Sarasehan Himpunan Penghayat Kepercayaan Kab. Gunungkidul Tahun 2017. Pada hari Senin tgl 9 Oktober 2017, pukul 09.30-12.00 Wib, di Aula Dinas Kebudayaan Kab. Gunungkidul Jl. Pangaraan Komplek Bangsal Sewokoprojo Wonosari Gunungkidul, diadakan kegiatan Sarasehan Himpunan Penghayat Kepercayaan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017, Dengan Nara Sumber sbb Eko Subiyantoro (Kepala Dinas Dukcapil Kab. Gunungkidul) Wibowo Wisnu (Kasi Intel Kejari Gunungkidul) Agus Kamtono (Kepala Dinas Kebudayaan Kab. Gunungkidul) CB Supriyanto (Ketua Dewan Kebudayaan Kab. Gunungkidul) Bugiswanto (Presidium MLKI DIY) dihadiri dari Kemenag, Badankesbangpol, Disdukcapil, Disbud, Kejari, Disdikpora, diikuti sekitar 35 orang, dilaporkan sebagai berikut : 1. Agus Kamtono, Dinas kebudayaan mengatakan antara lain : a. Sampai saat ini banyak pertanyaan yang tidak semua orang bisa menjawab, kenapa kolom agama dalam KTP tidak diisi. b. Sesuai tugas pokok bahwa Sarasehan Penghayat kepercayaan difasilitasi oleh Dinas Kebudayaan. c. Pengertian kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah pernyataan dan pelaksanaan hubungan pribadi dengan Tuhan, sebagai salah satu kepercayaan masyarakat baik budaya leluhur maupun kearifan lokal. d. Dana keistimewaan hanya digunakan untuk kegiatan yang berkaitan dengan keistimewaan dan semua OPD bisa melaksanakan kegiatan menggunakan dana keistimewaan, seperti Dinas PU, pertanahan dll. e. Jumlah organisasi tingkat pusat 185, cabang 1047, organisasi aktif 159, organisasi tidak aktif 26. 2. Eko Subiyantoro, Dukcapil mengatakan antara lain:
a. Pencatatan Sipil adalah Pencatatan Peristiwa Penting yang dialami oleh seseorang dalam Register Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana (UU 23/2006). b. Pasal 28 E ayat (2) UUD 1945 : Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya) dan Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 : Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. c. UU. NO. 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN 1) Pasal 8 ayat (4) : kewajiban Ins. Pelaksana Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk persyaratan dan tata cara pencatatan Peristiwa Penting bagi penduduk yang agamanya belum diakui sebagai agama berdasarkan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan atau bagi Penghayat Kepercayaan berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan 2) Pasal 61 ayat (2) : Kartu Keluarga Keterangan mengenai kolom agama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi penduduk yang agamanya belum diakui sebagai agama berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan atau bagi penghayat kepercayaan tidak diisi, tetapi tetap dilayani dan dicatat dalam database kependudukan. d. PP. NO 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Pasal 81: (1) Perkawinan penghayat kepercayaan dilakukan di hadapan Pemuka Penghayat Kepercayaan. (2) Pemuka Penghayat Kepercayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditunjuk dan ditetapkan oleh organisasi penghayat kepercayaan untuk mengisi dan menandatangani surat perkawinan penghayat kepercayaan. (3) Pemuka Penghayat Kepercayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) didaftar pada Kementrian yang bidang tugasnya secara teknis membina organisasi Penghayat kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. e. Hak penduduk untuk memperoleh : Dokumen Kependudukan. Pelayanan yang sama dalam Pencatatan Sipil. Perlindungan atas data pribadi. Kepastian Hukum atas pemilikan dokumen kependudukan. Informasi mengenai data hasil pendaftaranpenduduk dan pencatatan sipil atas dirinya dan/atau keluarganya. Ganti rugi dan pemulihan nama baik sebagai akibat kesalahan dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil serta penyalahgunaan data pribadi oleh Instansi Pelaksana. f. Penghayat kepercayaan di Kabupaten Gunungkidul tersebar di beberapa kecamatan dengan jumlah sekitar 400 orang. 3. Bugiswanto, dari Presidium MLKI DIY mengatakan antara lain: a. Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bukan agama dan bukan pula agama baru. Karena itu tidak perlu diperbandingkan, apalagi dipertentangkan dengan agama. Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah yang hidup dan dihayati oleh sebagian bangsa kita. Pada dasarnya Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan warisan dan kekayaan rokhaniah rakyat kita. (Pidato kenegaraan Presiden R.I Soeharto didepan siding DPR Tanggal 18 Agusutus 1978). b. Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah pernyataan dan pelaksanaan hubungan pribadi dengan Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keyakinan yang diwujudkan dengan perilaku ketaqwaan dan peribadatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta pengamalan budi luhur yang ajarannya bersumber dari kearifan local bangsa Indonesia. c. Menurut Drs. K Permadi, SH, Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah :
Tidak merupakan agama dan tidak mengarah kepada pembentukan agama baru. Bukan filsafat dalam arti produk fikir Pernyataan dan pelaksanaan hubungan pribadi dengan Tuhan Yang Maha Esa Sebagai suatu metode pendekatan diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa Bersumber rasa dan kemauan untuk mencapai kebenaran kenyataan kesempurnaan dan kebahagian hidup. d. Pengertian penghayatan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa disebut penghayatan, penganut Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa atau orang yang melaksanakan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan kesadaran jiwa an rohani. e. Penghayatan kepercayaan murni : dalam identitas diri (Kartu Tanah Penduduk) secara tegas dalam isian agama tertulis (-) atau kepercayaan. Penghayatan kepercayaan yang beragama dalam kartu identitas resmi dirinya (Kartu Tanda Penduduk) pada isiian agama diisi agama yang dianutnya. f. Penghayatan kepercayaan yang bergabung dalam suatu Organisasi/Paguyuban karena ada kesamaan dalam sumber ajaran, terdiri dari penghayatan kepercayaan murni dan penghayatan kepercayaan yang beragama. g. Majelis luhur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia (MLKI) adalah suatu wadah Organisasi/Kelompok Penghayatan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa h. Kesimpulan: Kepercayaan terhadap Tuhan Yang maha Esa ranah isoterik (Kebathinan, kejiwaan dan kerohanian). Penghayatan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah penganut kepercayaan (orangnya). Budaya spiritual (Budaya tak Benda). Pertanyaan:
1. Supardi (Paguyuban Umat Pransoeh Wonosari): Apakah surat keterangan identitas anak untuk kab. Gunungkidul sudah berlaku. Mohon ditinjau langsung kegiatan kami di masyarakat apakah benar ada kegiatan yang dilaksanakan atau tidak. Pembinaan dari Disbud untuk terus berlanjut. 2. Suroso (Organisasi Palang Putih Nusantara): Mengucapkan terima kasih kepada Disbud telah menghadirkan dan dilaksanakan Penghayat kepercayaan. Sampai saat ini di Gunungkidul tidak ada masalah. Jawaban: 1. Eko Subiyantoro : Sejak tahun 2015, pemerintah menerbitkan KIA (Kartu Identitas Anak), untuk memberikan hak kepada anak sebagai program nyawa cita bahwa negara hadir, ya g berikan kepada usia 0 s/d 17 tahun kurang sehari. Kegiatan sosialisasi sebagai tugas dari Disbud untuk pelaksanaannya. Kolom agama pada Penghayat kepercayaan (-). 2. Wibowo Wisnu dari Kejaksaan : Pemerintah telah memberikan perlindungan hukum bagi Penghayat kepercayaan dan diharapkan dari tahun-ketahun menjadi semakin baik. MK belum memutuskan pada kolom agama bagi penghayat kepercayaan. 3. CB. Supriyanto Dewan Kebudayaan : Bagi sekolah yang memiliki siswa Penghayat aliran kepercayaan agar sekolah melaporkan
sehingga gurunya akan didatangkan. Diharapkan pejabat pemerintah paham apa yang dilaksanakan oleh Penghayat kepercayaan. 4. Agus Kamtono Kepala Dinas kebudayaan Gunungkidul : Dinas Kebudayaan hanya melaksanakan sarasehan seperti yang dilaksanakan hari ini, seperti apa yang dikehendaki pemerintah dalam mewarisi budaya dan Penghayat kepercayaan. Kurikulum Bagi Penghayat kepercayaan telah diakomodasi. Catatan: Daftar Penghayat kepercayaan : 1. Merdikatosaning Gusti (Kec. Panggang) 2. Hidup Betul (Kec. Panggang) 3. Soemarah (Kec. Wonosari) 4. Saptodarmo (Kec. Wonosari) 5. Umat Paransoeh (Kec. Wonosari) 6. Ngadu Utomo (Kec. Karangmojo) 7. Ngesti Kasampurnaan (Kec. Wonosari) 8. Palang Putih (Kec. Wonosari) 9. Surya Mataram (Kec. Nglipar) Selama giat berjalan tertib Aman lancar. (Hms sek Wno)