BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Beberapa dekade lalu, pajak hanya dianggap sebagai pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi melalui pembangunan infrastruktur, aset-aset publik, dan fasilitas umum

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan negara diatur dengan undang undang. Hal ini. tarif pajak yang tertuang pada Undang-Undang No.36 tahun 2008 pasal 17

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendanaan penting bagi perekonomian Indonesia. Dari

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sektor pajak. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Udang Nomor 25 Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada

BAB I PENDAHULUAN. dari sektor pajak. Lebih dari 70 % pengeluaran Negara dibiayai oleh pajak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang banyak disebutkan dalam akuntansi sosial dan lingkungan (Tilling, masyarakat (Kuznetsov dan Kuznetsova, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. bahkan perusahaan yang melakukan penghindaran pajak (tax avoidance).

BAB I PENDAHULUAN. (shareholders) namun juga bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya

BAB I PENDAHULUAN. berbadan hukum yang memproduksi atau menjalankan keuntungan. perusahaan dalam jangka waktu tertentu dengan memperhatikan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dilihat dari harga

BAB I PENDAHULUAN. program-program pembangunan yang dapat dinikmati rakyat. Sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perusahaan dihadapkan dalam persoalan yang semakin

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I Pendahulauan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Pemerintah

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dasar 1945 Amandemen III yang berbunyi Pajak dan pungutan lain yang bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama manajemen perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya ialah

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. sakit, dan lain lain. Karena dari pajak yang dilunasi oleh masyarakat pemerintah. mempunyai dana untuk membangun hal tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial dan peningkatkan kesejahteraan sosial. Sehingga perusahaan bukan

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. Undang Republik Indonesia No 28 Tahun 2009 yaitu kontribusi wajib kepada negara

Bab II. Corporate Social Responsibility

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi perokonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) memunculkan kesadaran baru dimana hal

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan pasal 1 ayat 1, definisi pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan banyak masyarakat, baik secara perorangan maupun kelompok,

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen keuangan merupakan manajemen yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya.oleh karena itu, dalam menjalankan kegiatannya perusahaan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan kondisi bangsa Indonesia yang masih dalam kategori

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, perencanaan diperlukan agar laba dapat dicapai dalam perusahaan yang

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kemiskinan adalah masalah klasik dalam sebuah perekonomian, 1 namun

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan wacana yang sedang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Keterkaitan perusahaan dengan daerah lingkungan sosialnya menuntut

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dasar perusahaan agar tetap bertahan dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Septiana dkk (2012:71-84) Booth-Haris Trust Monitor (2001)

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak memberikan kontribusi positif kepada aspek sosial dan lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, pemerintah memerlukan dana yang tidak sedikit, dimana dana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal

BAB I PENDAHULUAN. Setelah disahkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Meningkatnya kinerja

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak

BAB II. Rerangka Teori dan Hipotesis. Perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesejahteraan suatu penduduk dapat tercapai apabila di dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. untuk diselesaikan oleh pemerintah daerah. Salah satu urusan yang diserahkan

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan melalui. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mewajibkan seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini masyarakat semakin cermat dalam menilai dampak

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan kenaikan aset dalam satu perioda akibat kegiatan produksi yang

PENDAHULUAN. untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini, pajak memegang peranan penting dalam perekonomian negara dikarenakan pajak memiliki kontribusi yang paling besar pada pos penerimaan negara pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak). Pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat (1) adalah suatu kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa bedasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kontribusi pajak yang dominan pada penerimaan negara menyebabkan pemerintah saat ini semakin gencar melakukan optimalisasi pajak. Salah satu kendala optimalisasi penerimaan pajak oleh pemerintah adalah terjadinya penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan atau suatu upaya yang dilakukan perusahaan untuk meminimalisasi biaya pajak perusahaan. Pajak yang harus dibayar oleh perusahaan didasarkan dari besaran perolehan laba perusahaan. Hal ini menjadi sebuah dilema bagi manajemen dan pemilik perusahaan, karena pajak secara langsung mengurangi pendapatan perusahaan. Sehingga pajak bagi perusahaan adalah beban yang dapat mengurangi laba bersih perusahaan. Bagi perusahaan, pajak merupakan salah satu faktor yang memotivasi pengambilan keputusan perusahaan. Tindakan manajer didesain untuk meminimalisasi pajak perusahaan dengan kegiatan penghindaran pajak. 1

Tujuannya adalah untuk mendapatkan laba yang lebih besar, karena pajak bagi perusahaan adalah beban yang dapat mengurangi laba bersih perusahaan. Hal ini tidak sejalan dengan pemerintah yang bertujuan memaksimalkan pendapatan pajak dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Kebijakan penghindaran pajak memiliki pengaruh negatif bagi masyarakat dikarenakan pajak merupakan kontribusi perusahaan kepada pemerintah dalam rangka pembiayaan kepentingan publik. Sedangkan perusahaan yang melakukan kebijakan penghindaran pajak dianggap tidak memberikan kontribusi kepada publik. Sehingga, penghindaran pajak merupakan salah satu tindakan perusahaan yang tidak bertanggung jawab sosial. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) menurut Lord Holme dan Richard Watt dalam Hadi (2011) adalah komitmen yang berjalan secara etis dan memiliki kontribusi terhadap pembangunan untuk meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja dan keluarga mereka dan juga komunitas local serta masyarakat luas. Menurut ISO 26000 dalam Cheng (2011), Corporate Social Responsibility adalah tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampakdampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan. Pada dasarnya konsep tentang CSR berawal dari teori legitimasi dan teori stakeholder. Dalam teori legitimasi, organisasi berusaha menciptakan keselarasan antara nilai-nilai sosial yang ada pada kegiatan organisasi dengan norma-norma yang ada pada lingkungan sosial dimana organisasi tersebut merupakan bagian dalam lingkungan sosial tersebut. Sedangkan teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan tidak beraktivitas hanya untuk kepentingan pemilik saham, melainkan 2

juga bagi semua stakeholder lainnya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, dan pihak lain). Di Indonesia, CSR diatur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pada pasal 1 ayat 3 dijelaskan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Pada UU tersebut, pemerintah mewajibkan perusahaan untuk berperan serta dalam kegiatan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Perusahaan tidak hanya dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada perolehan laba perusahaan semata, tetapi juga harus memperhatikan tanggung jawab sosial dan lingkungannya. Dalam Pasal 74 UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh perseroan merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan dan terdapat sanksi apabila perseroan tidak melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dari UU tersebut disimpulkan bahwa perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan CSR. Di Indonesia beberapa pengeluaran perusahaan terkait CSR dapat menjadi pengurang pajak (deductible expenses). Pada Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 2010 yang memuat aturan bahwa perusahaan dapat menjadikan biaya 3

untuk sumbangan berjenis tertentu, yaitu dalam rangka penanggulangan bencana, penelitian dan pengembangan (litbang), pendidikan, olahraga, dan pembangunan infrastuktur sosial sebagai pengurang penghasilan bruto sebesar maksimal 5% dari penghasilan neto fiskal tahun pajak sebelumnya. Bagi perusahaan, hal ini dapat menjadi salah satu cara manajemen pajak bagi perusahaan. Dikarenakan akan dapat mengurangi pajak perusahaan tetapi dengan tidak melanggar peraturan perpajakan yang berlaku. Hubungan antara CSR dengan penghindaran pajak telah diteliti oleh beberapa peneliti seperti Muzakki (2015), Wahyudi (2015), Dwilopa (2016) dan Pradipta (2016). Hasil yang ditemukan oleh Wahyudi (2015) dan Dwilopa (2016) menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Muzakki (2015) dan Pradipta (2016) menyimpulkan bahwa CSR berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak, artinya semakin tinggi pengungkapan CSR suatu perusahaan, semakin rendah praktik penghindaran pajak. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi sebuah perusahaan dalam membayar pajaknya. Salah satunya berkaitan dengan capital intensity ratio atau rasio intensitas modal. Rasio intensitas modal adalah seberapa besar perusahaan menginvestasikan asetnya pada aset tetap. Capital intensity menggambarkan seberapa besar aset perusahaan yang diinvestasikan kedalam aset tetap yang dibutuhkan perusahaan untuk beroperasi. Capital intensity diproksikan menggunakan rasio intensitas aset tetap. Intensitas aset tetap adalah seberapa besar proporsi aset tetap perusahaan dalam total aset yang dimiliki perusahaan. Dengan adanya aset tetap dapat memungkinkan perusahaan untuk mengurangi pajaknya. Hal ini dikarenakan seluruh aset tetap 4

akan mengalami penyusutan yang akan menjadi biaya penyusutan dalam laporan keuangan perusahaan. Biaya penyusutan ini adalah biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan dalam perhitungan pajak perusahaan. Semakin besar biaya penyusutan akan semakin kecil tingkat pajak yang harus dibayarkan perusahaan dikarenakan biaya penyusutan aset tetap secara langsung akan mengurangi laba perusahaan yang menjadi dasar perhitungan pajak perusahaan. Terdapat beberapa penelitian tentang kaitan CSR dan capital intensity terhadap penghindaran pajak di Indonesia. Salah satu penelitian tentang CSR dan capital intensity di Indonesia adalah yang dilakukan oleh Muzakki (2015). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel CSR dan capital intensity berpengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran pajak. Hal ini berarti penghindaran pajak perusahaan dipengaruhi oleh sikapnya terhadap CSR dan capital intensity. Perusahaan BUMN mengimplementasikan program CSR melalui melalui Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL). Sebagaimana yang diatur oleh Kementerian Negara BUMN dalam Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003. Perubahan terakhir mengenai Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) adalah Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER- 07/MBU/05/2015 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Kemudian juga peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per - 03/MBU/12/2016 tanggal 19 Desember 2016 perubahan atas Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER- 5

09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan Dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) merupakan program kemitraan usaha kecil dan pembinaan lingkungan oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. BUMN wajib menyisihkan dana dari laba bersih setiap tahun maksimal sebesar 4%. Dana tersebut maksimal 2% untuk kegiatan program kemitraan (PK), berupa pinjaman lunak (bunga rendah) untuk UKM (usaha kecil menengah) dan maksimal 2% untuk program bina lingkungan (BL), yang ditujukan untuk masyarakat luas. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) adalah bentuk tanggung jawab Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepada masyarakat melalui partisipasi aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat. PKBL berfokus kepada program pemberdayaan masyarakat melalui penyaluran pinjaman lunak atau yang disebut program kemitraan (PK) dan program untuk meningkatkan kemampuan, kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat Indonesia yang disebut bina lingkungan (BL) melalui bidang-bidang yang telah ditetapkan. Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk menguji Pengaruh CSR dan Capital Intensity terhadap Penghindaran Pajak (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan BUMN Tahun 2013-2015). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 6

1) Apakah terdapat pengaruh corporate social responsibility (CSR) terhadap penghindaran pajak? 2) Apakah terdapat pengaruh capital intensity terhadap penghindaran pajak? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk menguji pengaruh corporate social responsibility (CSR) terhadap tingkat penghindaran pajak perusahaan. 2) Untuk menguji pengaruh capital intensity terhadap tingkat penghindaran pajak. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1) Manfaat Akademis a) Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis terkait pengaruh CSR dan capital intensity terhadap penghindaran pajak. b) Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh CSR dan capital intensity terhadap dengan penghindaran pajak. c) Bagi pembaca atau peneliti selanjutnya, sebagai bahan informasi dan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 7

2) Manfaat Praktis a) Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menunjukkan bahwa sikap perusahaan terhadap CSR dan capital intensity berdampak terhadap pajak. b) Bagi investor, bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk mengevaluasi tanggung jawab sosial dan suatu perusahaan. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk lebih mempermudah dan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai isi dari skripsi ini, pembahasan dilakukan secara komprehensif dan sistematis meliputi: Bab I: Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II: Landasan Teori Bab ini menguraikan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengenai teori legitimasi, teori stakeholder, penghindaran pajak, corporate social responsibility (CSR), regulasi terkait corporate social responsibility (CSR), program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL), regulasi terkait program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) dan capital intensity. Bab III :Metode Penelitian Bab ini menjelaskan desain penelitian, variabel penelitian dan pengukuran, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, model penelitian dan metode analisis data. 8

Bab IV:Analisis dan Pembahasan Bab ini membahas analisis pengolahan data serta pembahasannya yang merupakan interpretasi dari hasil pengolahan data tersebut. Interpretasi hasil penelitian ini akan memberikan jawaban atas permasalahan dari penelitian ini. Bab V:Penutup Bab ini merupakan bagian penutup yang berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian secara keseluruhan serta keterbatasan dari penelitian yang dilakukan dan juga saran-saran untuk referensi penelitian selanjutnya. 9