BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah medis yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Diperkirakan 1 dari 3 orang akan terserang stroke dan 1 dari 7 orang akan meninggal karena stroke (Junaidi, 2011). Di Amerika Serikat dan negara barat lainnya stroke menduduki peringkat kedua penyebab utama mortalitas. Setiap tahun hampir 700.000 orang Amerika mengalami stroke, dan stroke mengakibatkan hampir 150.000 mortalitas (Goldszmidt et al, 2013). Stroke juga merupakan masalah kesehatan utama yang menyebabkan mortalitas di negaranegara ASEAN. Berdasarkan data South East Medical Information Center (SEAMIC) menunjukkan bahwa angka mortalitas terbesar terjadi di Indonesia yang kemudian diikuti oleh Filipina, Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand (Dinata et al, 2013). Di Indonesia stroke menduduki peringkat ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. Sebanyak 28,5% penderita stroke meninggal dunia, sedangkan sisanya menderita kelumpuhan baik sebagian maupun total. Hanya sekitar 15% saja yang dapat sembuh total tanpa kecacatan(sutrisno, 2007). Setelah mengalami stroke 1/3 penderita meninggal pada fase akut, 1/3 lagi mengalami stroke berulang dan 50% yang selamat mengalami kecacatan akibat stroke. Sekitar tiga perempat dari seluruh penderita stroke terjadi pada usia 65 tahun keatas mengalami risiko 1
2 strokedua kali lipat setelah usia 55 tahun. Sedangkan seperempatnya terjadi pada usia di bawah 65 tahun (Gofir, 2009). Stroke dikelompokan atas dua macam yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik (perdarahan). Sekitar 80-85% merupakan stroke iskemik dan 20% nya adalah stroke hemoragik. Stroke iskemik disebabkan karena sumbatan di pembuluh darah di otak, sehingga menyebabkan mortalitas sel saraf di otak. Setelah 30 hari mengalami stroke iskemik risiko mengalami mortalitas sebesar 8-20% dan stroke iskemik ini menimbulkan kecacatan pada 75% penderita yang masih hidup. Sedangkan stroke hemoragik terjadi karena tekanan darah yang tinggi (hipertensi) sehingga pembuluh darah di otak pecah (Dahlan, 2010). Faktor risiko stroke ada yang dapat di ubah ada yang tidak dapat di ubah. Faktor risiko yang tidak dapat di ubah adalah usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, riwayat stroke sebelumnya. Sedangkan faktor risiko yang dapat di ubah adalah hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, kegemukan, merokok, dan atrial fibrilasi. Hipertesi dan diabetes merupakan 2 faktor risiko utama dari terjadinya stroke(bethesda Stroke center, 2013). Hipertensi merupakan masalah yang serius sebagai faktor risiko stroke baik stroke hemmoragik maupun stroke iskemik, baik pada laki-laki maupun perempuan. Angka kejadian stroke akibat hipertensi yang tidak terkendali mencapai 95% (Syswanda, 2011). Subjek dengan tekanan darah rendah dibawah 120/80 mempunyai risiko setengah kali lebih rendah dari subjek yang mempunyai tekanan darah tinggi (Wolf et al, 1991). Pada usia yang lebih muda insiden terserang stroke lebih tinggi terjadi pada lakilaki dibandingkan pada perempuan, namun pada usia tua insiden terserang stroke
3 jauh lebih tinggi pada perempuan dibanding laki-laki. Rasio insiden stroke antara laki-laki dan perempuan, pada usia 55-64 tahun adalah 1,25 sedangkan pada usia 65-74 tahun 1,50 dan pada usia 75-84 tahun 1,07, pada usia 85 tahun 0,76 (Carnethon et al, 2009). Di indonesia walaupun belum ada penelitian epidemiologi yang sempurna, Budiarso,etal (2000) melaporkan morlatitas stroke dari survei rumah tangga 37,3 per 100.000 penduduk, sedangkan Sinta&Sutarni (1997) melaporkan bahwa stroke merupakan penyebab mortalitas nomor 3 di RSUP Dr. Sardjito selama tahun 1994-1995, setelah penyakit keganasan dan penyakit kardiovaskuler (Gofir, 2007). Hasil penelitian Muslam dan Lamsudin (1994) mulai 1 Januari 1991-31 Desember 1991, morbiditas stroke pada 5 rumah sakit di Yogyakarta di dapatkan bahwa insidensi stroke 84, 68 per 100.000 populasi di mana laki-laki 100,25 per 100.000 populasi dan perempuan 62,10 per 100.000 populasi. Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki memiliki risiko lebih tinggi terserang stroke dari pada perempuan namun risiko untuk mengalami kecacatan yang lebih berat dan mortalitaslebih tinggi terjadi pada perempuan dan perempuan memiliki faktor risiko yang berbeda dibandingkan laki-laki (Dearbornet al, 2009). Berdasarkan penelitian 1 Januari 2010-31 Juni 2013 pasien stroke yang pernah dirawat di Bagian Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Solok Selatan angka kejadian stroke pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, yaitu 52 orang perempuan (54,17%) dan 44 orang laki-laki (45,83%) (Dinata etal, 2013). Diberbagai tempat telah banyak di lakukan penyuluhan tentang stroke namunbanyak perempuan yang meremehkan faktor risiko stroke, banyak perempuansering tidak mampu
4 untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan mereka sendiri dan tidak melakukan pencegahan primer untuk mencegah terjadinya stroke(dearbornetal, 2009). Permasalahan akibat terjadinya stroke pada perempuan menimbulkan kecacatan dan mortalitasyang lebih banyak dari pada laki-laki. Berdasarkan penelitian di China, dari total 2.774 pasien stroke iskemik 1.119 diantaranya adalah perempuan (40,3%) dengan usia rata-rata 65±13,5 tahun dengan mortalitas 1,23 kali lebih tinggi dari pada laki-laki (Kong et al, 2009). Hal ini berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Basuki dan lamsudin tentang mortalitas stroke di lima Rumah Sakit di Jogyakarta, secara total proporsi mortalitas kelompok laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Dari 1053 penderita stroke yang dirawat sejak 1 Jan - 31 Des 1991, proporsi mortalitas pada laki-laki sebanyak 22,8% dan perempuan sebanyak 10,7% (Basuki et al, 1991). Berdasarkan angka kejadian stroke dan mortalitas stroke yang tergolong tinggi dan untuk mengetahui apakah faktor risiko yang berperan terhadap mortalitas pada pasien stroke laki-laki dan perempuan, maka penelitian dalam bidang ini perlu dilakukan. Untuk memperkuat upaya pengendalian dan mengurangi beban akibat stroke, masyarakat perlu mengetahui faktor risiko pribadi masing masing seperti tekanan darah tinggi, diabetes dan kolesterol darah yang tinggi (Depkes, 2011). Penelitian ini akan di lakukan dengan menggunakan data rekam medis pasien stroke baik laki-laki maupun perempuan di Rumah Sakit Bethesda. B. Rumusan Masalah
5 1. Stroke masih merupakan penyebab mortalitas yang utama dibanyak negara, termasuk di Indonesia. 2. Adanya perbedaaan tingginya mortalitas stroke pada laki-laki dan perempuan. 3. Beberapa faktor risiko telah diketahui berpengaruh terhadap mortalitas stroke. Kurangnya pengetahuan dan pengendalian terhadap faktor risiko berpengaruh terhadap angka morlatitas pasien stroke laki-laki dan perempuan. C. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas timbul pertanyaan penelitian:apakah angka mortalitas stroke lebih tinggi pada perempuan dibanding laki-laki? D. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan angka mortalitas stroke pada laki-laki dan perempuan serta faktor risiko yang mempengaruhinya.
6 E. Manfaat Penelitian Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi klinisi/dokter Menambah wawasan mengenai stroke, mengembangkan ilmu pengetahuan dan meninjau ulang (konfirmasi) ilmu/teori mengenai angka mortalitas kejadian stroke pada laki-laki dan perempuan.dan untuk mengetahui faktor risiko yang berpengaruh terhadap mortalitas stroke pasien laki-laki dan perempuan. 2. Bagi masyarakat Agar masyarakat mengetahui faktor-faktor risiko stroke yang berpengaruh terhadap angka mortalitas pada penyakit stroke sehingga dapat menendalikan faktor risiko tersebut dan memeriksakan diri lebih awal ke fasilitas kesehatan. 3. Bagi istitusi pelayanan kesehatan Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dan untuk rencana pembuatan perencanaan tentang pengelolaan dan penyuluhan pasien stroke.
7 F. Keaslian Penelitian Pada tabel dibawah terdapat beberapa contoh penelitian yang dilakukan untuk mengetahui mortalitas penderita stroke. Pada penelitian yang pertama mengetahui mortalitas dan morbiditas penderita stroke. Pada penelitian yang kedua, peneliti meneliti mortalitas dan morbiditas penderita stroke di lihat dari jenis stroke nya. Pada penelitian yang ketiga terdapat perbedaan faktor risiko yang menyebabkan terjadianya stroke iskemik, pada pasien perempuan: usia tua, riwayat hipertensi dan atrial fibrilasi yang berpengaruh terhadap terjadinya stroke, sedangkan pada pasien laki-laki: mengkonsumsi alkohol, merokok dan mempunyai penyakit jantung iskemik merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya stroke. Pada penelitian yang keempat angka mortalitas stroke pada pasien perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki. Pada penelitian kelima menunjukkan bahwa usia yang tua berpengaruh buruk terhadap stroke pada perempuan. Sedangkan pada penelitian yang keenam peneliti meneliti beberapa faktor prediktor yang mempengaruhi mortalitas, yang berpengaruh ialah kekuatan otot penderita stroke dan tingkat kesadaran penderita stroke. Keenam penetili memang meneliti tentang mortalitas stroke, namun belum membandingkan angka mortalitas pada laki-laki dan perempuan dan apa yang mempengaruhinya. Penelitian yang serupa dengan penelitian ini yang digunakan sebagai acuan referensi, sebagai bukti keaslian ditunjukkan pada tabel dibawah ini.
8 Tabel 1. Keaslian Penelitian Peneliti Judul Metode Hasil Purwatining sih Eny, 1999 Yessy, 1999 Vuković,et al, 2009 Kong et al, 2009 Sánchezetal, 2011 Maranatha V, 2013 Morbiditas dan mortalitas penderita stroke di RSUP Dr. Sardjito tahun 1997 Mortalitas dan morbiditas penderita stroke perdarahan dan infark di RS. Dr. Sardjito 1998 Women and Stroke: How Much do Women and Men Differ? A Review Diagnostics, Clinical Differences, Therapy and Outcome Predictors of one-year Disability and Death in Chinese Hospitalized Women After Iskemik Stroke Young Women have Poorer Outcome than Men after Stroke Mortalitas Stroke dan Faktor Prediktornya untuk Stroke Iskemik di Rs Bethesda Yogyakarta tahun 2011 sampai 2012 Deskriptif retrospektif Deskriptif retrospektif Observasional, case control, cohort Prospektif dengan Regresi Multivariat Penderita stroke pada laki-laki58,3% lebih banyak dari pada perempuan 41,7%. Dengan mortalitas pada lakilaki sebesar 26,7% dan perempuan 30,4%. Berdasarkan jenis stroke baik infark maupun perdarahan, proporsi morbiditas stroke pada laki-lakilebih banyak dari pada perempuan yaitu sebanyak 26,27% dan proporsi mortalitas stroke pada laki-laki lebih banyak dari pada perempuan yaitu sebanyak 58,23%. Pasien stroke iskemik pada laki-laki cenderung memiliki riwayat penyakit jantung iskemik, merokok dan mengkonsumsi alkohol, sedangkan pada perempuan stroke iskemik karena usia tua, riwayat hipertensi dan atrial fibrilasi. Dari 2774 pasien stroke, 1119 perempuan. Mortalitas perempuan 1,23 kali lebih tinggi dari pada lakilaki. Diabetes merupakan faktor risiko kecacatan akibat stroke pada perempuan. Observasional Dari 310 pasien stroke, 128 perempuan dan 182 laki-laki. Migrain lebih sering terjadi pada perempuan sedangkan hipertensi, Deskriptif Kategorikal dengan pendekatan kohort retrospektif hiperlipidemia, penyalahgunaan alkohol, dan merokok lebih sering terjadi pada laki-laki. Pasien stroke perempuan padausia 50 tahun menunjukkan hasil yang buruk. Dari jumlah 312 orang didapatkan 154 laki-laki dan 138perempuan, dengan presentase kejadian meninggal lebih banyak pada perempuan sebanyak 10 pasien (6,75%)dan pada laki-laki sebanyak 10 pasien (6,09%)