BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggara transaksi pembayaran, serta alat transmisi kebijakan moneter. Landasan hukum

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

Bab I. Pendahuluan. Bank merupakan sebuah lembaga keuangan (financial institution) yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penyimpan, pemerintah dan masyarakat (Audhya, 2014). Profitabilitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan (financial intermediary) yaitu menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya sangat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah

BAB I PENDAHULUAN. perencanan tersebut, bank juga berfungsi sebagai media dalam menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

I. PENDAHULUAN. satunya adalah penyaluran kredit guna untuk meningkatkan taraf hidup rakyat

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. kredit bermasalah yang terjadi dalam suatu bank. Semakin tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sistem pengelolaan yang berbeda, walaupun dalam beberapa hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambahnya jumlah bank yang berada di Indonesia, persaingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Karena laba merupakan suatu hal yang akan menjamin dari kelangsungan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sebagai Financial Intermediary (perantara keuangan ) atau perantara

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di suatu negara, dimana hampir setiap aspek kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. serius dalam bisnis perbankan, sebagian besar bank kesulitan karena modal

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, regulasi pemerintah di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. kelancaran perekonomian (Triandaru dan Budisantoso, 2006:10).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang

BAB V PENUTUP. terhadap profitabilitas perbankan yang listed di Bursa Efek Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. negara. Bank sebagai salah satu lembaga keuangan adalah sebuah perusahaan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang


Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara tergantung pada lembaga keuangannya. Lembaga keuangan terutama perbankan berperan penting dalam memajukan perekonomian suatu negara. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, saat ini dan di masa yang akan datang kita tidak akan dapat lepas dari dunia perbankan, baik itu perorangan maupun lembaga, baik sosial maupun perusahaan. Perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai Financial Intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peran serta perkembangan dari sektor perbankan, mengingat sektor perbankan mempunyai peranan yang cukup dominan dalam menggerakkan sektor riil. Begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan nyawa untuk menggerakkan roda perekonomian suatu negara. Anggapan ini tentunya tidak salah, karena fungsi bank sebagai lembaga keuangan sangatlah vital, misalnya menyediakan uang untuk menunjang kegiatan usaha, tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya. Oleh sebab itu untuk dapat berperan dalam perekonomian serta menjaga kepercayaan masyarakat sebuah bank perlu sekali memperhatikan kinerjanya. Kinerja suatu bank dapat dilihat dari aspek likuiditas, yaitu penilaian atas kemampuan bank untuk membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan, giro, dan deposito pada saat ditagih dan dapat memenuhi setiap permohonan kredit (Kasmir, 2014:315). Manfaat bank yang sangat penting bagi perekonomian, membuat setiap negara berusaha agar perbankan selalu dalam kondisi yang sehat, aman dan stabil. Namun rendahnya kualitas perbankan tercermin dari lemahnya kondisi internal 1

2 perbankan, kuantitas bank yang banyak menciptakan persaingan yang semakin ketat dan kinerja bank yang menjadi rendah karena ketidakmampuan bersaing di pasar sehingga banyak bank yang sebenarnya kurang sehat atau bahkan tidak sehat secara finansial. Pemeliharaan kesehatan bank antara lain dilakukan dengan menjaga aspek likuiditasnya yaitu berupa penilaian atas kemampuan bank untuk membayar semua utang-utangnya terutama simpanan tabungan, giro, dan deposito pada saat ditagih serta dapat memenuhi permohonan kredit (Kasmir, 2014:315). Bank harus menjaga kepercayaan masyarakat supaya masyarakat tidak ragu dalam menyimpan dananya di bank. Semakin banyak masyarakat yang menyimpan dananya di bank maka akan meningkatkan penyaluran kredit oleh bank kepada masyarakat. Hal ini sangat penting mengingat sumber utama pendapatan bank berasal dari kegiatan penyaluran kredit dalam bentuk pendapatan bunga. Selain itu dengan meningkatnya penyaluran kredit oleh bank dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi nasional karena memudahkan berbagai pihak dalam menjalankan aktivitasnya khususnya bagi perusahaan, badan-badan pemerintah dan swasta, serta masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan dananya (Wahyudi, 2013). Tabel 1.1 Jumlah bank di Indonesia Tahun Jenis Bank 2009 2010 2011 2012 2013 Bank Umum 121 122 120 120 120 Bank Perkreditan Rakyat 1.733 1.706 1.669 1.653 1.635 Sumber: diolah dari www.ojk.go.id Likuiditas merupakan suatu hal yang sangat penting bagi bank untuk dikelola dengan baik karena akan berdampak kepada profitabilitas serta business sustainibility dan continuity. Kelebihan dan kekurangan likuiditas sama-sama memiliki dampak kepada bank. Jika bank terlalu konservatif mengelola likuiditas dalam pengertian terlalu besar memelihara likuiditas akan mengakibatkan profitabilitas bank menjadi rendah walaupun dari sisi liquidity shortage risk akan aman. Sebaliknya jika bank menganut pengelolaan likuiditas yang agresif maka cenderung akan dekat dengan liquidity shortage risk, akan tetapi memiliki

3 kesempatan untuk memperoleh profit yang tinggi. Secara garis besar kondisi likuiditas bank dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh bank, sedangkan faktor internal adalah faktor yang dapat dikendalikan oleh bank. Faktor eksternal antara lain kondisi ekonomi dan moneter, karakteristik deposan, kondisi pasar uang, peraturan. Sedangkan faktor internal sangat tergantung kepada kemampuan manjemen mengatur setiap instrumen likuiditas bank (Harahap, 2010) dalam (Dewi, 2013). Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Dengan kata lain, dapat membayar kembali pencairan dana nasabahnya pada saat ditagih serta dapat memenuhi semua permohonan kredit yang telah diajukan. Salah satu cara dalam mengukur likuiditas bank yaitu dapat diukur dengan Loan to Deposit Ratio (LDR). Loan to Deposit Ratio (LDR) mencerminkan kegiatan utama suatu bank yang dapat diartikan tingkat penyaluran kredit juga mempengaruhi besarnya profitabilitas, dimana rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan hal yang penting bagi bank dalam menjalankan fungsi intermediasi, yaitu menghimpun dana (funding) dari masyarakat dan menyalurkannya (leading) dalam bentuk kredit. Tabel 1.2 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Tahun Jenis Bank 2009 2010 2011 2012 2013 Bank Umum 72,88 75,21 78,77 83,58 89,70 Bank Persero 69,55 71,54 74,75 79,84 86,70 BUSN Devisa 71,14 73,16 78,16 81,58 83,77 BUSN Non Devisa 81,17 79,11 79,85 82,73 85,10 BPD 79,31 78,26 74,74 78,57 92,34 Bank Campuran 85,45 100,61 108,03 115,63 122,20 Bank Asing 85,05 90,86 96,47 111,21 130,05 Sumber: diolah dari www.ojk.go.id

4 Dari tabel diatas dapat dilihat perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) dari tahun ke tahun. Bank Umum, Bank Persero, BUSN Devisa, Bank Campuran dan Bank Asing memiliki perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang baik karenan selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang paling baik dilakukan oleh Bank Campuran dan Bank Asing. Sedangkan Bank Non Devisa dan BPD mengalami penurunan dari tahun 2009 ke tahun 2010, akan tetapi mengalami peningkatan kembali ditahun selanjutnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR) bank adalah dari rasio permodalan yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) dan aktiva tetap terhadap modal, rasio aktiva produktif yaitu Non Performing Loan (NPL), dan aktiva produktif bermasalah, rasio rentabilitas yaitu Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Earning Per Share (EPS), Dana Pihak Ketiga (DPK), Price Earning Ratio (PER), dan Price Book Value (PBV) (Prayudi, 2010). Tetapi dalam penelitian ini penulis hanya mengambil tiga faktor sebagai variabel independen yaitu Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL), dan Return On Asset (ROA). Berdasarkan ketentuan pada Peraturan Bank Indonesia No.5/2003, salah satu proksi dari risiko pasar adalah suku bunga, dengan demikian rasio pasar dapat diukur dengan selisih antara suku bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman diberikan (lending) atau dalam bentuk absolute, yang merupakan selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman. Di dalam dunia perbankan dinamakan Net Interest Margin (NIM). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam memperoleh pendapatan operasionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman (kredit). Semakin tinggi NIM menunjukkan semakin efektif bank dalam penempatan aktiva produktif dalam bentuk kredit.

5 Tabel 1.3 Perkembangan Net Interest Margin (NIM) Tahun Jenis Bank 2009 2010 2011 2012 2013 Bank Umum 5,56 5,73 5,91 5,49 4,89 Bank Persero 5,81 6,11 6,55 5,95 5,50 BUSN Devisa 5,64 5,35 5,42 5,17 4,42 BUSN Non Devisa 7,97 9,10 9,21 9,34 8,73 BPD 7,88 8,74 8,10 6,70 7,04 Bank Campuran 3,77 3,83 3,91 3,63 3,00 Bank Asing 3,78 3,54 3,62 3,47 2,65 Sumber: diolah dari www.ojk.go.id Permasalahan yang sering dihadapi bank dalam hal pemberian kredit adalah kredit yang diberikan berakhir menjadi kredit yang bermasalah atau kredit macet. Dalam istilah perbankan disebut dengan Non Performing Loan (NPL). NPL merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meng-cover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. NPL mencerminkan risiko kredit, semakin tinggi tingkat NPL maka semakin besar pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank (Ali, 2004:231) dalam (Hersugondo dan Handy Setyo Tamtomo, 2012). Tabel 1.4 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Tahun Jenis Bank 2009 2010 2011 2012 2013 Bank Umum 3,31 2,56 2,17 2,10 2,08 Bank Persero 3,46 2,80 2,55 2,40 2,10 BUSN Devisa 2,88 2,35 1,97 1,80 1,76 BUSN Non Devisa 2,20 2,59 1,82 1,60 2,00 BPD 1,71 2,06 1,75 1,80 1,70 Bank Campuran 3,08 2,61 1,69 1,70 1,55 Bank Asing 7,40 3,14 2,50 2,55 1,90 Sumber: diolah dari www.ojk.go.id

6 Tingkat profitabilitas merupakan indikator untuk mengukur kinerja suatu bank. Ukuran profitabilitas yang digunakan bank adalah Return On asset (ROA). ROA digunakan perusahaan untuk mengukur efektifitas didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar (Husnan,1998) dalam (Hersugondo dan Handy Setyo Tamtomo, 2012). Tabel 1.5 Perkembangan Return On asset (ROA) Tahun Jenis Bank 2009 2010 2011 2012 2013 Bank Umum 2,60 2,86 3,03 3,11 3,08 Bank Persero 2,71 3,08 3,60 3,80 3,87 BUSN Devisa 2,20 2,58 2,46 2,64 2,43 BUSN Non Devisa 1,35 1,82 2,95 3,31 3,26 BPD 3,65 3,82 3,36 2,90 3,18 Bank Campuran 2,32 2,03 2,05 2,24 2,39 Bank Asing 3,54 3,05 3,55 3,06 2,92 Sumber: diolah dari www.ojk.go.id Alasan dipilihnya Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai variabel dependen adalah karena sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP, 31 Mei 2004, rasio LDR dihitung dari pembagian kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk antar bank) dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencakup giro, tabungan, dan deposito (tidak termasuk antar bank). Loan to Deposit Ratio (LDR) sangat penting untuk diperhatikan dalam suatu perbankan, bagi pihak manajemen untuk menilai kinerja perusahaan dan bagi pihak nasabah untuk menilai kemampuan bank menjamin Dana Pihak Ketiga (DPK) yang disetorkan. Berdasarkan pengalaman empiris, nilai LDR yang merupakan rasio kredit atau total aset idealnya adalah 70%, yang berarti total kredit yang disalurkan perbankan merupakan 70% dari total aset (Manurung, 2004:128) dalam (Granita, 2011).

7 Beberapa penelitian mengenai pengaruh Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL) dan Return On Asset (ROA) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) telah dilakukan oleh Granita (2011) dari hasil analisis menunjukkan bahwa Net Interest Margin (NIM) dan Non Performing Loan (NPL) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR). Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Dewi (2013), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR), Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin berpengaruh positif terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR). Menurut penelitian yang dilakukan Akbari (2014), terdapat pengaruh yang signifikan antara Non Performing Loan (NPL) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) dan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Net Interest Margin (NIM) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR). Perusahaan perbankan yang ada di Indonesia meliputi bank BUMN, bank umum swasta nasional devisa, bank umum swasta nasional non devisa, bank pembangunan daerah, bank campuran, dan bank asing. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik membahas hal tersebut melalui suatu penelitian yang dilakukan di perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan judul Analisis Pengaruh Net Interest Margin, Non Performing Loan dan Return On Asset Terhadap Loan to Deposit Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial pada Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013? 2. Bagaimana pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial pada Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013?

8 3. Bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial pada Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013? 4. Bagaimana pengaruh Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL) dan Return On Asset (ROA) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) secara simultan pada Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013? 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap pembahasan, serta agar analisis menjadi terarah dan sesuai dengan masalah yang ada, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasannya dengan mengangkat Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL) dan Return On Asset (ROA) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penulisan laporan akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial pada Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013. 2. Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial pada Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013. 3. Untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial pada Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013. 4. Untuk mengetahui pengaruh Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL) dan Return On Asset (ROA) terhadap Loan to Deposit Ratio

9 (LDR) secara simultan pada Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013. 1.4.2 Manfaat Penelitian Dengan adanya penulisan laporan akhir ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu : 1. Hasil penulisan laporan akhir ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perusahaan mengenai pengaruh Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL) dan Return On Asset (ROA) terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013. 2. Diharapkan penulisan laporan akhir ini dapat mengembangkan wawasan, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis serta dapat menerapkan teori yang selama ini telah dipelajari di bangku kuliah. 3. Bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan referensi serta bahan masukkan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 1.5 Sistematika Penulisan Secara garis besar laporan akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab yang isinya mencerminkan susunan atau materi yang akan dibahas, dimana tiap-tiap bab memiliki hubungan yang satu dengan yang lain. Untuk memberikan gambaran yang jelas, berikut ini akan diuraikan mengenai sistematika pembahasan laporan akhir ini secara singkat yaitu : Bab I Pendahuluan Pada bab ini, penulis mengemukakan dasar serta permasalahan yang akan dibahas, yaitu latar belakang pemilihan judul, perumusan masalah, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan serta sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini penulis akan mengemukakan teori-teori dan literaturliteratur yang digunakan sebagai acuan perbandingan untuk membahas masalah meliputi pengertian Net Interest Margin (NIM), Non

10 Performing Loan (NPL), Return On Asset (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) serta mengenai penelitian terdahulu yang telah dilakukan. Bab III Metode Penelitian Pada bab ini berisi tentang sampel yang digunakan dalam penelitian dan informasi data-data yang diperlukan dalam melakukan pengujian penelitian meliputi identifikasi dan definisi operasional variabel, jenis penelitian, populasi dan sampel, jenis data, metode pengumpulan data, serta model dan teknik analisis yang digunakan. Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan Pada bab ini dijelaskan analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan SPSS versi 20 sebagai alat bantu dalam pengolahan data. Selain itu juga akan dijelaskan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini. Bab V Kesimpulan Dan Saran Bab ini adalah bab terakhir dimana penulis memberikan kesimpulan dari isi pembahasan yang telah penulis uraikan pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran yang diharapkan akan bermanfaat dalam pemecahan masalah dan penelitian yang akan datang.