BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembangunan kesehatan di Indonesia, bertanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. sarana pelayanan kefarmasian oleh apoteker (Menkes, RI., 2014). tenaga teknis kefarmasian (Presiden, RI., 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujudnya kesehatan yang optimal dan terpelihara. Salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan unit organisasi fungsional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotamadya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

PELAYANAN PRIMA DI PUSKESMAS

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya

PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN DINAS KESEHATAN UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT CIKAMPAK JLN. Lintas Sumatera-Riau kode Pos 21465

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, pemerintah telah menetapkan pola dasar pembangunan yaitu. pembangunan mutu sumberdayamanusia(sdm) di berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang atau individu mampu untuk hidup produktif dalam segi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah setiap upaya yang. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi

I. PENDAHULAN. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang

ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS SEMPAJA SAMARINDA

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

UPAYA dan AZAS PENYELENGGARAAN PUSKESMAS ERNAWATY AKK 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan. Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Sistem pelayanan kesehatan yang semula berorientasi pada pembayaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat.penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk masyarakat ditingkat

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat pada masih tingginya Angka Kematiam Ibu (AKI) di Indonesia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. menunjang aktivitas sehari-hari. Kesehatan adalah kondisi yang terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan tingkat primer. Puskesmas mempunyai peran yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pengelolaan kesehata n dalam SKN

PUSKESMAS. VISI Tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat 2010

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS) Kesehatan. iurannya dibayar oleh pemerintah (Kemenkes, RI., 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. dan Undang-undang No. 36 tahun 2010 tentang kesehatan, membawa

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH FARMASI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya yang dinilai mempunyai peranan cukup penting adalah penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. PERSI 1995 mengutip pendapat Ohmae (1992) menyebutkan bahwa perubahan akan

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Implikasinya tersedia berbagai jenis dan jumlah pilihan obat yang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang didukung kemampuan dan mental yang sehat, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS AN PEDOMAN PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS PINKER

BAB I PENDAHULUAN. terselenggara dengan sebaik-baiknya. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DI PUSKESMAS ANDALAS. SUKHVINDER SINGH PERSEPTOR : DR.dr.Rosfita Rasyid,MKes

BAB I PENDAHULUAN. Berkeadilan. Untuk mencapainya, perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sebagai apoteker (Presiden, RI., 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan upaya kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Dari 22 RSU di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Periode zaman penjajahan sampai perang kemerdekaaan tonggak sejarah. apoteker semasa pemerintahan Hindia Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

Manajemen Pelayanan di Puskesmas

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat melakukan hal tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya

dari leher rahim seorang wanita (Kemenkes, 2010). Setiap tahun terdeteksi lebih

RANCANGAN INDIKATOR RIFAKES PUSKESMAS RIF

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INFORMASI OBAT APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan sebenarnya telah dirintis sejak lama. Hal ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas kesehatan tersebut dengan biaya

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan (Kotler, 1997).Kepuasan menyebabkan konsumen mau untuk kembali lagi ke tempat penyedia produk atau jasa tersebut. Tingkat kepuasan dapat diukur menggunakan 5 dimensi, yaitu : 1. Reliability (kehandalan) yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan informasi obat yang dibutuhkan pasien. 2. Responsiveness (daya tanggap) yaitu kemampuan memberikan pelayanan dengan cepat dan tepat. 3. Assurance (jaminan) yaitu kemampuan memberikan kepercayaan tersendiri untuk pasien seperti kelengkapan obat, kemurahan harga obat dan mutu obat. 4. Emphaty (empati) yaitu kemampuan dalam berhubungan, memberikan perhatian dan memahami kebutuhan pasien yang berwujud keramahan farmasis. 5. Tangibles (bukti langsung) yaitu sarana dan prasarana yang dirasakan oleh pasien saat berada di Puskesmas (Supranto, 2011). B. Monitoring dan Evaluasi Menurut Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas (2006), Monitoring merupakan kegiatan pemantauan terhadap pelayanan kefarmasian, sedangkan evaluasi merupakan proses penilaian kinerja pelayanan kefarmasian. Monitoring dan evaluasi berjalan beriringan sehingga diperoleh gambaran mutu pelayanan kefarmasian sebagai dasar perbaikan pelayanan kefarmasian di Puskesmas selanjutnya.

Hal-hal yang perlu dimonitor dan dievaluasi dalam pelayanan kefarmasian di Puskesmas, antara lain : 1. Sumber daya manusia (SDM) 2. Pengelolaan sediaan farmasi (perencanaan, dasar perencanaan, pengadaan, penerimaan dan distribusi) 3. Pelayanan farmasi klinik (pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep, penyiapan sediaan, pengecekan hasil peracikan dan penyerahan obat yang disertai informasi serta pemantauan pemakaian obat bagi penderita penyakit tertentu seperti TB, Malaria dan Diare). 4. Mutu pelayanan (tingkat kepuasan konsumen) Untuk mengukur kinerja pelayanan kefarmasian tersebut harus ada indikator yang digunakan. Indikator yang dapat digunakan dalam mengukur tingkat keberhasilan pelayanan kefarmasian di Puskesmas antara lain : 1. Tingkat kepuasan konsumen : dilakukan dengan survei berupa angket melalui kotak saran atau wawancara langsung 2. Dimensi waktu : lama pelayanan diukur dengan waktu (yang telah ditetapkan) 3. Prosedur tetap (Protap) Pelayanan Kefarmasian : untuk menjamin mutu pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan 4. Daftar tilik pelayanan kefarmasian di Puskesmas C. Apoteker Apoteker adalah seorang sarjana farmasi yang telah melakukan sumpah apoteker bertanggungjawab terhadap pelayanan kefarmasian dan memberikan obat kepada pasien di Puskesmas.Menurut PP 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian, Puskesmas merupakan salah satu fasilitas yang didalamnya harus terdapat Apoteker.Oleh karena itu, Apoteker sangat diperlukan di Puskesmas terutama dalam pemberian pelayanan informasi obat pada pasien.apoteker dituntut mampu

memberikan informasi tentang pengobatan kepada pasien agar dapat meningkatkan kepatuhan dan keberhasilan terapi. D. Puskesmas Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu Puskesmas sebagai lembaga pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : 1. Upaya kesehatan wajib, yaitu upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat, upaya kesehatan wajib terdiri dari: a. Upaya promosi kesehatan b. Upaya kesehatan lingkungan c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga.berencana d. Upaya perbaikan gizi masyarakat e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular f. Upaya pengobatan. 2. Upaya kesehatan pengembangan, adalah upaya yang ditetapkan bedasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yakni : a. Upaya kesehatan sekolah b. Upaya kesehatan olahraga c. Upaya perawatan kesehatan masyarakat d. Upaya kesehatan kerja e. Upaya kesehatan gigi dan mulut f. Upaya kesehatan jiwa

g. Upaya kesehatan mata h. Upaya kesehatan usia lanjut i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional (Depkes RI, 2004). 3. Upaya Penunjang, yaitu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan di Puskesmas, yang terdiri dari : a. Laboratorium b. Farmasi c. Pencatatan dan Pelaporan Secara umum, fungsi Puskesmas adalah sebagai berikut : a. Pusat penggerak pembangun berwawasan kesehatan b. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama : 1) Pelayanan kesehatan perseorangan 2) Pelayanan kesehatan masyarakat Puskesmas merupakan salah satu bagian dari UPT Dinas Kesehatan yang bertugas melaksanakan fungsi Dinas Kesehatan.Kedudukan Puskesmas berada di bawah Dinas Kesehatan.Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-masing Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan Peraturan Daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut: a. Kepala Puskesmas b. Unit Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu Kepala Puskesmas dalam pengelolaan:

1) Data dan informasi 2) Perencanaan dan penilaian 3) Keuangan 4) Umum dan pengawasan c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas 1) Upaya kesehatn masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM 2) Upaya kesehatan perorangan d. Jaringan pelayanan puskesmas 1) Unit puskesmas pembantu 2) Unit puskesmas keliling 3) Unit bidan di desa/komunitas Bentuk struktur organisasi Puskesmas di Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut : Kepala Puskesmas KA. Subag TU Document Controler Unit I Promkes Unit II KIA/KB Unit III Perbaikan Gizi Unit IV Kesling Unit V P2M Unit VI Pengobatan Unit VII Pengembangan Gambar 1 : Bagan organisasi Puskesmas di Kabupaten Banyumas E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Tingkat kepuasan merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja.kinerja individu dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam diri individu itu sendiri maupun dari lingkungan tempat individu itu bekerja.dalam hal ini difokuskan pada kinerja apoteker dalam memberikan pelayanan kefarmasian. Hal yang masih menjadi masalah di bidang pelayanan obat dan alat kesehatan adalahmenyangkut pengelolaan obat (Depkes, 2004).

Menurut Gibson (1996) ada beberapa faktor mempengaruhi kinerja yaitu faktor individu yang terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar belakang dan demografi, faktor psikologis yang terdiri dari persepsi, sikap, pembelajaran dan motivasi, dan faktor organisasi yang terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, penghargaan atau imbalan, struktur, dan desain pekerjaan. 1. Pendidikan Pendidikan merupakan suatu jenjang pendidikan formal yang ditempuh seseorang hingga mendapatkan sertifikat kelulusan atau ijazah, baik pendidikan dasar, menengah maupun pendidikan tinggi.ketika seseorang menjalani suatu jenjang pendidikan.ketika seseorang menjalani suatu jenjang pendidikan, bersamaan itu pula terjadi proses pembentukkan kepribadian dan pengembangan kemampuan. Tingkat pendidikan sangat menentukan daya pikir seseorang dalam menyerap informasi-informasi serta meningkatkan cara berpikir rasional dalam menanggapi informasi atau setiap masalah yang dihadapi. 2. Pengetahuan Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui. Pengetahuan merupakan hasil dari rasa ingin tahu.pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang. Notoatmodjo (2002), mengemukakan bahwa penilaian pengetahuan dapatdikategorisasi menjadi 3 yaitu sebagai berikut: a. Tinggi apabila > 75% responden memberikan jawaban yang benar terhadap pertanyaan yang diajukan, atau dengan kata lain bahwa apabila jumlah jawaban responden yang benar diatas 75% maka dikategorikan memiliki pengetahuan tinggi. b. Sedang apabila 40%-75% responden memberikan jawaban yang benar atas pertanyaan yang diajukan, atau dengan kata lain bahwa apabila jumlah jawaban responden yang benar

berkisar 40%-75% maka dikategorikan memiliki pengetahuan sedang. c. Rendah apabila <40% responden memberikan jawaban yang benar terhadap pertanyaan yang diajukan, atau dengan kata lain bahwa apabila jumlah jawaban responden yang benar dibawah 40% maka dikategorikan memiliki pengetahuan rendah Sedangkan, menurut Budiman dan Riyanto (2013) penentuan tingkat pengetahuan petugas kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu : a. Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya > 75% b. Tingkat pengetahuan kategori kurang baik jika nilainya 75% 3. Sikap Sikap menurut Thurstone merupakan tingkatan afeksi yang positif atau negatif yang dihubungkan dengan objek. Sedangkan menurut Edward sikap dilihat dari individu yang menghubungkan efek yang positif dengan objek (individu yang menyenangi objek) atau negatif atau tidak senang terhadap objek (Notoatmodjo,2010). Dari pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah penilaian seorang individu terhadap suatu objek. 4. Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu moreve yang berarti dorongan dalam diri manusia untuk bertindak dan berperilaku (Notoatmodjo,2010). Menurut Terry G (1986) motivasi merupakan keinginan yang terdapat pada diri seorang individu yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan, tindakan, tingkah laku atau perilaku.motivasi diartikan juga sebagai suatu kekuatan sumber daya yang menggerakkan dan mengendalikan perilaku manusia. Secara garis besar motivasi dapat diartikan sebagai

alasan seseorang untuk mengambil suatu tindakan. Parameter penilaian motivasi adalah sebagai berikut : a. Upah / gaji yang layak b. Pemberian insentif c. Mempertahankan harga diri d. Memenuhi kebutuhan rohani e. Memenuhi kebutuhan partisipasi f. Menimbulkan rasa aman di masa depan (jaminan hari tua) g. Memeperhatikan kesempatan untuk maju h. Menciptakan persaingan yang sehat 5. Supervisi Supervisi adalah kegiatan-kegiatan yang terencana seorang manajer melalui aktifitas bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau tugas sehari-hari (Arwani, 2006). Manfaat dari dilakukannya supervisi adalah sebagai berikut : a. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini berhubungan dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan. b. Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan efisiensi kerja berhubungan dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber daya dapat dioptimalkan. Parameter dalam mengukur supervisi adalah sebagai berikut : a. Kemampuan memberikan saran, nasihat, dan bantuan b. Kemampuan dalam memberikan motivasi c. Kemampuan memberikan pelatihan dan bimbingan

d. Kemampuan dalam melakukan penilaian objektif. 6. Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan suatu proses pengarahandan mempengaruhiaktivitas yang berkaitan dengan tugas kelompok. Sedangkan menurut Timple, pemimpin merupakan orang yang menerapkan prinsip dan teknik yang memastikan motivasi, disiplin, tugas, dan situasi agar dapat mencapai tujuan organisasi (Stoner, 1990). Parameter kepemimpinan adalah sebagai berikut : a. Cara memberikan pengarahan b. Hubungan antar manusia c. Keteladanan d. Cara persuasif atau memerintah e. Cara berkomunikasi f. Pemberian fasilitas