PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP KUALITAS TIDUR REMAJA PUTRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP BERKURANGNYA KELUHAN GANGGUAN TIDUR PADA REMAJA DI PANTI AL-MUDAKKIR DAN DI PANTI AL-AMIN BANJARMASIN

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita.

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

EFEKTIVITAS AROMATERAPI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI KELAHIRAN ANAK PERTAMA. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki umur di atas 60 tahun (>60

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

PENGARUH CYTRUS (ORANGE) AROMATHERAPY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RSUD KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah penggunaan tenaga dan penggunaan bagian tubuh seperti tangan

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

Sri Wahyuni 1), Viky Ayu Rachmawati 2)

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

PENGARUH AKTIVITAS FISIK, PARITAS USIA TERHADAP RUPTURE PERINEUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1

Fristia Hidayat b023 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Progran Studi Diploma IV Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina.

PERBEDAAN EFEKTIFITAS MANDI AIR HANGAT DAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANSIA. Istiana Nurhidayati* ABSTRACT

HUBUNGAN KEBIASAAN MANDI AIR HANGAT DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA USIA LANJUT DI DESA CANDEN KRAJAN KALIKOTES KLATEN

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan seksual serta kesehatan sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi

PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI

PENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP TINGKAT STRES PADA WANITA DI DUSUN KARANG TENGAH SLEMAN YOGYAKARTA

FIRMAN FARADISI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Lima, Fransisco &

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

HUBUNGAN TERAPI MANDI AIR HANGAT SEBELUM TIDUR DENGAN PENURUNAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI DESA TANJUNGAN WEDI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

Siti Haniyah 1), Pramesti Dewi 2), Iis Setiawan 3)

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi penduduk dunia. Hasil pembangunan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

Terapi Komplementer Massage Punggung untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan dan proses persalinan pada ibu primipara membutuhkan

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah

GAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.

BAB III METODE PENELITIAN. non randomized control group pretest posttest design. Pada rancangan

PERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN. penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam

PENURUNAN KECEMASAN MENGHADAPI SKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN AROMATERAPI INHALASI

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

BAB III METODE PENELITIAN. eksperiment dengan pretest posttest group design. Rancangan penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling.

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

Transkripsi:

PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP KUALITAS TIDUR REMAJA PUTRI Henny Juaria * *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email : admin@akbid-griyahusada.ac.id ABSTRAK Pendahuluan : Masa remaja adalah peralihan dari anak ke dewasa, bukan hanya dalam artian psikologis, tetapi juga fisik. Bahkan, perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Sementara itu perubahan psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan fisik. Berdasarkan hasil survey pendahuluan di SMA Kartika Surabaya melalui wawancara yang dilakukan pada siswi kelas XI, jumlah siswi kelas XI rata-rata sebanyak 164 siswi dan survey yang dilakukan sebanyak 10 sampel remaja putri pada 18 Februari 2016 didapatkan 10 remaja putri yang mengalami gangguan pada tidur dan survey awal di lakukan pada 10 remaja putri sebelum diberikan aromaterapi lavender dengan kualitas tidur yang kurang baik. Setelah diberikan pijat ringan pada punggung dengan aromaterapi lavender diantara 10 remaja putri 4 remaja putri mengalami perubahan dengan kualitas tidur baik (40%), 3 remaja putri dengan kualitas tidur cukup baik (30%) dan remaja putri yang dengan kualitas tidur cukup hanya 3 remaja putri (30%). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh aroma terapi lavender terhadap kualitas tidur pada remaja putri. Metode : Penelitian ini menggunakan metode One group pretest-posttest design dimana dilakukan observasi kualitas tidur remaja putri sebelum pemberian aromaterapi lavender, kemudian dilakukan intervensi pemberian aromaterapi lavender dan dilakukan evaluasi perlakuan dengan mengukur kualitas tidur remaja putri. Populasi dalam penelitian ini adalah semua Remaja Putri Kelas XI di SMA Kartika Surabaya yang mengalami gangguan tidur pada bulan April sampai bulan Mei 2016 sejumlah 16 sampel siswi. Sampel ada penelitian ini adalah semua populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ditentukan dengan rumus frederer sejumlah 16 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah pemberian aromaterapi dan kualitas tidur. Instrumen penelitian menggunakan penilaian numerik 0-10 atau Numerical Rating Scale (NRS) dan lembar observasi. Lembar observasi yang berisikan tentang Standart Operating Prosedure (SOP). Hasil penelitian kemudian dilakukan pengujian data dengan menggunakan uji wilcoxon signed rank. Hasil : didapat menunjukkan sebagian besar 9 (56,3%) responden dan setelah pemberian aromaterapi lavender didapatkan sebagian kecil 4 responden (25%) kurang menjadi baik, didapatkan sebagian kecil 3 responden (18,8%) yaitu kurang menjadi cukup, dan didapatkan sebagian kecil 4 responden (25%) yaitu cukup menjadi baik. Berdasarkan uji wilcoxon didapatkan nilai signifikan (p value) = 0,002 (< α = 0,05. Diskusi : sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada pengaruh aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur pada remaja putri di SMA Kartika Surabaya Tahun 2016. Kata Kunci : Aromaterapi Lavender, Kualitas Tidur PENDAHULUAN Tidur adalah suatu proses yang sangat penting bagi manusia, karena dalam tidur terjadi proses pemulihan, proses ini bermanfaat mengembalikan kondisi seseorang pada keadaan semula, dengan begitu, tubuh yang tadinya mengalami kelelahan akan menjadi segar kembali. Proses pemulihan yang terhambat dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa bekerja dengan maksimal, akibatnya orang yang kurang tidur akan cepat lelah dan mengalami penurunan konsentrasi (Ulimudiin, 2011). Khaviri (2010) menjelaskan bahwa tidur yang baik merupakan kunci untuk merasa nyaman dan bahagia. Tidur yang buruk, sebaliknya, dapat mengakibatkan kelelahan, mudah tersinggung, mudah marah dan depresi klinis. Kaplan dan Sadock (2012) menyatakan, periode kekurangan tidur yang panjang, terkadang menyebabkan disorganisasi ego, halusinasi dan waham. Ia juga menyatakan, 79

orang yang kekurangan tidur REM mungkin menunjukan sikap mudah tersinggung dan letargi (merasa kehilangan energi dan antusiasme). tidurnya pada malam hari seperti kedalaman tidur, kemampuan tinggal tidur, dan kemudahan untuk tertidur tanpa bantuan medis. Kualitas tidur yang baik dapat memberikan perasaan tenang di pagi hari, perasaan energik, dan tidak mengeluh gangguan tidur. Dengan kata lain, memiliki kualitas tidur baik sangat penting dan vital untuk hidup sehat semua orang (Lai, 2011). Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting yang dialami dengan matangnya organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi (Syamsul, 2007). Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi, psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan masa anak ke masa dewasa (Fitramaya, 2008). Lebih dari 90% remaja dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal kesehatan sekolah dilaporkan kurang tidur dari sembilan jam semalam sesuai yang direkomendasikan. Dalam studi yang sama, 10 persen remaja dilaporkan tidur kurang dari enam jam semalam (Mayo, 2005). Studi pendahuluan yang dilakukan di Panti Asuhan Dharma Jati II Denpasar, pada bulan januari 2012 diperoleh data dari 13 orang remaja yang menghuni panti, 10 (76,9%) orang mengalami masalah dalam pemenuhan kebutuhan tidur. Berdasarkan hasil survey pendahuluan di SMA Kartika Surabaya melalui wawancara yang dilakukan pada siswi kelas XI, jumlah siswi kelas XI rata-rata sebanyak 164 siswi dan survey yang dilakukan sebanyak 10 sampel remaja putri pada 18 Februari 2016 didapatkan 10 remaja putri yang mengalami gangguan pada tidur dan survey awal di lakukan pada 10 remaja putri sebelum diberikan aromaterapi lavender dengan kualitas tidur yang kurang baik. Setelah diberikan pijat ringan pada punggung dengan aromaterapi lavender diantara 10 remaja putri 4 remaja putri mengalami perubahan dengan kualitas tidur baik (40%), 3 remaja putri dengan kualitas tidur cukup baik (30%) dan remaja putri yang dengan kualitas tidur cukup hanya 3 remaja putri (30%). Dari data wawancara diatas diketahui sebagian besar kualitas tidur remaja putri masih menjadi masalah dikalangan siswa dan siswi, dapat di simpulkan masih banyak remaja putra dan putri yang mengkhawatirkan kondisi pada masalah tidur dan belum mengetahui cara penanganannya. Faktor Psikologis. Faktor ini yang paling banyak menyebabkan terjadinya insomnia pada seseorang. Contohnya adalah stressor berlebihan, gangguan mental, paranoid, kecemasan. Masala h hubungan dengan kekasih,masalah dengan teman, salah paham,karena tugas sekolah yang menumpuk. Faktor Lingkungan. Misalnya karena pola tidur yang terganggu karena pekerjaan, lingkungan sekitar yang tidak mendukung. Tinggal di lingkungan kos yang gaduh/bising Karena kebiasaan dari teman satu kos atau satu kamar Karena tugas sekolah yang terlalu menumpuk. Dampak yang timbul dari kualitas tidur seseorang Orang biasanya dengan insomnia lebih muda menderita depresi dibanding mereka yang bisa tidur dengan baik, Kekurangan tidur akibat insomnia memberikan kontribusi pada timbulnya suatu penyakit, termasuk penyakit jantung, dampak mengantuk/ketiduran disiang hari dapat mengancam keselamatan kerja, termasuk mengemudi kendaraan, Tidur malam yang buruk, dapat menurunkan kemampuan dalam memenuhi tugas harian serta kurang menikmati aktifitas hidup (Rafknowledge, 2013). Dengan aromaterapi yang dapat berperan dalam merelaksasikan pikiran dan mengurangi rasa stres, hal tersebut tentunya berhubungan dengan keadaan emosi yang lebih teratur, Aroma terapi lavender adalah suatu cara perawatan tubuh atau penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak esensial (essential oil) (Jaelani, 2010). Aroma terapi lavender bekerja dengan mempengaruhi tidak hanya fisik tetapi juga tingkat emosi (Setiono dan Hidayati, 2012). Manfaat pemberian aroma terapi lavender bagi seseorang adalah dapat menurunkan kecemasan, nyeri sendi, tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik, dan mengatasi gangguan tidur (insomnia), stress dan meningkatkan produksi. Aromaterapi dapat berua dupa, ilin, minyak aromaterapi, sabun mandi, pengharum ruangan dan parfum. Aromaterapi dapat diaplikasikan dalam berbagai cara, antara lain dengan 80

menggunakan alat anglo pemanas, pemijatan, berendam, penghirupan langsung, semprot maupun kompres. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan lingkup penelitian termasuk penelitian inferensial. Berdasarkan tujuan penelitian termasuk penelitian Pre-eksperimen yaitu melakukan penelitian sekaligus memberikan perlakuan dan mengevaluasi perlakuan tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah semua Remaja Putri Kelas XI di SMA Kartika Surabaya yang mengalami gangguan tidur pada bulan April sampai bulan Mei 2016 sejumlah 16 orang. HASIL DAN PENELITIAN Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Remaja Putri Tabel 1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur remaja putri Umur Jumlah Presentase(%) 12-14 Tahun 3 18,8 14-16 Tahun 7 43,8 16-18 Tahun 6 37,5 Total 100 Sumber : Data Primer hasil penelitian,2016 Berdasarkan tabel 1 dapat diinterpretasikan bahwa dari 16 responden hampir setengah yaitu 7 (43,8) berumur 14-16 Tahun. Distrubusi Responden Berdasarkan Kualitas Tidur Remaja Putri Sebelum Diberikan Aromaterapi Lavender di SMA Kartika Surabaya Tahun 2016 Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan kualitas tidur remaja putri sebelum diberikan aromaterapi lavender di SMA Kartika Surabaya tahun 2016 Pre-test Frekuensi Presentase(%) Baik 3 18,8 Cukup 4 25,0 Kurang 9 56,3 Total) 100 Sumber : Data Primer hasil penelitian,2016 Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diinterpretasikan bahwa sebelum pemberian aromaterapi lavender sebagian besar 9 (56,3%) responden mengalami kurang dalam kualitas tidurnya. Distribusi Responden Berdasarkan Kualitas Tidur Remaja Putri Setelah Pemberian Aromaterapi Lavender di SMA Kartika Surabaya tahun 2016. Tabel.3 distribusi responden berdasarkan kualitas tidur remaja putri setelah pemberian aromaterapi lavender di SMA Kartika Surabaya tahun 2016 Post-test Frekuensi Presentase(%) Baik 11 68,8 Cukup 3 18,8 Kurang 2 12,5 Total 100 Sumber : Data Primer hasil penelitian, 2016 Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diinterpretasikan bahwa setelah pemberian aromaterapi lavender sebagian besar 11 (68,8%) responden mengalami baik dalam kualitas tidurnya. Tabulasi Silang Kualitas Tidur Sebelum Dan Setelah Pemberian Aromaterapi Lavender Pada Remaja Putri SMA Kartika Surabaya tahun 2016. Tabel 4 Hasil nilai tabulasi kualitas tidur sebelum dan setelah pemberian aromaterapi lavender pada remaja putri SMA Kartika Surabaya Tahun 2016 Sebelum Setelah Pemberian Aromaterapi Lavender Pemberian Baik Cukup Kurang Total Aromaterapi Lavender F % F % F % F % Baik 3 18,8% 0 0,0% 0 0,0% 3 18,8% Cukup 4 25,0% 0 0,0% 0 0,0% 4 25,0% Kurang 4 25,0% 3 18,8% 2 12,5% 9 56,2% Total 11 68,8% 3 18,8% 2 12,5% 16 100,0% Negative Ranks : 11 a P-Value : 0,002 Positive Ranks : 0 b α : 0,05 Ties : 5 c Berdasarkan tabel 4 didapatkan bahwa kualitas tidur pada remaja putri sebelum dan setelah pemberian aromaterapi lavender didapatkan sebagian kecil 4 responden (25%) kurang menjadi baik, didapatkan sebagian kecil 3 responden (18,8%) yaitu kurang menjadi cukup, 81

dan didapatkan sebagian kecil 4 responden (25%) yaitu cukup menjadi baik. Berdasarkan uji wilcoxon didapatkan nilai signifikan (p value) = 0,002 (< α = 0,05) sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada pengaruh aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur pada remaja putri di SMA Kartika Surabaya Tahun 2016. PEMBAHASAN Kualitas tidur sebelum pemberian aromaterapi lavender pada remaja putri SMA Kartika Surabaya Tahun 2016 Setelah dilakukan analisa data tentang karakteristik dan variabel penelitian, maka selanjutnya akan dibahas tentang kualitas tidur sebelum diberikan aromaterapi lavender pada remaja putri SMA Kartika Surabaya Tahun 2016. Berdasarkan hasil sebelum didapatkan hasil bahwa sebagian besar 9 (56,3%) responden mengalami kurang dalam kualitas tidurnya. Tidur adalah suatu proses yang sangat penting bagi manusia, karena dalam tidur terjadi proses pemulihan, proses ini bermanfaat mengembalikan kondisi seseorang pada keadaan semula, dengan begitu, tubuh yang tadinya mengalami kelelahan akan menjadi segar kembali. Proses pemulihan yang terhambat dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa bekerja dengan maksimal, akibatnya orang yang kurang tidur akan cepat lelah dan mengalami penurunan konsentrasi (Ulimudiin, 2011). Tidur yang baik merupakan kunci untuk merasa nyaman dan bahagia. Tidur yang buruk, sebaliknya, dapat mengakibatkan kelelahan, mudah tersinggung, mudah marah dan depresi klinis. Kaplan dan Sadock (2012) menyatakan, periode kekurangan tidur yang panjang, terkadang menyebabkan disorganisasi ego, halusinasi dan waham. Ia juga menyatakan, orang yang kekurangan tidur REM mungkin menunjukan sikap mudah tersinggung dan letargi (merasa kehilangan energi dan antusiasme) Khaviri (2010). Faktor Lingkungan. Misalnya karena pola tidur yang terganggu karena pekerjaan, lingkungan sekitar yang tidak mendukung. Tinggal di lingkungan kos yang gaduh/bising Karena kebiasaan dari teman satu kos atau satu kamar Karena tugas sekolah yang terlalu menumpuk. Dampak yang timbul dari kualitas tidur seseorang Orang biasanya dengan insomnia lebih muda menderita depresi dibanding mereka yang bisa tidur dengan baik, Kekurangan tidur akibat insomnia memberikan kontribusi pada timbulnya suatu penyakit, termasuk penyakit jantung, dampak mengantuk/ketiduran disiang hari dapat mengancam keselamatan kerja, termasuk mengemudi kendaraan, Tidur malam yang buruk, dapat menurunkan kemampuan dalam memenuhi tugas harian serta kurang menikmati aktifitas hidup (Rafknowledge, 2013). Aromaterapi yang dapat berperan dalam merelaksasikan pikiran dan mengurangi rasa stres, hal tersebut tentunya berhubungan dengan keadaan emosi yang lebih teratur, Aroma terapi lavender adalah suatu cara perawatan tubuh atau penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak esensial (essential oil) (Jaelani, 2010). Aroma terapi lavender bekerja dengan mempengaruhi tidak hanya fisik tetapi juga tingkat emosi (Setiono dan Hidayati, 2012). Kualitas tidur setelah pemberian aromaterapi lavender pada remaja putri SMA Kartika Surabaya Tahun 2016 Setelah dilakukan analisa data tentang karakteristik dan variabel penelitian, maka selanjutnya akan dibahas tentang kualitas tidur setelah diberikan aromaterapi lavender pada remaja putri SMA Kartika Surabaya Tahun 2016. Berdasarkan hasil setelah didapatkan hasil bahwa sebagian besar 11 (68,8%) responden mengalami baik dalam kualitas tidurnya. Dilihat dari hasil penelitian bahwa remaja putri belum pernah menggunakan obat dan terapi lain untuk mengurangi gangguan pada tidur sehingga pemberian aromaterapi lavender efektif dapat mengurangi gangguan kualitas tidur pada remaja putri. Pada saat post test gangguan pada kualitas tidurnya menurun diakibatkan diberikan aromaterapi lavender dan terjadi penurunan gangguan kualitas tidur lebih baik dibandingkan sebelum diberikan aromaterapi lavender karena aromaterapi dapat memberikan rasa tenang, rileks dan mengurangi ketegangan otot sehingga hal tersebut dapat mencegah dan mengurangi gangguan pada tidur. Aromaterapi lavender diterima oleh reseptor di hidung kemudian dikirimkan kebagian medulla spinalis di otak, kemudian akan meningkatkan gelombang alfa di otak dan gelombang alfa inilah yang membantu untuk relaksasi. Relaksasi sempurna dapat memberikan rasa tenang dan rileks sehingga dapat mengurangi ketegangan otot dan rasa jenuh. Lavender dapat bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri, dan dapat memberikan relaksasi (Hutasoit 2012). Begitu banyak manfaat 82

dari minyak lavender, maka dari itu dalam penelitian ini akan menggunakan minyak lavender. Selain memiliki banyak manfaat, lavender paling sering digunakan sebagai aromaterapi dan merupakan jenis minyak yang dapat digunakan tanpa harus di campur terlebih dahulu dengan carrier oil. Penggunaan aromaterapi mempunyai efek menenangkan jiwa sehingga dapat mengurangi stress. Pemberian aromaterapi tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat stress mahasiswa jurusan psikologi dalam mengikuti kuliah statistik II (Maifrisco 2014). Kualitas tidur sebelum dan setelah pemberian aromaterapi lavender pada remaja putri SMA Kartika Surabaya Tahun 2016 Setelah dilakukan analisa dan tentang karakteristik dan variabel penelitian, maka selanjutnya akan dibahas tentang kualitas tidur sebelum dan setelah diberikan aromaterapi lavender pada remaja putri SMA Kartika Surabaya Tahun 2016. Berdasarkan hasil tabulasi silang didapatkan hasil bahwa kualitas tidur pada remaja putri pada saat pre test mengalami gangguan pada kualitas tidur dan pada saat posy test gangguan kualitas tidurnya berkurang dan seterusnya. Sedangkan pada responden yang tidak mengalami perubahan sebelum dan setelah diberikan aromaterapi lavender hal tersebut terjadi dikarenakan oleh banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya karena tugas sekolah menumpuk dan kurang konsentrasi pada saat melakukan prosedur pelaksanaan aromaterapi lavender sehingga aromaterapi tersebut kurang maksimal. Berdasarkan uji wilcoxon didapatkan nilai signifikan (p value) = 0,002 (<α = 0,05) sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada pengaruh aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur pada remaja putri SMA Kartika Surabaya. Aroma terapi lavender bekerja dengan mempengaruhi tidak hanya fisik tetapi juga tingkat emosi (Setiono dan Hidayati, 2012). Manfaat pemberian aroma terapi lavender bagi seseorang adalah dapat menurunkan kecemasan, nyeri sendi, tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik, dan mengatasi gangguan tidur (insomnia), stress dan meningkatkan produksi. Bau yang berasal dari aromaterapi lavender diterima oleh reseptor di hidung kemudian dikirimkan kebagian medulla spinalis di otak, kemudian akan meningkatkan gelombang alfa di otak dan gelombang alfa inilah yang membantu untuk relaksasi. Relaksasi sempurna dapat memberikan rasa tenang dan rileks sehingga dapat mengurangi ketegangan otot dan rasa jenuh. Pada penelitian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa ada pengaruh aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur antara sebelum dan setelah pemberian aromaterapi lavender, hal ini dapat dilihat bahwa perubahan positif setelah pemberian aromaterapi, bahwa aromaterapi sangat berpengaruh dalam menurunkan gangguan pada kualitas tidur pada remaja putri. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian ialah pada remaja putri SMA KArtika Surabaya Tahun 2016. Kualitas tidur sebelum pemberian aromaterapi lavender terhadap pada remaja putri yaitu sebagian besar responden mengalami kurang/gangguan pada kualitas tidurnya dan setelah pemberian aromaterapi lavender sebagian besar responden mengalami baik dalam kualitas tidurnya. Saran Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan gambaran tentang penanganan kualitas tidur pada Remaja Putri atau Remaja Putra. DAFTAR PUSTAKA Departemen of Health. (2007). Pain managemen Aromatherapy section. http://www.kemh.health.wa.gov.au./ development/manual/section/4/8272.pdf di Update pada 9 Februai 2016 Fimela,(2016).http://www.fimela.com/life/menge nal-khasiat-minyak-lavender-untukkecantikan-dan-kesehatan-di-bodyshop-150529z.html. Diakses 9 Februari 2016 Hadibroto, I &Alam, S. (2006). Selukbelukpengobatanalternatifdankonte nporer. Jakarta: PT BhuanaIlmuPopuler Hutasoit, A. (2002). Aromatherapy untukpemula.jakarta: PT GramediaPustaka. Jeannie, M. (2009).Aromatherapy.www.minyak herbal.com di Update pada 9 Februari 2016 Kohatsu, W. (2008). The word aeomaterapy. Avaible from URL:http://www.etherapies.net/articles/aromatherapy. 83

pdf. (diakses tanggal 9 Februari 2016) MacKinnon, K. (2004). Aromatherapy: art or Science? Highlights of Aromatherapy in Medicine Today. Inet Continuing Education brought to pharmachists by Pfizer Inc., USPG Vol 8 No 8. Maifrisco, O. (2008). Pengaruh Aromatherapi Terhadap Tingkat Stress Mahasiswa. Avaible from URL: www.indo-skripsi.com. diakses 9 Februari 2016 Manuba. (2001). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta. EGC Andira, Dita. (2010) Seluk-Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: A Plus Books Hidayat, A. Aziz Alimuln(2008) Metode Penelitian Keperawatan Dan Tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Nursalam (2008) Konsep Dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika Sugiyono (2012) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung Alfabeta Sugiyono (2012) Statistika Untuk Penelitian. Bandung Alfabeta 84