TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. saling memberi manfaat bagi peningkatan kegunaannya. Kegiatan survei dan pemetaan

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. satu dokumentasi utama sebagai dasar dalam proyek-proyek pengembangan

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).

TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pasir Pantai. hubungannya dengan tanah dan pembentukkannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanah dan Lahan

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian dan Perkebunan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Lahan dapat diartikan bermacam-macam tergantung dari sudut pandang. (landscape) yang mencangkup pengertian lingkungan fisik termasuk tanah, iklim,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. langsung kelapangan. Data yang diperoleh berupa data fisik, kimia, biologi,

TATA CARA PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. informasi dari sumber-sumber lain yang relevan (Rayes, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. yang dimiliki oleh lahan yang akan digunakan. Dengan cara ini maka akan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.

I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

Evaluasi Lahan. proses perencanaan penggunaan lahan (land use planning). Evaluasi lahan

TINJAUAN PUSTAKA. di laboratorium, yang dilakukan secara sistematis dengan metode-metode tertentu

3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. Makin banyak informasi yang diperoleh dari pelaksanaan survei pada skala yang

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan pemetaan tanah merupakan suatu kesatuan yang saling

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr.) dpl. (Nurbani, 2012). Adapun klasifikasi tanaman durian yaitu Kingdom

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN

TINJAUAN PUSTAKA. dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta. Secara astronomis Dusun Ngampon terletak pada 7 o 50 LS - a) Sebelah utara : Dusun Padangan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Singkong. prasejarah. Potensi singkong menjadikannya sebagai bahan makanan pokok

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

TINJAUAN PUSTAKA. yang dikeringkan dengan membuat saluran-saluran drainase (Prasetyo dkk,

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kualitas dan Karakteristik Lahan Sawah. wilayahnya, sehingga kondisi iklim pada masing-masing penggunaan lahan adalah

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Lahan Kesesuaian Tanaman Karet

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

TINJAUAN PUSTAKA. satu dokumentasi utama sebagai dasar dalam proyek-proyek pengembangan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) ialah tumbuhan tropika dan subtropika dari

TINJAUAN PUSTAKA. A. Material Vulkanik Merapi. gunung api yang berupa padatan dapat disebut sebagai bahan piroklastik (pyro = api,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. 8 desa merupakan daerah daratan dengan total luas 2.466,70 hektar.

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelapa Sawit(Elaeis guineensis) tanaman kelapa sawit diantaranya Divisi Embryophyta Siphonagama, Sub-devisio

TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan

Lampiran 1. Deskripsi Profil

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Parangtritis, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY mulai

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Lahan pesisir Pantai Desa Bandengan,

Berdasarkan TUJUAN evaluasi, klsifikasi lahan, dibedakan : Klasifikasi kemampuan lahan Klasifikasi kesesuaian lahan Kemampuan : penilaian komponen lah

11. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. lahan pasir pantai Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen dengan daerah studi

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C)

Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Metode Penelitian. diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari

Lampiran 1. Data curah hujan di desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dapat menghasilkan genotip baru yang dapat beradaptasi terhadap berbagai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di lahan pertanaman padi sawah (Oryza sativa L.) milik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

Evaluasi Lahan. Evaluasi Kemampuan Lahan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Geofisik Wilayah. genetik tanaman juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yang berupa nutrisi

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Spermatophyta, subdivisio Angiospermae, class Monocotyledoneae, family

8/19/2015 SENAWI SNHB-FKT-UGM

TINJAUAN PUSTAKA. survei dan pemetaan tanah menghasilkan laporan dan peta-peta. Laporan survei

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. oleh konsumen Indonesia karena memiliki rasa yang enak dan jumlah biji yang

Mela Febrianti * 1. Pendahuluan. Abstrak KESESUAIAN LAHAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

BAB II TINJAUN PUSTAKA

Lampiran 1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Kelapa sawit

Pemetaan Tanah.

II. TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS KULIAH SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN SETELAH UTS

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah Irigasi (Oryza sativa L.) Di Desa Bakaran Batu Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai

II TINJAUAN PUSTAKA. induknya (Hardjowigeno, 1993). Tanah Inceptisols yang terdapat di dataran rendah, solum

Kesesuaian Lahan Tanaman Kelapa di Lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Survei Tanah Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu dokumentasi utama sebagai dasar dalam proyek-proyek pengembangan wilayah. Makin banyak informasi yang diperoleh dari pelaksanaan survei pada skala yang besar akan memberikan manfaat yang lebih besar, tergantung dengan pelaksanaan survei yang dilakukan (Hakim, dkk, 1986). Survei tanah merupakan pekerjaan pengumpulan data kimia, fisik dan biologi di lapangan maupun di laboratorium dengan tujuan pendugaan lahan umum maupun khusus. Survei merupakan sebagian dari proyek, sedangkan proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai sasaran tertentu dan membutuhkan banyak sarana. Oleh karena itu agar survei dapat mencapai sasaran dengan biaya dan waktu seoptimal mungkin, perlu dilakukan perencanaan survei (Abdullah, 1993). Survei dan pemetaan tanah merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan saling memberi manfaat bagi peningkatan kegunaannya. Kegiatan survei dan pemetaan tanah menghasilkan laporan dan peta-peta. Laporan survei berisikan uraian secara terperinci tentang tujuan survei, keadaan fisik dan lingkungan lokasi survei, keadaan tanah, klasifikasi dan interpretasi kemampuan lahan serta saran/rekomendasi (Sutanto, 2005) Tujuan survei tanah adalah mengklasifikasikan, menganalisis dan memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah-tanah yang sama dan hampir

sama sifatnya ke dalam satuan peta tanah tertentu dengan mengamati profil tanah atas warna, struktur, tekstur, konsistensi, sifat-sifat kimia dan lain-lain (Hardjowigeno, 2003). Interpretasi terhadap hasil survei tanah bagi pengembang sampai saat ini meliputi : 1. Pendugaan potensi produksi jenis-jenis tanaman utama pada setiap tipe tanah di bawah tingkat pengelolaan tertentu. 2. Kebutuhan masukan (input) bagi setiap jenis tanaman, yakni sebesar input yang perlu bagi setiap level produksi yang diinginkan atau setiap tipe tanah tertentu. 3. Kemungkinan perubahan perilaku setiap tipe tanah akibat irigasi. 4. Kemungkinan pembuatan drainase buatan. 5. Pendugaan respon terhadap penggunaan pupuk dan kapur yang banyak dikonsumsi oleh sifat-sifat tanah yang permanen berdasarkan tingkat kesuburan yang ditunjukkan oleh uji tanah (Hakim, dkk, 1986). Tanah harus ditentukan sifat-sifatnya di lapangan dalam keadaan yang sewajar-wajarnya dengan melihat ciri-ciri morfologi yang merupakan hasil genesa tanah yang dipengaruhi oleh : iklim, vegetasi, topografi, bahan induk dan waktu. Jadi jenis tanah sebagai bagian dari permukaan bumi harus diketahui tempat dan penyebarannya (Darmawijaya, 1997). Evaluasi Lahan Daya guna tanah untuk pertanian ditentukan oleh sejumlah faktor, yang terpenting diantaranya adalah kecuraman lereng yang menyangkut bahaya erosi,

bahaya banjir, drainase, kelembaban, permeabilitas, kepadatan massa, reaksi kimia, tingkat salinitas, daya tampung air, struktur lapisan permukaan serta kesuburan alamiah tanah tersebut (Rayes, 2007). Berdasarkan sejumlah faktor tersebut suatu proses pendugaan potensi lahan untuk macam-macam penggunaan yang disebut dengan evaluasi lahan (Dent and Young, 1981). Evaluasi lahan ini merupakan alat yang biasa digunakan dalam proyek perencanaan. Alat ini sangat fleksibel, bergantung pada keperluan dan komoditas wilayah yang hendak dievaluasi (Abdullah, 1993). Sementara itu kesesuaian lahan merupakan penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan lahan tertentu. Kelas kesesuaian lahan areal dapat berbeda tergantung dari tipe penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan (Sitorus, 1985). Menurut FAO (1976) kegiatan utama dalam mengevaluasi lahan adalah sebagai berikut : 1. Konsultasi pendahuluan meliputi pekerjaan-pekerjaan persiapan antara lain penetapan yang jelas tujuan evaluasi, jenis data yang digunakan, asumsi yang akan digunakan mengevaluasi, daerah penelitian serta intensitas dan skala survei. 2. Deskripsi dari jenis penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan. 3. Membandingkan jenis penggunaan lahan dengan tipe-tipe lahan yang ada. Ini merupakan proses penting dalam evaluasi lahan, dimana data penggunaan lahan serta informasi-informasi ekonomi dan sosial digabungkan dan dianalisis secara bersama-sama.

4. Hasil dari empat butir tersebut adalah klasifikasi kesesuaian lahan. 5. Penyajian dari hasil-hasil evaluasi. Dalam penelitian kelas kesesuaian lahan menurut Husein (1980), digolongkan atas dasar kelas-kelas kesesuaian lahan sebagai berikut : 1. Kelas S1 : Sangat Sesuai (highly suitable), lahan tidak mempunyai pembatas yang serius untuk menerapkan pengelolaan yang diberikan atau hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti secara nyata terhadap produksinya dan tidak akan menaikkan masukan atas apa yang telah biasa dilakukan. 2. Kelas S2 : Sesuai (moderately suitable), lahan mempunyai pembatas yang agak serius untuk mempertahankan tingkat pengelolaannya yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi atau keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan. 3. Kelas S3 : Kurang Sesuai (marginally suitable), lahan mempunyai pembatas yang serius untuk mempertahankan tingkat pengelolaannnya yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi dan keuntungan atau lebih meningkatkan masukan yang diperlukan. 4. Kelas N : Tidak Sesuai (not suitable), lahan yang mempunyai faktor pembatas yang sangat berat dan/atau sulit diatasi. Dalam kesesuaian lahan dikenal kesesuaian lahan aktual yaitu kesesuaian lahan yang dilakukan pada kondisi penggunaan lahan sekarang tanpa masukan perbaikan dan kesesuaian lahan potensial yaitu kesesuaian lahan yang dilakukan pada kondisi setelah diberikan masukan perbaikan seperti : penambahan pupuk, pengairan atau terasering; tergantung dari jenis faktor pembatasnya. Penilaian kesesuaian lahan dilakukan dengan mencocokkan (matching) antara kualitas lahan

dan karakteristik lahan (sifat fisik dan kimia lahan) sebagai parameter dengan kriteria kelas kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan persyaratan penggunaan atau persyaratan tumbuh tanaman atau komoditas pertanian yang dievaluasi (Djaenudin, dkk, 2003). Karakteristik Lahan Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi, penggunaan karakteristik lahan untuk keperluan evaluasi lahan bervariasi. Karakteristik lahan yang digunakan adalah : temperatur udara, curah hujan, lamanya masa kering, kelembaban udara, drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman tanah, kapasitas tukar kation, kejenuhan basa, ph, H 2 O, C-organik, salinitas, alkalinitas, kedalaman bahan sulfidik, lereng, bahaya erosi, genangan, batuan di permukaan dan singkapan batuan (FAO, 1983) 1. Temperatur udara : merupakan temperatur udara tahunan dan dinyatakan dalam o C. 2. Curah hujan : merupakan curah hujan rerata tahunan yang dinyatakan dalam mm. 3. Lamanya masa kering : merupakan jumlah bulan kering berturut-turut dalam setahun dengan jumlah curah hujan < 60 mm. 4. Kelembaban udara : merupakan kelembaban udara rerata tahunan dan dinyatakan dalam %. 5. Drainase : merupakan laju perkolasi air ke dalam tanah terhadap aerasi udara dalam tanah.

6. Tekstur : menyatakan istilah dalam distribusi partikel tanah halus dengan ukuran < 2 mm. 7. Bahan kasar : menyatakan volume dalam persen dan adanya bahan kasar dengan ukuran > 2 mm. 8. Kedalaman tanah : menyatakan dalamnya lapisan tanah dalam cm yang dapat dipakai dalam perkembangan perakaran dari tanaman yang dievaluasi. 9. KTK liat : menyatakan kapasitas tukar kation dari fraksi liat. 10. Kejenuhan basa : jumlah basa-basa (NH 4 OAc) yang ada dalam 100 g contoh tanah. 11. Reaksi tanah : nilai ph tanah; pada lahan kering yang dinyatakan dengan data laboratorium, sedangkan pada lahan basah diukur di lapangan. 12. C-organik : kandungan karbon organik tanah dinyatakan dalam %. 13. Salinitas : kandungan garam terlarut pada tanah yang dicerminkan oleh daya hantar listrik, dinyatakan dalam ds/m. 14. Alkalinitas : kandungan natrium dapat ditukar, dinyatakan dalam %. 15. Kedalaman sulfidik : dalamnya bahan sulfidik diukur dari permukaan tanah sampai batas atas lapisan sulfidik, dinyatakan dalam cm. 16. Lereng : menyatakan kemiringan lereng diukur dalam %. 17. Bahaya erosi : bahaya erosi diprediksi dengan memperhatikan adanya erosi lembar permukaan (sheet erosion), erosi alur (reel erosion), dan erosi parit (gully erosion), atau dengan memperhatikan permukaan tanah yang hilang (rata-rata) pertahun. 18. Genangan : jumlah lamanya genangan dalam bulan selama satu tahun.

19. Batuan di permukaan : volume batuan (dalam %) yang ada di permukaan tanah/lapisan olah. 20. Singkapan batuan : volume batuan (dalam %) yang ada dalam solum tanah. Setiap satuan peta lahan/tanah yang dihasilkan dari kegiatan survei dan/atau pemetaan sumber daya lahan, karakteristik lahan dapat dirinci dan diuraikan yang mencakup keadaan fisik lingkungan dan tanahnya. Data tersebut digunakan untuk keperluan interpretasi dan evaluasi lahan bagi komoditas tertentu. Syarat Tumbuh Tanaman Palawija Padi Sawah Irigasi (Oriza sativa) Padi dapat tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 45 0 LU sampai 45 0 LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500 mm - 2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah produksi dapat menurun karena penyerbukan kurang intensif. Di dataran tinggi 650 m di atas permukaan laut (d.p.l) - 1.500 m d.p.l., dengan temperatur 19 0 C 23 0 C. Tanaman padi memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman (Warintek Bantul, 2008). Padi sawah ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah yang memiliki lapisan keras 30 cm di bawah permukaan tanah. Menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18 cm - 22 cm. Keasaman tanah antara ph 4.0 7.0. Pada padi sawah, penggenangan akan mengubah ph tanam menjadi netral

(7.0). Pada prinsipnya tanah berkapur dengan ph 8.1 8.2 tidak merusak tanaman padi (Warintek Bantul, 2008). Padi Sawah Tadah Hujan (Oriza sativa) Syarat umum untuk tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 mm - 2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 m d.p.l - 1500 m d.p.l. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jumlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 cm - 22 cm dengan ph antara 4.0 7.0 (Ngraho, 2007). Jagung (Zea mays) Penanaman jagung didunia tersebar luas di daerah sub tropis ataupun tropis, tanaman jagung dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh. Secara umum tanaman jagung dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan interval ketinggian yaitu 500 m d.p.l - 1300 m d.p.l, namun yang terbaik yaitu antara 500 m d.p.l - 800 m d.p.l (Rukmana, 1997). Kemasaman tanah (ph) yang terbaik untuk jagung adalah sekittir 5.5 7.0. Tanah dengan kemiringan tidak lebih dari 8% masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan tegak lurus terhadap miringnya tanah, dengan maksud untuk mencegah bahaya erosi. Faktor-faktor iklim yang terpenting adalah jumlah dan pembagian dari

sinar matahari dan curah hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Tanaman jagung pada paska masa pertumbuhan membutuhkan 45 cm - 60 cm air atau 450 mm 600 mm air. Tempat penanaman jagung harus mendapatkan sinar matahari cukup dan jangan terlindung oleh pohon - pohonan atau bangunan. Bila tidak terdapat penyinaran dari matahari, hasilnya akan berkurang. Temperatur optimum untuk pertumbuhan jagung adalah antara 23 0 C - 27 0 C. (IPTEKnet, 2005). Sorgum (Shorgum bicolor) Sorgum yang dibudidayakan di Indonesia mempunyai nama ilmiah Sorgum bicolor (L) Moech. Suhu optimum untuk pertumbuhan sorgum berkisar antara 23 C - 30 C dengan kelembaban relatif 20% - 40%. Pada daerah-daerah dengan ketinggian 800 m d.p.l dimana suhunya kurang dari 20 C, pertumbuhan tanaman akan terhambat. Selama pertumbuhan tanaman, curah hujan yang diperlukan adalah berkisar antara 375 mm - 425 mm per tahun. Tanaman ini dapat tumbuh baik pada tanah yang sering kali tergenang. Sorgum dapat tumbuh pada ph tanah berkisar 5.0-5.5 dan lebih bertoleransi terhadap tanah salin (garam) dari pada jagung. (Deptan, 1990). Kacang Tanah (Arachis hypogea) Tanaman kacang tanah tidak terlalu menuntut persyaratan lingkungan yang ideal. Namun demikian, untuk tumbuh dan berproduksi dengan baik tanaman ini memerlukan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Syarat itu antara lain tanah yang gembur, ph 6.0-6.5, agak lembap. dan berdrainase baik. Tanah yang berdrainase buruk akan meyebabkan akar dan polong busuk. Sebaliknya jika terlalu kering pertumbuhan merana dan polong tidak terbentuk ( Danarti dan Najiyati, 1995).

Di Indonesia, tanaman Kacang Tanah cocok ditanam didataran rendah yang berketinggian dibawah 500 m d.p.l. lklim yang dibutuhkan tanaman kacang tanah adalah bersuhu tinggi antara 25 C 32 C, sedikit lembab (RH 65% - 75%), curah hujan 800 mm -1300 mm per tahun, tempat terbuka. Tanaman kacang tanah membutuhkan tanah yang berstruktur ringan, seperti tanah regosol, andosol, latosol dan alluvial. Kacang tanah dapat dibudidayakan di lahan sawah berpengairan, sawah tadah hujan, lahan kering tadah hujan (Warintek, 2007). Kacang tanah memberikan hasil terbaik jika ditanam ditanah remah dan berdrainase baik, terutama di tanah berpasir. Tanah bertekstur ringan memudahkan penembusan dan perkembangan polong. Ketersediaan kalsium tanah sangat diperlukan agar biji dapat tumbuh deengan baik. Hal ini juga sama dengan pertumbuhan pada kacang hijau (Rubatzky and Yamaguchi, 1998). Kacang Hijau (Phaseolus radiatus) Kacang hijau memiliki daya adaptasi yang luas. Di daerah kering atau pada musim kemarau dimana kedelai dan kacang tanah tumbuh merana, tanaman ini masih mampu berproduksi dengan baik. Namun demikian, pada awal pertumbuhannya hingga menjelang berbunga membutuhkan kelembapan tanah yang cukup Danarti dan Najiyati, 1995). Kacang hijau memerlukan iklim dengan curah hujan optimal 50 mm 200 mm per bulan, temperatur 25 o C 27 o C dengan kelembaban udara 50% - 80% dan cukup mendapat sinar matahari. Tekstur tanah yang sesuai adalah liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik dengan struktur tanah gembur, dan ph 5.8-7.0 optimal 6.7 (BPTP Sulsel, 2008).