BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan

BAB I PENDAHULUAN. dikurangi. Permasalahan kemiskinan memang merupakan permasalahan yang

METODE PENELITIAN. terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Lampung

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

BAB IV. Gambaran Umum Daerah Penelitian. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

III. METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

PROFIL PEMBANGUNAN LAMPUNG

III. METODE PENELITIAN. Provinsi Lampung adalah data sekunder berupa PDRB tiap kabupaten/kota di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Provinsi Lampung dengan menggunakan data

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik Provinsi Lampung ( time series ) pada jangka waktu 6 tahun. terakhir yakni pada tahun 2006 hingga tahun 2007.

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

III. METODE PENELITIAN. menggunakan alat uji statistik berupa uji beda maka variabel yang digunakan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. sifat runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan dan data antar

METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, rincian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA PROFIL PERLINDUNGAN TENAGA KERJA PEREMPUAN DI PROVINSI LAMPUNG 2016

III. METODE PENELITIAN. menggunakan data sekunder yang berasal dari instansi atau dinas terkait.

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

METODE PENELITIAN. kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Anggaran

III. METODE PENELITIAN. Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Pringsewu dan Produk Domestik

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

Secara Geografis Propinsi Lampung terletak pada kedudukan Timur-Barat. Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar antara 25% dan

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam data ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

I. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung lahir pada tanggal 18 Maret 1964 dengan ditetapkannya

III. METODE PENELITIAN. antara data time series selama 6 tahun yaitu dari tahun dan cross

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan

KETIMPANGAN WILAYAH ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI LAMPUNG Resti Meliana Sari 1), Janthy Trilusianthy Hidayat 2), M. Yogie. S 3).

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2010

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

A. Keadaan Geografis Dan Topografi

BAB IV GAMBARAN UMUM

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN SOSIAL - EKONOMI KOTA PALOPO TAHUN Disampaikan oleh : Badan Pusat Statistik Kota Palopo Palopo, 23 Oktober 2014

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dikategorikan sebagai provinsi yang sedang berkembang.

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2016

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian bersifat kuantitatif yaitu berupa data tahunan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan

I. PENDAHULUAN. Tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah itu sendiri maupun pemerintah pusat. Setiap Negara akan

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. dalam mengelola potensi sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

BAB IV GAMBARAN UMUM

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara Lintang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

Sekapur Sirih. Bandar Lampung, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Drs. Mohamad Razif, M.Si.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari instansi

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses kenaikan pendapatan perkapita

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pada hakekatnya pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. serta kesejahteraan penduduk. Kesenjangan laju pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. antar daerah dan struktur perekonomian yang seimbang (Sukirno, 2005).

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Transkripsi:

A. Gambaran Umum Provinsi Lampung BAB IV GAMBARAN UMUM Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Lampung tanggal 18 Maret 1964. Secara geografis Provinsi Lampung terletak pada kedudukan 103º40 (BT) Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan sampai 6º45 (LS) Lintang Selatan. Provinsi Lampung meliputi areal daratan seluas 35.288,35 km (Lampung dalam angka, BPS 2016) termasuk 132 pulau di sekitarnya dan lautan yang berbatasan dalam jarak 12 mil laut dari garis pantai kearah laut lepas. Luas perairan laut Provinsi Lampung diperkirakan lebih kurang 24.820 km (atlas sumberdaya pesisir Lampung, 1999). Panjang garis pantai Provinsi Lampung lebih kurang 1.105 km, yang membentuk 4 (empat) wilayah pesisir, yaitu Pantai Barat (210 km), Teluk Semangka (200 km), Teluk Lampung dan Selat Sunda (160 km), dan Pantai Timur (270 km). Batas administrasi wilayah Provinsi Lampung adalah : 1) Sebelah Utara dengan Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu 2) Sebelah Selatan dengan selat Sunda 3) Sebelah Timur dengan laut Jawa 4) Sebelah Barat dengan Samudera Indonesia Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung, yang merupakan gabungan dari Kota Kembar Tanjungkarang dan Telukbetung memiliki wilayah 54

55 yang relative luas dan menyimpan potensi kelautan. Pelabuhan utamanya bernama Panjang dan Bakauheni serta Pelabuhan nelayan seperti Pasar Ikan (teluk betung), Tarahan dan Kalianda di Teluk Lampung. Sedangkan di Teluk Semangka adalah Kota Agung dan laut Jawa terdapat pula Pelabuhan nelayan seperti Labuhan Maringgai dan Ketapang. Disamping itu Kota Menggala juga dapat dikunjungi kapal-kapal nelayan dengan menyusuri sungai Way Tulang Bawang, adapun Samudra Indonesia terdapat Pelabuhan Krui. Lapangan terbang utamanya adalah Radin Inten II yaitu nama baru dari Branti 28 Km dari ibukota melalui jalan Negara menuju Kotabumi dan Lapangan terbang AURI terdapat di Menggala yang bernama Astra Ksetra. B. Kondisi Demografi Provinsi Lampung Penduduk Provinsi Lampung pada waktu Sensus Penduduk tahun 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 dan 2010 masing- masing sebesar 1.667.511, 2.775.695, 4.624.785, 6.015.803, 6.659.869 dan 7.608.405 orang. Pertumbuhan penduduk pada periode 1971-1980 adalah sebesar 5,77 persen pertahun dan mengalami penurunan pada periode 1980-1990 menjadi sebesar 2,67 persen pertahun. Sedangkan periode 1990-2000 sebesar 1,01 persen. Apabila dilihat laju pertumbuhan penduduk Provinsi Lampung merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya baik pada periode 1971-1980 maupun periode 1980-1990. Penduduk Provinsi Lampung tahun 2000 sebesar 6.659.869 orang dan rata-rata kepadatan penduduk per Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung 189 orang per Km2tahun 2000 berturut - turut adalah Kabupaten Lampung Barat 74

56 orang per Km2, Kabupaten Tanggamus 239, Kabupaten Lampung Selatan 356, Kabupaten Lampung Timur 200, Kabupaten Lampung Tengah 218, Kabupaten Lampung Utara 195, Kabupaten Way Kanan 91, Kabupaten Tulang bawang, dan Kota Bandar Lampung 3.851, dan Kota Metro 1.917 orang per Km2. Berdasar hasil Sensus Penduduk tahun 2010 (SP2010) Penduduk Provinsi Lampung tahun 2010 sebesar 7.608.405 orang dan rata-rata kepadatan penduduk per Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung 216 orang per Km2 tahun 2010 berturut-turut adalah Kabupaten Lampung Barat 85, Kabupaten Tanggamus 196, Kabupaten Lampung Selatan 455, Kabupaten Lampung Timur 219, Kabupaten Lampung Tengah 244, Kabupaten Lampung Utara 214, Kabupaten Way Kanan 104, Kabupaten Tulangbawang 91, Kabupaten Pringsewu 585, Kabupaten Tulang Bawang Barat 209, Kabupaten Mesuji 86, Kota Bandar Lampung 4.570, dan Kota Metro 2.354 orang per Km2. Sedangkan data perkembangan kepadatan penduduk pada tahun 2010-2014 oleh BPS provinsi Lampung dapat dilihat di tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Tingkat Kepadatan Penduduk Provinsi Lampung Tahun 2009-2015 (dalam jiwa/km²) Tahun Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) Laju pertumbuhan penduduk/jiwa Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung Ratarata/jiwa 2009 199-7,77 2010 216 17 7,16 2011 217 1 7,13 2012 220 3 7,03 2013 229 9 6,76 2014 232 3 6,67 2015 234 2 6,61

57 Dari table 4.1 terlihat bahwa Data Kepadatan penduduk Provinsi Lampung pada tahu 2009-2015 mengalami naik turun kepadatan penduduk. Tingkat kepadatan penduduk provinsi Lampung tertinggi terjadi pada tahun 2015 dengan kepadatan penduduk sebesar 234 jiwa/km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu dengan kepadatan penduduk sebesar 199 jiwa/km2. Artinya hampir setiap tahun tingkat kepadatan penduduk selalu bertambah. C. Kondisi Kemiskinan Provinsi Lampung Kemiskinan adalah satu dari masalah yang harus dikerjakan dikarenakan kemiskinan Adalah masalah bersama yang harus diselsaikan baik di tingkat pedesaan, perkotaan, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi maupun tingkat nasional. Bahkan kemiskina harus diselesaikan dari tingkat yang lebih rendah, dan disinilah peran pererintah daerah maupun pusat harus serius menyelaikannya. Adapun beberapa gambaran kondisi penduduk miskin dengan jumlah penduduk miskin yang ada di provinsi Lampung tahun 2009-2015 dapat dilihat tabel. 4.2 berikut. Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Lampung Tahun 2009-2015 (dalam ribu/jiwa (persen) Tahun Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Laju Pertumbuhan Jumlah Penduduk Miskin(jiwa) Rata-rata Laju Pertumbuhan Jumlah Penduduk Miskin(jiwa) Presentase Penduduk Miskin (persen) 2009 1.558.280-0,1006 22,19 2010 1.479.930-78.350 0,0955 18,94 2011 1.277.930-202.000 0,0825 16,16 2012 1.230.160-47.770 0,0794 15,65 2013 1.144.760-85.400 0,0739 14,39 2014 1.143.930-830 0,0738 14,21 2015 1.100.680-43.250 0,0711 13,53 Sumber: BPS Lampung

58 Dapat dilihat dari tabel 4.2 tahun 2009-2015 kemiskinan yang ada di provinsi mengalami penurunsn jumlah penduduk miskin, jumlah penduduk miskin tertinggi dari tahu 2009-2015 terjadi pada tahun 2009 dengan total jumlah penduduk miskin sebesar 1558280 jiwa dan yang terendah pada tahun 2015 dengan total jumlah penduduk miskin sebesar 1100680 jiwa. pada tahun 2011 mengalami pengurangan tertinggi sejak 2009-2015 dengan total penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 202000 jiwa. Sedangkan penurunan terendah terjadi di tahun 2014 hanya sebesar 830 jiwa dengan. Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Miskin di Lampung Tahun 2009-2015 (jiwa) Wilayah Jumlah Penduduk Miskin 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Lampung Barat 79.950 71.800 67.880 65.230 60.810 60.270 42.200 Tanggamus 174.930 98.100 92.750 89.360 85.640 85.020 81.600 Lampung Selatan 222.530 188.000 177.740 171.410 162.970 161.790 157.700 Lampung Timur 206.280 200.400 189.460 182.210 172.210 170.730 170.100 Lampung Tengah 230.660 197.800 187.000 180.230 162.810 161.550 164.400 Lampung Utara 171.050 164.800 155.810 149.950 142.010 140.730 140.400 Way Kanan 79.220 76.700 72.510 69.370 65.180 64.500 63.100 Tulang Bawang 86.800 43.100 40.750 38.950 33.720 36.830 44.200 Pesawaran 100.860 81.500 77.050 74.260 74.600 74.010 75.400 Bandar Lampung 123.900 128.600 121.580 117.350 102.750 102.700 100.800 Metro 21.220 20.100 19.000 18.340 17.080 16.950 16.200 Provinsi Lampung 1.497.400 1.270.900 1.201.530 1.156.660 1.079.780 1.075.080 1.056.100 Sumber : BPS, data dan informasi kemiskinan Lampung, 2016 Dapat dilihat dari tabel 4.3 daerah yang paling tinggi jumlah penduduk miskin adalah kabupaten Lampung Timur dengan jumlah 170100 jiwa pada tahun 2015 sedangkan yang terendah terdapat di kota Metro sebesar 16200 jiwa di tahun 201 dengan total semua kabupaten kota di provinsi Lampung 1056100 jiwa pada tahun 2015. Hal tersebut memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan komoditi makanan jauh lebih

59 besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan). Pada setiap tahunnya sumbangan GKM terhadap GK sebesar 18,35 persen rata-rata pertahunnya. Dengan kata lain peningkatan Garis Kemiskinan dipicu dipicu karena kenaikan harga yang lebih tinggi pada komoditi non makanan dibandingkan komoditi makanan..penanggulangan kemiskinan yang komperhensif memerlukan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, khususnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Penerapan Otonomi Daerah dan desentralisasi fiskal yang diatur dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2005 tentang pemerintah daerah dan Undang-undang Nomor 33 tahun 2005 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, memberikan kewenangan lebih kepada pemerintah daerah untuk menjalankan sistem pemerintahan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa setiap daerah memiliki tanggung jawab yang sama dalam hal mengurangi tingkat kemiskinan. D. Kodisi PDRB Provinsi Lampung Kinerja perekonomian secara keseluruhan salah satunya dapat dilihat dari indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Berikut adalah rincian PDRB menurut harga konstan 2010 di provinsi Lampung tahun 2005-2015 yang digambarkan pada Tabel 4.3 Kinerja perekonomian secara keseluruhan salah satunya dapat dilihat dari indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Berikut adalah rincian PDRB menurut harga konstan 2010 kabupaten kota di provinsi Lampung tahun 2009-2015 yang digambarkan pada Tabel 4.4

60 Tabel 4.4 Produk Domestik Ragional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung Tahun 2009-2015 PDRB (juta rupiah) Wilayah 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Lampung Barat 4.939 4.942 5.271 5.601 5.963 6.285 6.609 Tanggamus 6.459 6.463 6.842 7.470 7.976 8.446 8.910 Lampung Selatan 18.526 18.536 19.613 20.782 22.114 23.399 24.655 Lampung Timur 19.486 19.490 20.582 21.455 23.378 24.048 25.156 Lampung Tengah 29.097 29.114 30.867 32.702 34.816 36.793 38.773 Lampung Utara 10.176 10.181 10.729 11.334 12.066 12.764 13.457 Way Kanan 6.014 6.017 6.337 6.688 7.041 7.439 7.831 Tulang Bawang 9.819 9.772 10.284 10.828 11.559 12.198 12.810 Pesawaran 7.116 7.120 7.513 7.954 8.448 8.920 9.376 Bandar Lampung 22.396 22.410 23.819 25.404 27.156 29.033 30.867 Metro 2.540 2.542 2.696 2.876 3.074 3.262 3.453 Provinsi Lampung 136.568 136.587 144.553 153.094 163.591 172.587 181.897 Sumber : BPS Provinsi Lampung PDRB provinsi Lampung pada Kabupaten/kota yang tertinggi di kabupaten Lampung tengah pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 38.773 juta, sedangkan PDRB yang terendah yaitu pada Kota Metro dengan total PDRB sebesar Rp. 3.453 juta, hal ini disebabkan karena jumlah usaha dan perusahaan yang ada di kota Metro serta tidak adanya hasil tambang dan lainnya hanya mengandalkan sektor pertanian. Artinya PDRB pada setiap kabupaten/kota di provisnsi Lampung mengalami peningkatan setiap tahunnya.. E. Kondisi Indek Pembangunan Manusia Indikator keberhasilan dalam pembangunan kesejahteraan sosial adalah dengan melihat perkembangan Human Development Index atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di kabupaten kota di Provinsi Lampung selama 2009-2015 berdasarkan data BPS dapat dilihat pada Tabel 4.5

61 Tabel 4.5 Indek Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung Tahun 2009-2015 (dalam persen) Wilayah IPM (persen) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Lampung Barat 68,83 69,28 69,72 70,17 70,37 63,54 64,54 Tanggamus 70,8 71,3 71,83 72,32 72,66 62,67 63,66 Lampung Selatan 69,5 70,1 70,53 70,95 71,25 62,75 63,66 Lampung Timur 70,2 70,7 71,26 71,64 72,14 66,42 67,1 Lampung Tengah 70,4 70,7 71,29 71,81 72,3 67,07 67,61 Lampung Utara 69,9 70,4 70,81 71,28 71,7 64,89 65,2 Way Kanan 69,5 69,9 70,43 70,84 71,08 64,32 65,18 Tulang Bawang 69,6 70,3 70,96 71,6 71,86 65,83 66,08 Pesawaran 69,4 69,8 70,3 70,9 71,25 61,7 62,7 Bandar Lampung 70,4 71,11 72,04 72,88 73,93 74,34 74,81 Metro 71 71,37 72,23 72,86 74,27 74,98 75,1 Provinsi Lampung 69,96 70,45 71,04 71,57 72,07 66,23 66,88 Sumber : BPS Provinsi Lampung Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Lampung pada setiap kabupaten/kota mengalami peningkatan setiap tahunnya, akan tetapi IPM terendah yaitu di kabupaten Pesawaran dengan 62,7 persen pada tahun 2015. Hal ini disebabkan karena kabupaten pesawaran terkendala dalam hal pembangunan. Tetapi secara keseluruhan IPM di Provinsi Lampung pada setiap kabupaten/kota mengalami peningkatatan. Tabel 1.5 menunjukkan bahwa Indek Pembanguna Manusia (IPM) Lampung pada tahun 2009-2015 mengalami peningkatan tetapi berbeda dengan tahun 2014-2015 mengalami penurun hampir 5 persen, hal tersebut disebabkan karena perubahan indikator yang dilakukan pemerintah pusat melalui BPS untuk merubah Angka Melek Huruf (AMH) menjadi Harapan Lama Sekolah (HLS) dikarena sudah tingginya AMH yang ada di Indonesia hingga 85 persen, maka pemerintah mengubah indikator tersebut agar terus berkembang (BPS, 2015).

62 F. Kondisi Perkembangan Upah Minimum Provinsi Lampung Sektor ketenagakerjaan merupakan salah satu sektor penting bagi pembangunan ekonomi daerah khususnya dalam upaya pemerintah daerah mengurangi jumlah penduduk miskin. Dalam penyajian data ketenagakerjaan, BPS menggunakan batasan umur 15 tahun ke atas dari semua penduduk dan dikenal dengan istilah penduduk usia kerja. Penduduk usia kerja di Provinsi Lampung, 2015 berjumlah 5.489.582 jiwa yang terdiri dari jumlah angkatan kerja 3.637.897 jiwa dan bukan angkatan kerja 1.851.685 jiwa. Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja (3.449.307 jiwa) dan pengangguran (188.590 jiwa). Penduduk Provinsi Lampung sebagian besar bekerja di sektor pertanian yaitu 49,26 persen atau 1.666.372 jiwa. Adapun penduduk yang bekerja di sektor jasa kemasyarakatan tercatat 12,60 persen atau 448.242 jiwa. Dari Upaya untuk terus meningkatkan kesejahteraan pekerja terus dilakukan, salah satunya melalui penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP). Penetapan UMP Provinsi Lampung, 2015 adalah Rp. 1.581.000,00 per bulan, dan perkembangan UMP Lampung dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Upah Minimum Provinsi Lampung Tahun 2009-2015 (Rupiah) TAHUN UMP Laju Pertumbuhan UMP 2009 691.000-2010 767.500 0,11 2011 855.000 0,11 2012 975.000 0,14 2013 1.150.000 0,18 2014 1.399.000 0,22 2015 1.581.000 0,13 Sumber: Data UMP BPS Lampung, 2016

63 Tabel 1.6 menunjukkan peningkatan setiap tahunnya mulai dari tahun 2009 sekitar 691.000 rupiah menjadi 1.581.000 pada tahun 2015. Sedangkan kenaikan UMP tertinggi terjadi pada tahun 2013 ke 2014 dengan kenaikan sebesar 0,22 persen atau Rp. 249.000 dan kenaikan terendah pada tahun 2010 sebesar 0,11 persen atau Rp. 76.500. Artinya pada sepuluh tahun terakhir UMP di Lampung semakin tinggi serta tingkat kebutuhan hidup yang semakin naik. G. Kondisi Laju Inflasi di Provinsi Lampung Tingkat inflasi Provinsi Lampung selama 10 tahun terakhir dari tahun 2005-2015 berfluktuasi. Inflasi tertinggi terjadi pada Tahun 2005, hingga mencapai 21,17 persen, dapat di lihat pada grafik 4.1 Grafik 4.1 Laju Inflasi Provinsi Lampung Tahun 2009-2015 (persen) 12 10 8 6 4 2 0 Inflasi 9,95 7,56 8,36 4,17 4,42 4,3 4,65 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Inflasi Sumber: Data Inflasi Lampung, 2016 Data pada grafik 4.1 menunjukkan inflasi yang terjadi di Lampung Inflasi tertinggi berada pada tahun 2010 dengan 9,95 persen. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi serta pengaruh terhadap perekonomian nasional kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan

64 semua kelompok barang dan jasa, seperti: kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.