BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lanjut yang dilalui dalam proses kehidupan pada setiap manusia yang. kebanyakan orang awam yang umum bahwa secara fisik dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik pada kondisi diam maupun bergerak (Depkes,1996). Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa stroke adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk melakukan olahraga. Waktu istirahat tidak lagi digunakan untuk aktifitas olahraga

BAB I PENDHULUAN. tubuh ketika ditempatkan dalam berbagai posisi (Delito, 2003). Menurut Depkes

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, dalam upaya mengembangkan prestasi olahraga yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam

BAB VI PEMBAHASAN. mahasiswa usia tahun dengan kurang aktivitas fisik. Mahasiswa usia tahun pada prodi D-IV Fisioterapi seluruhnya

BAB 1 PENDAHULUAN dan sejak itu menjadi olahraga dalam ruangan yang popular diseluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. Aktivitas fisik setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas

BAB I PENDAHULUAN. hari. Pergerakan normal sangat diperlukan dalam menunjang aktivitas seharihari

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kondisi kebugaran jasmani dan rohani. Dengan. sakit atau cidera pada saat beraktifitas. Maka dari itu untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

BAB I PENDAHULUAN. kontraksi otot, elastisitas dan fleksibilitas otot, serta kecepatan dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. pencapain pembangunan di Indonesia. Peningkatan UHH ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. gerak. Kecepatan lari merupakan unsur kemampuan gerak yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi tua merupakan suatu proses natural dan tidak disadari secara

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, jumlah lansia di Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan yang terjadi dalam bidang kesehatan, meningkatnya kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik motorik, kognitif, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada peningkatan usia harapan hidup di Indonesia. Lansia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk hidup sama dengan mahluk hidup lainnya, pasti

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak di ikuti oleh meningkatnya kesadaran akan kesehatan. Temuan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang pertama ingin dicapai baik dari pasien sendiri maupun dari keluarganya.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya usia harapan hidup menyebabkan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran

BAB I. sama dengan mahluk hidup lainnya, pasti bergerak, karena tidak ada. kehidupan di dunia ini tanpa adanya gerakan. Gerak tergantung dari

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mendadak dan berat pada pembuluh-pembuluh darah otak yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa awal anak-anak, seorang anak mengalami peningkatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa tumbuh kembang anak merupakan masa yang penting. Banyak faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat popular di dunia. Di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat menurut UU Kesehatan No. 36 tahun 2009, Bab 1 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan, dimana terdapat lima fenomena utama yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. telapak kaki. Bentuk kaki datar pada masa bayi dan anak-anak dengan usia

BAB I PENDAHULUAN. orang sakit (curative), tetapi kebijakan yang lebih ditekankan kearah

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman serba modern saat ini, manusia bekerja menjadi lebih hemat

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada pinggang bawah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia terdiri dari bio, psiko, sosio, dan spiritual, dikatakan unik karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah tahun, lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Data Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyebutkan industri kreatif

BAB I PENDAHULUAN. laptop dan bekerja sambil duduk di depan komputer dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO (2007) peningkatan populasi penuaan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, modernisasi merupakan kata yang dapat. dimulai dari kehidupan sosial, ekonomi, pola pikir, ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk diamati karena dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat.

EFEKTIVITAS DAN KENYAMANAN TRANCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK MUSKULOSKELETAL PADA USIA LANJUT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Semakin banyak kemajuan dan terobosan-terobosan baru di segala

BAB I PENDAHULUAN. Reguler PS D-IV, Fisioterapi UEU

LAYANAN REHABILITASI MEDIK DALAM KEJADIAN KEGAWATDARURATAN. dr Luh K Wahyuni, SpKFR-K*, dr Fitri Anestherita, SpKFR

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) adalah salah satu gangguan

Dewasa ini didapati angka kehidupan masyarakat semakin meningkat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan masyarakat terutama kaum laki laki mulai dari anak-anak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Manusia sebagai makhluk biopsikososial membutuhkan kondisi yang

KATA PENGANTAR. menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul Perbedaan Antara Intervensi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dewasa adalah wanita yang telah menyelesaikan masa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Setiap orang tentunya mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan gizi yang lebih baik, maka mereka hidup lebih lama dari

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas dapat di definisikan sebagai kelebihan berat badan, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. hingga orang tua menyukai olahraga ini, cabang olahraga yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global angka pertumbuhan lansia semakin hari semakin meningkat dan sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia, atau 58 juta setiap tahun. Meningkatnya usia harapan hidup membawa konsekuensi bertambahnya jumlah lansia. Hal ini perlu diantisipasi karena akan membawa implikasi luas dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan Negara. Indonesia memasuki era penduduk berstruktur tua pada tahun 2000 dengan proporsi lansia mencapai 7,18%. Suatu penduduk disebut berstruktur tua jika proporsi lansia mencapai 7% keatas. Pada tahun 2005 proporsinya mencapai 8,48% dan meningkat lagi menjadi 9,77% pada lima tahun berikutnya (tahun 2010). Pada tahun 2015, jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan akan mencapai angka sekitar 248 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk sebesar ini, Indonesia menduduki peringkat ke-4 dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat (Santika,2013). Lansia atau lanjut usia adalah suatu keadaan yang ditandai gagalnya seorang dalam mempertahankan kesetimbangan terhadap kesehatan dan kondisi stres fisiologi. Lansia juga berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual. 1

2 Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pengertian lansia digolongkan empat batasan yaitu usia pertengahan (Middle Age) 45-59 tahun, usia lanjut (Elderly) 60-74 tahun, usia lanjut tua (Old) 75-90 tahun dan usia sangat tua (Very Old) 90 tahun ke atas. Menurut Depkes RI, batasan lansia terbagi dalam empat kelompok yaitu pertengahan umur usia lanjut (virilitas) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan kerperkasaan fisik dan kematangan jiwa antara 45-54 tahun, usia lanjut dini (prasenium) yaitu kelompok yang mulai memasuki usia lanjut antara 55-64 tahun, kelompok usia lanjut (senium) usia 65 tahun keatas dan usia lanjut dengan resiko tinggi yang berusia 70 tahun keatas. Pertambahan usia menjadi lansia ditandai dengan penurunan fisik, psikis, biologis, sosial, finansial dan juga munculnya penyakit, yang timbul karena proses menjadi tua. Penurunan fisik menyangkut alat-alat indra dan ogan-organ vital pada manusia. Organ tubuh yang mengalami penurunan dimasa lansia yaitu otak, mata, telinga, gigi, sistem urogenital, tulang dan otot. Penurunan psikis merupakan dampak yang muncul dari penurunan fisik serta perilaku lingkungan terhadap lansia seperti kesepian, tertekan, tempramental, emosi labil dan sebaginya. Penurunan biologis, ada banyak penurunan biologis pada lansia seperti saluran kencing yang mulai melemah, sistem kerja saraf mulai berkurang, menurunnya otot perut dan sebagainya. Penurunan sosial akan menghinggapi seseorang ketika memasuki masa lansia seperti hilangnya pekerjaan, kebingungan karena tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya untuk mengisi waktu luang yang banyak sekali, munculnya kesengajaan hubungan dengan generasi yan lebih

3 muda dan sebagainya. Penurunan finansial adalah saat memasuki masa lansia, kehidupan masa terus berlangsung dan pendapatan berkurang, didukung dengan kondisi penurunan fisik yang terjadi, serta faktor kesehatan yang membutuhkan banyak dana. Kondisi inilah yang menyebabkan lansia umumnya merasa kurang nyaman dan akhirnya berakibat fatal. Selain dari perubahan dan penurunan diatas, kemunduran sistem tubuh lansia juga mempengaruhi perubahan fisiologi yaitu fungsi motorik, menurunnya kekuatan jaringan tulang, otot dan sendi yang akan berpengaruh terhadap fleksibilitas, kekuatan, kecepatan, instabilitas (mudah jatuh) dan kekakuan tubuh, diantaranya adalah kesulitan bangun dari duduk atau sebaliknya, jongkok, bergerak dan berjalan. Fungsi sensorik, berpengaruhnya sensitifitas indera (saraf penerima), diantaranya adalah indera penglihatan dan peraba yang menimbulkan hilangnya perasaan jika dirangsang (anesthesia), perasaan berlebihan jika dirangsang (hiperestesia) dan perasaan yang timbul dengan tidak semestinya (paraestesia). Fungsi sensomotorik, mengalami gangguan keseimbangan dan koordinasi. Banyak kemungkinan yang terjadi pada lansia yaitu penyakit sendi, hipertensi, katarak, stroke, jantung, diabetes melitus, penurunan kognisi, penurunan keseimbangan, penurunan kualitas hidup dan sebagainya. Disini penulis membahas tentang penurunan keseimbangan. Kebanyakan lansia tidak memperhatikan keseimbangan yang menyebabkan terjadinya jatuh dan melakukan aktifitas sehari-hari dengan dibantu atau ketergantungan. Dengan

4 meningkatkan keseimbangan maka lansia menjadi lebih mandiri, seperti berjalan jika tidak seimbang kemungkinan jatuh lebih besar. Terjatuh adalah penyebab kecelakaan yang paling sering pada orang yang berusia > 65 tahun. Komplikasi yang sering menyertai jatuh adalah kerusakan jaringan lunak yang terasa sakit, fraktur pangkal paha dan luka bakar akibat air panas sekunder karena terjatuh kedalam tempat mandi. Sebanyak sepertiga orang lansia di masyarakat dilaporkan terjatuh atau mempunyai kecenderungan jatuh. Lebih dari 20% pasien yang dirawat dan 45% pemakai fasilitas perawatan jangka panjang selama perawatannya. Angka ini mencerminkan perkiraan konservatif, karena sebagian besar terjatuh tidak dilaporkan oleh lansia atau tidak terdeteksi. Hanya jika terjatuh menimbulkan cedera fisik yang memerlukan perhatian medis atau menyebabkan perubahan keadaan fungsional yang bermakna adalah yang tampaknya dilaporkan. Lansia tidak memperhatikan jika terjadinya jatuh, karena mereka menganggap terjatuh sebagai proses penuaan normal. Disamping itu, lansia mungkin tidak mau untuk melaporkan terjatuh karena rasa takut pembatasan aktivitas atau penempatan ditempat perawat. Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika ditempatkan pada berbagai posisi (Irfan,2010). Keseimbangan adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan sistem regulasi yang berperan dalam pembentukan keseimbangan. Tujuan dari tubuh mempertahankan keseimbangan adalah untuk

5 menyanggah tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat masa tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak. Banyak komponen fisiologis dari tubuh manusia memungkinkan kita untuk melakukan reaksi keseimbangan. Bagian paling penting adalah proprioception yang menjaga keseimbangan. Proprioception dihasilkan melalui respon secara simultan, visual, vestibular dan sistem sensorimotor, yang masing-masing memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas postural (Brown et al,2006). Pada lansia memiliki banyak penurunan fisiologis tubuh terutama yang berpengaruh pada kontrol keseimbangan seperti sistem informasi sensorik (visual, vestibular dan somatosensoris), respon otot-otot postural yang sinergis, kekuatan otot, adaptive system dan lingkup gerak sendi, maka akan terjadi kontrol keseimbangan yang kurang baik bagi lansia sehingga dapat meningkatkan resiko jatuh pada lansia. Sederhananya keseimbangan sangat dibutuhkan dalam kehidupan beraktifitas semua orang setiap harinya misalkan dalam berdiri, duduk berjalan dan beraktifitas fungsional lainnya termasuk para lansia. Fisioterapi sebagai bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik elektro terapeutik dan mekanik), pelatihan fungsi dan komunikasi (PERMENKES,2013).

6 Fisioterapi sebagai tenaga kesehatan yang memiliki beberapa intervensi terapi latihan yang dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan pada lansia. Intervensi yang dimaksud antara lain menggunakan metode core stability with ball exercise dan sideways walking exercise. Core stability exercise adalah akan membantu memelihara postur yang baik dalam melakukan gerak serta menjadi dasar untuk semua gerakan pada lengan dan tungkai. Hal tersebut menunjukkan bahwa hanya dengan stabilitas postur (aktifitasi otot core stability) yang optimal, maka mobilitas pada ekstremitas dapat dilakukan dengan efisien (Kibler,2006). Sideways walking exercise adalah suatu bentuk latihan dengan cara berdiri disamping garis lurus dengan tepi luar kaki kanan menghadap ke depan, mengambil langkah maju dengan kaki kanan, maka langkah kaki kiri di samping kaki kanan, dan seterusnya atau sebaliknya. Gerak yang dihasilkan ketika tubuh memiliki kemampuan untuk stabil merupakan gerak yang efektif dan efisien sehingga dapat mengurangi resiko jatuh dan meningkatkan kemampuan fungsional. Otot-otot yang berperan tidak hanya terdapat pada satu region dikarenakan semua bagian tubuh terhubung secara keseluruhan baik langsung maupun tidak langsung. Sesuai dengan teori iridasi yaitu bila terdapat stimulus yang kuat pada satu region tertentu, maka stimulus tersebut akan disebarkan ke region lain (terutama region yang berdekatan dengan region yang terstimulus tersebut). Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dan menkaji lebih dalam tentang core stability with ball exercise lebih baik dari sideways

7 walking exercise untuk meningkatkan keseimbangan pada lansia. Akan dibahas dan dijelaskan lebih lanjut dalam skripsi yang berjudul core stability with ball exercise lebih baik dari sideways walking exercise terhadap peningkatan keseimbangan pada lansia. B. Identifikasi Masalah Keseimbangan pada lansia sangat berperan penting, karena keseimbangan digunakan dalam melakukan apapun. Jika seseorang memiliki keseimbangan yang baik maka dalam melakukan aktivitas sehari-hari lebih mudah dan bisa mengurangi resiko terjadinya jatuh. Banyak komponen fisiologis dari tubuh manusia memungkinkan kita untuk melakukan reaksi keseimbangan. Bagian paling penting adalah proprioception yang menjaga keseimbangan. Proprioception dihasilkan melalui respon secara simultan, visual, vestibular dan sistem sensorimotor, yang masing-masing memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas postural (Brown et al,2006). Masalah yang sering timbul pada keseimbangan adalah penurunan keseimbangan yang dipengaruhi oleh penurunan kecepatan, integritas otomatis dari visual, vestibular, somatosensoris dan sistem musculoskeletal, sehingga berkaitan dengan kognisi yang meliputi perhatian dan reaksi pada lansia sesuai dengan penurunan fisiologisnya. Berdasarkan penurunan-penurunan diatas membuat lansia memungkinan resiko jatuh lebih besar. Fisioterapi sebagai tenaga kesehatan harus bisa membuat

8 lansia menjaga agar keseimbangan tidak menurun atau terganggu yaitu dengan memberikan beberapa latihan yang dapat mengurangi terjadinya jatuh pada lansia. Beberapa latihan yang dapat diberikan untuk meningkatkan keseimbangan adalah core stability exercise, tandem stance, wooble board, sideways walking dan lain-lain. Pada penelitian ini penulis memilih latihan keseimbangan core stability dan sideways walking. Core stability merupakan hal yang berhubungan dengan bagian tubuh yang dibatasi oleh dinding perut, pelvis, punggung bagian bawah dan diafragma serta kemampuannya untuk menstabilkan tubuh selama gerakan. Otot-oto utama yang terlibat meliputi transversus abdominis, obliques internal dan eksternal, quadratus lumborum dan diafragma. Diafragma adalah otot utama untuk menghirup nafas pada manusia dan lain sebagainya, sangat penting dalam memberikan kekuatan cores stability saat bergerak dan mengangkat beban (Ludmila et al, 2003). Sideways walking exercise adalah suatu bentuk latihan dengan cara berdiri disamping garis lurus dengan tepi luar kaki kanan menghadap ke depan, mengambil langkah maju dengan kaki kanan, maka langkah kaki kiri di samping kaki kanan, dan seterusnya atau sebaliknya. Berjalan menyamping di setiap sisi bertujuan untuk mengontrol keseimbangan, gerakan tubuh dan koordinasi otot trunk, lumbal spine, pelvic, hip, abdominal hingga ankle. Berdasarkan uraian diatas keseimbangan sangat berpengaruh pada lansia untuk menjaga agar tidak terjatuh, jika keseimbangannya kurang kemungkinan terjatuh akan lebih besar. Untuk menjaga agar lebih seimbang tubuh memerlukan

9 latihan agar bisa menumpu dengan baik, maka dengan pemberian core stability with ball dapat mengurangi jatuh pada lansia. C. Perumusan Masalah 1. Apakah core stability with ball exercise dapat meningkatkan keseimbangan pada lansia? 2. Apakah sideways walking exercise dapat meningkatkan keseimbangan pada lansia? 3. Apakah core stability with ball exercise lebih baik dari sideways walking exercise dalam meningkatkan keseimbangan pada lansia? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui core stability with ball exercise lebih baik dari sideways walking exercise terhadap peningkatan keseimbangan pada lansia. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui core stability exercise with ball dalam meningkatkan keseimbangan pada lansia. b. Untuk mengetahui sideways walking dalam meningkatkan keseimbangan pada lansia.

10 E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan dan referensi pada penelitian selanjutnya serta dapat menambah ilmu dalam dunia pendidikan. 2. Bagi Prodi Fisioterapi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bagi fisioterapi dalam memilih intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan keseimbangan berdiri. Sehingga, mempermudah para fisioterapis mengkombinasikan intervensi sesuai keluhannya. 3. Bagi Peneliti Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang peningkatan keseimbangan berdiri pada lansia dan menambah pemahaman akan manfaat pemberian core stability with ball exercise dan sideways walking exercise terhadap peningkatan keseimbangan pada lansia.