JURNAL PROSES BERPIKIR SISWA DALAM GENERALISASI MASALAH POLA BILANGAN BERDASARKAN GENDER THE PROCESS OF STUDENT S THOUGHT IN GENERALIZING A

dokumen-dokumen yang mirip
Profil Proses Kognitif Siswa SMP Laki-laki dalam Investigasi Matematik Ditinjau dari Perbedaan Kemampuan Matematika

JURNAL. Mathematical Reasoning Profile of the XII Grade Students of High School in Problem Solving of Trigonometry

OLEH : ANISATUL HIDAYATI NPM: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau

P - 51 DIAGNOSIS KESALAHAN SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH FAKTORISASI BENTUK ALJABAR

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2)

Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau Dari Gender Di Sekolah Dasar

Profil Proses Kognitif Siswa SMP Laki-laki Berkemampuan Matematika Tinggi dalam Investigasi Matematik

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

BAB V PEMBAHASAN. Analisis Berpikir Visual Siswa Laki-laki Dalam

Alamat Korespondensi : 1) Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan,

BAB III METODE PENELITIAN

KECENDERUNGAN SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 ROWOKELE DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus sesuai dengan level kognitif siswa. Dalam proses belajar

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA GAYA KOGNITIF REFLEKTIF-IMPULSIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

Ervina Yulias Veva Universitas Sebelas Maret Abstrak

JURNAL BERPIKIR KOMPUTASIONAL SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN ARITMETIKA SOSIAL DITINJAU DARI GENDER

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA ALJABAR BERBASIS TIMSS PADA SISWA SMP KELAS VIII. Diajukan Oleh: Linggar Galih Mahanani A

Representasi Matematis Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Persamaan Kuadrat Ditinjau dari Perbedaan Gender

JURNAL ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BERBENTUK SOAL CERITA DITINJAU DARI GENDER

Geometri Siswa SMP Ditinjau dari Kemampuan Matematika. (Surabaya: PPs UNESA, 2014), 1.

PENELUSURAN KESALAHAN SISWA DAN PEMBERIAN SCAFFOLDING DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR

Karakteristik Pemahaman Siswa dalam Memecahkan Masalah Limas Ditinjau dari Kecerdasan Visual-Spasial

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA

Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP dalam Belajar Garis dan Sudut dengan GeoGebra

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH

2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA SMP

ANALISIS KETERAMPILAN GEOMETRI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE

PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA USIA TAHUN DI BANDA ACEH. Intan Kemala Sari 1. Abstrak

PROFIL BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNCP YANG BERKEMAMPUAN LOGIKA TINGGI DALAM PEMECAHAN MASALAH OPEN ENDED

SKRIPSI. Oleh : DIAN KUSUMA WARDANI NIM:

STRATEGI GENERALISASI POLA GEOMETRIS CALON MAHASISWA BARU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI PASURUAN TAHUN AJARAN 2017/2018

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIS

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini pada kelas X A semester genap tahun ajaran 2014/2015.

PROSES PENALARAN MATEMATIS SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI POKOK DIMENSI TIGA BERDASARKAN KEMAMPUAN SISWA DI SMA NEGERI 5 KEDIRI

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN

REPRESENTASI VISUAL DALAM MENYELESAIKAN MASALAH KONTEKSTUAL

Reni Dian Saputri *), Drs. Askury, M.Pd **) Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya peradaban dunia membawa perubahan terhadap budaya,

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PTK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI PENELITIAN DESAIN

ANALISIS CARA MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA

P 46 BERPIKIR KREATIF SISWA MEMBUAT KONEKSI MATEMATIS DALAM PEMECAHAN MASALAH

LAPORAN TUGAS AKHIR. Topik Tugas Akhir: Penelitian Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Oleh : DANNY EKO WICAKSONO NPM:

Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Dengan PISA (Program for International Student Assessment) dan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) KELAS VIII SMP NEGERI 1 BILUHU

PROFIL PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI SISWA MTs DITINJAU DARI PERBEDAAN GAYA BELAJAR DAN PERBEDAAN GENDER

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROFIL KESULITAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA MATERI POKOK BANGUN RUANG SISI DATARDITINJAU DARI KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA

Problematika dalam Pembuktian Pernyataan Menggunakan Prinsip Induksi Matematika serta Alternatif Penyelesaiannya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

Proses Metakognitif Siswa SMA dalam Pengajuan Masalah Geometri YULI SUHANDONO

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL CERITA MATEMATIKA PADA SISWA SMP

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH KALKULUS II

BAB I PENDAHULUAN. matematika di sekolah memiliki tujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penalaran adaptif siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika materi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN PROSES BERFIKIR VAN HIELE

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

PROFIL PENGAJUAN SOAL MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP PADA MATERI PERBANDINGAN DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN

Rusli P.D. Kolnel, Rully Charitas Indra Prahmana, Samsul Arifin, Pengaruh Pembelajaran...

JURNAL. Oleh: LILIK MUHAIDAH NPM: Dibimbing oleh : 1. Dr. Suryo Widodo, M.Pd. 2. Nurita Primasatya, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. orang. Meskipun tidak semua orang mudah dalam mempelajarinya, karena

JURNAL. Dibimbing oleh : 1. Aan Nurfahrudianto, M.Pd. 2. Bambang Agus Sulistyono, M.Si. OLEH : MOH. FADLAN AMIN NPM:

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP

RESPON SISWA SMK KELAS X DALAM MENYELESAIKAN SOAL MASALAH MATEMATIKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP BERDASARKAN LANGKAH POLYA

ANALISIS PERILAKU PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT KELAS VII SMPN 7 SURABAYA

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS MELALUI PENDEKATAN KONSTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA MATERI BILANGAN BULAT BERDASARKAN PEMECAHAN MASALAH GEORGE POLYA PADA SISWA

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

DAFTAR PUSTAKA. Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruche.

ANALISIS PENALARAN ANALOGI SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PYTHAGORAS PADA SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Elly Susanti, Proses koneksi produktif dalam penyelesaian mmasalah matematika. (surabaya: pendidikan tinggi islam, 2013), hal 1 2

Transkripsi:

JURNAL PROSES BERPIKIR SISWA DALAM GENERALISASI MASALAH POLA BILANGAN BERDASARKAN GENDER THE PROCESS OF STUDENT S THOUGHT IN GENERALIZING A PROBLEM OF NUMBER PATTERN BASED ON GENDER Oleh: MAR ATUS SHOLICHAH 12.1.01.05.0085 Dibimbing oleh : 1. Dr. Suryo Widodo, M.Pd. 2. Nurita Primasatya, M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2017

1

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM GENERALISASI MASALAH POLA BILANGAN BERDASARKAN GENDER MAR ATUS SHOLICHAH 12.1.01.05.0085 Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan Matematika Email: maratus.sholichah@yahoo.co.id Dr. Suryo Widodo, M.Pd. dan Nurita Primasatya, M.Pd. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI Artikel Skripsi ABSTRAK Pembelajaran tentang pola menjadi pusat dari seluruh pembelajaran matematika. Membuat dalam memecahkan masalah merupakan salah satu standar sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika. Kemampuan tidak hanya dibutuhkan ketika mempelajari matematika maupun pelajaran lain di sekolah, namun juga dangat dibutuhkan pada saat menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses berpikir siswa laki-laki dan perempuan dalam masalah pola bilangan. Pendekatan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan cara memberikan tes dan melakukan wawancara berdasarkan hasil tes telah dikerjakan oleh subjek. Hasil penelitian n subjek laki-laki melakukan i dengan cara: (1) Tahap Perception of Generality, yaitu memahami masalah dengan cara membaca soal. (2) Tahap Expression of Generality, yaitu membuat rencana memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan diketahui pola nantinya akan digunakan mencari ditanyakan. (3) Tahap Symbolic Expression of Generality, yaitu menyelesaikan masalah dengan menggunakan dugaan awal diperoleh dan menggunakan data-data dapat mendukung membuat. (4) Tahap Manipulation of Generality, yaitu mendapatkan kesimpulan valid. Sedangkan subjek perempuan melakukan dengan cara: (1) Tahap Perception of Generality, yaitu memahami masalah dengan cara membaca soal. (2) Tahap Expression of Generality, yaitu membuat rencana memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan diketahui pola nantinya akan digunakan mencari ditanyakan. (3) Tahap Symbolic Expression of Generality, yaitu menggunakan data-data dapat mendukung membuat. (4) Tahap Manipulation of Generality, yaitu menggunakan hasil telah ditemukan menyelesaikan masalah dan mendapatkan kesimpulan valid. Kata Kunci: Generalisasi Matematis, Pemecahan Masalah, Pola Bilangan. 2

I. PENDAHULUAN Matematika merupakan pelajaran sangat penting dipelajari. Matematika sangat diperlukan baik dalam kehidupan sehari-hari sehingga dibekalkan sejak SD, bahkan sejak TK (Hudojo, 2005: 35). Hal ini ditunjukkan dengan pemberian pembelajaran matematika dari SD sampai SMA bahkan hingga Perguruan Tinggi. Penguasaan terhadap materi matematika akan memudahkan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Rizal (2011: 21) menyatakan tugas pendidikan matematika adalah memperjelas bagaimana proses berpikir siswa dalam mempelajari matematika. Proses berpikir merupakan suatu peristiwa mencampur, mencocokkan, menggabungkan, menukar, dan mengurutkan informasi dari konsep- persepsi- konsep telah dipelajari, persepsi terbentuk, dan pengalaman sebelumnya (Sunaryo, 2013: 3). Nunsiyah (2011: 12) menyatakan proses berpikir adalah suatu prosess dimulai dengan menerima data, mengolah dan menyimpannya di dalam ingatan serta memanggil kembali data telah disimpan dari ingatan pada saat dibutuhkan selanjutnya. Mason, dkk (2010: 24) memposisikan sebagai sebuah bersiklus terdiri tiga, yaitu: masuk (entry, menyelesaikan (attack, dan meninjau ulang proses aktivitas memasukkan berpikir diawali dengan informasi, dengan menyelesaikan, dan diakhiri dengan pengetahuan dan keterampilan sebelumnya khususnya telah dimiliki siswa padaa matematika akan mempengaruhi proses berpikir dilakukan siswa. Sehingga timbul keberagaman proses berpikir siswa. Proses mendapat terkadang guru berpikir siswa kurang perhatian dari guru, hasil akhir pemecahan masalah tanpa memperhatikan proses dilakukan siswa akhirnya. hal salah satu peran guru dalam pembelajaran matematika adalah membantu siswa bagaimana prosess berjalan dalam pikiran siswa ketika menyelesaikan masalah. berpikir Sebagaimana pengolahan matematis kegiatan prosedural (review. Jadi matematis adalah dilanjutkan Tingkat hanya berfokus pada mendapatkan hasil mengungkapkan menurut Nunsiyah (2011: 3) dalam 3

pembelajaran matematika harus memperhatikan proses berpikir siswa. Salah satu standar aljabar harus dikaji dan dikuasai oleh siswa di tingkat 6 sampai dengan 8 adalah memahami pola (NCTM, 2000: 222). Salah satu standar konten dipelajari dalam matematika adalah bilangan dan operasi (number and operations) dan aljabar (algebra) di dalamnya berkaitan dengan pola bilangan (NCTM, 2000). Sehingga pembelajaran tentang pola menjadi sentral dari seluruh pembelajaran matematika. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses berpikir siswa laki-laki dan perempuan dalam masalah pola bilangan. Herlambang (2013: 15) menyatakan suatu masalah disebut sebagai masalah matematika jika membutuhkan prosedur matematika seperti prosedur aritmatika dan aljabar memecahkannya. Wardhani (2010: 16) menyatakan masalah matematika dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu masalah rutin dan masalah non rutin. Jadi masalah matematika adalah pertanyaan matematika memiliki suatu tantangan harus diselesaikan oleh siswa dengan menggunakan prosedur tertentu sesuai dengan tingkat pengetahuan siswa tersebut. Masalah matematika dalam penelitian ini adalah masalah pola bilangan. Rahman menyatakan adalah proses penarikan kesimpulan dimulai dengan khusus menuju Penalaran tersebut pengamatan contoh-contoh khusus dan menemukan pola atau aturan melandasinya. (Herdian, 2010), adalah menyatakan pola, menentukan struktur/ data/ gambaran/ memformulasikan keumuman secara simbolis. Jadi proses menarik cara memeriksa menghasilkan kesimpulan umum. Proses pola diawali dengan memperhatikan contoh-contoh dari pola khusus, lalu siswa menganalisis hubungan antar bilangan terbentuk dengan menggunakan persamaan dan perbedaan dari contoh pola bilangan, selanjutnya siswa dapat memprediksi aturan umum berlaku pada contoh pola khusus tersebut. Namun pada kenyataannya tidak banyak siswa membuat (Herdian, 2010) memeriksa keadaan kesimpulan umum. Menurut mencakup Trisnadi suku berikutnya, dan adalah kesimpulan dengan hal-hal khusus memecahkan 4

masalah pola bilangan. Putra (2011: 6) mengemukakan kemampuan membuat i masih rendah. Penyebabnya adalah siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika, khususnya dalam menemukan ide pokokk diinginkan dari permasalahan. Proses matematika menurut Mason (dalam Maarif, 2012: 40) terdiri dari 4, yaitu: 1. Tahap Perception of Generality ini siswa baru sampai pada mengenal sebuah aturan/ pola. ini siswa mempersepsi atau mengidentifikasi pola. Siswa juga mengetahui masalah disajikan dapat diselesaikan menggunakan aturan/ pola. 2. Tahap Expression of Generality ini siswa menggunakan hasil identifikasi pola menentukann struktur/ data/ gambar/ suku berikutnya. ini siswa juga menguraikan sebuah aturan/ pola, baik secara numerik maupun verbal. 3. Tahap Symbolic Expression of Generality ini siswa menghasilkan sebuah aturan dan pola umum. Selain itu siswa juga memformulasikan keumuman secara simbolis. 4. Tahap Manipulation of Generality menggunakan ini siswa menyelesaikan masalah, dan menerapkan aturan/ pola telah ditemukan pada berbagai persoalan. Berikut ini adalah hubungan proses terdapat pada - generalilasi matematis dengan proses berpikir. Tabel 1 Hubungan Proses Generalisasi pada Tahap Generalilasi Matematis dengan Tahap Tahap 1 Tahap 2 hasil Proses Berpikir Proses Generalisasi Perception of Generality 1. Memahami informasi dan mengetahui permasalahan ditemukan dalam soal disajikan (dengan menyebutkan diketahui dan ditanyakan) 2. Mengidentifikasi pola pada soal 3. Menentukan masalah disajikan dapat diselesaikan dengan menggunakan aturan/ pola Expression of Generality 1. Menguraikan aturan/ pola secara numerik maupun verbal 2. Menggunakan hasil identifikasi Proses Berpikir 1. Fase masuk (entry 2. Fase menyelesai kan (attack 3. Fase meninjau ulang (review 2. Fase menyelesai kan (attack 3. Fase meninjau 5

Tahap 3 Tahap 4 pada permasalahan menentukan rencana proses penyelesaiannya Symbolic Expression of Generality 1. Menggunakan pernyataanpernyataan atau data-data dapat mendukung membuat 2. Menghasilkan sebuah aturan dan pola umum serta memformulasikan keumuman secara simbolis 3. Terdapat atau tidaknya rencana alternatif Manipulation of Generality 1. Mengecek kembali proses penyelesaian dan hasil jawaban telah didapatkan 2. Menggunakan hasil menyelesaikan masalah 3. Menarik kesimpulan valid Gender adalah jenis kelamin pada manusia dikenal dengan laki-laki dan perempuan perbedaan antar keduanya. Maccoby dan Jacklyn mengemukakan laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan kemampuan. (2011: 3) menyatakann terdapat perbedaan keterampilan ulang (review 2. Fase menyelesai kan (attack 3. Fase meninjau ulang (review 3. Fase meninjau ulang (review 2. Fase menyelesai kan (attack 3. Fase meninjau ulang (review 3. Fase meninjau ulang (review memiliki Nunsiyah dalam pemecahan masalah antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki memiliki penguasaan matematika dan pemecahan masalah lebih unggul dibandingkan dengan perempuan. Sedangkan Nafi an (2011: 574) mengemukakan perbedaan gender bukan hanya berakibat pada perbedaan kemampuan dalam matematika, tetapi cara memperoleh pengetahuan matematika juga terkait dengan perbedaan gender. Meski proses berpikirr dipengaruhi oleh pengetahuan telah dipelajari dan pengalaman dalam pembelajaran, namun tidak menutup kemungkinan perbedaan gender juga akan mempengaruhi proses siswa dalam berpikir. Sehingga gender dapat dijadikan sebagai pembeda antara laki- II. METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian dan Jenis laki dan perempuan. Penelitian Pendekatan digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu penelitian menggunakan data kualitatif kemudian membuat deskripsi data diperoleh menghasilkan gambaran jelas dan terperinci tentang proses berpikir dilakukan oleh siswa 6

dalam meng masalah pola bilangan. Sedangkan jenis penelitiannya adalah deskriptif kualitatif. Prosedur Penelitian Prosedur pada penelitian ini terdiri dari tiga yaitu: (1) Tahap persiapan meliputi kegiatan penyusunan proposal, penyusunan instrumen penelitian dan validasi, permohonan izin penelitian kepada pihak sekolah. (2) Tahap pelaksanaan meliputi pemberian soal tes dan wawancara pada subjek penelitian. (3) Tahap analisis data meliputi kegiatan analisis data diperoleh dan penyusunan laporan hasil penelitian. Penyusunan Instrumen Penelitian Terdapat dua jenis instrumen dalam penelitian ini yaitu instrumen, yaitu instrumen utama dan instrumen pendukung. Intrumenn utama yaitu peneliti sendiri. Instrumen pendukung yaitu soal tes, pedoman wawancara, dan alat perekam. Instrumen berupa tes dan pedoman wawancara disusun kemudian dilakukan validasi atas persetujuan dosen pembimbing. Validasi dilakukan oleh satu orang dosen program studi Pendidikan Matematika Universitas Nusantara PGRI Kediri dan satu orang guru matematika MA Negeri 3 Kediri. Penentuan Subjek Subjek dalam penelitian ini adalah 4 siswa berasal dari kelas XII IPA 1 MA Negeri 3 Kediri semester genap Tahun Ajaran 2016/ 2017 dipilih berdasarkan gender yaitu laki-laki dan perempuan. penelitian pertimbangan dikarenakan guru lebih mengetahui siswa memiliki matematika tinggi dan komunikasi baik secara lisan, sehingga mampu mengemukakan pendapatnya dengan baik ketika proses wawancara. Sehingga terpilih 2 siswa laki-laki (SL 1 dan SL 2) dan 2 siswa perempuan (SP 1 dan SP 2). Teknik Analisis Data Teknik analisiss data digunakan dalam penelitian pengumpulan data, reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion verification). Kesimpulan diambil akan kredibel jika didukung oleh data- data kredibel. penelitian ini, menguji kredibilitas data atau keabsahan Pemilihan dengan subjek bantuan guru. Hal ini kemampuan ini meliputi kegiatan drawing/ dataa maka digunakan triangulasi yaitu triangulasi waktu. 7

Subjek diberikan beberapa kali tes dan wawancara dalam waktu berbeda. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dari proses berpikir siswa laki-laki dalam masalah pola bilangan pada setiap berikut. Tabel 2 Kesimpulan Subjek Laki-laki SL 1 Perception of Generality, SL 1 memahami masalah dengan cara membaca soal. masuk. SL 1 menyebutkan diketahui dan ditanyakan secara lisan. SL 1 menetapkan diketahui dan ditanyakan dengan melihat soal. SL 1 juga menyatakan soal disajikan dapat diselesaikan dengan menggunakan pola. Expression of Generality, SL 1 mencoba mengerjakan dengan menggunakan diketahui. adalah SL 2 Perception of Generality, SL 2 memahami masalah dengan cara membaca soal. masuk. SL 2 menyebutkan diketahui ditanyakan dan secara lisan. SL 2 menetapkan diketahui dan ditanyakan dengan melihat soal. SL 2 juga menyatakan disajikan soal dapat diselesaikan menggunakan Kegiatan dengan pola. ini Expression of Generality, SL 2 mencoba mengerjakan dengan menggunakan diketahui. Kegiatan ini sebagai a SL 1 membuat rencana memecahkan masalah tersebut dengann menggunakan diketahui pola nantinyaa akan digunakan mencari ditanyakan. Kegiatan ini n SL 1 melakukan prosess SL 1 akan digunakann menentukann i a a SL 1 menggunakann hasil identifikasii menentukann i a a Symbolic Expression of Generality, SL 1 mencari ditanyakan dengann menggunakan dugaan awal diperoleh.. i a a SL 1 menggunakann data-data dapat mendukung membuat. i a a SL 1 menghasilkann pola umum secaraa simbolis. i SL 2 membuat rencana memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan diketahui pola nantinya akan digunakan mencari ditanyakan. Kegiatan ini SL 2 melakukan proses SL 2 akan digunakan menentukan SL 2 menggunakan hasil identifikasi menentukan Symbolic Expression of Generality, SL 2 mencari ditanyakan dengan menggunakan dugaan awal diperoleh. SL 2 menggunakan data-data dapat mendukung membuat. SL 2 menghasilkan pola umum secara simbolis. 8

Manipulation of Generality, SL 1 melakukan pemeriksaan kembali tentang temuan rumus U n. Sehingga SL 1 menyimpulkan temuannya benar. SL 1 mendapatkan kesimpulan valid. Manipulation of Generality, SL 2 melakukan pemeriksaan kembali tentang temuan rumus U n. Sehingga SL 2 menyimpulkan temuannya benar. Kegiatan ini SL 2 mendapatkan kesimpulan valid. Hasil penelitian dari proses berpikir siswa perempuan dalam masalah pola bilangan pada setiap berikut. Tabel 3 Kesimpulan Subjek Perempuan SP 1 Perception of Generality, SP 1 memahami masalah dengan cara membaca soal. masuk. SP 1 menyebutkan diketahui dan ditanyakan secara lisan. SP 1 menetapkan diketahui dan ditanyakan dengan melihat soal. adalah SP 2 Perception of Generality, SP 2 memahami masalah dengan cara membaca soal. masuk. SP 2 menyebutkan diketahui ditanyakan dan secara lisan. SP 2 menetapkan diketahui dan ditanyakan dengan melihat soal. sebagai SP 1 juga menyatakann soal disajikan dapat diselesaikan dengann menggunakan pola. i a a Expression of Generality, SP 1 mencoba mengerjakann dengan menggunakann diketahui.. i a a SP 1 membuat rencana memecahkan masalah tersebut dengann menggunakan diketahui pola nantinyaa akan digunakan mencari ditanyakan. Kegiatan ini n SP 1 melakukan prosess SP 1 akan digunakann menentukann i a a SP 1 menggunakann hasil identifikasii menentukann i a a Symbolic Expression of Generality, SP 1 menggunakan datadata dapat mendukung SP 2 juga menyatakan soal disajikan dapat diselesaikan dengan menggunakan pola. Expression of Generality, SP 2 mencoba mengerjakan dengan menggunakan diketahui. SP 2 membuat rencana memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan diketahui pola nantinya akan digunakan mencari ditanyakan. Kegiatan ini SP 2 melakukan proses SP 2 akan digunakan menentukan SP 2 menggunakan hasil identifikasi menentukan Symbolic Expression of Generality, SP 2 menggunakan datadata dapat mendukung 9

membuat akan digunakan menyelesaikan masalah. SP 1 menghasilkan pola umum secara simbolis. Manipulation of Generality, SP 1 melakukan pemeriksaan kembali tentang temuan rumus U n. Sehingga SP 1 menyimpulkan temuannya benar. SP 1 menggunakan hasil telah ditemukan menyelesaikan masalah. SP 1 mendapatkan kesimpulan valid. Berdasarkan hasil membuat akan digunakan menyelesaikan masalah. SP 2 menghasilkan pola umum secara simbolis. Manipulation of Generality, SP 2 melakukan pemeriksaan kembali tentang temuan rumus U n. Sehingga SP 2 menyimpulkan temuannya benar. Kegiatan ini SP 2 menggunakan hasil telah ditemukan menyelesaikan masalah. SP 2 mendapatkan kesimpulan valid. proses berpikir siswa laki-laki dan perempuan dalam masalah pola bilangan telah dipaparkan, berikut ini adalah analisis pada proses berpikir dalam masalah penelitian dari pola bilangan subjek. Tabel 4 Analisis Proses Berpikir Siswa Subjek Laki-laki Perception of Generality, SL memahami masalah dengan cara membacaa soal. i a SL melakukan prosess masuk. SL menyebutkan diketahui dan ditanyakan secaraa lisan. i a SL melakukan prosess SL menetapkan diketahui dan ditanyakan dengann melihat soal. SL juga menyatakan a soal disajikan dapat diselesaikan dengan menggunakann pola. i a SL melakukan prosess Expression of Generality, SL mencoba mengerjakann dengan menggunakann diketahui.. i a SL melakukan prosess SL membuat rencanaa memecahkan masalah tersebutt dengan menggunakann diketahui pola nantinyaa akan digunakan mencari ditanyakan. Kegiatan berdasarkan kategori dalam Generalisasi Kategori Subjek Subjek Perempuan Perception of Generality, SP memahami masalah dengan cara membaca soal. masuk. SP menyebutkan diketahui dan ditanyakan secara lisan. SP menetapkan diketahui dan ditanyakan dengan melihat soal. SP juga menyatakan soal disajikan dapat diselesaikan dengan menggunakan pola. Expression of Generality, SP mencoba mengerjakan dengan menggunakan diketahui. SP membuat rencana memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan diketahui pola nantinya akan digunakan mencari ditanyakan. Kegiatan 10

ini SL melakukan SL mencari keteraturan akan digunakan menentukan suku selanjutnya. Kegiatan ini SL melakukan SL menggunakan hasil identifikasi menentukan SL melakukan proses Symbolic Expression of Generality, SL mencari ditanyakan dengan menggunakan dugaan awal diperoleh. SL melakukan proses SL menggunakan datadata dapat mendukung membuat. SL melakukan proses SL menghasilkan pola umum secara simbolis. SL melakukan proses Manipulation of Generality, SL melakukan pemeriksaan kembali tentang temuan rumus U n. Sehingga SL menyimpulkan temuannya benar. ini SP melakukan SP mencari keteraturan akan digunakan menentukan suku selanjutnya. Kegiatan ini SP melakukan SP menggunakan hasil identifikasi menentukan suku selanjutnya. Kegiatan ini SP melakukan Symbolic Expression Generality, menggunakan of SP data- dataa dapat mendukung membuat akan digunakan menyelesaikan masalah. menghasilkan umum SP pola secara simbolis. Manipulation Generality, of SP melakukan pemeriksaan kembali tentang temuan rumus U n. Sehingga SP menyimpulkan temuannya Kegiatan benar. ini a SL melakukan prosess SL mendapatkan kesimpulan valid. i a SL melakukan prosess Sehingga didapatkan pada Perception of Generality, SL dan SP mengetahui memahami informasi dan permasalahan ditemukan dalam soal disajikan, mengidentifikasi menentukan disajikan masalah dapat menggunakan aturan/ pola. Expression of Generality, SL dan SP menguraikan maupun verbal, pola secara numerik identifikasi pola menentukan rencana berikutnya. Expression menyelesaikan menggunakan penyelesaian dan suku Symbolic of menggunakan data-data dapat mendukung SP menggunakan hasil telah ditemukan menyelesaikan masalah. SP mendapatkan kesimpulan valid. pola pada soal dan diselesaikan menggunakan hasil Generality, masalah dugaan SL dengan awal, membuat dan menghasilkan pola 11

umum secara simbolis, sedangkan SP menggunakan data-data dapat mendukung membuat dan menghasilkan pola umum secara simbolis. Manipulation of Generality, SL mengecek kembali proses penyelesaian dan hasil jawaban didapatkan serta menarik kesimpulan valid, sedangkan SP mengecek kembali proses penyelesaian dan hasil jawaban didapatkan, mengunakan hasil menyelesaikan masalah serta menarik kesimpulan valid. Maccoby dan Jacklyn (1974) dan Subarinah (2013: 547) berpendapat laki-laki lebih unggul dalam kemampuan matematika daripada perempuan. Sedangkann Nafi an (2011: 574) dan Subarinah, at al (2014: 484) berpendapat kemampuan anak perempuan lebih unggul daripada anak laki-laki. Sehingga dapat disimpulkan dalam penelitian ini, subjek laki-laki dan subjek perempuan memiliki keunggulan pada aspek-aspek tertentu. IV. PENUTUP Simpulan Siswa laki-laki menyelesaikan masalah dengan menggunakann dugaan awal diperoleh tanpa membuat Selanjutnya siswa laki-laki membuat lalu hasil nya dan mendapatkan kesimpulan subjek akhir. Sehingga hasil didapatkan oleh laki-lak hanya menjadi kesimpulan akhir tanpa digunakan menyelesaikan Sedangkan siswa perempuan membuat memeriksa nya. perempuan terlebih dahulu lalu menggunakan masalah dan mendapatkan kesimpulan akhir. Sehingga hasil didapatkan oleh subjek perempuan tidak hanya menjadi kesimpulan akhir, namun juga menyelesaikan masalah. Maka dapat disimpulkan jenis kelamin memiliki keunggulan pada aspek-aspekk tertentu. Saran 1. Guru hendaknya juga memberikan perhatian serta pengajaran tepat kepada pembelajaran meningkatkan terlebih dahulu. memeriksa kebenaran kebenaran Selanjutnya digunakan masalah. hasil siswa hasil menyelesaikan dalam masing-masing siswa dalam kegiatan sehingga dapat dan mengembangkan matematis siswa dalam memecahkan masalah matematika. 12

2. Sebaiknya guru dapat memberikan waktu dan perhatian lebih pada siswa agar dapat lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam meng masalah dan dapat menimbulkan berbagai alternatif pemecahan berbeda. V. DAFTAR PUSTAKAA Herdian. 2010. Kemampuan Generalisasi Matematika. (online). Tersedia: https://herdy07.wordpress.com/2010 /05/27/kemampuan-matematis/#more-1026. Diunduh 27 Januari 2016. Herlambang. 2013. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Kepahliang tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele. Tesis. Tidak dipublikasikan. Bengkulu: Universitas Bengkulu. Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang (UM PRESS). Maarif, Samsul. 2012. Meningkatkan Kemampuan Analogi dan Generalisasi Matematis Siswa SMP Menggunakan Pembelajaran dengan Metode Discovery. Thesis. Tidak UPI. dipublikasikan. Maccoby, E.E & Jacklin, C.N. 1974. The Psychology of Sex Differences. California: Press. Stanford Mason, J., Burton, L., dan Stacey, K. 2010. Thinkingng Mathematically, 2 nd Edition, Harlow: Prentice Hall. Nafi an, M. Ilman. 2011. Kemampuan Siswa Dalam Cerita Ditinjau Dari Gender di Sekolah Dasar. Makalah disajikan dalam Matematika Matematika, Matematika Seminar Yogyakarta, 3 Desember. NCTM. 2000. Principle and Standards for School Mathematics. Reston: The National Mathematics, Inc. Nunsiyah, Siti. 2011. Proses Berpikir Siswa Dalam Memecahkan Masalah Soal Langkah Cerita Langkah- Polya pada Pokok Bahasan Bentuk Aljabar Ditinjau dari Prespektif Gender. Skripsi. Solo: UNS. http://eprints.uny.ac.id/6092/. Diunduh 16 Desember 2015. Bandung: University Menyelesaikan Soal dan Jurusan FMIPA Nasional Pendidikan Pendidikan UNY, Council of Teacher dengan Tersedia: Putra, Harry Dwi. 2011. Pembelajaran Geometri dengan Pendekatan SAVI 13

Berbantuan Wingeom Meningkatkan Kemampuan Analogi dan Generalisasi Matematis Siswa SMP. Thesis. Tidak Dipublikasikan. Bandung: UPI. Rizal, Muhammad. 2011. Proses berpikir siswa SD Berkemampuan Matematika Tinggi Dalam Melakukan Estimasi Masalah Berhitung. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, Yogyakarta, 14 Mei. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/7169/. Diunduh 10 Februari 2016. Subarinah, Sri. 2013.. Profil Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah Tipe Investigasi Matematik Ditinjau dari Perbedaan Gender. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, Yogyakarta, 9 November. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/10793/. Diunduh 26 September 2016. Subarinah, Sri et al. 2014. Cognitive Processes of Elementary School Students in Mathematical Investigation Based on Gender Difference. Makalah disajikan dalam Proceeding of International Conference on Research, Implementation and Education of Mathematics And Sciences 2014, Yogyakarta State University. Yogyakarta, 18-20 Mei. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/11590/. Diunduh 6 Agustus 2016. Sunaryo, Wowo K. 2011. Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wardhani, Sri. Kemampuan 2010. Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika di SD. Yogyakarta: PPPPTK. 14