BAB I PENDAHULUAN. sosial kultural secara individu maupun secara berkelompok.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. depan. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan peserta

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, kemampuan berpikir menjadi kemampuan yang sangat diperlukan agar

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB I PENDAHULUAN. ini juga sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari karena belajar merupakan proses alamiah

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan diri melalui proses belajar. Tentu sangat logis bagi manusia memilih jalur

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. yang tangguh, mandiri, berkarakter dan berdaya saing. Sebagai fondasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. bila peserta didik sebagai individu tidak memiliki motivasi untuk berprestasi sebaikbaiknya.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Menurut UU Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan sebagai warga bangsa. Arus globalisasi telah menyebar dan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. maju tingkat pendidikan seseorang,maka semakin siap pula menghadapi perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan, dalam pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tentang gejala-gejala alam yang didasarkan pada hasil percobaan dan

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran ini oleh sebagian siswa dianggap sebagai mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan hasil survei UNDP adalah akibat rendahnya mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa kini telah melahirkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Pendidik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar dan terencana. untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi manusia yang serba

BAB I PENDAHULUAN. umumnya bertujuan untuk membentuk manusia yang bermoral dan berilmu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh pendidik yang

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad informasi. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu yaitu menjadikan peserta didik menjadi insan-insan cendikia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat,maka

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. pengembangan kemampuan siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi anak sebagai sosok kekuatan sumber daya manusia yang bermanfaat bagi Negara.

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan kepribadian dan skill dalam ranah pendidikan adalah sekolah. Salah

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi alat-alat tubuh organisme dengan segala keingintahuan. Segenap

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. mental, emosional, moral, keimanan dan ketakwaan manusia (Syaefudin, 2005: 6).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam suatu pendidikan tentu tidak terlepas dengan pembelajaran di

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. baik itu pelaksana pendidikan, mutu pendidikan, sarana prasarana pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Undang-undang RI No. 20 Th Bab 1 pasal 1. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, dan sebagainya. Masing-masing faktor yang terlibat dalam. lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

... BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa komponen

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan alam yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah program. Program yang melibatkan sejumlah komponen

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya. Hamalik (Jihad dan Haris, 2012: 15) mengatakan tujuan belajar adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia, bangsa yang mengalami pembangunan secara terus menerus dalam berbagai aspek kehidupan. Faktor penunjang keberhasilan pembangunan adalah pendidikan. Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuan secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya. (Kemendiknas 2010) Pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik menghadapai lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat, berlangsung seumur hidup dan cara menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang (Hamalik, 1994: 2). Pendidikan juga berupaya membangun berbagai segi kehidupan baik itu dalam segi kehidupan fisik, intelektual, moral, spiritual maupun sosial kultural secara individu maupun secara berkelompok. NTT adalah provinsi yang masih dipandang sebelah mata dalam dunia pendidikan. Karena rendahnya persentase kelulusan di NTT, menjadikan para pemerhati pendidikan menilai bahwa kualitas pendidikan di NTT masih rendah. Dinas Pemuda dan Olah Raga mencatat hasil UN tahun 2013 NTT mendapat peringkat terakhir dari 33 propinsi, sedangkan pada tahun 2014 mengalami peningkatan dengan menempati

peringkat 29 dari 33 provinsi, namun pada tahun 2015 NTT kembali menempati peringkat terakhir dari 33 provinsi (Cakrawala 2016: 44) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai hasil pembaharuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tersebut juga menghendaki, bahwa satu proses pembelajaran pada dasrnya tidak hanya mempelajari tentang kosep, teori, daan fakta tetapai juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari (Trianto 2007: 3). KTSP dalam melakukan pembelajaran menerapkan pendekatan pembelajaran tuntas dalam penilaian menerapkan prinsip penilaian menyeluruh dan berkelanjutan yang mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek psikomotor, dan aspek afektif. Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Aspek kognitif yang meliputi kemampuan pikir termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan kemampuan menciptakan atau hasil karya, pada aspek psikomotor yang berhubungan aktivitas fisik sedangkan aspek afektif mencakup watak perilaku. Secara eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama yang lain. (Eveline dan Hartini, 2015: 68). Guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar yang menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan ruang pada peserta didik untuk berpikir aktif, kreatif, dan inovatif, dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran di kelas. Guru memberikan kontribusi yang sangat tinggi untuk peningkatan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki 4 kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Sehubungan dengan itu, kemampuan seorang guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran sangat dibutuhkan agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai. Karena guru adalah pendidik dan pengajar yang mencurahkan ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya sehingga peserta didik dapat menggunakan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan proses pembelajaran guru tidak hanya menyampaikan materi tetapi juga harus pandai mengatur kelas sehingga menghasilkan suasana belajar yang baik, serta mempertimbangkan model pembelajaran serta strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran. Untuk itu guru harus bijaksana dalam menentukan suatu model yang sesuai dan menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang dicapai. Kemampuan dalam dunia kerja merupakan aplikasi dari hasil belajar. Menurut Jihad & Haris (2012:14) Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar dalam bentuk perubahan perilaku yang relatif permanen, sehingga guru harus berupaya secara optimal melalui proses pembelajaran agar siswa berperan aktif. SMP Negeri 3 Kupang Barat merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menerapkan kurikulum KTSP. Hasil observasi pada SMP Negri 3 Kupang Barat, peserta didik dan guru dituntut untuk disiplin terhadap waktu dan melaksanakan tugastugas sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku di sekolah. Penyediaan lingkungan belajar bagi peserta didik belum memadai dalam menunjang proses pembelajaran. Sedangkan kondisi rill dalam kegiatan pembelajaran di kelas mengindikasikan bahwa:

1. Metode yang digunakan oleh guru adalah ceramah, sehingga siswa merasa bosan dalam mengikuti pelajaran. 2. Peserta didik mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. 3. Model pembelajaran yang sering digunakan oleh guru adalah model pembelajaran langsung, namun guru belum melaksanakan dengan benar sesuai dengan langkahlangkah dalam model pembelajaran langsung 4. Belum lengkapnya sarana dan prasarana seperti alat-alat laboratorium sebagai salah satu penunjang proses pembelajaran. 5. Interaksi peserta didik dalam pembelajaran belum semua aktif hal ini karena ketidakseriusan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. 6. Ketuntasan indikator dan hasil belajar peserta didik belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan sekolah yakni sebesar 75. Masalah-masalah yang terdapat di SMP Negeri 3 Kupang Barat perlu diatasi. Salah satunya dengan cara melakukan perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran dengan melaksanakan fase-fase dalam model pembelajaran langsung secara baik dan benar. Dengan demikian, peserta didik dapat belajar pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif secara maksimal. Model pembelajaran langsung (direct instruction) adalah suatu model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah Kardi dan Nur, 2000: 2).. Model ini dilandasi oleh teori belajar perilaku yang berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik. Satu penerapan teori perilaku dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada peserta

didik dalam pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku tersebut. Model pembelajaran langsung ini lebih mengutamakan pengetahuan deklaratif dan prosedural, sehingga peserta didik bisa memahami konsep materi pembelajaran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran langsung merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah dapat membuat proses pembelajaran lebih baik dan materi yang disampaikan mudah dicerna dan diingat karena peserta didik langsung mengalami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ini peran guru menjadi lebih dominan atau bersifat teacher centered (berpusat pada guru). Peran ini terutama terkait dengan pemodelan yang harus dilakukan guru terhadap materi-materi yang banyak terdapat pengetahuan prosedural dan deklaratif. Dengan pemodelan ini diharapkan peserta didik lebih terdorong untuk dapat melakukan eksplorasi terhadap pengetahuan secara lebih mendalam. Listrik Statis merupakan materi pelajaran Fisika dalam pembelajaran IPA pada jenjang SMP yaitu pada kelas IX semester ganjil berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada materi pokok ini, peserta didik akan mempelajari konsep Listrik Statis yang dilengkapi dengan eksperimen-eksperimen yang berhubungan erat dengan pengalaman sehari-hari. Materi pokok ini akan membahas tentang alat atau perangkat yang memudahkan pekerjaan manusia yang berhubungan erat dengan pengalaman sehari-hari. Hal ini, sejalan dengan Kompetensi Dasar (KD) yakni mendeskripsikan muatan listrik untuk memahami gejala-gejala listrik statis serta kaitannya dalam kehidupan sehari-hari seperti listrik statis

yang sering digunakan. Pada materi pokok listrik statis terdapat pengetahuan deklaratif seperti pengertian listrik statis (balon atatu sisir plastik, kerta tisu, kain wol, penggaris plastik, kaca dan statif) dan pengetahuan prosedural seperti cara menggunakan alat-alat untuk melakukan eksperimen. Pada materi ini akan diterapkan model pembelajaran langsung yang mendorong peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif. Untuk itu, guru perlu menyiapkan perencanaan pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik dan menentukan model pembelajaran yang sesuai agar proses pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru tetapi pada peserta didik. Peneliti terdahulu oleh saudari Selestina B. Antonio yang mengatakan bahwa model pembelajaran langsung ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dimana respon peserta didik dalam kegiatan pembelajaran berada dalam kategori baik dengan skor rata-rata 80%. Oleh karena itu peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran langusng (direct instruction) dalam penelitian ini. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Langsung Materi Pokok Listrik Statis Pada Peserta Didik Kelas IX Semester Ganjil SMP Negeri 3 Kupang Barat Tahun Ajaran 2016/2017. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan umum dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah hasil penerapan model pembelajaran langsung materi pokok listrik statis pada peserta didik kelas IX semester ganjil SMP Negeri 3 Kupang Barat tahun ajaran 2016/2017? Secara terperinci masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung materi pokok listrik statis pada peserta didik kelas IX semester ganjil SMP Negeri 3 Kupang Barat tahun ajaran 2016/2017? 2. Bagaimana ketuntasan indikator hasil belajar dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung materi pokok listrik statis pada peserta didik kelas IX semester ganjil SMP Negeri 3 Kupang Barat tahun ajaran 2016/2017? 3. Bagaimana hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung materi pokok listrik statis pada peserta didik kelas IX semester ganjil SMP Negeri 3 Kupang Barat tahun ajaran 2016/2017? 4. Bagaimana respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung materi pokok listrik statis pada peserta didik kelas IX semester ganjil SMP Negeri 3 Kupang Barat tahun ajaran 2016/2017? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan umum penelitian ini adalah mendeskripsikan hasil penerapan model pembelajaran langsung materi pokok listrik statis pada peserta didik kelas IX semester ganjil SMP Negeri 3 Kupang Barat tahun ajaran 2016/2017. Secara terperinci tujuan ingin di capai dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan kemampuan guru dalam dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung materi pokok listrik statis pada peserta didik kelas IX semester ganjil SMP Negeri 3 Kupang Barat tahun ajaran 2016/2017.

2. Mendeskripsikan ketuntasan indikator hasil belajar dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung materi pokok listrik statis pada peserta didik kelas IX semester ganjil SMP Negeri 3 Kupang Barat tahun ajaran 2016/2017. 3. Mendeskripsikan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung materi pokok listrik statis pada peserta didik kelas IX semester ganjil SMP Negeri 3 Kupang Barat tahun ajaran 2016/2017. 4. Mendeskripsikan respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung materi pokok listrik statis pada peserta didik kelas IX semester ganjil SMP Negeri 3 Kupang Barat tahun ajaran 2016/2017. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peserta didik: a. Meningkatkan peran aktif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran b. Meningkatkan semangat belajar peserta didik c. Meningkatkan hasil belajar peserta didik 2. Bagi guru: a. Sebagai bahan informasi dalam memilih model atau pendekatan pembelajaran yang lebih tepat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. b. Membantu mengatasi masalah yang dihadapi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran fisika. 3. Bagi sekolah:

Memberikan masukan dan solusi bagi sekolah dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan suasana kegiatan pembelajaran yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan mutu sekolah. 4. Bagi peneliti: a. Mendapat pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran langsung sehingga kelak dapat diterapkan saat berada di lapangan. b. Sebagai referensi bagi para peneliti selanjutnya. E. Penjelasan Judul Agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa penjelasan judul sebagai berikut: 1. Penerapan adalah penggunaaan suatu model tertentu menurut aturan atau kaidah tertentu. 2. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran yang sedemikian rupa sehingga tercapainya tujuan pembelajaran. 3. Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. 4. Listrik statis adalah kumpulan muatan listrik dalam jumlah tertentu yang tetap (statis), ketidakseimbangan muatan listrik di dalam atau permukaan benda.

5. Peserta didik merupakan seseorang yang sedang berkembang, memiliki potensi tertentu, dan dengan bantuan guru ia mengembangkan potensinya tersebut secara optimal.