BAB 1 PENDAHULUAN. merasakan hal yang demikian terutama pada saat menginjak masa remaja yaitu. usia tahun (Pathmanathan V dan Surya H, 2013).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia. Laporan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang Masa remaja adalah periode waktu yang membentang dari masa pubertas ke awal usia 20-an. Individu mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil dari non-perokok yang terpapar asap rokok. Hampir 80% dari lebih 1

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh gelar sarjana (Sugiyono, 2013). Skripsi adalah muara dari semua

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

Bab 1 PENDAHULUAN. Rokok adalah salah satu permasalahan kesehatan terbesar yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja adalah masa tumbuh dan berkembang dimana terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rokok pada remaja yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres muncul sejalan dengan peristiwa dan perjalanan kehidupan yang dilalui

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAB 1 : PENDAHULUAN. menimbulkan banyak kerugian, baik dari segi sosial, ekonomi, kesehatan bahkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. Merokok sudah menjadi masalah kompleks yang menyangkut aspek

BAB I PENDAHULUAN. Mekanisme koping adalah suatu cara yang digunakan individu dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda kecil yang paling banyak digemari dan tingkat

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah dianggap

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan

Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara sadar untuk melukai dirinya sendiri, karena dengan merokok, berarti

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB I PENDAHULUAN. remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle

BAB 1 PENDAHULUAN. larangan merokok. Lebih dari 40 negara telah menempelkan label peringatan

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Di tahun 2009, Indonesia menempati peringkat ke-4

BAB I PENDAHULUAN. tidak selalu diidentikkan semata-mata untuk menghasilkan keturunan (prokreasi),

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia khususnya dikalangan pelajar. Walaupun sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. utama kanker di dunia. Survei dari WHO 8,2 juta orang meninggal kerena

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu hal yang seringkali menyerang remaja adalah perilaku merokok, yang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penyalahgunaan konsumsi alkohol sudah. sangat marak di kalangan masyarakat awam. Di Negara maju

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial maupun ekonomis. Oleh. menurunkan kualitas hidup manusia (Aditama,1997).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan mentalnya akan lambat. Salah satu indikator kesehatan yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. darah, efek terhadap paru, kekebalan tubuh hingga sistem reproduksi. 1 Meski

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. rokok. Masalah rokok tidak hanya merugikan si perokok (perokok aktif)

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seseorang yang mengkonsumsinya (Wikipedia, 2013). Pada awalnya, alkohol

BAB I PENDAHULUAN. Merokok masih menjadi kebiasaan banyak orang baik di negara. tinggi. Jumlah perokok di Indonesia sudah pada taraf yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. berakibat buruk bagi kesehatan dan jumlah perokok di Indonesia. cenderung meningkat (Notoatmodjo, 2010).

I. PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari, sering kita menemukan perokok di mana-mana, baik di

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

BAB I PENDAHULUAN. perokok mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya (Sari, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia (1990: 752). Profesor Tjandra mengatakan, konsumsi tembakau di

BAB I PENDAHULUAN. 1,3 milyar. Dari jumlah ini, sekitar 80% nya berada di negara-negara dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kebiasan merokok adalah pemandangan yang tidak. asing lagi untuk kita lihat. Menurut laporan WHO (2002),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai akibat dari perkembangan dunia pada masa ini, masalah yang dihadapi masyarakat semakin beragam. Diantaranya adalah masalah lingkungan sosial dan tuntutan lingkungan. Seiring dengan harapan untuk meningkatkan pencapaian diri dan adanya ketidaksanggupan pribadi untuk memenuhi tuntutan tersebut dapat menimbulkan stres dalam diri seseorang. Seseorang mulai merasakan hal yang demikian terutama pada saat menginjak masa remaja yaitu usia 15-19 tahun (Pathmanathan V dan Surya H, 2013). Remaja adalah perkembangan periode diantara rentang waktu dimana saat ia dianggap masa anak-anak menuju masa dewasa. Remaja juga ditandai dengan perubahan fisik dan perkembangan seksual yang terjadi secara cepat juga disertai bertambahnya tuntutan masyarakat. Disamping itu, masa remaja adalah masa yang rawan oleh pengaruh-pengaruh negatif seperti merokok, narkoba, kriminal dan kejahatan seks (Alamsyah RM, 2009). Dalam rangkaian proses perkembangan individu, remaja tidak mempunyai tempat yang jelas, tidak termasuk golongan anak, tapi tidak pula termasuk golongan orang dewasa. Selanjutnya dikatakan remaja masih belum mampu untuk menguasai perubahan fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya. Masa remaja merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan baru, sedangkan emosi remaja masih dalam keadaan tidak stabil atau masih bergejolak (Dwiyana PC dan Wulan R, 2008). Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Remaja pada usia 15-19 tahun mengalami banyak perubahan secara kognitif, emosional dan sosial. Mereka berpikir lebih kompleks, secara emosional lebih sensitif dan lebih sering menghabiskan waktu bersama dengan temantemannya. Hubungan antara remaja dengan teman sebayanya adalah hal yang utama dalam perkembangan remaja, para remaja berharap bisa mandiri, tidak dihubungkan lagi dengan orangtua. Remaja lebih membutuhkan dukungan dari teman-temannya dibandingkan dengan orang tua dalam kehidupannya sehari-hari (Nasution IK, 2007). Sebagian remaja mampu melewati perubahan ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Jika remaja tidak mampu mengatasi perubahan-perubahan tersebut dengan baik atau adanya ketidaksesuaian antara perkembangan psikis dan sosial menyebabkan remaja berada dalam kondisi di bawah tekanan atau stres dan terjadi permasalahan lainnya sehingga berakibat pada perilaku-perilaku negatif. Masa remaja juga dikatakan sebagai masa storm and stres, oleh karena itu masa remaja merupakan masa yang mempunyai kepekaan tinggi Beberapa permasalahan remaja yang paling sering adalah penggunaan rokok, alkohol dan narkoba (Sari NI, 2011). Dilihat dari sisi prestasi di sekolah remaja perempuan lebih baik dibanding remaja laki-laki. Remaja perempuan lebih peka terhadap lingkungannya. Nilai mereka di sekolah lebih baik, mereka juga lebih menonjol. Tuntutan dan motivasi mereka lebih tinggi. Akibatnya, remaja perempuan menderita beban psikis seperti cemas, tidak senang, sakit punggung dan sakit kepala. Sedangkan remaja laki-laki yang mengalami stres akan lebih sering merokok dan minum alkohol, sehingga 2 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

dapat dikatakan bahwa stres merupakan salah satu keadaan yang menyebabkan remaja merokok (Sari NI, 2011) Stres (Hans Seyle, 1950) adalah sebagai respon yang tidak spesifik dari tubuh pada tiap tuntutan yang dikenakan padanya. Ada juga yang menyatakan bahwa stres (Korchin, 1998) adalah keadaan yang akan muncul apabila tuntutantuntutan yang luar biasa atau terlalu banyak mengancam kesejahteraan atau integritas seseorang (Mumtahinnah N, 2008). Stres dianggap sebagai respon tubuh, misalnya bagaimana respon tubuh seseorang manakala yang bersangkutan mengalami beban pekerjaan yang berlebihan. Bila ia sanggup mengatasinya artinya tidak ada gangguan pada fungsi organ tubuh, maka dikatakan yang bersangkutan tidak mengalami stres. Tetapi sebaliknya bila ternyata ia mengalami gangguan pada satu atau lebih organ tubuh sehingga yang bersangkutan tidak lagi dapat menjalankan fungsi pekerjaannya dengan baik, maka ia disebut mengalami distress (Hawari D, 2008). Masyarakat umum pada kenyataannya mengartikan stres sebagai suatu rasa cemas. Jika ada sesuatu yang dapat membuat seseorang merasa cemas, maka itu adalah stres. Stres bagi tubuh bersinonim dengan suatu perubahan, apapun yang dapat menyebabkan perubahan di dalam kehidupan akan menimbulkan stres (Ariani FL, 2002). Akibat stres, seseorang yang sedang menghadapinya akan mengalami kondisi mental emosional yang tidak menyenangkan/keadaan disforik. Untuk mengatasi kondisi tersebut, ia cenderung melakukan respon perilaku fight or flight yaitu bertempur mengatasi stres atau lari dari stres (Nurdin AE, 2011). 3 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Salah satu respon perilaku flight yaitu dengan cara merokok. Dari penelitian menunjukkan membakar sebatang rokok justru menimbulkan efek sebaliknya, yakni meningkatkan kadar stres pada jangka panjang. Namun mereka yang sudah ketagihan, stres tersebut hanya bisa dihilangkan dengan merokok lagi (Anna LK, 2010). Perilaku merokok merupakan perilaku yang merugikan, tidak hanya bagi individu yang merokok tetapi juga bagi orang-orang disekitar perokok yang ikut terhirup asap rokok. Kerugian yang ditimbulkan bisa dari sisi kesehatan dan ekonomi. Dari sisi kesehatan, pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung rokok seperti nikotin, karbomonoksida, dan tar akan memacu kerja dari susunan sistem saraf pusat dan susunan saraf simpatis sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat, detak jantung bertambah cepat bahkan dapat menstimulasi kanker dan berbagai penyakit yang lain seperti penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, jantung, paru-paru, dan bronkitis kronis. Banyak faktor yang mendorong individu untuk merokok. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok adalah faktor lingkungan yang terdiri dari lingkungan keluarga dan lingkungan sebaya, serta kepuasan psikologis (Komalasari dan Helmi, 2002). Kepuasan psikologis memberi sumbangan yang lebih tinggi dari pada sumbangan sikap permisif orang tua dan lingkungan teman sebaya. Hal ini memberikan gambaran bahwa perilaku merokok bagi subjek dianggap memberikan kenikmatan dan menyenangkan. Merokok bagi remaja mempunyai kaitan yang erat dengan aspek psikologis terutama aspek positif yaitu sebesar 92,6% sedangkan efek negatif hanya sebesar 7,5% (pusing, ngantuk, dan pahit). Perilaku merokok ini berkaitan erat dengan kondisi emosi, kondisi yang paling 4 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

banyak perilaku merokok yaitu ketika subjek dalam tekanan atau stres yaitu sebesar 40,9%. Individu yang merokok banyak beranggapan bahwa rokok dapat membantunya merasa lega dan santai saat stres, padahal yang dirasakan itu merupakan bentuk ketergantungan terhadap nikotin (Komalasari dan Helmi, 2002). Dari data World Health Organization (WHO) Indonesia menduduki posisi peringkat ke-3 dengan jumlah perokok terbesar di dunia (4,8%) setelah Cina (30%) dan India (11,2%) pada tahun 2008, serta menduduki posisi peringkat ke-4 dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina, Rusia, dan Amerika pada tahun 2012 (Tobacco Control Support Center, 2012). Studi epidemiologi terbaru pun menyatakan bahwa di Indonesia terdapat prevalensi perokok laki-laki jauh lebih tinggi dari pada perokok wanita. Presentase perokok laki-laki yang merokok setiap hari adalah 73% dari jumlah penduduk laki-laki sedangkan perokok wanita yaitu 3,8% dari jumlah penduduk wanita (WHO, 2013). Provinsi Sumatera Barat menempati urutan ketujuh dari sepuluh provinsi dengan jumlah perokok terbesar di Indonesia. Persentase penduduk yang merokok mencapai 38,4%. Persentase ini dihitung berdasarkan jumlah penduduk usia di atas 15 tahun. Sedangkan untuk persentase perokok remaja di Sumatera Barat dapat dilihat dari jumlah perokok yang berusia 11-20 tahun, yaitu mencapai 55,9 % (Riskesdas, 2010). SMA Adabiah terletak di daerah yang strategis. Berdasarkan data murid (2015), didapatkan bahwa sebanyak 80% para muridnya berasal dari kalangan ekonomi yang cukup tinggi yang sebagian besar pekerjaan orang tuanya adalah pegawai negeri sipil. Dari hasil survei awal yang dilakukan dengan teknik 5 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

wawancara terdapat 27 dari 45 kuesioner yang mempunyai kebiasaan merokok dengan alasan untuk mengurangi stres ketika banyak tugas di sekolah. Dari keterangan-keterangan diatas, maka dapat dilihat bahwa salah satu kondisi yang menyebabkan timbulnya perilaku merokok adalah stres. Stres tidak hanya mempengaruhi individu untuk memulai mengkonsumsi rokok, namun juga bagi individu yang sudah menjadi perokok. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang "Hubungan Antara Stres dengan Derajat Merokok Pada Siswa SMA Adabiah Kota Padang". 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang. Rumusan masalah yang di dapatkan pada penelitian ini adalah 1. Bagaimana stres siswa di SMA Adabiah kota Padang? 2. Bagaimana derajat merokok siswa di SMA Adabiah kota Padang? 3. Bagaimana hubungan antara stres dengan derajat merokok pada siswa SMA Adabiah kota Padang? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres dengan derajat merokok pada siswa SMA Adabiah Kota Padang 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui stres siswa SMA Adabiah kota Padang. 2. Mengetahui derajat merokok siswa SMA Adabiah kota Padang. 6 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

3. Mengetahui hubungan antara stres dengan derajat merokok pada siswa laki-laki SMA Adabiah kota Padang. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat bagi Instansi Kesehatan 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada dinas kesehatan provinsi sumatera barat dalam membuat kebijakan mengenai perilaku merokok pada siswa SMA. 2. Sebagai bahan dalam promosi kesehatan kepada masyarakat tentang pencegahan perilaku merokok pada siswa SMA. 1.4.2 Manfaat bagi Perkembangan Ilmu pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi terhadap ilmu pengetahuan sebagai data untuk mengetahui hubungan stres dengan derajat merokok pada siswa SMA. 1.4.3 Manfaat bagi Pihak Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kebiasaan merokok pada siswa di SMA tersebut dan para guru hendaknya dapat mengajarkan anak muridnya untuk memanajemen stres yang baik. 1.4.4 Manfaat bagi Akademik Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pustaka dalam rangka menambah informasi tentang ilmu kesehatan masyarakat khususnya mengenai perilaku merokok dan menjadi data dasar bagi ilmuwan lain untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan bidang ini. 7 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

1.4.5 Manfaat bagi Peneliti 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan peneliti bahwa merokok mempengaruhi kehidupan manusia. 2. Sebagai bahan dalam melakukan promosi kesehatan kepada masyarakat untuk mencegah terjadinya perilaku merokok. 3. Sebagai bahan pembelajaran dalam melakukan penelitian ilmiah dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi penelitian selanjutnya. 8 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas