BAB V PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN. secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

BAB II TELAAH PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

BAB IV HASIL PENELITIAN. a. Nama Madrasah : MTsN Katingan Tengah. Bakumpai. e. NSM : f. Terbit Tanggal : 04 Juli 2012.

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

BAB V PEMBAHASAN. terdahulu akan dibahas secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN. dan lingkungan mengalir melalui tahap-tahap yang saling berkaitan ke arah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

Manajemen Mutu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, yang secara umum bertumpu pada dua paradigma baru yaitu

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri Katingan Tengah Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah. Pemilihan

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran di sekolah. Usaha meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency)

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DAN RELEVANSINYA DI ERA PENDIDIKAN MASA KINI. DR. H. Ma mur Sutisna WD, M.M.Pd Dosen FKIP Universitas Subang ABSTRAK

RESPONDEN KEPALA SEKOLAH

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, dan aspek-aspek perilaku lainya kepada generasi ke generasi.

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional menyatakan bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

STANDAR 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta strategi pencapaian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

LAPORAN KERJA TAHUNAN SMP NEGERI 05 BATU TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. manfaat penelitian secara teoritik dan praktis, serta penegasan istilah.

Syarief, 1998:1). Upaya membangun kualitas SDM tidak terlepas dari mutu. pendidikan, karena melalui proses pendidikan memiliki implikasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

STANDAR 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta strategi pencapaian

TERWUJUDNYA LAYANAN PENDIDIKAN YANG PRIMA, UNTUK MEMBENTUK INSAN LAMANDAU CERDAS KOMPREHENSIF, MANDIRI, BERIMANDAN BERTAQWA SERTA BERBUDAYA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pengelolaan kurikulum dan pembelajaran dalam implementasi MBSdi

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

HAKIKAT MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) 1 (School Based Management/SBM)

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

BAB V PENUTUP. Islamic School) Kota Pekanbaru, belum sepenuhnya berorientasi pada manajemen

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Nasional merupakan pengganti Undang-Undang Nomor 2/1989.

Komponen kelembagaan sekolah; kurikulum, proses dan hasil belajar, administrasi dan manajemen satuan pendidikan, organisasi kelembagaan satuan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan RKS

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB II PROFIL DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA SUMUT. Berdirinya Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi kewenangan ke tingkat sekolah.

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. M, telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor

Penyusunan KTSP Berbasis Kurikulum 2013 Dokumen 1 BIMBINGAN TEKNIS PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI KEPALA SMP

A. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

Transkripsi:

BAB V PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini, semua data penelitian yang telah dipresentasikan di Bab terdahulu akan dibahas secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam penyajian data. Peneliti juga mencoba untuk menganalisis dan membahas visi, misi dan target mutu madrasah dalam Implementasi Total Quality Management dalam pendidikan karena pada dasarnya upaya Kepala madrasah dalam Implementasi Total Quality Management dalam pendidikan yang saling berhubungan dan selalu berorientasi pada visi, misi dan target mutu madrasah itu. A. Visi, Misi dan Target Mutu. Implementasi Total Quality Management dalam pendidikan bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan madrasah melalui pemberian kewenangan kepada madrasah, pemberian fleksibilitas yang lebih besar kepada madrasah untuk mengelola sumberdaya madrasah, dan mendorong partisipasi warga madrasah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan. Implementasi Total Quality Management dalam pendidikan juga bertujuan untuk mempersiapkan kemendirian madrasah di era desentralisasi pendidikan. Kementerian Pendidikan Nasional menegaskan bahwa Implementasi Total Quality Management dalam pendidikan juga bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan madrasah melalui pemberian 82

83 kewenangan, keluwesan, dan sumberdaya untuk meningkatkan mutu madrasah. 11 Madrasah yang mengimplementasikan konsep Total Quality Management harus membuat rencana pengembangan madrasah yang mencakup visi, misi, tujuan madrasah dan strategi pelaksanaannya. Visi madrasah adalah gambaran ideal masa depan yang akan dicapai oleh suatu madrasah dan kemudian dirumuskan misi madrasah sebagai wujud nyata atau realisasi dari visi tersebut. Dari data penelitian yang diperoleh di lapangan diketahui bahwa Kepala MTsN Katingan Tengah memiliki visi, misi dan tujuan madrasah dan strategi pelaksanaan yang jelas untuk meningkatkan mutu dan kualitas madrasahnya. Data penelitian menunjukkan bahwa visi madrasah tsanawiyah ini ialah Berprestasi Dalam Ilmu Pengetahuan, Beriman dan Bertaqwa dalam Kehidupan. Sedangkan misinya ialah menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang bermutu dan berkeseimbangan antara ilmu pengetahuan agama dengan ilmu pengetahuan umum, meningkatkan disiplin dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), meningkatkan peranan dan fungsi perpustakaan sekolah, menyiapkan sumber daya insani yang berkualitas Islami dan mempunyai jiwa pengabdian, menyiapkan daya Kompetensi siswa dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya maupun di dalam masyarakat. 1 Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), 2002, Manajemen Penngkatan Mutu Berbasis Sekolah, Jakarta:Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, h.3.

84 Data penelitian juga menunjukkan bahwa Kepala MTsN Katingan Tengah juga memiliki target mutu yang ingin dicapai madrasah, yakni mengutamakan dan meningkatkan kualitas proses dan output madrasah tersebut. Target mutu tersebut tentunya juga sudah sangat sesuai dengan visi dan misi madrasah itu sendiri, karena target mutu yang disebutkan di atas merupakan implikasi dan implementasi dari visi dan misi madrasah ini. Dalam menetapkan target mutu yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu, maka harus mengutamakan dan meningkatkan kualitas proses dan output madrasah. Target mutu tersebut jelas merupakan implikasi dari visi dan misi madrasah yang telah disebutkan di atas, karena pada dasarnya visi dan misi merupakan tujuan jangka panjang, sedangkan target mutu adalah tujuan jangka menengah. 22 Rumusan visi, misi, dan target mutu tersebut, jelas menggambarkan tentang cita-cita dan pandangan ke depan yang pada intinya berorientasi pada peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di madrasah itu. Hal ini tentu saja sesuai dengan apa yang diharapkan dalam Implementasi Total Quality Management dalam pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. B. Upaya Kepala Madrasah dalam Implementasi Total Quality Management. Implementasi Total Quality Management dalam pendidikan lebih difokuskan pada peningkatan mutu. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa mutu pendidikan nasional kita saat ini sangat memperhatikan sehingga 2 Ibid, h. 14

85 memerlukan perhatian yang lebih serius. 3 Untuk itulah maka target utama Total Quality Management dalam pendidikan adalah pemberdayaan madrasah untuk secara mandiri agar dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di madrasah. Usaha-usaha yang telah dilakukan oleh Kepala MTsN Katingan Tengah ini adalah: meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru; merencanakkan program madrasah yang akan dilaksanakan; memberdayakan sumber tenaga kependidikan secara optimal; menyediakan sarana dan prasarana pendidikan; meningkatkan kesejahteraan guru; mengadakan program bimbingan dan pengayaan; dan menjalin kerjasama kemitraan dengan dewan madrasah serta dunia usaha. Berikut ini akan dianalisis secara rinci mengenai usaha-usaha yang dilakukan Kepala MTsN Katingan Tengah tersebut dalam Implementasi Total Quality Management dalam pendidikan sebagai berikut: 1. Meningkatkan Profesionalisme dan Kompetensi Guru Berdasarkan data hasil penelitian mengenai usaha yang dilakukan kepala madrasah dalam Implementasi Total Quality Management dalam pendidikan terutama yang berhubungan dengan peningkatan profesionalime personel madrasah khususnya guru, ditemukan bahwa kepala MTsN Katingan Tengah telah mengupayakan peningkatan profesionalisme dan kompetensi guru, yakni dengan cara mendorong para guru untuk mengikuti program penyetaraan dan sertifikasi guru yang dilakukan pemerintah. 3 Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), Ibid, h. 3.

86 Total Quality Management pada pendidikan memberikan kewenangan kepada madrasah untuk mengontrol sumber daya manusia, fleksibilitas dalam merespon kebutuhan masyarakat, misalnya pengangkatan tenaga honorer. Demikian pula mengirim guru untuk mengikuti pelatihan di berbagai instansi dan institusi, pengiriman tenaga kependidikan untuk mengikuti pelatihan, workshop, dan seminar-seminar yang harus dilakukan secara terus-menerus. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa dalam rangka Implementasi Total Quality Management Kepala MTsN Katingan Tengah telah melaksanakan upaya meningkatan profesionalisme dan kompetensi guru dengan cara mendorong tenaga kependidikan yang ada di madrasahnya untuk mengikuti program penyetaraan yang sertifikasi yang dilaksanakan pemerintah, di samping menyediakan berbagai pelatihan yang berhubungan dengan peningkatan kualitas tenaga kependidikan di madrasah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kepala madrasah tersebut sangat serius dan fokus akan peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di madrasahnya, karena pada dasarnya Total Quality Management itu memberikan kewenangan yang luas kepada madrasah untuk mengontrol sumber daya manusia, dan juga fleksibelitas dalam merespon kebutuhan masyarakat. 2. Menyusun Rencana Program Madrasah Data hasil penelitian mengenai usaha yang dilakukan oleh Kepala MTsN Katingan Tengah dala Implementasi Total Quality Management,

87 khususnya yang berkenaan dengan penyusunan rencana program madrasah yang akan dilaksanakan. Penyusunan program ini dilaksanakan setiap tahun sebelum tahun ajaran baru dimulai dan melibatkan berbagai unsur yang ada dan terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di madrasah tersebut, termasuk pimpinan madrasah, dewan guru dan komite madrasah. Penyusunannya pun tetap berpedoman pada visi dan misi serta tujuan madrasah. Menurut salah satu responden, program-program strategis yang akan dilaksanakan pada tahun ajaran baru biasanya menjadi pokok pembahasan yang menarik. Selanjutnya, setelah program kerja disepakati, semua program tersebut kemudian disusun dan dibuatkan jadwal pelaksanaannya dalam bentuk kalender akademik madrasah. Hal tersebut sejalan dengan tahapan Implementasi Total Quality Management yang mengharuskan suatu madrasah atau sekolah untuk menyusun rencana program madrasah atau lebih tepatnya program peningkatan Total Quality atau mutu terpadu. Rencana program peningkatan mutu tersebut harus sesuai dengan visi dan misi serta target mutu yang ingin dicapai, dan harus menjelaskan secara detail tentang aspek mutu yang ingin dicapai, kegiatan-kegiatan yang harus ditempuh, siapa yang harus melaksanakan, kapan dan dimana dilaksanakan, serta berapa biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut. 3. Pemberdayaan Sumber Tenaga Kependidikan Secara Optimal.

88 Data hasil penelitian mengenai usaha kepala madrasah dalam memberdayakan sumber tenaga kependidikan secara optimal didapatkan bahwa Kepala MTsN Katingan Tengah telah melakukan upaya tersebut dengan berusaha semaksimal mungkin memberdayakan tenaga kependidikan yang ada di madrasah ini untuk mencapai tujuan. Dia menekankan kepada para guru dan pegawai lainnya agar sebisa mungkin tidak meninggalkan kelas, atau tugasnya masing-masing. Dia juga mengusahakan berbagai pendanaan untuk melaksanakan berbagai pelatihan dan pendanaan untuk terlaksananya program pendidikan di madrasah ini. Dengan demikian maka dapat dikemukakan bahwa Kepala MTsN Katingan Tengah telah melakukan upaya pemberdayaan tenaga kependidikan yang ada di madrasah tersebut. Dalam hal pemberdayaan sumber tenaga kependidikan, Kepala MTsN Katingan Tengah telah berusaha semaksimal mungkin memberdayakan tenaga kependidikan yang ada di madrasah ini secara optimal untuk mencapai target mutu atau tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Hal yang demikian sangat relevan dengan apa yang diinginkan dalam program Implementasi Total Quality Management dalam pendidikan yang pada dasarnya menghendaki pemberdayaan sumber tenaga kependidikan di madrasah secara optimal. Karena peningkatan mutu hanya bisa dilaksanakan dengan adanya pemberdayaan dan melibatkan semua unsur yang ada di madrasah secara optimal. 4. Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

89 Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh keterangan bahwa kepala MTsN Katingan Tengah telah mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka peningkatan mutu dan Implementasi Total Quality Management. Ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk terlaksananya proses pendidikan di suatu lembaga pendidikan dengan baik. Fasilitas-fasilitas pendidikan yang mendukung usaha peningkatan mutu sudah seharusnya dilakukan oleh madrasah, karena pada dasarnya madrasahlah yang paling mengetahui kebutuhan fasilitas, baik kecukupan, kesesuaian, maupun kemutakhirannya, terutama fasilitas yang sangat erat kaitannya secara langsung dengan proses belajar mengajar. Hal tersebut tentunya sesuai dengan karakteristik yang dikemukakan sistem manajemen peningkatan Total Quality dan apa yang diharapkan dalam implementasi manajemen tersebut. 5. Meningkatkan Kesejahteraan Guru Berdasarkan data hasil penelitian mengenai usaha yang dilakukan kepala madrasah dalam Implementasi Total Quality Management dalam pendidikan terutama yang berhubungan dengan usaha meningkatkan kesejahteraan guru ditemukan bahwa Kepala MTsN Katingan Tengah telah mengupayakan peningkatan kesejahteraan guru yang ada di madrasahnya. Madrasah Tsanawiyah ini adalah madrasah negeri, maka sumber pendanaan yang paling besar adalah DIPA madrasah. Disamping itu,

90 madrasah ini juga berusaha mencari peluang kerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti instansi-instansi pemerintah baik pusat atau daerah, Kementerian Agama, dan Kementerian Pendidikan Nasional. Sejak tahun 2012, ada peningkatan insentif dan uang honor bagi guru-guru honorer dan pegawai tata usaha. Uang lembur juga dibayarkan bagi mereka yang kerja lembur, serta ada THR yang diberikan kepada semua pegawai setiap tahunnya. Kesejahteraan guru harus ditingkatkan dalam upaya meningkatkan profesionalitas dan kompetensi guru di madrasah dan sekolah. Rendahnya kesejahteraan guru tentunya akan mempengaruhi motivasi guru dalam mengajar. Oleh karenanya seorang kepala madrasah mempunyai kewajiban untuk mengusahakan peningkatan kesejahteraan guru, terlebih lagi dalam kerangka Implementasi Total Quality Management dalam pendidikan. Dengan demikian, maka pada dasarnya Kepala MTsN Katingan Tengah telah berupaya meningkatkan kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan lainnya, sehingga mereka lebih termotivasi dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan di madrasah tersebut. Kesejahteraan guru harus di tingkatkan dalam upaya meningkatkan profesionalitas dan kompetensi guru di madrasah dan sekolah. Oleh karenanya seorang kepala madrasah mempunyai kewajiban untuk mengusahakan peningkatan kesejahteraan guru, terlebih lagi dalam rangka Implementasi Total Quality Management dalam pendidikan.

91 6. Menjalin Kemitraan dengan Komite Madrasah dan Dunia Usaha. Data hasil penelitian mengenai usaha kepala madrasah dalam menjalin kemitraan dengan komite madrasah dan dunia usaha ditemukan bahwa Kepala MTsN Katingan Tengah telah melakukan upaya tersebut dengan mengupayakan kerjasama dengan berbagai pihak, terutama pihakpihak terkait seperti Pemerintah Daerah, dan Kementerian Agama yang merupakan atasan langsung dari madrasah ini. Dalam konsep Total Quality Management, kerjasama kemitraan dengan komite madrasah, dan dunia usaha merupakan suatu keharusan dan mutlak dilakukan oleh suatu madrasah. Karena hal tersebut merupakan wujud kemandirian suatu madrasah, sehingga tidak terlalu bergantung dengan pemerintah, tetapi berusaha memanfaatkan masyarakat sekitar untuk turut ambil bagian dalam proses pelaksanaan pendidikan. Sehingga dengan begitu, madrasah memiliki tanggung jawab kepada masyarakat, karena esensi hubungan madrasah dengan masyarakat adalah untuk meningkatkan ketertiban, kepedulian, kepemilikan dan dukungan dari masyarakat terutama dukungan moral dan finansial. Berdasarkan uraian di atas, dapatlah disimpulkan bahwa pada dasarnya Kepala MTsN Katingan Tengah telah melakukan usaha-usaha yang strategis dalam rangka Implementasi Total Quality Management dalam pendidikan di madrasahnya, terutama yang berkenaan dengan usaha meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru; menyusun program madrasah yang akan dilaksanakan; memberdayakan sumber tenaga

92 kependidikan secara optimal; menyediakan sarana dan prasarana pendidikan; meningkatkan kesejahteraan guru; mengadakan program bimbingan dan pengayaan; dan menjalin kerjasama kemitraan dengan komite madrasah serta dunia usaha. C. Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi Total Quality Management. Dari hasil penelitian mengenai hambatan dan tantangan yang dihadapi MTsN Katingan Tengah menunjukkan bahwa madrasah ini hampir-hampir tidak mempunyai ancaman terhadap madrasahnya, kecuali jika dilihat dari kendala yang dihadapi madrasah ini, seperti Kementerian Agama sebagai pembina bagi madrasah ini, jika tidak memberikan perhatian serius, maka proses peningkatan pendidikan di MTsN Katingan Tengah tidak mungkin terlaksana dengan baik. Bahkan proses pendidikan akan terancam dan tidak bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Kurangnya kerjasama yang baik diantara pimpinan lembaga pendidikan dengan bawahannya juga merupakan tantangan yang utama dihadapi kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan secara terpadu. Disamping itu minimnya dukungan dari masyarakat (stackholder) terhadap kemajuan pendidikan juga merupakan kendala serius dalam mengembangkan Total Quality Management. Kurangnya perhatian pemerintah daerah, khususnya pemerintah daerah Kabupaten Katingan terhadap madrasah-madrasah yang berada di bawah Kementerian Agama juga menjadi tantangan serius bagi madrasah ini,

93 karena selama ini pemerintah daerah tidak terlalu memperhatikan proses dan jalannya pendidikan di madrasah-madrasah. Madrasah seakan-akan dijadikan anak tiri jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah umum yang ada di bawah binaan Dinas Pendidikan Nasional. Dalam Total Quality Management seorang kepala madrasah diharapkan bisa menganalisis adanya ancaman yang akan mempengaruhi tercapainya tujuan madrasah, dan kemudian mampu mengatasi atau meminimalisir ancaman tersebut, atau bahkan menjadikannya sebagai kekuatan atau peluang bagi madrasahnya untuk mencapai tujuan pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan di madrasah tersebut.

94