HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO Hajar Nur Fathur Rohmah, Zulaikha Abiyah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: Pada umumnya tingginya angka kematian ibu dapat dicegah bila para perempuan memiliki akses pada kontrasepsi yang efektif. Saat ini hanya 50% dari perempuan usia 15-24 tahun yang menggunakan metode kontrasepsi modern, umumnya menggunakan suntik, lalu pil. Pada tahun 2006, sudah terjadi peningkatan pada proporsi perempuan berusia 15-49 tahun yang menggunakan alat kontrasepsi, yakni sebesar 61%. Tujuan: untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan Ibu tentang KB suntik 3 bulan dengan kepatuhan Ibu melakukan kunjungan ulang di Sidoharjo. Metode penelitian: observasional analitik dengan pendekatan accidental sampling didapatkan populasi 145 ibu dan hasil sampel sejumlah 53 ibu. Instrumenp engumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Hasil: Hasil dari perhitungan Chi Square didapatkan hasil pada kolom value (x 2 hitung) sebesar 8,523. Pengujian dilakukan dengan derajat kebebasan (df) sebesar 2 pada taraf signifikan 5% dan nilai distribusi Chi Square ( ) sebesar 5,991. Karena > (8,523 > 5,991), maka Ho ditolak atau Ha diterima, artinya ada hubungan secara signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang KB suntik 3 bulan dengan kepatuhan ibu melakukan kunjungan ulang. Simpulan: ada hubungan tingkat pengetahuan Ibu tentang KB suntik 3 bulan dengan kepatuhan Ibu melakukan kunjungan ulang di Sidoharjo. Kata Kunci : KB suntik, kepatuhan kunjungan ulang PENDAHULUAN Penduduk Indonesia makin hari makin terus meningkat. Padahal pemerintah terus berupaya untuk menargetkan bahwa idealnya 2,1 anak per wanita. Meski begitu, masih ada saja dari keluarga Indonesia yang senang mempunyai banyak anak. Pemerintah terus menekan laju pertambahan jumlah penduduk melalui program keluarga berencana (KB), sebab jika tidak meningkatkan peserta KB, jumlah penduduk Indonesia akan mengalami ledakan yang luar biasa. Nantinya, Indonesia akan dipadati oleh manusia dan bangunan. Apabila jumlah kesetaraan ber- KB per tahun angkanya tetap sama (60,3 persen), maka jumlah penduduk Indonesia tahun 2015 menjadi sekitar 255,5 juta. Tentunya hal itu, sangat mengkhawatirkan. Jika kesetaraan ber-kb turun 0,5 persen saja per tahun, maka jumlah penduduk Indonesia tahun 2015 akan meningkat menjadi 264,4 juta jiwa. Ini berarti jumlah penduduk sudah semakin padat. Namun,
apabila bisa dinaikkan persentase kesetaraan jumlah ber-kb 1 persen per tahun, maka diprediksikan jumlah penduduk Indonesia tahun 2015 sekitar 237,8 juta. Hal ini berarti masih di bawah angka proyeksi penduduk tahun 2015 sebesar 248 juta, menurut Kepala BKKBN Pusat Dr Sumarjati Arjoso SKM dalam Anggraini dan Martini ( 2012). Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), salah satunya dengan progam Keluarga Berencana Nasional sebagai integral dari pembangunan Nasional yang mempunyai tujuan ganda yaitu mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Keadaan ini dapat dicapai dengan menganjurkan PUS untuk mengikuti Progam Keluarga Berencana (BKKBN,2011). Dan program KB yang dimaksud yaitu menggunakan kontrasepi, salah satunya kontrasepsi suntik 3 bulan. Keberhasilan Program Keluarga Berencana di suatu wilayah dapat diukur dengan melihat tingkat pemakaian kontrasepsi (prevalensi kontrasepsi). Dengan demikian dapat dipahami betapa pentingnya informasi tentang pemakaian kontrasepsi, yang dapat digunakan juga untuk memperkirakan penurunan angka fertilitas akibat dari pemakaian kontrasepsi tersebut. Prevalensi kontrasepsi dapat didefinisikan sebagai proporsi wanita kawin umur 15 49 tahun yang pada waktu SDKI memakai salah satu alat/cara KB (BKKBN, 2009). Pada umumnya tingginya angka kematian ibu dapat dicegah bila para perempuan memiliki akses pada kontrasepsi yang efektif. Saat ini hanya 50% dari perempuan usia 15-24 tahun yang menggunakan metode kontrasepsi modern, umumnya menggunakan suntik, lalu pil. Pada tahun 2006, sudah terjadi peningkatan pada proporsi perempuan berusia 15-49 tahun yang menggunakan alat kontrasepsi, yakni sebesar 61% (SDKI, 2007) (Sudharsono, 2012). Peserta Keluarga Berencana (KB) baru adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat dan/atau PUS yang menggunakan kembali salah satu cara/alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa kehamilannya. Jumlah PUS Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebanyak 6.549.125 lebih sedikit dibanding tahun 2010 (6.561.243). Peserta KB baru pada tahun 2011 (13,7%), menurun apabila dibandingkan dengan tahun 2010 (15,20%) (Dinkesprovjateng, 2011). Peserta KB baru tersebut menggunakan kontrasepsi pada tahun 2010 MOP/ MOW (2,23%), Kondom (5,24%), IUD (5,99%), Implant (8,97%), Pil (19,46%), dan Suntik (58,13%). Menurut BKKBN Provinsi
Jawa Tengah pada bulan Februari 2011 dengan rincian pengguna kontrasepsi Kondom (1,84%), MOW (5,99%), Implant (9,09%), IUD (10,43%), Pil (16,63%) dan Suntik (54,44%) (Dinkesprovjateng, 2011). Berdasarkan data dari badan Keluarga Berencana Kabupaten Sragen, jumlah PUS di Kabupaten Sragen tahun 2011 sebanyak 155.676 orang dan jumlah keseluruhan akseptor KB aktif tahun 2011 adalah sebanyak 121.586 orang. Distribusi akseptor KB berdasarkan metode kontrasepsi yang digunakan adalah sebagai berikut : pengguna MOP sebanyak 563 orang (0,5%), pengguna Kondom sebanyak 1.394 orang (1,1%), pengguna Implant sebanyak 9.190 orang (7,4%), pengguna MOW sebanyak 10.442 orang (8,4%), pengguna Pil sebanyak 15.842 orang (12,8%) dan pengguna Suntik sebanyak 64.434 orang (52,1%). Kepatuhan akseptor tersebut merupakan suatu perilaku yang didasari oleh pengetahuan sehingga perilaku tersebut akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan karena perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan tersebut merupakan perilaku paksaan atau adanya aturan wajib (Mubarak, 2011). Berdasarkan banyaknya persentase pengguna KB suntik khususnya KB suntik 3 bulan dan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 03 Desember 2013 di Sidoharjo, terdapat 4 ibu yang berpengetahuan baik dan patuh dalam melakukan kunjungan ulang menurut jadwal yang telah ditetapkan, 1 ibu berpengetahuan cukup dan patuh dalam melakukan kunjungan ulang yang telah ditetapkan, 2 ibu berpengetahuan kurang dan tidak patuh dalam melakukan kunjungan ulang yang telah ditetapkan. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang KB suntik 3 bulan dengan kepatuhan ibu dalam melakukan kunjungan ulang di Sidoharjo. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan pendekatan secara Cross Sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu yang menggunakan KB suntik 3 bulan di Sidoharjo yang berjumlah 145 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 53 responden dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah menggunakan aksidental sampling. Uji validitas yang dipakai adalah teknik korelasi product moment. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan cronbach s alpha. Sedangkan uji statistik yang digunakan adalah uji chi square yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menguji
hipotesis bila dalam populasi terdapat dua variabel. HASIL PENELITIAN 1. Pengetahuan ibu tentang KB suntik 3 bulan. Diagram 4.1. Distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang KB suntik 3 bulan. melakukan kunjungan ulang dengan jumlah 39 responden (73,58%). 3. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang KB suntik 3 bulan dengan kepatuhan ibu melakukan kunjungan ulang. Tabel 4.1. Hasil Cross Tabulation Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang KB Suntik 3 Bulan Dengan Kepatuhan Ibu Melakukan Kunjungan Ulang Sumber : Data Primer, 2015 Berdasarkan diagram 4.1. diatas dapat diketahui bahwa responden paling banyak yaitu responden yang memiliki pengetahuan baik dengan jumlah 29 responden (54,72%). 2. Kepatuhan ibu melakukan kunjungan ulang. Diagram 4.2. Distribusi frekuensi melakukan kunjungan ulang. Sumber : Data Primer, 2015 Berdasarkan diagram 4.2. diatas dapat diketahui bahwa responden paling banyak yaitu responden yang patuh Hubungan Pengetahuan Ibu tentang KB suntik 3 Bulan dengan Kepatuhan dalam Ibu Melakukan Kunjungan Ulang dapat di diskripsikan sebagai berikut : a. Responden yang memiliki pengetahuan baik dan patuh dalam melakukan kunjungan ulang sebanyak 26 orang (49,0%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan baik dan tidak patuh dalam melakukan kunjungan ulang sebanyak 3 orang (5,7%). b. Responden yang memiliki pengetahuan cukup dan patuh dalam melakukan kunjungan ulang sebanyak 5 orang (9,5%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan cukup dan
tidak patuh dalam melakukan kunjungan ulang sebanyak 4 orang (7,5%). c. Responden yang memiliki pengetahuan kurang dan patuh dalam melakukan kunjungan ulang sebanyak 8 orang (15,1%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang dan tidak patuh dalam melakukan kunjungan ulang sebanyak 7 orang (13,2%). Hasil dari perhitungan Chi Square didapatkan hasil pada kolom value (x 2 hitung) sebesar 8,523. Pengujian dilakukan dengan derajat kebebasan (df) sebesar 2 pada taraf signifikan 5% dan nilai distribusi Chi Square ( ) sebesar 5,991. Karena > (8,523 > 5,991), maka Ho ditolak atau Ha diterima, artinya ada hubungan secara signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang KB suntik 3 bulan dengan kepatuhan ibu melakukan kunjungan ulang. PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti maka berikut ini akan dibahas hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang KB suntik 3 bulan dengan kepatuhan ibu melakukan kunjungan ulang. Berdasarkan hasil penelitian pada diagram 4.1. mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik dengan jumlah 29 responden (73,58%). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003; h. 121). Keluarga Berencana merupakan upayapeningkatan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera. (Anggraini dan Martini, 2012; h. 47). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa tingkat pengetahuan dapat juga dipengaruhi oleh informasi baik dari media, misalnya dari TV, internet atau surat kabar (Hendra, 2008). Berdasarkan hasil penelitian pada diagram 4.2. sebagian besar responden patuh dalam melakukan kunjungan ulang dengan jumlah 39 responden (73,58%). Minat merupakan suatu kecenderungan atau keinginan yang tertinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam (Mubarak, 2011 ; h. 84). Dari hasil penilitian ini sesuai dengan teori bahwa kepatuhan adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter yang mengobatinya (Syakira, 2009). Dan ibu mengetahui dampak yang akan
terjadi apabila ibu tidak patuh dalam melakukan kunjungan ulang yaitu ibu bisa mengalami kehamilan. Dari penelitian ini dilakukan penghitungan Chi Square yang didapatkan hasil sesuai dengan tabel 4.1. bahwa pada kolom value (x 2 hitung). Karena x 2 hitung (8,523) > x 2 tabel (5,991) pada taraf signifikan 5%, maka Ho ditolak atau Ha diterima, artinya ada hubungan secara signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang KB suntik 3 bulan dengan kepatuhan ibu melakukan kunjungan ulang. Sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut akan mengalami proses yang berurutan diantaranya adalah kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), evaluasi (evaluation), percobaan (trial), dan adopsi (adoption). Dalam proses adopsi, subjek akan berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap stimulus (Mubarak, 2011; h. 82). Dalam stimulus terdapat pula dukungan emosional dari anggota keluarga yang lain, teman, waktu, uang, dan transportasi. Jika salah satu faktor tersebut tidak terpenuhi, maka akan mengurangi kepatuhan pasien (Niven, 2002; h. 197). Sehingga dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa pengetahuan akan mempengaruhi perilaku. Bentuk perilaku tersebut salah satunya adalah kepatuhan yang dapat berupa perilaku patuh dan tidak patuh. Selain itu terdapat faktor-faktor yang mendukung kepatuhan pasien. Faktor-faktor tersebut diantaranya : pendidikan, akomodasi, modifikasi faktor lingkungan dan sosial, perubahan model terapi, dan interaksi profesional kesehatan dengan pasien. Begitu juga dengan tingkat pengetahuan ibu tentang KB suntik 3 bulan dalam kategori baik, sehingga mempengaruhi kepatuhan ibu dalam melakukan kunjungan ulang di Sidoharjo. SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang KB suntik 3 bulan dengan kepatuhan ibu melakukan kunjungan ulang. Berdasarkan simpulan penelitian di atas penulis memberikan saran : Diharapkan responden meningkatkan peng-etahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan KB suntik 3 bulan, baik melalui TV, radio, surat kabar maupun mengikuti penyuluhan yang diberikan oleh bidan. Diharapkan mampu meningkatkan penyuluhan tentang keluarga berencana, karena pentingnya dalam pemberian penyuluhan yang akan mempengaruhi pengetahuan ibu dimana pengetahuan itu akan mempengaruhi perilaku akseptor terutama dalam mematuhi jadwal kunjungan KB suntik 3 bulan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Y. dan Martini. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Rohima Press. (h.19, 47, 133, 138). Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. (h.211, 221, 223, 333). Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. 2012. Angka Kejadian KB Tahun 2011. DKK Sukoharjo. Sulistyawati, A. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika. (h. 75-78). Speroff, L. dan Darney, P., D. 2003. Pedoman Klinis Kontrasepsi. Jakarta: EGC. (h. 191). Wawan, A. dan M, Dewi. 2011. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. (h. 18). Dinkes. 2011. Profil Kesehatan Provinsi Jateng. Didapat dari: http//www.dinkesprov.go.id. Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rohima. (h. 107, 111). Imron, M. dan Munif, A. 2010. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan. Jakarta: CV Sagung Seto. (h. 152, 155-156). Niven, N. 2002. Psikologi Kesehatan Pengantar untuk Perawat dan Profesional Kesehatan Lain. Jakarta: EGC. (h. 192-198). Ridwan. 2011. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. (h. 44). Riyanto, A. 2009. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Yogjakarta: Nuha Medika. (h. 5, 40). Saifuddin, A., B. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. (h. MK- 34, MK-42, MK-47-MK- 48). Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press. (h.63, 77-78).