I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Llatar Belakang, (2) Identifikasi

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat tumbuh berbagai macam flora, termasuk buah-buahan. Banyak

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

LEMBAR PENGESAHAN PEMBUATAN FRUIT LEATHER SIRSAK-ROSELLA HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahan pangan hasil pertanian seperti buah-buahan, umbiumbian

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Tenggara yang beriklim tropis basah seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya tanaman umbi-umbian, termasuk aneka

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn)

BAB I PENDAHULUAN. panjang cm dan garis tengah cm. Buah nangka terdiri atas

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 2000, dimana dalam satu tanaman biasanya menghasilkan 1 Kg buah. Dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di

BAB I PENDAHULUAN. gurih, berwarna cokelat, tekstur lunak, digolongkan makanan semi basah

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BABI PENDAHULUAN. digemari karena rasanya yang lezat, kandungan serat yang tinggi dan kandungan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat beragam dan tergolong ke dalam jenis buah tropis seperti rambutan, nanas,

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

LAPORAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN Pembotolan Manisan Pepaya. Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

TANAMAN PENGHASIL PATI

I PENDAHULUAN. halaman tempat tinggal (Purwaningsih, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

I. PENDAHULUAN. kuning atau merah (Prajnanta, 2003).

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

I. PENDAHULUAN. populer di dunia, berasal dari Asia Tenggara, serta menjadi tanaman buah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Es krim adalah salah satu makanan kudapan berbahan dasar susu

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

I. PENDAHULUAN. kelezatannya (Anonim a, 2006). Manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. masih bertumpu pada beras. Meskipun di beberapa daerah sebagian kecil penduduk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. misalnya sebagai lauk pauk, hal ini karena rasanya yang enak dan memiliki nilai. pangan juga tidak jauh berbeda (Hadiwiyoto, 1993).

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian dan (1.7) Tempat dan Waktu Penelitian. Jamur tiram putih atau dalam bahasa latin disebut Plerotus

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

I. PENDAHULUAN. Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang terbentang di sepanjang garis

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

Transkripsi:

I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Llatar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. 1.1. Latar Belakang Buah dengan nama campoleh atau campolay (Pouteria campechiana) merupakan buah sejenis sawo yang sering disebut Sawo Mentega, Sawo Ubi, atau Kanistel. Buah yang asalnya dari wilayah Amerika Tengah dan Meksiko bagian selatan ini, nama spesiesnya merujuk pada nama kota di Meksiko "Campeche", di dalam bahasa Inggris buah ini disebut sebagai Canistel, Egg Fruit, atau Yellow Sapote (Wikipedia, 2015) Buah campolay merupakan buah tropis yang sekarang telah dibudidayakan di Indonesia karena dapat tumbuh dengan baik. Buah campolay memiliki lapisan kulit luar yang tipis licin seperti berlilin berbentuk gelendong, bulat telur, bulat telur sungsang, sampai membulat dengan ujung berparuh. Sedangkan lapisan dalamnya sangat tebal, daging buahnya berwarna kuning, lembap atau agak kering menepung, berbau harum, agak samar, manis. Memiliki biji besar, coklat mengilat, bentuk bulat telur, panjangnya hingga 5 cm (Wikipedia, 2015). Pengolahan buah campolay ini hanya mencapai kurang lebih 10.000 ton/tahun. Tanaman ini tidak mengenal musim, artinya berbuah sepanjang musim, mau musim hujan atau kemarau dia tetap saja berbuah, tetapi pemanfaatan buah ini masih terbatas dan kurangnya minat masyarakat terhadap diversifikasi 1

2 produk dari bahan olahan buah campolay bila dilihat dari tekstur buahnya (Dadang, 2011). Buah campolay merupakan salah satu jenis buah yang belum mendapatkan perhatian khusus di Indonesia. Sampai sejauh ini buah campolay jarang dimanfaatkan. Dalam kehidupan sehari-hari buah campolay dikonsumsi dalam keadaan bentuk segar bukan sebagai bahan dasar suatu produk pangan. Oleh karena itu perlu dikembangkan olahan alternative buah campolay agar memiliki jangkauan pasar lebih luas dan mengamankan hasil panen melimpah. Dilihat dari potensi hasil panen buah campolay sangat besar. Buah campolay memiliki kandungan lengkap serat, zat tepung, mineral, kalsium, fosfor, karoten, thiamin, riboflavin, niasin, dan vitamin C. Dengan adanya kandungan ini membuat buah ini disebut-sebut sebagai alternatif pangan sehingga mulai banyak di budidaya (Warta, 2015). Pemanfaatan buah ini masih terbatas yang masih sering kita dengar yaitu sirup buah campolay. Bila dilihat dari tekstur buahnya, daging buah campolay yang kaya gizi ini kerap dipakai sebagai bahan campuran es krim, susu kocok (milkshake) atau sepertinya cocok sebagai bahan tambahan untuk kue-kue, sebagai pengganti labu dalam pudding, kue dadar (pancake) dan bahkan dijadikan selai, dodol dan untuk bahan isian roti (Dede, 2014). Pengolahan terhadap daging buah campolay dilakukan untuk memperpanjang nilai simpan, mengamankan hasil panen melimpah dan sebagai

3 diversifikasi produk, sehingga memperluas penggunaan dan pemasaran. Slah satu alternatif pemanfaatan yaitu pembuatan fruit leather buah campolay Fruit leather adalah suatu produk olahan buah yang dapat dibuat dari satu jenis atau campuran beberapa macam buah yang dihancurkan dan dikeringkan menjadi lembaran tipis yang mempunyai konsistensi dan rasa khas tergantung dari buah yang digunakan serta mempunyai kandungan air 10-15% dan dapat bertahan beberapa bulan jika disimpan pada kondisi penyimpanan yang baik (Kusumawati, 2005). Produk fruit leather buah campolay nampaknya di pasaran dalam negri masih sedikit, padahal produk ini sangat menguntungkan. Keuntungan produk fruit leather diantaranya penyimpanan dan transportasi menjadi lebih mudah, kadar air rendah sehingga tidak mudah terkotori dan terjangkit bibit penyakit serta praktis karena siap konsumsi (Kusumalaningsih dkk, 2005). Jenis buah yang dapat diolah menjadi fruit leather sebaiknya mempunyai kandungan serat tinggi, berkadar air tidak terlalu tinggi, tingkat kematangan yang cukup, dan mengandung gula yang cukup tinggi (Suci,1993). Buah campolay mengandung serat, kadar air tidak terlalu tinggi, berasa manis sehingga dapat diolah menjadi fruit leather. Bahan pengisi diperlukan untuk memperbaiki tekstur dari fruit leather buah campolay. Jenis bahan pengisi yang digunakan untuk membuat fruit leather umumnya berasal dari kelompok karbohidrat. Bahan pengisi yang berasal dari karbohidrat seperti pektin, gum arab, dekstrin, karagenan, asam alginate, maizena,

4 tapioka dan agar-agar (Winarno, 2002). Bahan pengisi yang ditambahakan akan mengikat air dan diduga akan mempengaruhi tekstur dari fruit leather buah campolay yang dihasilkan. Semakin banyak air yang terikat secara kimia diduga juga akan mempengaruhi lama pengeringan fruit leather buah campolay yang dihasilkan. Enie (1993) menyatakan mutu fruit leather tergantung pada proses pengeringan. Proses pengeringan akan mengakibatkan terjadinya perubahan warna, rasa, aroma dan tekstur. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Apakah konsentrasi bahan pengisi berpengaruh terhadap karakteristik fruit leather campolay 2. Apakah lama pengeringan berpengaruh terhadap karakteristik fruit leather campolay 3. Bagaimana interaksi antara konsentrasi bahan pengisi dengan lama pengeringan terhadap karakteristik fruit leather campolay 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian yang akan dilakukan adalah menentukan konsentrasi bahan pengisi dan lama pengeringan yang tepat dalam pembuatan fruit leather campolay.

5 Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah menghasilkan fruit leather campolay dengan kualitas fisik, kima dan organoleptik yang baik sehingga menghasilkan produk yang baik dan disukai oleh panelis. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dapat mengatasi kerusakan dan mampu memperpanjang daya simpan pada buah campolay, menjadikan suatu inovasi produk baru yang dapat meningkatkan nilai guna, nilai ekonomis, memberikan alternatif pemanfaatan buah campolay sehingga penyajian lebih praktis serta menambah keanekaragaman hasil olahan buah. 1.5. Kerangka Pemikiran Fruit leather merupakan produk makanan berbentuk lembaran tipis yang mempunyai konsistensi dan cita rasa khas suatu jenis buah. Buah-buahan yang baik sebagai bahan baku pembuatan fruit leather adalah yang mempunyai kandungan serat tinggi. Fruit leather adalah sejenis manisan kering yang dapat dijadikan sebagai bentuk olahan komersial dalam skala industri dengan cara yang sangat mudah, yaitu menghancurkan buah menjadi puree dan mengeringkannya (Raab dan Oehler, 2000). Menurut Herliana (1999), fruit leather dibuat dari satu jenis atau campuran beberapa macam buah yang dihancurkan dan merupakan potongan-potongan atau lembaran tipis yang mempunyai konsistensi dan rasa khas tergantung dari jenis buah-buahan yang digunakannya, mempunyai kandungan air 10-15% dan jika produk disimpan dalam kondisi yang baik dapat tahan 8-12 bulan.

6 Jenis buah yang digunakan pada pembuatan fruit leather ini adalah buah campolay. Buah ini kaya akan kalori, zat tepung, vitamin, mineral dan serat.. Buah campolay memiliki rasa buah yang unik yaitu merupakan campuran antara lembutnya alpukat dan manisnya ubi. Daging buah ini berwarna kuning empuk seolah kering menepung (hampir mirip dengan ubi cilembu) rasanya manis dan enak tentunya, aromanya sangat khas yaitu harum yang sangat menggoda selera. Pada pembuatan fruit leather campolay perlu ditambahakn bahan lain yaitu bahan pengisi, sukrosa, dan glukosa. Dalam proses pembuatan fruit leather perlu ditambahkan gula (sukrosa). Gula dapat memperbaiki konsistensi dan membantu transfer panas selama pengeringan serta dapat memberikan perbaikan aroma bagi bahan yang diawetkan. Selain itu gula tidak hanya berpengaruh pada rasa makanan tetapi juga pada penampakan dan tekstur makanan (Winarno, 2002). Sukrosa memiliki peranan penting dalam industri makanan, karena fungsinya yang beraneka ragam, yaitu sebagai pemanis, pembentuk tekstur, pengawet, pembentuk cita rasa, pengisi dan pelarut. Fungsi utama sukrosa sebagai pemanis sangat penting karena dapat meningkatkan penerimaan suatu makanan, yaitu menutupi cita rasa yang tidak menyenangkan dan juga dapat menyeimbangkan rasa asam, pahit dan asin (Enie, dkk., 1993). Penambahan sukrosa sebanyak 10% pada penelitian pendahuluan dapat menghasilkan warna, rasa, aroma dan tekstur fruit leather pisang angleng dan siam yang paling disukai (Syukur, 1997). Dalam penelitian mengenai fruit leather

7 jambu biji, hasil organoleptik terbaik terhadap aroma, rasa, warna dan tekstur pada penambahan sukrosa 7,5% (fress, 1999). Pada pembuatan flower leather bunga mawar ditambahkan gula sebanyak 2,5-10% (Invanio, 2005). Pada pembuatan fruit leather campolay, penambahan bahan pengisi juga sangat diperlukan. Bahan pengisi merupakan bahan yang ditambahkan pada proses pengolahan pangan untuk meningkatkan mutu produk. Menurut Suci (1993), bahan pengisi umumnya ditambahkan untuk jenis buah yang banyak mengandung air atau sedikit mengandung serat. Penelitian Osman (2004), hasil organoleptik terbaik terhadap rasa, aroma, warna dan tekstur vegetable paprika dengan bahan pengisi gum arab 1% pada suhu 50 0 C. Dalam penelitian pendahuluan fruit leather stroberi, penambahan dekstrin dengan konsentrasi sebanyak 1% menghasilkan fruit leather stroberi dengan warna, rasa, dan tekstur yang lebih baik (Ramdani, 2012). Hasil yang paling optimum dari pembuatan fruit leather cempedak adalah kombinasi perlakuan a2b1 pati maizena 2% dan sukrosa 15% (Hidayanti, 2004). Proses akhir pembuatan fruit leather buah campolay adalah proses pengeringan. Suhu pengeringan bahan pangan sangat beragam, tergantung pada teknik pengolahan yang dipakai. Jenis Pengisi, konsentrasi bahan pengisi, suhu pengeringan dan waktu pengeringan yang tepat dapat berpengaruh terhadap karakteristik fruit leather buah campolay.

8 Menurut Herliana (1999), menyatakan hasil fruit leather mangga yang optimum dengan penambahan sukrosa 25% dengan lama pengeringan 8 jam pada suhu 60 C. Menurut Henneman (1993), suhu optimum untuk pengeringan fruit leather adalah 60 C. Jika suhu yang digunakan lebih tinggi lagi, maka fruit leather akan mengalami case hardening yaitu keadaan yang lebih keras diluar atau permukaan sedangkan bagian dalam produk masih basah. Hal ini juga akan memungkinkan tumbuhnya jamur jika udara pada saat penyimpanan lembab dan tidak seimbang. 1.6. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut : Diduga konsentrasi bahan pengisi dan lama pengeringan serta interaksi keduanya berpengaruh terhadap karakteristik fruit leather campolay. 1.7. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Universitas Pasundan Bandung, yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 sampai dengan selesai.