan Terbatas merupakan salah satu kelengkapan otonomi daerah dibidang ekonomi yang diharapkan ambil bagian secara langsung dalam mendukung perkembangan dan pertumbuhan daerah. Perusahaan Daerah yang dibentuk diupayakan tetap mandiri dan mendapatkan laba sehingga menunjang kelangsungan perusahaan. Agar dapat mengoptimalkan perannya dan mampu mempertahankan keberadaannya dalam perkembangan ekonomi dunia yang semakin terbuka dan kompetitif, perlu menumbuhkan budaya profesionalisme antara lain melalui pembinaan pengurusan dan pengawasannya yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good coorporate governance). 11

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 Cukup Jelas Pasal 3 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Kerjasama dengan pihak ketiga dilakukan dengan prinsip saling menguntungkan dan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 12

Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 4 13

14