BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triantara Nugraha, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Statistik Daerah. Kecamatan Andam Dewi. Katalog BPS : Sopo Godang Raja U

Wahana Fisika, 2(1), e-issn :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan

PENYESUAIAN PENETAPAN DAN PENERAPAN KODE POS INDONESIA WILAYAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Kehidupan masyarakat masa kini tentu saja tidak terlepas dari apa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

Statistik Daerah. Kecamatan Barus Utara. Katalog BPS :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara secara geografis terletak pada 1ºLintang Utara - 4º Lintang Utara dan 98 Bujur Timur Bujur

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LAPANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

Statistik Daerah. Kecamatan Sarudik. Katalog BPS :

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

IDENTIFIKASI JALUR SESAR MINOR GRINDULU BERDASARKAN DATA ANOMALI MEDAN MAGNET

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

PENGARUH WAKTU LOOPING TERHADAP NILAI KOREKSI HARIAN DAN ANOMALI MAGNETIK TOTAL PADA PENGOLAHAN DATA GEOMAGNET STUDI KASUS : DAERAH KARANG SAMBUNG

STUDI PENDETEKSIAN DINI BAWAH PERMUKAAN SITUS PURBAKALA BERBASIS KOMBINASI METODE GEOLISTRIK DENGAN METODE GEOMAGNETIK DI TAPANULI TENGAH

Kelompok 3 : Ahmad Imam Darmanata Pamungkas Firmansyah Saleh Ryan Isra Yuriski Tomy Dwi Hartanto

BAB I PENDAHULUAN. sebuah pelabuhan perdagangan internasional pertengahan abad VII.

Statistik Daerah. Kecamatan Sorkam. Katalog BPS :

V. HASIL DAN INTERPRETASI. panas bumi daerah penelitian, kemudian data yang diperoleh diolah dengan

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJI BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GUNUNG MELATI KABUPATEN TANAH LAUT

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran.. 66 DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran... 69

MAKALAH GRAVITASI DAN GEOMAGNET INTERPRETASI ANOMALI MEDAN GRAVITASI OLEH PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK

Pengolahan awal metode magnetik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengelolaan kesehatan diselenggarakan melalui pengelolaan administrasi

POSITRON, Vol. IV, No. 1 (2014), Hal ISSN :

APLIKASI METODE GEOMAGNETIK UNTUK MEMETAKAN SITUS ARKEOLOGI CANDI BADUT MALANG JAWA TIMUR

PENYELIDIKAN MAGNET DAERAH PANAS BUMI AKESAHU PULAU TIDORE, PROVINSI MALUKU UTARA. Oleh Liliek Rihardiana Rosli

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

APLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK. Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (2014), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SURVEY GEOMAGNET DI DAERAH PANAS BUMI SONGA-WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, MALUKU UTARA. Eddy Sumardi, Timor Situmorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Albert Wenanta 1, Piter Lepong 2. Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia ISBN:

Statistik Daerah. Kecamatan Lumut. Katalog BPS :

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan jarak. Hal itu berkaitan dengan pola persebaran yang

STUDI ZONA MINERALISASI EMAS MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA SILIWANGA KECAMATAN LORE PEORE KABUPATEN POSO

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

2014 INTERPRETASI STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DAERAH LEUWIDAMAR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRAL DATA GAYABERAT

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

Jurnal Einstein 3 (1) (2015): 1-8. Jurnal Einstein. Available online

Kata Kunci : Metode Geomagnet, suseptibilitas magnetik, perbandingan

PENYELIDIKAN GEOFISIKA DI DAERAH GUNUNG RAWAN, KECAMATAN SEKAYAM, KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Identifikasi Keberadaan Heat Source Menggunakan Metode Geomagnetik Pada Daerah Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah

Teori Dasar GAYA MAGNETIK. Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1. dan m 2

Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas untuk Eksplorasi Situs Purbakala di Candi Deres

STUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS, DESA WAGIR LOR, KEC. NGEBEL, KAB. PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK

Identifikasi Situs Candi Bukit Carang, Karanganyar Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipol-Dipol

PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH Jl. Zainul Basri Hutagalung No.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia

Statistik Daerah. Kecamatan Sorkam Barat. Katalog BPS :

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

STATISTIK PADI PALAWIJA

Identifikasi Situs Candi Bukit Carang, Karanganyar Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipol-Dipol

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan industri global yang bersifat fenomenal. Pariwisata penting bagi negara karena menghasilkan devisa dan

BAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Batugamping Bukit Karang Putih merupakan bahan baku semen PT Semen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri

MAPPING OF DISTRIBUTION OF TEMPLE GATE COMPOSING STONE IN LOSARI TEMPLE, SALAM VILLAGE, SALAM SUBDISTRICT, MAGELANG REGENCY BASED ON MAGNETIC METHOD

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK PADA DAERAH MATA AIR PANAS JATIKURUNG KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

PENENTUAN BATAS KONTAK BATUAN GUNUNG PENDUL DAN GUNUNG SEMANGU, BAYAT, KLATEN MENGGUNAKAN METODA MAGNETIK

183 PENDUGAAN BIJIH BESI DENGAN GEOLISTRIK RESISTIVITY-2D DAN GEOMAGNET DI DAERAH SEBAYUR, DESA MAROKTUAH, KEC

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Gayaberat merupakan salah satu metode dalam geofisika. Nilai Gayaberat di

ANALISIS MODEL DATA ANOMALI MAGNETIK UNTUK MENGIDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DASAR LAUT PERAIRAN FLORES

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Museum merupakan suatu lembaga yang sifatnya tetap dan tidak mencari

BAB I PENDAHULUAN. Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi

BAB I PENDAHULUAN. Tuban adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Penduduknya

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Identifikasi Jalur Sesar Opak Berdasarkan Analisis Data Anomali Medan Magnet dan Geologi Regional Yogyakarta

BAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak di

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan

IDENTIFIKASI POLA SEBARAN INTRUSI BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI SUNGAI JENELATA KABUPATEN GOWA

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

Secara umum teknik pengukuran magnetik ini pada setiap stasiun dapat dijelaskan sebagai berikut :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang memiliki warisan budaya yang bernilai tinggi. Warisan budaya itu ada yang berupa bangunan atau monumen, kesenian, naskah-naskah kuno dan jenis-jenis budaya lainya. Indonesia merupakan negara yang kaya akan warisan budaya (cultural heritage). Kenyataan obyektif memperlihatkan bahwa wilayah Indonesia dengan luas 1.910.931.32 km persegi dipenuhi dengan peninggalan warisan budaya masa lampau (Asmito 1988). Warisan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia tidak hanya menjadi kekayaan berupa peninggalan situs purbakala, tetapi juga memiliki potensi yang menarik para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Namun tidak semua peninggalan berupa situs purbakala di Indonesia dikenal oleh khalayak luas, sehingga mengakibatkan kurang adanya kepedulian khalayak untuk berkunjung dan berwisata. Salah satunya adalah peninggalan situs purbakala Kerajaan Barus di Lobu Tua Kabupaten Tapanuli Tengah (Naning Silvina Abadiyah 2014). Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara berada pada koordinat 1 11 00-2 22 00 Lintang Utara dan 98 07 00-98 12 00 Bujur Timur. Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di pesisir pantai Barat pulau Sumatera dengan panjang garis pantai 200 meter. Secara Klimatologi Tapanuli Tengah tergolong beriklim tropis karena sebagian besar berbatasan dengan lautan yang mempengaruhi suhu udara. Morfologi di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah berupa perbukitan terjal yang menempati wilayah Utara dan Timur Kabupaten Tapanuli Tengah sekitar 50 % dari seluruh wilayah Tapanuli Tengah dan dicirikan oleh rangkaian pegunungan yang tingginya antara 800-1.915 meter di atas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah berbatasan disebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Singkil, disebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan, disebelah 1

2 Timur berbatasan dengan Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Pakpak Barat, dan disebelah Barat berbatasan dengan Kota Sibolga dan Samudera Indonesia. Tapanuli tengah memiliki beberapa Kecamatan yaitu Andam Dewi, Badiri, Barus, Kolang, Lumut, Manduamas, Pandan, Pasaribu Tobing, Pinang Sori, Sarudik, Sorkam, Sosorgadong, Suka Bangun, Tapian Nauli dan Tukka (BPS Tapteng, 2012). Andam Dewi merupakan sebuah Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, SumateraUtara, Indonesia. Ibukotakecamatan ini berada di kelurahan Padang Masiang. Kecamatan Andam Dewi terletak pada koordinat 23 20-34 55 Lintang Utara, 65 58-76 36 Bujur Timur serta terletak antara 0 3 m di atas permukaan laut. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Humbasa, sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia / Kecamatan Barus, sebelah Timur berbatasaan dengan Kecamtan Barus / Kecamatan Barus, Utara sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sirandorung. Kecamatan Andam Dewi terbagi menjadi beberapa desa antara lain Ladang Tengah, Ladang Baru, Lobu Tua, Bondar Sihudon I, Bondar Sihudon II, Rina Bolak, Sorsor Gonting, Sirami Ramian, Pangaribuan, Sijungkang, Sogar, Sigolang, Sitiris Tiris, dan Sawah Lamo (BPS Tapteng, 2012). Kecamatan Andam Dewi merupakan Kota bersejarah yang memiliki berbagai peninggalan purbakala, salah satunya yang terdapat di Desa Lobu Tua, Lobu Tua adalah salah satu desa di Kecamatan Andam Dewi yang merupakan sebuah tempat pemukiman yang makmur dan memiliki benda-benda peninggalan yang bermutu tinggi, Lobu Tua pernah dihuni dalam jangka waktu yang pendek yaitu sekitar dua ababantara akhir abad ke-9 M hingga awal abad ke-12 M. Situs Purbakala kelihatan ditinggalkan secara mendadak karena tidak di temukan satu benda pun yang di hasilkan setelah awal abad ke-12 M (Claude Guillot,2002). Hasil wawancara terhadap masyarakat Lobu Tua bahwa didaerah yang akan diteliti, dahulu adanya informasi tentang situs purbakala yang belum ditemukan kebenarannya secara sains dan diperkuat pula berdasarkan buku karangan dari Claude Guillot yang berjudul Lobu Tua Sejarah Awal Barus. Teramati juga melalui foto udara di Desa Lobu tua diapit oleh dua sungai

3 sehingga tim peneliti dari berbagai disiplin ilmu memperkirakan daerah Lobu Tua pernah ada peradaban peninggalan prasejarah. Untuk mendeteksi ada tidaknya peninggalan situs purbakala yang masih terkubur maka diperlukan metode dan alat ukur yang dapat mengukur parameterparameter fisis yang berhubungan dengan keberadaan benda-benda peninggalan situs purbakala tersebut. Metode yang digunakan untuk mendeteksi peninggalan situs purbakala tersebut dengan menggunakan Geomagnet (Kanata dan Zubaidah, 2008). Untuk mengetahui informasi struktur bawah permukaan atau struktur geologi suatu daerah tersebut, maka dapat digunakan suatu metoda eksplorasi yaitu metode geofisika. Metode geofisika merupakan metode yang mempelajari ilmu tentang bumi beserta isinya, dengan cara melakukan pengukuran di permukaan bumi atau di bawah permukaan bumi yang dipadukan dengan konsepkonsep fisika sebagai ilmu untuk melakukan analisis fisisnya. Selain itu, metode geofisika juga dapat digunakan untuk memetakan atau menggambarkan struktur bawah permukaan yang sering dijadikan acuan untuk eksplorasi berikutnya. Dalam metode geofisika, ada beberapa metode yang digunakan dalam kegiatan eksplorasi untuk mendeteksi atau memetakan struktur bawah permukaan bumi, salah satunya adalah metode geomagnet (Broto Sudaryo, dkk, 2011). Metode geomagnet adalah salah satu metode geofisika yang memanfaatkan sifat kemagnetan bumi. Dengan menggunakan metode ini akan diperoleh kontur anomali medan magnetik batuan di bawah permukaan pada arah horizontal. Dalam survei dengan metode geomagnet yang menjadi target dari pengukuran adalah variasi medan magnetik yang terukur di permukaan (anomali magnetik) (Soemantri, 2003). Anomali magnetik adalah perubahan-perubahan pada garis gaya magnetik yang menghasilkan pola-pola tertentu. Suatu volume yang terdiri dari bahan-bahan magnetik dapat dianggap sebagai dipole magnet. Kemagnetan yang terdapat pada bahan magnetik sangat bergatung pada sejarah batuan tersebut dalam hubungannya dengan keberadaan medan magnet saat itu. Dengan kata lain bergantung pada medan induksi yang diterima (Telford, 2004).

4 Metode Geomagnet dikategorikan ke dalam metode yang bersifat pasif, dikarenakan melakukan pengukuran dengan cara memanfaatkan medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Dalam metode geomagnet ini, bumi dianggap sebagai batang magnet yang besar yang dapat menghasilkan medan magnet utama bumi, sedangkan kerak bumi menghasilkan medan magnet yang sangat kecil dibandingkan medan magnet utama yang dihasilkan bumi secara keseluruhan. Medan magnet bumi pada bagian tertentu yang telah teramati, biasanya disebut sebagai anomali magnetik yang dipengaruhi oleh suseptibilitas batuan dan remanen magnetiknya. Dengan mengacu pada anomali magnetik batuan dan lapisan tersebut, maka pendugaan sebaran batuan bawah permukaan dapat dipetakan secara lateral maupun vertikal. Dalam eksplorasi metode geomagnet, biasanya terdapat tiga tahapan yang dilakukan yaitu, akusisi data di Lapangan, processing dan interprestasi. Survei dengan metode geomagnetik untuk keperluan kepurbakalaan pernah dilakukan oleh Mahfi, dkk (1990) di situs purbakala Candi Plaosan Kidul. Penelitian ini merupakan studi penjajakan tentang pelacakan penyebaran batubatu candi dan 6 material sejarah yang lain di bawah permukaan tanah dengan metode Geomagnetik, resistivitas dan seismik bias. Obyek dari penelitian tersebut adalah pagar candi Plaosan Kidul di bagian selatan, dimana ada sebagian pagar yang sudah tersingkap. Survei dengan menggunakan Geomagnetik juga pernah dilakukan oleh S. Y. Moussavi Alashloo, dkk (2011) di daerah situs purbakala Sungai Batu, Kedah, Malaysia. Penelitian tersebut bertujuan untuk mencari benda-benda purbakala yang masih tertanam dibawah permukaan, dengan metode Geomagnetik G-856 Hasil dari survei magnetik yaitu ditemukan enam anomali yang signifikan, dan dua anomali lainnya memiliki nilai magnet yang tinggi, yang berhubungan dengan reruntuhan bangunan tua yang terbuat dari batu bata lumpur (S. Y. Moussavi Alashloo, 2011). Sismanto (2009) melakukan pengukuran medan magnet total di situs Palgading dengan menggunakan Proton Precession Magnetometer (PPM). Pengukuran tersebut bermaksud untuk mencari sebaran batuan-batuan penyusun

5 candi Palgading yang sekarang tersebar dan terpendam di sekitar situs Palgading. Hasilnya menunjukkan bahwa kedalaman batuan yang terpendam di daerah A-B, I-J, dan K-L adalah 3,7m, 4m, dan 3m (Sismanto dan Nigers F. N, 2009). Masykuri dan Sismanto (2005) meneliti keberadaan batu candi Situs Kunden, Kabupaten Klaten dengan menggunakan metode geomagnetik. Terdapat tiga lokasi penemuan situs batuan andesit berdasarkan pola kontur anomali magnetik total. Sismanto, dkk., 2006 melakukan penelitian tentang sebaran batu candi pada situs Candi Morangan berdasarkan pengukuran medan magnet total di Dusun Morangan, Sindhumartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Diduga terdapat 5 daerah timbunan batu batu candi pada situs tersebut berdasarkan analisis terhadap pola kontur medan magnetik setelah ditapis dengan sinyal analitik. Penelitian ini akan menghasilkan gambaran umum tentang struktur geologi Situs Purbakala di Lobu Tua berdasarkan data suseptibilitas batuan hasil pemodelan 2D dengan mengunakan bantuan Software Mag2dc Free For Windows. Data yang diolah pada penelitian ini adalah data sekunder berupa data medan magnet. Data sekunder yang didapat tersebut berupa file Ms.Excel yang didalamnya terdapat parameter seperti koordinat lokasi penelitian dalam UTM, medan magnet yang terukur, tanggal penelitian dan UTM Zone dengan pengambilan data per detik per datum point. Data sukender tersebut merupakan data mentah dari lapangan yang belum terkoreksi. Maka dalam mengungkap misteri keberadaan situs purbakala tersebut, peneliti tertarik melakukan Penelitian dengan menggunakan Metode Geomagnet yang berjudul Pendeteksian Keberadaan Situs Purbakala Dengan Menggunakan Metode Geomagnetik di Desa Lobu Tua Kecamatan Andam Dewi Kabupaten Tapanuli Tengah.

6 1.2. Batasan Masalah Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka penulis membatasi ruang lingkup masalah serta menitik beratkan permasalahan pada : 1. Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan Metode Geomagnet. 2. Penelitian dilakukan di Desa Lobu Tua kecamatan Andam Dewi Kabupaten Tapanuli Tengah. 3. Pengolahan data dari hasil penelitian menggunakan Software Mag2DC Free For Windows. 1.3. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang terdapat pada latar belakang diatas, antara lain : 1. Bagaimana struktur perlapisan bawah permukaan di Desa Lobu Tua Kabupaten Tapanuli Tengah. 2. Bagaimana kondisi susceptibility batuan disekitar situs purbakala di Desa Lobu Tua Kabupaten Tapanuli Tengah. 1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah : 1. Untuk mengetahui pola penyebaran anomali magnet bumi di daerah situs purbakala di Desa Lobu Tua Kabupaten Tapanuli Tengah. 2. Untuk mengetahui struktur batuan benda-benda peninggalan yang berada dibawah permukaan pada situs purbakala di Desa Lobu Tua Kabupaten Tapanuli Tengah.

7 1.5. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang positif yakni : ilmu pengetahuan dan teknologi : 1. PEMDA dan masyarakat dapat mengetahui keberadaan benda-benda peninggalan purbakala sehingga situs Lobu Tua dapat dijadikan salah satu objek pariwisata yang berpotensial di Sumatra Utara. 2. Dapat menjadikan Universitas Negeri Medan berperan dalam penelitian situs purbakala di Lobu Tua Kabupaten Tapanuli Tengah. 3. Bagi Peneliti penelitian ini menjadi referensi untuk penelitian tentang Pendeteksian Keberadaan Situs Purbakala.