BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

dokumen-dokumen yang mirip
`MAKALAH MATA KULIAH HOME CARE SEJARAH DAN TREND SERTA ISU HOME CARE

OLEH : ERFANDI, S.Kep, Ners

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa dirawat di

PERAN PERAWAT HOME CARE. Disampaikan oleh Djati Santosa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tempat-tempat praktik kesehatan lainnya. Berbagai macam pelayanan ditawarkan

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MANAJEMEN PELAYANAN HOSPITAL HOMECARE DI RSUD AL-IHSAN PROVINSI JAWA BARAT

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. pada saat persalinan. Di Indonesia angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. baik dari pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT ( PERKESMAS ) PUSKESMAS KESAMBEN TAHUN I. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. UU R.I Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Pasal 62 tentang. peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab utama kematian ke-enam di seluruh dunia (Nwanko, 2010).

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG

BAB I PENDAHULUAN. sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan

BAB 1 PENDAHULUAN. Standar tentang evaluasi dan pengendalian mutu menjelaskan bahwa pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawatan Paliatif adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasie

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2010 TENTANG HOME CARE SERVICES WALIKOTA YOGYAKARTA,

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Sebuah Rumah Sakit akan memberikan pelayanan optimal jika didukung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi perubahan meliputi perubahan fisik, emosional ibu dan status

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 GAMBARAN RESPONDEN PENELITIAN. responden sebanyak 46 perawat di Puskesmas. Data

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok,

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di rumah sakit (Altmatsier,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. yang memilki peran dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Rumah sakit di

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia setiap tahun meningkat. World Health Organization (WHO) besar pada tahun-tahun mendatang (Gustaviani, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya. Menurut

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI Sehat Jiwaku Sehat keluargaku (UPK Puskesmas Siantan Hulu)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FORMULIR KLAIM CACAT TETAP DAN TOTAL

BAB 1 PENDAHULUAN. orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan masyarakat. Dalam

serangan yang cepat dan penyembuhannya dapat diprediksi (Lazarus,et al., 1994).

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

BAB I PENDAHULUAN. iritasi dan akan berkembang menjadi luka tekan atau dekubitus (Sumardino, Dekubitus merupakan masalah yang serius karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal (Nursalam, 2013). Keperawatan merupakan indikator dari kualitas

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor jasa yang begitu cepat diantaranya dipicu oleh berbagai macam

LAMPIRAN. Kebijakan Jampersal di Kota Yogyakarta? b. Bagaimana pelaksanaan Jampersal di Kota Yogyakarta tahun 2013?

PENDAHULUAN. bidang pelayanan kesehatan. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN DEKUBITUS DI RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisai membawa pengaruh yang sangat besar tidak hanya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan, setiap ibu hamil harus mendapatkan pelayanan antenatal care

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu riset menunjukkan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat keberadaan perusahaan tersebut di tengah-tengah masyarakat.

PROGRAM KERJA INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2016

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Dimana MDGs adalah. Millenium Summit NewYork, September 2000 (DKK Padang, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di Amerika, Home Care yang terorganisasikan dimulai sejak tahun 1880-an dimana saat itu banyak sekali penderita penyakit infeksi dengan angka kematian yang tinggi. Meskipun pada saat itu banyak didirikan rumah sakit modern, namun pemanfaatannya masih sangat rendah, hal ini dikarenakan masyarakat lebih menyukai perawatan di rumah. Kondisi ini berkembang secara professional, sehingga pada tahun 1990 terdapat 12.000 perawat terlatih diseluruh USA (United State of America) (visiting nurses/vn; memberikan asuhan keperawatan dirumah pada keluarga miskin, public health nurses, melakukan upaya promosi dan prevensi untuk melindungi kesehatan masyarakat, serta perawat praktik mandiri yang melakukan asuhan keperawatan di rumah sesuai kebutuhannya) (Lerman D. & Eric B.L, 1993). Di UK (United Kingdom), home care berkembang secara professional selama pertengahan abad 19, dimulai dengan berkembanganya Distric Nursing, yang pada awalnya dimulai oleh para biarawati yang merawat orang miskin yang sakit dirumah. Mereka mulai melatih wanita dari kalangan menengah ke bawah untuk merawat orang miskin yang sakit, dibawah pengawasan biarawati tersebut (Walliamson, 1996 dalam Lawton, Cantrell & Harris, 2000). Kondisi ini terus berkembang sehingga pada tahun 1992 ditetapkan peran Distric Nurse (DN) adalah: merawat orang sakit dirumah, sampai klien mampu mandiri, merawat orang sakaratul maut dirumah agar meninggal dengan nyaman dan damai, mengajarkan ketrampilan keperawatan dasar kepada klien dan keluarga, agar dapat digunakan pada saat kunjungan perawat telah berlalu. Selain Distric Nurse (DN) di UK juga muncul perawat Health Visitor (HV) yang berperan sebagai Distric Nurse (DN) ditambah dengan peran lain ialah: Melakukan penyuluhan dan konseling pada klien, keluarga maupun masyarakat luas dalam upaya pemcegahan penyakit dan promosi kesehatan, memberikan saran dan pandangan bagaimana mengelola kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi setempat. Masyarakat menggunakan home care karena mereka menganggap dirawat di institusi pelayanan kesehatan akan membatasi aktivitas sehari-hari, selain itu mereka tidak dapat menikmati kehidupan secara optimal dan terikat dengan aturan-aturan yang ditetapkan oleh pihak institusi. Home care juga membantu masyarakat yang mengalami keterbatasan membiayai pelayanan kesehatan khususnya pada kasus kasus penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif lama. Dengan demikian akan berdampak pada peningkatan kasus-kasus

yang memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah. Kinerja perawat sangat berperan penting dalam pelaksanaan home care karena menjadi sorotan masyarakat baik dalam pelayanan dasar maupun pelayanan rujukan. Analisis situasi pelayanan keperawatan oleh direktorat keperawatan depkes bekerjasama dengan WHO mengadakan penelitian tentang pelayanan keperawatan dan kebidanan yang dilakukan pada tahun 2000, menunjukkan gambaran sebagai berikut: 1) 70,9 % perawat dan bidan selama 3 tahun terakhir tidak pernah mengikuti pelatihan. 2) 39,8 % perawat dan bidan masih melakukan tugas-tugas kebersihan. 3) 47,4 % perawat dan bidan tidak memiliki uraian tugas secara tertulis. 4) belum dikembangkan monitoring dan evaluasi kinerja klinis bagi perawat dan bidan secara khusus (depkes, 2006). Pada tahun 2012 dengan jumlah 58 perawat di RSUD Kabanjahe menyebutkan bahwa secara keseluruhan lebih dari setengah (57,1%) perawat memiliki kinerja yang baik dalam melakukan pelayanan keperawatan dan sisanya (42,9%) perawat masih memiliki kinerja yang kurang (42,9%) perawat memiliki kinerja yang baik dalam melakukan pengkajian (28,6%) perawat memiliki kinerja yang baik dalam melakukan diagnosis dan pelaksanaan. Pelayanan keperawatan kesehatan dirumah merupakan salah satu bentuk implikasi dari strategi pembangunan kesehatan dalam rangka menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat serta meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelaksanaan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah yang profesional akan melibatkan keluarga pasien dan berbagai disiplin ilmu sesuai kebutuhan. Kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah dilakukan guna menunjang proses penyembuhan, pemulihan, maupun peningkatan kesehatan pasien. Pada saat ini, home care di Indonesia sudah banyak dilaksanakan baik oleh rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, maupun puskesmas. Di kota Yogyakarta, sudah ada 18 puskesmas yang menjalankan program home care setelah diberlakukannya Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 65 Tahun 2010 tentang home care services. Berdasarkan data-data dari 6 puskemas di Kota Yogyakarta semua home care menggunakan sistem tim atau saling bekerja sama dengan dokter, gizi dan lainnya jadi tidak perawat saja yang bekerja menangani home care itu sendiri. Diantaranya puskesmas Tegalrejo yang mempunyai 9 perawat dan semuanya saling bekerja sama dalam menangani home care dan kasus yang sering terjadi adalah ulkus DM, dekubitus dan di Puskesmas itu juga mengadakan pelatihan untuk perawat baru sebelum menangani home care, kemudian Puskesmas Umbulharjo 1 yang mempunyai 6 perawat dan semuanya menangani home care, kasus yang sering terjadi adalah hipertensi, DM dan jumlah pasien pertahun mencapai 610 pasien. Puskesmas Umbulharjo II yang mempunyai 5 perawat dan kasus yang sering ditangani adalah stroke, hipertensi, kecelakaan, DM, rata-rata pasien per bulannya 2 orang pasien dan pertahunnya 50 pasien, puskesmas Gondokusuman I mempunyai 5 perawat dan ada jadwalnya masing-masing, kasus yang sering terjadi adalah stroke, puskesmas Gondokusuman II mempunyai 2 orang perawat dan

semuanya menangani home care dan kasus yang sering terjadi adalah diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit jiwa, dan puskesmas Jetis mempunyai 8 perawat, dan semua tenaga kesehatan saling berkolaborasi dalam pelaksanaan home care, kasus yang sering terjadi adalah diabetes melitus, gizi buruk, gangguan jiwa TB, hampir satu minggu sekali puskesmas tersebut menerima home care. Keberhasilan program home care di puskesmas Kota Yogyakarta tidak terlepas dari kinerja tenaga kesehatan yang terlibat didalamnya, terutama perawat yang memegang peran penting dalam pelayanan home care, ada beberapa perawat yang sudah mengikuti pelatihan yang diadakan dirumah sakit dan setelah mengikuti pelatihan itu perawat mengaku bahwa kinerjanya menjadi lebih baik. Secara profesional, perawat akan memberikan pelayan yang berkualitas kepada pasiennya agar pasien dapat mencapai tingkat kesehatannya. Dan juga sarana dan prasarana puskesmas yang memadai, kinerja perawat yang ditunjukan kepada pasien, secara tidak langsung akan mempengaruhi persepsi pasien mengenai pelayanan home care yang diberikan. Hal ini lah yang menjadi salah satu faktor yang akan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien dan/ keluarga dari pelayanan yang diberikan. Mutu pelayanan home care di puskesmas menjadi sangat berpengaruh terhadap minat keluarga atau pasien untuk menggunakan program pelayanan kesehatan ini. Oleh karena itu penilaian atau evaluasi kinerja perawat dalam pelayanan home care di puskesmas menjadi penting dilakukan untuk mengetahui bagaimana kinerja perawat dalam menangani home care. B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian di atas maka menjadi penting untuk dilakukan penelitian tentang kinerja perawat dalam pelaksanaan home care di Puskesmas Kota Yogyakarta. 1. Tujuan Umum C. Tujuan penelitian Untuk mengetahui kinerja perawat dalam menangani home care di Puskesmas Kota Yogyakarta 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui jenis kasus yang sering ditangani dalam pelaksanaan home care di Puskesmas Kota Yogyakarta. b. Mengetahui besarnya pendapatan perawat dalam pelaksanaan home care di Puskesmas Kota Yogyakarta. c. Mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat dalam pelaksanaan home care di Puskesmas Kota Yogyakarta.

d. Mengetahui kelengkapan alat yang digunakan perawat dalam pelaksanaan home care di Puskesmas Kota Yogyakarta. e. Mengetahui SOP yang dijalankan oleh perawat untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas Kota Yogyakarta. Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi : 1. Manfaat teoritis : D. Manfaat penelitian Penelitian ini sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan mengenai kinerja perawat dalam pelaksanaan home care di Kota Yogyakarta. 2. Manfaat praktis : a. Bagi Dinas Kesehatan, sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan pelayanan kesehatan. b. Bagi Puskesmas, sebagai tolak ukur dalam pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan home care khususnya pada kinerja perawat itu sendiri. c. Bagi peneliti, sebagai hasil pengalaman nyata dalam menerapkan ilmu penelitian tentang kinerja perawat dalam pelaksanaan home care di Kota Yogyakarta. d. Peneliti lain, Sebagai salah satu sumber bacaan penelitian dan pengembangan manajemen kinerja klinik bagi perawat dalam pelaksanaan home care. E. Keaslian penelitian Penelitian ini mengenai kinerja perawat dalam menagani home care di Puskesmas Kota Yogyakarta, sepengetahuan penulis beberapa peneitian yang berhubungan yaitu : 1. Jaiz, A. (2007) : evaluasi pengembangan manajemen kinerja perawat dan bidan di Kabupaten Kulon Progo dan Kota Yogyakarta dengan menggunakan rancangan penelitian kualitatif, studi kasus, subjek penelitiannya. Peserta pelatihan, direktur dan kepala seksi keperawatan rumah sakit serta kepala puskesmas, dan menggunakan analisa data Analisis kualitatif uji (t-test). 2. Koentjoro, T. (2005) : pengembangan manajemen kinerja klinik perawat dan bidan sebagai strategi dalam meningkatkan mutu klinis dengan menggunakan rancangan penelitian Kualitatif, observasi dan evaluasi, subjek penelitiannya perawat dan bidan, dan menggunakan analisis kualitatif.

3. Iriani, R. (2007) : penilaian kinerja perawat puskesmas Tanah Tinggi dalam persiapan pengembangan puskesmas rawat inap dengan menggunakan rancangan penelitian analisis deskriptif kuantitatif, subjek penelitiannya Perawat, karyawan, puskemas, pasien, dan menggunakan analisa Kuantitatif uji (t-test).