BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

MUD{A<RABAH DALAM FRANCHISE SISTEM SYARIAH PADA KANTOR

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB IV ANALISIS WADI< AH MUD{A>RABAH TERHADAP BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI JOMBANG

BAB IV STUDI ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG APLIKASI RETENSI CO ASURANSI SYARI AH DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. TAKA>FUL INDONESIA DI SURABAYA

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB.

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SIMPAN PINJAM BERGULIR PADA P2KP (PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KETENTUAN PEMBIAYAAN KREDIT SINDIKASI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI KTP SEBAGAI JAMINAN HUTANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB II TRANSAKSI PINJAM MEMINJAM DALAM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Utang Piutang Dengan Jaminan. bab sebelumnya, bahwa praktek utang piutang dengan jaminan barang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB II PEMBIAYAAN MURABAHAH

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB I PENDAHULUAN. berupa uang atau barang yang akan dibayarkan diwaktu lain sesuai dengan

BAB IV ANALISIS TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA SPBU PERTAMINA DI SURABAYA UTARA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Dengan akalnya, manusia dapat menciptakan, mengembangkan,

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT, sebagai makhluk sosial yang mana

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. manusia adalah perubahan. Sekedar contoh, dalam sejarah manusia telah terjadi

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP RESCHEDULING TAGIHAN MURA>BAH{AH BERMASALAH PADA PT. BNI SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB II UTANG-PIUTANG DALAM HUKUM ISLAM. menurut istilah fiqh, terdapat beberapa definisi yang dikedepankan oleh

BAB I PENDAHULUAN. rizki guna memenuhi kebutuhan kehidupannya. Agama telah menganjarkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

adalah suatu transaksi yang sering terjadi saat masyarakat membutuhkan adalah penjual mencari seorang pembeli melalui jasa makelar.

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

ISLAM IS THE BEST CHOICE

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONAL WADI< AH PADA TABUNGAN ZAKAT DI PT. BPRS BAKTI MAKMUR INDAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

BAB II LANDASAN TEORI PEMBIAYAAN EKSPOR IMPOR MELALUI LETTER OF CREDIT (L/C) DALAM HUKUM ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Bai Bitsaman Ajil dalam Fiqh Muamalah

BAB III IMPLEMENTASI AKAD QARD} YANG DIRANGKAI DENGAN AKAD IJA<RAH TEMPAT PENYIMPANAN BARANG JAMINAN QARD} DI KJKS BMT NUSYA, SUKODADI, LAMONGAN

BAB II LANDASAN TEORI. skim pembiayaan syari ah. Dibawah ini akan dijelaskan pengertian tentang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lembaga-lembaga keuangan di Indonesia, termasuk koperasi berupa

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

A. Analisis Mekanisme Angsuran Usaha Kecil dengan Infaq Sukarela pada Bantuan Kelompok Usaha Mandiri di Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini. Dalam rangka menuju

BAB I PENDAHULUAN. ini, karena manusia diberi kelebihan akal untuk berpikir dan menjalankan

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB II TABUNGAN ZAKAT AL-WADI< AH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS PERSEPSI NASABAH RENTENIR TENTANG QARD} PADA PRAKTIK RENTENIR DI DESA BANDARAN KECAMATAN BANGKALAN

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

ANALISIS FIQH SIYASAH TENTANG PERAN BADAN ANGGARAN DPRD KOTA SURABAYA DALAM MEREALISASIKAN FUNGSI BUDGETING

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HADIAH/ UANG YANG DIBERIKAN OLEH CALON ANGOTA DPRD KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN DIWEK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS PRAKTIK PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia diciptakan di dunia ini sudah dilengkapi dengan

BAB I PENDAHULUAN. lain karena manusia merupakan makhluq sosial. Begitu juga dalam bekerja

Hadits-hadits Shohih Tentang

BAB I PENDAHULUAN. pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa pembayaran serta peredaran uang

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO A. Analisis Terhadap Akad Pembiayaan Mudharabah Dengan Sistem Kelompok di BMT KUBE Sejahtera Akad adalah suatu perikatan antara ijab dan qabul dengan cara yang dibenarkan syara yang menetapkan adanya akibat-akibat hukum pada obyeknya. Ijab adalah pernyataan pihak pertama mengenai isi perikatan yang diinginkan, sedangkan qabul adalah pernyataan pihak kedua untuk menerimanya. Ijab dan qabul itu diadakan dengan maksud untuk menunjukkan adanya sukarela timbal balik terhadap perikatan yang dilakukan oleh kedua pihak yang bersangkutan. 1 Dengan demikian ijab qabul adalah suatu perbuatan atau pernyataan untuk menunjukkan suatu kerid}aan dalam berakad diantara dua orang atau lebih, sehingga terhindar atau keluar dari suatu ikatan yang tidak berdasarkan syara. Menurut Sayyid Sabiq, mudharabah itu terjadi bila terdapat ijab qabul yang dilakukan oleh pihak yang memiliki keahlian, yaitu antara pihak pemberi modal atau kuasanya dan pihak yang akan menjalankan usaha dan kuasanya. Tidak ada suatu ketentuan tentang ada lafaz} yang harus diucapkan dalam ijab qabul 1 Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukm Muamalat (Hukum Perdata Islam), h. 65 59

60 bukanlah bentuk lafaz}, tetapi adanya bentuk persetujuan kedua belah pihak untuk melakukan kerjasama dalam bentuk mudharabah. Ijab qabul dinilai tidak ada bila sekiranya pihak-pihak atau salah satu pihak yang melakukan ijab qabul belum mukallaf atau ijab qabul itu dilakukan oleh orang lain yang bukan dikuasakan untuk itu oleh salah satu pihak yang melakukan mudharabah. Karena akad atau ijab qabul itu mencerminkan kerelaan untuk bekerjasama, maka tidak pula boleh salah satu pihak pun dari orang yang melakukan akad itu dalam keadaan terpaksa. 2 Pelaksanaan akad atau transaksi pembiayaan mudharabah di BMT KUBE Sejahtera berbentuk perkataan, tulisan dan perbuatan. Akad yang dilakukan sudah menjadi kebiasaan di lembaga keuangan yang lain (termasuk BMT KUBE Sejahtera) dan akan mudharabah disini dibolehkan dalam Islam karena bertujuan untuk saling membantu antara pemilik modal dengan seorang pakar dalam memutarkan atau mengelola uang itu. Disamping transaksi dilakukan dengan ucapan BMT KUBE Sejahtera juga mensyaratkan bukti-bukti tertulis, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman di kemudian hari karena lupa dan kealpaan yang merupakan sifat yang dimiliki oleh setiap manusia. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat al-ba>qarah ayat 282: و ل ي ك ت ب ف اآ ت ب و ه م س م ى أ ج ل إ ل ى ب د ي ن ت د اي ن ت م إ ذ ا ء ام ن وا ا لذ ي ن ي اأ يه ا آ ات ب ب ي ن ك م آ م ا ع لم ه ي ك ت ب أ ن آ ات ب ي ا ب و ل ا ب ال ع د ل ف ل ي ك ت ب... ال ل ه 2 Helmi Karim, Fiqih Muamalah, h. 14

61 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu berhutang-piutang dengan janji yang ditetapkan waktunya, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan adil, dan janganlah seorang penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah dia menulis (Q.S. al-baqarah: 282) 3 Pelaksanaan akad pembiayaan mudharabah di BMT KUBE Sejahtera Krian Sidoarjo adalah dengan cara calon nasabah yang membutuhkan dana datang ke BMT untuk mengajukan permohonan pembiayaan atas usahanya dengan rekomendasi dari pada anggota kelompoknya. Selanjutnya nasabah melengkapi persyaratan administrasi, kemudian BMT melakukan analisis dari aspek usaha, jaminan dan legalitas. Jika semuanya telah memenuhi syarat, maka persetujuannya melalui rapat komite yang menghadirkan beberapa manajer BMT KUBE Sejahtera. Apabila analisis komite itu mengabulkan maka diadakan pengikatan baik secara notariel maupun intern. Dalam pembiayaan mudharabah selain kepercayaan BMT KUBE Sejahtera juga meminta jaminan atau agunan dari mud}a>rib. Pada pembiayaan mudharabah dengan sistem kelompok ini yang menjamin adalah seluruh anggota kelompok (KUBE). Jika nasabah yang bersangkutan tidak bisa memenuhi angsuran pokok dan bagi hasil yang telah disepakati dalam perjanjian, maka ketua kelompok atas nama kelompok yang bertanggungjawab. Fungsi dari jaminan adalah agar nasabah (mud}a>rib) mempunyai rasa tanggungjawab dan terikat atas transaksi yang telah disepakati. 3 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, h. 85-86

62 Pada umumnya pembiayaan mudharabah itu pihak yang memberi modal dituntut supaya modal yang diberikan itu merupakan miliknya sendiri, bukan milik orang lain dan diberikannya dengan rasa tidak terpaksa. Disisi lain, pihak yang menerima modal hendaklah seorang yang jujur (amanah), dalam arti bahwa ia bisa dipercaya untuk menjalankan modal sekaligus menjaga modal yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu, pada pembiayaan mudharabah disarankan oleh pihak BMT untuk mencari anggota kelompok yang bisa diajak kerjasama, dalam arti bahwa dia adalah orang yang jujur, ulet dan bertanggungjawab. B. Analisis Hukum Islam Terhadap Akad Pembiayaan mudharabah Dengan Sistem Kelompok di BMT KUBE Sejahtera Seperti yang telah kita ketahui bahwa ajaran Islam sangat mendorong umatnya untuk saling tolong menolong (mutual help), saling bertanggungjawab (shared responsibility) dan saling menanggung satu dengan yang lainnya atas musibah yang diderita saudaranya agar tercipta kehidupan yang harmonis. Salah satu bentuk kerjasama antara pemilik modal dengan seseorang adalah bagi hasil, yang dilandasi oleh rasa tolong menolong, sebab ada prang yang mempunyai modal, tetapi tidak mempunyai keahlian dalam menjalankan roda perusahaan. Ada juga orang yang mempunyai modal dan keahlian, tetapi tidak mempunyai waktu. Sebaliknya ada orang yang mempunyai keahlian dan waktu, tetapi tidak mempunyai modal. Dengan demikian, apabila ada kerjasama dalam

63 menjalankan roda perekonomian, maka kedua belah pihak akan mendapatkan keuntungan modal dan skill (keterampilan) dipadukan menjadi satu. Kerjasama dalam bentuk ini disebut mudharabah oleh ulama Irak dan disebut qira>d} oleh ulama Hijaz. Ulama fiqh mendefinisikan mudharabah atau qira>d} adalah pemilik modal menyerahkan modalnya kepada pekerja (pedagang) untuk diperdagangkan, sedangkan keuntungan dagang itu dibagi menurut kesepakatan bersama. Apabila terjadi kerugian itu ditanggung sepenuhnya oleh pemilik modal. Hal ini dapat dipahami, bahwa yang rugi tidak hanya pemilik modal saja, tetapi juga pekerja (pelaksana) yaitu rugi pikiran dan tenaga. 4 Akad mudharabah dibolehkan dalam Islam karena bertujuan untuk saling membantu antara pemilik modal dengan seorang pakar dalam memutarkan uang. Banyak diantara pemilik modal yang tidak pakar dalam mengelola dan memproduktifkan uangnya, sementara banyak pula para pakar di bidang berdagang. Atas dasar saling menolong dalam pengelolaan modal itu, Islam memberikan kesempatan untuk saling bekerjasama antara pemilik modal dengan seseorang yang terampil dalam mengelola dan memproduktifkan modal itu. 5 Alasan yang dikemukakan para ulama fiqh tentang kebolehan bentuk kerjasama ini (mudharabah) adalah firman Allah SWT dalam surat al-muzammil ayat 20 yang berbunyi: 4 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Fiqih Muamalah), h. 169 5 Nasrun Haroen, Fiqih Muamalah

64... و ء اخ ر ون ي ض ر ب و ن ف ي ال ا ر ض ي ب ت غ و ن م ن ف ض ل ال ل ه... Artinya: dan yang lainnya ada orang-orang yang berusaha dimuka bumi mencari karunia Allah (Q.S. al-muzammil: 20) 6 Dan surat al-ba>qarah ayat 198 berikut: ل ي س ع ل ي ك م ج ن ا ح أ ن ت ب ت غ وا ف ض ل ا م ن ر بك م... Artinya: Tidaklah dosa bagi kamu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu (Q.S. al-baqarah: 198) 7 Kedua ayat diatas secara umum mengandung kebolehan akad mudharabah yang secara bekerjasama mencari rezeki yang ditebarkan Allah SWT diatas bumi. Sebab diantara pekerjaan-pekerjaan ada yang sangat membutuhkan banyak pikiran, tenaga dan modal. Sedang seseorang itu dinilai kecil apabila sendirian, tetapi dinilai besar kalau bersama yang lain. Allah SWT berfirman dalam surat al- Ma>idah ayat 2:... و ت ع او ن وا ع ل ى ال ب ر و ال تق و ى و ل ا ت ع او ن وا ع ل ى ال ا ث م و ال ع د و ا ن... Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan (Q.S. al-ma>idah: 2) 8 Makna ini berimplikasi pada segala bentuk kerjasama antara pemilik modal dengan mereka yang mempunyai keahlian dalam menjalankan modalnya, yang berorientasi pada kebaikan bukan pada kerusakan. Karena itu, kerjasama ini haruslah dilandasi dengan suatu perencanaan yang baik, yang menurut istilah 6 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, h.56 7 Ibid, h. 1181 8 Ibid, h.193

65 sekarang adalah manajemen yang berorientasi pada peningkatan usaha secara optimal. Bermuamalah seperti ini, pemilik modal boleh tunggal dan boleh pula beberapa orang, yang oleh ulama fiqh menamakan mudharabah, kongsi, qira>d} dan usaha patungan, yakni memberikan modal kepada orang lain untuk menjalankannya. Seorang s}a>h}ib al-ma>l dapat melakukan kontrak mudharabah dengan lebih dari satu orang mud}a>rib melalui satu transaksi. Hal ini berarti bahwa s}a>h}ib al-ma>l dapat menawarkan modalnya kepada A dan B sehingga masing-masing bertindak sebagai mud}a>rib untuknya dan modal mudharabah dapat digunakan bersama oleh mereka, dan bagian mud}a>rib harus dibagi diantara mereka dengan proposisi yang disepakati bersama. Dalam hal ini kedua mud}a>rib harus menjalankan usaha seperti mitra usaha satu terhadap yang lain. Kepada mud}a>rib, secara individu atau bersama, diberi otoritas untuk menjalankan apa saja sebagaimana layaknya suatu usaha. Namun demikian, jika mereka ingin melakukan kerja ekstra di luar kebiasaan usaha, mereka tidak dapat melakukannya tanpa izin dari s}a>h}ib al-ma>l. 9 Sebagaimana mudharabah dengan sistem kelompok yang ada di BMT Kube Sejahtera Krian Sidoarjo. Disini calon nasabah (mud}a>rib) yang membutuhkan dana datang ke BMT untuk mengajukan permohonan pembiayaan atas nama pribadi bukan atas nama kelompok, tetapi berdasarkan rekomendasi atau 9 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h. 63-64

66 persetujuan dari seluruh anggota kelompok (KUBE). Selanjutnya BMT melakukan analisis dari aspek usaha dan persetujuan dari seluruh anggota kelompoknya tersebut. Jika seluruh anggota kelompoknya menyetujui permohonan pembiayaan yang diajukan salah satu anggotanya, maka pihak BMT akan mengabulkan permohonan pembiayaan tersebut. Tetapi jika masih menanggung salah satu anggotanya yang tidak bisa mengangsur, maka anggota yang lain tidak boleh mengambil pembiayaan sebelum lunas pembiayaan yang ditanggungnya tersebut. Sehingga anggota yang lain merasa dirugikan. Padahal orang-orang sangat memerlukan praktek transaksi seperti mudharabah, sebab terkadang seseorang memiliki modal namun tidak mengetahui cara berdagang. Kadang mengerti cara berdagang, tetapi tidak memiliki modal. Kemudian Allah SWT mensyariatkan model mudharabah untuk memenuhi kebutuhan kedua belah pihak, dan tentunya itu adalah termasuk kemaslahatan bagi manusia. Jika demikian yang diterapkan oleh BMT Kube Sejahtera maka BMT telah membuat orang menjadi kesusahan dan merasa teraniaya. Padahal orang yang benar-benar muslim ialah orang yang tidak pernah berbuat aniaya terhadap saudaranya dan tidak pernah menjerumuskannya ke dalam bahaya. Seperti dalam hadis nabi yang berbunyi: ا ل م س ل م أ خ وا لم س ل م لا ي ظ ل م ه و لا ي س ل م ه, و م ن آ ا ن ف ى ح اج ة ا خ ي ه آ ا ن ا الله ف ى ح اج ت ه, و م ن ف ر ج ع ن م س ل م آ ر ب ة ف ر ج ا الله ع ن ه آ ر ب ة م ن آ ر ب ي و م ال ق ي ام ة, و م ن س ت ر م س ل م ا س ت ر ه ا الله ي و م ال ق ي ام ة (متفق عليه)

67 Artinya: Orang muslim adalah saudara muslim lainnya, ia tidak boleh berbuat aniaya terhadapnya dan tidak boleh pula menyerahkannya (kepada musuh); barangsiapa mengusahakannya keperluan saudaranya, maka Allah selalu berada dalam keperluannya. Dan barangsiapa menolong orang muslim dari suatu bencana, maka Allah akan menolongnya dari suatu bencana besar kelak di hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi seorang muslim, maka niscaya Allah akan menutupinya kelak di hari kiamat. (HR.Bukhari dan Muslim) 10 H}adis diatas menjelaskan bahwa orang yang suka menolong saudaranya dalam hal ini adalah memberinya pinjaman, maka Allah akan menolongnya, dan barangsiapa menyelamatkan saudaranya dari suatu kesusahan, maka Allah akan menyelamatkannya dari suatu kesusahan di hari ia sangat membutuhkan pertolongan, yaitu hari kiamat. Dan yang paling mendekatkan kepada rahmat-nya adalah memudahkan kepentingan orang-orang yang membutuhkan. Karena hikmah pinjaman adalah bersatunya jiwa dan lembutnya hati orang yang meminjamkan. Dan sebaik-baiknya yang diharapkan seseorang di dunia ini adalah kecondongan hati kepadanya. Juga bahwa kebutuhan pada manusia bersifat kompetisi, sedangkan masa selalu berubah. Jadi jelas bahwa pembiayaan mudharabah dengan sistem kelompok di BMT Kube Sejahtera tidak diperbolehkan (tidak sah) menurut hukum islam apabila itu merugikan orang lain dan membuat orang menjadi kesusahan sehingga merasa teraniaya. 10 M.Mustofa az-zahaby, S}ah}ih} Bukhari juz 3, h.243