BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pada pasal 1 ayat (1) disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kota yang cukup padat dan banyak di datangi. Selain. terdapat di Yogyakarta. Keberadaan kampus-kampus di

BAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya, yang disebabkan oleh semakin beranekaragamnya produk

BAB I PENDAHULUAN. I. Pendahuluan Latar Belakang Proyek. Batik sudah berabad abad tumbuh dan berkembang dari jaman ke

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Gagasan awal,strategi/pendekatan Perancangan. Skywalk merupakan akses pejalan kaki yang letaknya dua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. Kudus dikenal sebagai kota penghasil rokok (kretek)

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya. Terlebih lagi jika ingin mendalami segala sesuatu yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bebas tanpa hambatan tarif maupun non-tarif. Dari total. penduduk Indonesia. Indonesia dengan SDM dan SDA nya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Projek Observatorium Astronomi. masyarakat umum. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan fasilitas

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Projek Gagasan awal. Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. maupun sekelompok bangunan yang memfasilitasi kegiatan penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Perancangan. Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini.

BAB I PENDAHULUAN. ke jaman, seirama dengan perkembangan mode. Sekitar abad. berubah menjadi barang yang memiliki fungsi ekonomis di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan berbagai komunitas otomotif khususnya komunitas mobil

BAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I. PENDAHULUAN. umat manusia tanpa termakan oleh waktu. Bentuk tertulis ini membutuhkan sebuah media,

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Semarang dan sebagian masuk wilayah Kabupaten Kendal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan % dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi / Tugas Akhir Angkatan 60 Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Pasar Umum Sukawati. 1.1 Latar Belakang

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL

BAB I PENDAHULUAN. Balai Kota Denpasar di Lumintang 1

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dunia Arsitektur sekarang ini sudah semakin berkembang melalui ide-ide untuk

RUMAH SUSUN SEDERHANA MILIK di CENGKARENG JAKARTA BARAT

Pusat Peragaan IPTEK Biologi Medan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota Malang ini menggunakan

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Ceramah Diskusi Problem Based Learning

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

AKADEMI DESAIN VISUAL DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

darah tidak berfungsi dengan baik.

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Bambu merupakan salah satu material lokal Indonesia yang sering. kita jumpai di lingkungan masyarakat. Namun dalam pemanfaatannya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

SHOPPING MALL DI JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipungkiri

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN PT. KARYA MUKTI ABADI SEBAGAI SENTRA INDUSTRI KAROSERI DUMP TRUK UNTUK WILAYAH JAWA TENGAH DI UNGARAN Penekanan Desain Hi-Tech

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sekolah Desain Animasi dan Game Semarang

BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangannya. Salah satu

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN TA 29

BAB I PENDAHULUAN FOOTBALL ACADEMY GERAK. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas hidupnya pun semakin berkembang. Hal paling dasar yang

BAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

PERANCANGAN ARSITEKTUR dan PERANCANGAN KOTA

KAMPUS FISIP UNDIP SEMARANG (Penekanan Desain Gaya Arsitektur Renzo Piano)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek 1.1.1. Gagasan Awal Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini. Pendidikan yang berkualitas sangat bermanfaat untuk menentukan karir seseorang dalam dunia kerja sehingga menjadi lebih professional dan merupakan modal investasi masa depan. Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan pada masyarakat mengalami perkembangan. Oleh sebab itu pendidikan pada tingkat perguruan tinggi dipandang sangat penting bagi masyarakat. Ini terbukti dengan semakin banyaknya minat calon mahasiswa atau lulusan SMA yang mau melanjutkan di perguruan tinggi. Dengan melihat pertumbuhan kota Semarang yang saat ini juga sangat pesat, baik dari aspek demograsi (populasi penduduk), alat transportasi, perdagangan, industri perumahan, perkantoran, maupun fasilitas-fasilitas lain yang dapat menimbulkan perkembangan perkotaan, antara lain dibidang sosial, budaya, ekonomi, fisik kota, dan sebagainya. Seiring dengan kebutuhan fasilitas-fasilitas tersebut, kota Semarang mempunyai sebanyak 63 perguruan tinggi tetapi masih kurang dalam fasilitas pendidikan khusus di bidang arsitektur dan desain, tepatnya untuk sekolah tingginya. Perkembangan bisnis properti di kota Semarang memerlukan sumber daya manusia yang tidak sedikit terutama dari bidang perencanaan. Sehingga perlu diselenggerakan fasilitas pendidikan khusus dengan membuat wadah berupa 1

sekolah tinggi arsitektur dan desain di Semarang. Diharapkan dengan adanya fasilitas edukasi ini para mahasiswa Semarang dapat menjadikan kota Semarang sebagai alternatif untuk pendidikan tanpa harus merantau ke kota lain, namun tidak menutup kemungkinan sekolah ini dibuka untuk mahasiswa dari luar kota Semarang. Pemilihan Semarang sebagai lokasi sekolah tinggi arsitektur dan desain tak lepas dari potensi yang dimiliki kota Semarang yang merupakan pusat perekonomian, bisnis, pemerintahan, dsb. Dengan tujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat Jawa Tengah pada umumnya, khususnya kota Semarang, perlu adanya pengolahan ketrampilan yang diimbangi dengan kemudahan yang memadai guna memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mempunyai pemikiran yang lebih maju guna melahirkan generasi muda yang cerdas, kreatif, dan inovatif. Pada bangunan edukasi ini, konsep yang diusung didasarkan pada kebiasaan mahasiswa, yaitu berkumpul, berdiskusi, berpikir, mencari ide-inspirasi, mengolah kreativitas dan sebagainya. Selain itu, ada pula hal lain yang mendasari konsep awal perancangan bangunan adalah karya desain dapat dinikmati serta diapresiasi oleh masyarakat. Dari dua hal tersebut ditarik sebuah tema yang sesuai untuk sekolah tinggi arsitektur dan desain ini yaitu natural place for art and public which flows and interconnected. Bangunan sekolah tinggi ini pada hakekatnya tidak hanya sekedar tempat untuk mewadahi kegiatan belajar untuk para mahasiswa saja.tata ruang, bangunan, dan lansekap juga digunakan sebagai sarana untuk membangkitkan inspirasi mahasiswa dalam berkarya. Tema yang diusung pada bangunan ini,dapat diterjemahkan dalam kalimat lain yaitu kehidupan perkuliahan sangat dibutuhkan interaksi dan sosialisasi antar penggunanya. Bersosialisasi adalah salah satu faktor pembelajaran penting untuk 2

melatih mahasiswa, oleh karena itu penyediaan ruang-ruang terbuka yang alami sebagai pengalir dan penghubung baik antar ruang-massa bangunan maupun lansekap. 1.1.2. Alasan dan Motivasi Pemilihan Judul 1.1.2.1. Ketertarikan ( interest ) Banyaknya minat calon mahasiswa atau lulusan SMA yang mau melanjutkan ke perguruan tinggi. Guna mendapatkan ilmu dan bekal untuk masuk ke dunia kerja, khususnya di bidang arsitektur dan desain yang saat ini merupakan salah satu bidang yang diminati masyarakat. Dengan menyediakan suatu wadah yaitu sekolah tinggi untuk mendidik dan mengembangkan minat, bakat, kreasi, dan kreativitas generasi muda yang ada di Semarang dan juga untuk generasi muda dari wilayah luar kota Semarang untuk belajar dan berkunjung ke Semarang. 1.1.2.2. Kepentingan mendesak (urgency) Perencanaan bangunan edukasi di Semarang ini menjadi hal yang mendesak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan tingkat tinggi untuk memajukan kota Semarang dari aspek Arsitektur dan Desain. Untuk itu dibutuhkan sebuah wadah dengan fasilitas dan pelayanan yang mampu menampung kegiatan pendidikan yang nantinya mampu menghasilkan lulusan yang berkompeten, profesional, dan kreatif dalam bidangnya dan dapat bersaing di dunia kerja. 3

1.1.2.3. Kebutuhan (needs) Sekolah Tinggi Arsitektur dan Desain di Semarang ini merupakan pilihan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tentang pendidikan tinggi dan memajukan kota Semarang dari segi edukasi, khususnya Arsitektur dan Desain dengan melahirkan para calon arsitek dan desainer yang unggul dalam hal desain, serta berjiwa entrepreneur, dengan mengingat potensi kota Semarang sebagai ibukota Jawa Tengah dan salah satu kota terbesar di Indonesia. 1.1.2.4. Keterkaitan (relevancy) Dengan adanya bangunan Sekolah Tinggi yang berbasis Arsitektur dan Desain ini diharapkan masyarakat dapat menjadikan kota Semarang sebagai alternatif untuk menimba ilmu, sehingga untuk kedepannya kota Semarang dapat disejajarkan dengan kota-kota besar lainnya yang akan berimbas pada perekonomian kota itu sendiri. 1.2. Tujuan dan Sasaran Pembahasan 1.2.1. Tujuan Tujuan dan Sasaran dari perancangan Sekolah Tinggi Arsitektur dan Desain di Semarang ini yaitu: 1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. 4

2. Menciptakan suatu rancangan yang dapat menjadi wadah untuk menggali potensi-potensi di bidang Arsitektur dan Desain agar dapat menjadi nilai positif bagi dunia Arsitek dan Desain di Semarang. 3. Menciptakan suatu gubahan ruang yang tidak hanya mendukung optimalisasi fungsi-fungsi dalamnya, tetapi menarik juga dari segi estetis. 4. Selain itu, Sekolah Tinggi Arsitektur dan Desain ini dirancang dengan senyaman mungkin bagi penghuninya sehingga para pemakai ruang dapat merasakan kenyamanan dari desain itu sendiri, tata letak ruang, olahan fasade yang baik, lansekap yang menarik, dan detail bangunan yang unik. 1.2.2. Manfaat - Manfaat Akademis: Membuka peluang pendidikan bagi lulusan SMU atau sederajat untuk dapat belajar di Sekolah Tinggi Arsitektur dan Desain sehingga memperoleh bekal dan ketrampilan khusus yang dapat digunakan dalam masyarakat, khusunya dalam hal Arsitektur dan Desain. Memajukan pendidikan dan pelatihan dalam bidang Arsitektur dan Desain, khususnya di Semarang. Agar menghasilkan lulusan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota Semarang. - Manfaat Praktis: Mencoba untuk menanggapi kemajuan pembangunan dan teknologi yang ada dimasyarakat untuk mewujudkannya dalam bentuk karya desain. 5

1.3. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan proyek Sekolah Tinggi Arsitektur dan Desain di Semarang ini dititik beratkan pada bidang ilmu arsitektur yang meliputi: Latar belakang dan pengertian Sekolah Tinggi. Pelaku, aktivitas, kebutuhan ruang dan fasilitas yang terdapat di sekolah tinggi. Studi arsitektur dari segi tata ruang, fungsi, tata bentuk dan content ( sosial/ budaya/ ekonomi dan teknologi). Studi bangunan dari segi struktur, teknologi, material bangunan dan utilitas bangunan. Studi lingkungan dari pemilihan lokasi dan tapak, pengolahan limbah dan sampah, pengelolaan air hujan, penyediaan energi, dan perbaikan iklim mikro setempat. Studi banding/ komparasi dengan proyek sejenis. Konsep arsitektur, penekanan desain dan permasalahan dominan. 1.4. Metode Pembahasan 1.4.1. Metode Pengumpulan Data 1.4.1.1. Metode Pengumpulan Data Primer Melakukan wawancara, observasi lapangan dan studi banding terhadap proyek sejenis.hasil pengumpulan data berupa data, catatan dan foto dokumentasi. 6

1.4.1.2. Metode Pengumpulan Data Sekunder Mengumpulkan dan mengkaji data-data yang berkaitan dengan tema yang diperoleh baik dari buku,dokumen, internet, media masa, maupun sumber-sumber tertulis lainnya. 1.4.2. Metode Penyusunan dan Analisa 1.4.2.1. Deduktif Metode penyusunan dan analisa bedasarkan standart dan buku teks untuk menjadi acuan dalam merancang sebuah sekolah tinggi. 1.4.2.2. Induktif Metode penyusunan dan analisa melalui studi banding sebagai bahan referensi ataupun perbandingan untuk proyek sejenis. 1.4.3. Metode Pemograman Pemrograman adalah mengumpulkan data atau fakta yang spesifik tentang kebutuhan klien yang nantinya akan dibutuhkan sebagai dasar untuk membuat desain, yang meliputi : Pencarian data, baik data yang masih mentah atau yang sudah bisa dipakai untuk pembuatan desain pada proyek ini. Pengolahan Data Pengolahan data yaitu menggambarkan, menguraikan serta mengindentifikasikan masalah yang di dapat dari data data yang ada (literatur, foto observasi, survey lapangan dan hasil wawancara). Analisis dilakukan dengan 2 cara, yaitu : 7

- Analisis kuantitatif meliputi macam macam ruang yang ada(untuk ruangruang tertentu yang diperlukan secara khusus dalam proyek), ukuran tiap ruang dalam bangunan menurut standart besaran ruang yang umum digunakan.pada sekolah tinggi. - Analisis kualitatif meliputi kenyamanan penggunaan runag kelas sekolah tinggi arsitektur dan desain serta sesuai dengan fungsi masing-masing fasilitas. Penafsiran dan Kesimpulan Penafsiran dan kesimpulan dilakukan dengan melakukan analisis pada hasil survey lapangan maupun kondisi yang ada pada objek observasi sehingga diperoleh permasalahan desain yang sangat dominan pada bangunan sekolah tinggi arsitektur dan desain. 1.4.4. Metode Perancangan Arsitektur Metoda perancangan arsitektur dilakukan dengan membuat konsep rancangan skematik, konsep spasial / lingkup bangunan, konsep tata bentuk, dan konsep pengolahan tampilan visual bangunan.setelah itu, melakukan pengembangan rancangan serta mengimplementasikan rancangan skematik tersebut berupa rancangan tapak dan bangunan beserta pembuatan detail-detailnya.kemudian dilanjutkan dengan mepresentasikan konsep rancangan desain mengenai Sekolah Tinggi Arsitektur dan Desain di Semarang. 1.5. Identifikasi Masalah Permasalahan-permasalahan yang ada pada proyek muncul ketika potensi daripada lingkungan yang ada (supply) tidak sebanding dengan kebutuhan 8

(demand) yang ingin dicapai oleh perencanaan sekolah tinggi arsitektur dan desain, baik secara fungsional, struktural, estetis, dsb.yang berkaitan dengan desain proyek. Adapun permasalahan-permasalahan yang muncul berdasarkan beberapa pertimbangan ialah sebagai berikut: Tabel 1.1 : Identifikasi Masalah Kebutuhan (demand) Suasana perkuliahan yang tenang dan mampu membangkitkan inspirasi mahasiswa (identik dengan mahasiswa seni). Menciptakan desain bangunan yang identik dengan bangunan edukasi. Penyelesaian terhadap sirkulasi dan lahan parkir yang sering menjadi kendala pada perencanaan bangunan sekolah. Optimalisasi ruang pada sekolah tinggi baik ruang public maupun perkuliahan. Potensi (supply) Rencana lokasi sekolah tinggi yang berada di sub urban kota Semarang yang relative padat. Penyesuaian bentuk bangunan terhadap lingkungan sekitar. Lokasitapak pada bagian padat penduduk dan lahan yang bervariasi antara datar dan berkontur. Pengabunggan beberapa fungsi bangunan. Rumusan masalah - Bagaimana pemilihan tapak yang tepat untuk perencanaan sekolah tinggi yang membutuhkan suasana yang tenang ini - Bagaimana perencanaan barrier pada bangunan maupun tapak untuk menciptakan suasana tenang untuk perkuliahan - Bagaimana cara mendesain bangunan dan lansekap yang dapat membangkitkan inspirasi mahasiswa seni - Bagaimana cara menciptakan bangunan yang identik dengan bangunan edukasi, namun masih tetap memperhatikan lingkungan sekitar yang ada. - Bagaimana cara mengolah/mendesain tapak untuk kepentingan parkir mengingat proyek merupakan bangunan sekolah yang arus mobil dan kendaraan bermotor dapat dikatakan tinggi dan lokasi tapak merupakan lokasi sub urban kota Semarang yang relatif padat, sehingga bukan malah menambah tingkat kemacetan, namun memberikan solusi yang tepat - Bagaimana cara untuk mengoptimalkan penataan ruang-ruang perkuliahan dan mendesain ruang public yang tepat 9

Pada proyek Sekolah Tinggi Arsitektur dan Desain di Semarang ini,identifikasi masalah digunakan untuk merumuskan masalah-masalah utama yang muncul dari pertanyaan-pertanyaan yang ada karena potensi daripada lingkungan (supply) tidak sebanding dengan kebutuhan (demand) yang ingin dicapai oleh perencanaan bangunan edukasi ini. Masalah - masalah utama tersebut muncul pada bagian Rumusan Masalah. 1.6. Perumusan Masalah Bagaimana pemilihan tapak yang tepat untuk perencanaan sekolah tinggi yang membutuhkan suasana yang tenang ini?bagaimana juga perencanaan barrier pada bangunan maupun tapak untuk menciptakan suasana tenang untuk perkuliahan? Bagaimana cara mendesain bangunan dan lansekap yang dapat membangkitkan inspirasi mahasiswa? Bagaimana cara menciptakan bangunan yang identik dengan bangunan edukasi namun masih tetap memperhatikan lingkungan sekitar yang ada? Bagaimana cara mengolah/mendesain tapak untuk kepentingan parkir mengingat proyek merupakan bangunan sekolah yang arus mobil dan kendaraan bermotor dapat dikatakan tinggi dan lokasi tapak merupakan lokasi sub urban kota Semarang yang relatif padat, sehingga bukan malah menambah tingkat kemacetan, namun memberikan solusi yang tepat? Bagaimana cara untuk mengoptimalkan penataan ruang-ruang perkuliahan? 10

Bagaimana cara untuk mengoptimalkan penataan ruang-ruang perkuliahan dan mendesain ruang publik yang tepat? 1.7. Sistematika Pembahasan BAB I. PENDAHULUAN Berisi uraian dari Latar Belakang Proyek, Tujuan dan Sasaran Pembahasan, Lingkup Pembahasan, Metode Pembahasan, dan Sistematika Pembahasan. BAB II. TINJAUAN PROYEK Berisi tentang Tinjauan Umum dan Tinjauan Khusus Proyek, Kesimpulan, Batasan dan Anggapan. Tinjauan umum berisi Gambaran Umum, Latar Belakang Perkembangan Trend, dan Sasaran yang akan dicapai. Tinjauan Khusus berisi Terminologi, Kegiatan, Spesifikasi dan Persyaratan Desain, Deskripsi Konteks Kota, Studi banding / komparansi kasus proyek sejenis, dan Permasalahan Desain. BAB III. ANALISA PENDEKATAN PROGAM ARSITEKTUR Berisi analisa pendekatan arsitektur (studi aktifitas dan studi fasilitas), analisa sistem bangunan (studi sistem struktur dan eclosure, studi sistem utilitas dan sistem pemanfaatan teknologi) dan analisa konteks lingkungan (pemilihan dan analisa lokasi dan tapak). BAB IV. PROGAM ARSITEKTUR Terdiri dari konsep program, tujuan perancangan, faktor penentu perancangan, faktor persyaratan perancangan, dan program 11

arsitektur (program kegiatan, program sistem struktur, program sistem utilitas, dan program lokasi dan tapak). BAB V. KAJIAN TEORI Berisi kajian teori tentang penekanan desain dan permasalahan dominan.kajian teori penekanan desain berisi uraian pengejawantahan dari subyektifitas perancangan dan dikaitkan dengan masalah bentukteknologi-lingkungan budaya/ perilaku, terkait dengan konsep program arsitektur.kajian teori permasalahan dominan berisi permasalahan pokok yang diangkat atau ditelusuri dari permasalahan desain dan jadi penentu optimalisasi hasil desain. DAFTAR PUSTAKA 12