Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Pondasi Bangunan Bertingkat Rendah Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id
Cakupan Isi Materi Materi pertemuan 05, akan membahas mengenai pondasi pada konstruksi bangunan secara umum dan pondasi untuk konstruksi bangunan bertingkat rendah (2-4 lantai). Secara rinci, materi yang akan disampaikan pada modul minggu ini adalah: Pengertian pondasi Logika pondasi Jenis-jenis pondasi pada bangunan secara umum Jenis-jenis pondasi pada bangunan sederhana tidak bertingkat Jenis material yang dapat digunakan untuk pondasi bangunan Konstruksi pondasi Bentuk, dimensi, dan karateristik pondasi tertentu
Pengertian Pondasi Elemen struktur bangunan yang menghubungkan antara bangunan dengan tanah, sehingga tanah harus menerima beban dari bangunan tersebut baik beban mati, beban hidup, dan beban lateral, dan tugas pondasi adalah membagi beban bangunan untuk disalurkan ke tanah sehingga sesuai dengan daya dukung tanah. Pondasi adalah elemen struktur utama pada bangunan yang berfungsi sebagai penyangga seluruh beban bangunan diatasnya. Bagian dari elemen struktur bangunan yang berfungsi meletakkan dan meneruskan beban ke dasar tanah yang telah diperhitungkan daya dukung tanahnya sehingga mampu memberikan reaksi serta dapat menjamin kestabilan bangunan.
Kekerasan Struktur Tanah Jenis Tanah Kekokohan Landasan Batu gunung keras, masif 8-25 kg/cm 2 Cadas 4-8 kg/cm 2 Tanah batu-batuan di pegunungan 4-5 kg/cm 2 Pasir-kerikil padat 3-6 kg/cm 2 Tanah lempung/liat bercampur pasir 0,8-1,5 kg/cm 2 Tanah lempung/liat atau tanah timbunan 0,2-0,8 kg/cm 2 Tanah daerah rawa-rawa 0,2-0,5 kg/cm 2
Perbaikan Daya Dukung Tanah Mengganti lapisan tanah yang memiliki daya dukung rendah (semisal tanah rawa) dengan tanah yang lebih padat (diurug dan dipadatkan). Memberi lapisan pasir yang cukup tebal yaitu antara ± 60 cm - ± 80 cm sebagai alas pondasi. Memasang cerucuk bambu atau dolken dengan jarak ± 40 cm x 40 cm satu dengan yang lainnya dengan kedalaman sampai tanah keras (harus dipasak sampai tidak bisa masuk lagi atau telah mencapai tanah keras).
Faktor dalam Memilih Pondasi Jenis tanah Dalam pemilihan pondasi faktor jenis tanah sangatlah penting. Hal ini terkait dengan daya dukung tanah, serta struktur lapisan tanah. Beban bangunan yang dipikul. Pondasi untuk bangunan dengan beban rendah pasti akan berbeda dengan pondasi untuk bangunan dengan beban yang tinggi. Hal ini terkait dengan pondasi haruslah dapat menahan keseluruhan beban bangunan baik beban gravitasi/beban vertikal (beban mati dan beban hidup bangunan) dan beban lateral/beban horizontal (beban angin dan beban gempa). Kondisi Geografi, Geologi, dan lingkungan sekitar lahan. Apabila lahan berada pada daerah yang rawan bencana seperti terletak pada jalur gempa atau bencana lainnya, maka diperlukan perhitungan khusus terkait pondasi yang akan digunakan.
Persyaratan Pondasi Bentuk pondasi dan konstruksi pondasi harus merupakan konstruksi yang kokoh dan kuat untuk menahan beban bangunan diatasnya. Material yang digunakan pada pondasi hendaknya dipilih material yang tahan lama dan tidak mudah hancur. Hal ini berguna untuk mengurangi kerusakan pondasi sehingga tidak mendahului kerusakan bangunan di atasnya. Pondasi tidak boleh mudah terpengaruh oleh keadaan di luar pondasi semisal keadaan air tanah. Pondasi harus terletak diatas tanah dasar yang cukup keras. Hal ini berguna untuk mempertahankan letak pondasi agar tetap pada posisi semula sehingga tidak mudah bergerak kesamping atau turun, bahkan mengguling.
Elemen Sub-Structure Elemen-Elemen Struktur Bawah Pondasi (plat slab, tiang pancang, bored-pile, sumuran) Kepala Pondasi (poor/pile cap) Sloof Basement Turap/Talut (Retaining Walls)
Skema Pondasi
Retaining Wall
Klasifikasi Pondasi berdasarkan Sistem Kerja Gayanya Pondasi Spread Foundations Pile Foundations Pier Foundations
Spread foundations Beban yang disalurkan akan disebarkan melalui lebar telapak pondasi. Daya dukung tanah harus lebih besar dari intensitas beban bangunan yang disalurkan ke tanah. Pile foundations Merupakan pondasi tiang pancang. Beban yang disalurkan melalui mekanisme pergeseran antara tanah dan pondasi tiang serta melalui dukungan dari lapisan tanah keras pada kedalaman tertentu. Pile dapat terbuat dari material kayu, baja, beton, atau komposit, tergantung dari beban yang dipikul. Pier Foundations Merupakan pondasi sumuran. Pondasi berupa konstruksi sumuran vertikal yang mencapai tanah keras. Biasa digunakan pada lokasi dimana tanah berpasir dan letak tanah keras ada pada lapisan yang dalam.
Klasifikasi Pondasi berdasarkan Material yang Digunakan Bambu dan kayu (pondasi friction) Batu Bata (pondasi setempat, menerus) Batu Kali (pondasi setempat, menerus) Besi/Baja (pondasi friction, tiang pancang) Beton, Beton Bertulang (pondasi setempat, menerus, plat, sumuran, tiang pancang, rakit, dan bore pile)
Klasifikasi Pondasi berdasarkan Kedalamannya Pondasi Dangkal ( 2m) Dalam (> 2m) Setempat Raft Lajur Tiang (friction) Pelat Tiang pancang Box Tiang Strauss Raft Sumur Bore pile
Pondasi untuk Rumah Tinggal Bertingkat Rendah Bangunan rumah tinggal bertingkat rendah (2-4 lantai) termasuk ke dalam bangunan dengan beban yang menengah. Jenis pondasi yang dapat digunakan untuk bangunan rumah tinggal tidak bertingkat adalah pondasi dangkal. Pondasi untuk rumah tinggal bertingkat rendah (2-4 lantai) biasanya terbagi menjadi dua, yaitu: Kolom Utama Biasa menggunakan pondasi setempat dengan material beton bertulang (pondasi cakar ayam). Kolom praktis Biasa menggunakan pondasi menerus menggunakan material batu kali.
Perhitungan Pondasi Dimana, = daya dukung pondasi (kg/cm 2 ) P = beban bangunan (kg) F = luas penampang pondasi (cm 2 )
Terima Kasih CHRISTY VIDIYANTI