Keywords: one-minute perceptor, SNAPPS, clinical education, outpatient clinics setting

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. akan melanjutkan pada tingkat pendidikan profesi dokter gigi. Dalam tahap

EFEKTIVITAS METODE ONE MINUTE PRECEPTOR TERHADAP KEMAMPUAN PRAKTIK MAHASISWA D III KEPERAWATAN

Keywords: Nursing education, micro skill, one-minute preceptor, clinical supervision, supervisor, clinical teaching

BAB I PENDAHULUAN. akademik pada kasus-kasus nyata di klinik. Peserta didik juga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hal yang penting dalam pendidikan kedokteran. adalah keterlibatan langsung mahasiswa ke dalam situasi

Persepsi Peserta Didik dan Pasien tentang Pelaksaanaan Bedside Teaching dalam Pendidikan Klinik

MODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR

ELECTRONIC MAIL ( ): IMPLEMENTASI DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. utama yang efektif dalam pendidikan klinik (Hesketh & Laidlaw, 2002).

APLIKASI DATABASE RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP BERBASIS WEB PADA RSUD SEKADAU

Promotif, Vol.3 No.2, April 2014 Hal

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

HOW I SHOULD STUDY as A MEDICAL STUDENTS? Widana Primaningtyas, dr. Medical Faculty of Sebelas Maret University

Pembelajaran pendidikan klinik di wahana Rumah Sakit

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

METODE-METODE PEMBELAJARAN KLINIK OLEH : LISA TRINA ARLYM, SST,M M.KEB

ABSTRACT. Title: The Planning of The Future Orientation Training Module in The Sector of Education for The Grade One Students of SMA X Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. diidentifikasi. Umpan balik dapat memberikan informasi kepada mahasiswa

MINI CEX : METODE PENILAIAN PERFORMA PADA PENDIDIKAN TAHAP KLINIK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. 1. Telah dikembangkan model 6 langkah pembelajaran reflektif klinik yang

LISA TRINA ARLYM, SST., M.Keb

Toleransi keterlambatan 15 menit, lebih dari itu diperbolehkan masuk, tetapi tidak boleh tanda tangan di daftar hadir. Tugas sesuai deadline HP silent

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mahasiswa kedokteran. Pada tahap ini mahasiswa belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010)

Peran RS Pendidikan dalam Operasional FK: Kebersamaan Pengembangan Suasana Akademik

ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN INFORMASI DALAM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT PADA PELAYANAN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PTN UDAYANA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu tidak hanya dari dosen. Metode Pembelajaran SCL

PEMBELAJARAN KEMAMPUAN GERAK DASAR

PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

Keterampilan Komunikasi dalam Pendidikan Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta (FKIK UMY) telah menggunakan beberapa metode pembelajaran

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA SMA NEGERI 1 GOMBONG PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

SKRIPSI. Oleh: BRENDA FAUZIA

PERBEDAAN WAKTU TRANSPORTASI MUKOSILIAR HIDUNG PADA PENDERITA RINOSINUSITIS KRONIS SETELAH DILAKUKAN BEDAH SINUS ENDOSKOPIK FUNGSIONAL DENGAN ADJUVAN

2. Find the best evidence Mencari informasi berdasarkan penelitian bukti terbaik untuk menjawab pertanyaan dari langkah pertama melalui berbagai

PERANCANGAN SISTEM RESERVASI ONLINE BERBASIS WEB PADA RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI

ABSTRACT. iii. Universitas Kristen Maranatha

PENERAPAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RSUD KABUPATEN BADUNG MANGUSADA

ABSTRACT. Key words: Internal audit, effectiveness of internal control of sales. Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN...ii. ABSTRAK...iii. ABSTRACT...iv. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR TABEL...xiii. DAFTAR BAGAN..

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

ANALISIS PELAYANAN BEDAH SEHARI DITINJAU DARI SISI HARAPAN DAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS

REKAM MEDIS YANG BAIK ADALAH WUJUD DARI KEDAYAGUNAAN DAN KETEPATGUNAAN PERAWATAN PASIEN. Manual Rekam Medis - KKI

Evolusi Sistem Informasi Pendidikan: Pembuatan Template e- Learning untuk Pendidikan Tinggi

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA D3 POLITEKNIK KESEHATAN GIGI MAKASSAR MENGENAI PROTEKSI RADIASI PADA FOTO ROENTGEN SKRIPSI

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

ABSTRAK. Kata Kunci : Aplikasi Web, Asuhan Keperawatan, Metode Waterfall, Sistem Informasi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran KEVIN PIETER TOMAN G FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Pelatihan Penguji OSCE

ABSTRAK. Kata Kunci : Informed Consent dalam keadaan darurat, Perlindungan Hukum bagi Dokter

P e n g a n t a r SELF-DIRECTED LEARNING. Self-directed learning: batasan. Self-directed learning (1)

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TAHUN II DAN TAHUN IV DI SKILLS LABORATORY PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO

Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Tutor PBL dengan Kemampuan Membimbing Mahasiswa untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran

JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014

PROBLEM ORIENTED MEDICAL RECORD (POMR) By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

BAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :

MEKANISME PENYELENGGARAAN DIKLAT NON-GELAR PROJECT ASSESSMENT

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran, khususnya pembelajaran di klinik (Mohammed, 2015),

ABSTRAK TINJAUAN TERHADAP PENERAPAN HOSPITAL DOTS LINKAGE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL KOTA BANDUNG TAHUN 2012 DALAM UPAYA PENANGANAN TUBERKULOSIS PARU

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari

REFLEKSI : PENTINGKAH BAGI DOSEN PENDIDIKAN KEDOKTERAN? dr. Rika Lisiswanti Bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Listiani dan Kusuma. Memperkenalkan Penerapan Strategi 1

ABSTRACT. iii Universitas Kristen Maranatha

STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF MENGENAI MODEL KOMUNIKASI PEMBELAJARAN PADA HOMESCHOOLING KOMUNITAS KAK SETO WILAYAH KOTA MEDAN TESIS.

ABSTRAK PASIEN USIA LANJUT DI RUANG RAWAT INTENSIF RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 AGUSTUS JANUARI 2010

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PRESTASI BELAJAR KB METODE SEDERHANA

TINJAUAN HUBUNGAN ANTARA SPESIFISITAS DIAGNOSIS UTAMA DENGAN AKURASI KODE KASUS PENYAKIT BEDAH PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah. Umpan balik yang diberikan kepada siswa didik merupakan salah satu hal

RANCANG BANGUN SISTEM E-LEARNING JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER

Tugas Akhir. Disusun oleh : Abdul Basith Al Lathif. Pembimbing : dr. Pamudji Utomo Sp.OT (K) dr. R. Andhi Prijosedjati Sp.OT (K)

MODUL KETERAMPILAN PENULISAN LEMBAR KONSULTASI PASIEN (menjawab konsul)

ABSTRACT. Keywords : Accreditation, KARS, APK 3.2, APK, APK 3.3 Bibliography : 19 ( ) ABSTRAK

Alternatif Pembelajaran. Mengamati 1. Menanggapi gambar 2. Menonton video tentang. 3. Membaca daftar ekspresi kebahasaan.

MATA KULIAH Pelayanan Informasi Obat dan Konseling

METODE BIMBINGAN KLINIK

TUGAS KRITISI JURNAL. Utilization of trauma guidelines by ER nurses in Thailand. Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Emergency Nursing

PERAN RESIDEN DALAM PENDIDIKAN DOKTER DAN PEMBIMBINGAN DOKTER INTERN PRADANA SOEWONDO ARDI FINDYARTINI

Modul 4 SIRKUMSISI PADA PHIMOSIS (No. ICOPIM: 5-640)

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Strata Satu Pada Program Studi Sistem Informasi. Oleh :

ABSTRACT. Keywords: Operational Audit, Intern Control, Purchasing.

PRESCRIPTION FOR HEALTH: MENGUBAH PRAKTEK PRIMARY CARE UNTUK MENGUBAH PERILAKU SEHAT

PANDUAN KEGIATAN PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN MAHASISWA SEMESTER GANJIL DIPLOMA IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U BUDIYAH BANDA ACEH

RIDA BAKTI PRATIWI K

GAMBARAN PELAKSANAAN RUJUKAN RAWAT JALAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PUSKESMAS SE-KABUPATEN TABANAN TAHUN 2015

Absract. Key words: students result of learning, expository learning strategy, contextual teaching learning strategy. Abstrak

The applicability of VCT information card during outreach works of clients of female sex workers in Denpasar Bali Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Endrotomo, tim DIKTI

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Kemampuan dalam pengambilan keputusan karir, Pelatihan perencanaan karir pendekatan trait-factor. Universitas Kristen Maranatha

EVALUASI PROGRAM REGROUPING SD NEGERI TUKANG 01 DAN SD NEGERI TUKANG O2 KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TESIS

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Tujuan: Di akhir sesi ini, peserta diharapkan mampu untuk:

Transkripsi:

KAJIAN SISTEMATIK: STRATEGI PEMBELAJARAN KLINIK DI SETTING RAWAT JALAN Ova Emilia Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada ABSTRACT Background: Clinical education in outpatient settings acknowledged as a challange for clinical instructors, which they had to provide efficient and qualified service to the patients while also including educational components that significantly handful for clinical students. We recognized many learning strategies to encounter those challanges, but only few of them that had been evaluated. This systematic review were provided to compare various clinical learning strategies which are useful in outpatient setting. Method: Literature searching has done according PubMed database that related in topics such the impact of clinical education in outpatient setting on learning, outcome, and also efficiency of the outpatient clinics. There were no boundary setting that cone in this systematic review. Results: There were two learning strategy: One Minute Perceptor (OMP) and SNAPPS has been showed to be effective in increasing educational-learning process and service outcome. Another two strategies such as Aunt Minnie pattern recognition and Active Demonstration were also promising but hadn t been sufficiently studied. There weren t any of those strategies showed their impact in outpatient clinic setting efficiency. Conclusion: OMP and SNAPPS may be used for clinical mentoring in outpatient settings to increase learning process and learning outcome, while pattern recognition and activated demonstration hadn t show any promising evidence. Keywords: one-minute perceptor, SNAPPS, clinical education, outpatient clinics setting ABSTRAK Latar belakang: Pendidikan klinik di rawat jalan merupakan tantangan pada pembimbing yaitu tetap memberikan pelayanan yang berkualitas dan efisien serta memasukkan komponen pendidikan yang bermakna bagi mahasiswa. Banyak strategi pembelajaran yang diusulkan untuk menghadapi tantangan tersebut, tetapi hanya ada beberapa strategi saja yang telah dievaluasi dampaknya baik untuk pendidikan ataupun pelayanan. Kajian sistematik ini ditujukan untuk menilai berbagai strategi pembelajaran klinik yang dapat dipakai di poliklinik. Metode: Dilakukan penelusuran literatur melalui data base PubMed tentang dampak pembelajaran klinik di poliklinik dan pengaruhnya pada strategi pembelajaran, luaran dan efisiensi poliklinik. Tidak dilakukan pembatasan rancangan studi yang diambil dalam kajian ini. Hasil: Dua strategi pembelajaran yaitu one-minute preceptor (OMP) dan SNAPPS, menunjukkan dapat meningkatkan proses pendidikan dan luaran pelayanan. Dua strategi lainnya, Aunt Minnie pattern recognition dan activated demonstration, cukup menjanjikan namun belum banyak diteliti. Tidak ada satupun dari strategi tersebut menunjukkan pengaruhnya pada efisiensi rawat jalan. Kesimpulan: Strategi OMP dan SNAPPS dapat dipakai dalam proses pembimbingan di poliklinik untuk meningkatkan proses pendidikan dan luarannya, sedangkan pattern recognition dan activated demonstration belum menunjukkan bukti yang menjanjikan. Kata kunci: one-minute perceptor, SNAPPS, pendidikan klinik, rawat jalan korespondensi: ovaemilia@gmail.com 43

PENDAHULUAN Pendidikan klinik di rumah sakit merupakan tantangan dalam pendidikan dokter dan residen khusunya karena harus mengharmonisasikan antara pelayanan kesehatan berkualitas, efisiensi dan pendidikan yang bermakna bagi peserta didik. Banyak literatur mengkaji hambatan umum pendidikan klinik yang efektif, termasuk di dalamnya adalah hambatan waktu, dukungan finansial, kurangnya akses dokter spesialis dan kurangnya ruang serta sumber daya pendidikan. 1 Lebih lanjut lagi penelitian menunjukkan bahwa dokter yang aktif membimbing mahasiswa biasanya akan menghabiskan banyak waktu untuk pendidikan sehingga tentunya akan melayani laebih sedikit pasien dan berkurangnya pendapatan. 2 Dalam konteks pendidikan klinik di rawat jalan, dokter biasanya memilih pasien dengan memperhatikan 3 faktor yaitu pengaruh pendidikan pada hubungan dokter pasien, manfaat pendidikan bagi mahasiswa dan pertimbangan waktu dan efisensi. 3 Dampak pendidikan klinik pada hubungan dokter pasien dapat dipengaruhi oleh apakah pasien datang untuk follow up, apakah ingin ditangani dokter tertentu atau pasien baru yang memungkinkan mahasiswa belajar kasus sejak awal. Yang terbaik dari aspek mahasiswa adalah memperoleh pasien baru dengan masalah yang baru atau kesempatan untuk mengikuti senior untuk memaksimalkan paparan keterampilan diagnosis dan manajemen. Selain itu efisiensi proses belajar dipengaruhi oleh jumlah pasien yang ditangani dan keseimbangan antara menangani follow up pasien vs pasien yang baru dan belum terdiagnosis. METODE Banyak model ataupun strategi pembelajaran klinik yang dipaparkan dalam literatur pendidikan kedokteran. Di dalam kajian sistematik ini dikaji empat strategi pendidikan klinik dan bukti dampaknya pada luaran pendidikan ataupun efisiensi poli rawat jalan. Literatur ditelusur menggunakan mesin pencari PubMed dengan kata kunci medical student dan precepting. HASIL DAN PEMBAHASAN One minute preceptor (OMP) pendidikan menggunakan 5 langkah microskills Strategi OMP pertamakali dikenalkan di awal tahun 1990an, merekomendasikan 5 langkah atau microskills untuk memberikan struktur pembimbingan klinik. Langkah pertama, membuat komitmen, adalah langkah memastikan tujuan mahasiswa untuk pembimbingan. Pada tahap ini pembimbing mendorong mahasiswa memproses dan mensintesis informasi yang diperoleh dari pasien. Pertanyaan yang diberikan seperti apa yang mau dilakukan? atau bila saya tidak ada apa yang akan kamu lakukan pada pasien?. Langkah kedua, menggali bukti yang mendukung, dengan menggunakan pertanyaan seperti faktor apa yang kamu pertimbangkan untuk mengusulkan tindakan tsb? Atau adakah pilihan lain yang ingin kamu pertimbangkan atau kamu buang?. Penekanannya di sini seorang pembimbing harus memahami tingkat pengetahuan, proses analisis dan materi belajar yang perlu dipelajari lagi. Langkah ke tiga, pembimbing memberikan feedback positif terhadap hal-hal yang sudah dikuasai mahasiswa. Langkah ini paling sering dilewatkan dalam pembimbingan, padahal literatur menunjukkan bahwa pemberian feedback positif akan meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri mahasiswa. Langkah ke empat, memberikan feedback terhadap hal-hal yang perlu diperbaiki oleh mahasiswa misalnya kelengkapan informasi yang dikumpulkan, usulan pemeriksaan penunjang dan mendiskusikan cara memperbaikinya. Langkah ke lima, pembimbing memberikan penjelasan singkat ataupun tips-tips ataupun saran terkait pemahaman dan manajemen kasus. 4 Sebuah penelitian membandingkan model OMP dengan model tradisional terhadap 116 pembimbing di rotasi penyakit dalam dan kedokteran keluarga pada 7 program pelatihan staf menggunakan video. Pembimbing yang melihat OMP akan lebih baik dalam mendiagnosis masalah pasien dibandingkan pembimbing yang menyaksikan model pembimbingan tradisional. Pembimbing yang menyaksikan video model OMP juga menilai kemampuan mahasiswa lebih tinggi pada anamnesis dan pemeriksaan pasien, presentasi, penalaran 44

klinik dan pengetahuan. Selain itu pembimbing tersebut juga menilai dirinya lebih percaya diri dalam mengevaluasi kemampuan mahasiswa. 5 Hal lain yang dinilai positif adalah pembimbing yang menyaksikan video model OMP lebih menekankan pembelajaran terkait penyakit yang lebih spesifik juga mendorong digunakannya penalaran yang lebih tinggi. 6 Pada penelitian lain oleh peneliti yang sama, emnunjukkan bahwa mahasiswa tahun ke tiga dan ke empat yang menggunakan model OMP merasakan proses yang lebih efektif dibandingan pendidikan tradisional. 7 Pada penelitian terhadap residen yang diberi sesi pelatihan OMP selama 1 jam, menunjukkan bahwa residen merasa lebih berkomitmen, memperoleh umpan balik dan memotivasi belajar lebih lanjut, walaupun keektifan pembelajaran secara keseluruhan tidak berbeda antara residen dengan pelatihan OMP dan tidak. 8 Pada pelatihan terhadap staf setelah mengikuti seminar model OMP selama 90 menit, didapt peningkatan kualitas umpan balik yang spesifik. 9 SNAPPS - pendidikan peserta aktif Strategi SNAPPS dikembangkan berdasarkan teori pembelajaran kognitif dan reflektif. Pendekatan ini menekankan belajar aktif dan mendudukan proses bimbingan sebagai pengalaman aktif. Istilah SNAPPS merupakan akronim 6 langkah proses yaitu Summarize, Narrow the DD, Analyse, Probe, Plan, dan Select learning issue. 10 Pertama mahasiswa diminta merumuskan, selama 3 menit atau kurang, anamnesis dan pemeriksaan fisik. Kedua, mahasiswa diminta mempersempit diagnosis diferensial atau intervensi yang mungkin menjadi 2-3 yang paling relevan/mungkin. Ketiga, Mahasiswa harus menganalisis DD atau intervensi dengan membandingkan dan membedakan melalui proses menjelaskan (memverbalkan) proses berfikirnya. Ke empat mahasiswa diminta menggali pengetahuan pembimbing dengan menanyakan hal-hal yang belum jelas. Fase ini memungkin pembimbing memahami proses berfikir dan landasan pengetahuan mahasiswa dan sekaligus memberikan umpanbalik dan informasi yang diperlukan. Kelima, merencanakan manajemen pasien, mahasiswa melakukan diskusi dengan pembimbing tentang rencana manajemen atau intervensi khusus dan menyempurnakannya dengan bantuan masukan dari pembimbing. Fase terakhir adalah mahasiswa memilih materi-materi baru yang perlu dipelajari lebih lanjut tentunya dengan bantuan pembimbing. 10 Evaluasi SNAPPS menunjukkan bahwa mahasiswa yang dibimbing dengan SNAPPS dapat memberikan ringkasan kasus lebih rinci, kemudian mempresentasikan lebih banyak kemungkinan diagnosis dengan tingkat ketepatan diagnosis lebih tinggi. Mahasiswa yang memakai SNAPPS juga lebih baik dalam hal membandingkan hipotesis, menjelaskan ketidakpastian, mendiskusikan tentang manajemen dan mengidentifikasi topik yang harus dipelajari lebih lanjut. 11 Aunt Minnie pentingnya Pattern recognition Sebagian besar metode pendidikan klinik memfokuskan pada diskusi penalaran kritik antara mahasiswa dan pembimbing dan eksplorasi ringkas pada pilihan diagnosis atau manajemen. Sebaliknya, pendekatan Aunt Minnie merupakan cara mendidik menggunakan pentingnya pattern recognition dalam praktek klinik. Jadi prinsipnya bila wanita yang menyeberang jalan seperti Aunt Minnie dan berpakaian seperti Aunt Minnie, kemungkinan besar memang itu Aunt Minnie. Pendekatan seperti itu adalah yang paling banyak dilakukan oleh pembimbing klinik khususnya di konteks rawat jalan. Salah satu pendekatan Aunt Minnie pattern recognition adalah: (1) mahasiswa mengevaluasi pasien dan mempresntasikan kepada pembimbing keluhan utama dan kemungkinan diagnosisnya, (2) mahasiswa menulis hasil temuannya dan pembimbing mengevaluasi pasien, (3) pembimbing mendiskusikan kasus dengan mahasiswa, (4) pembimbing mengkaji catatan medik dan menandatanganinya. 12,13 Pattern recognition sudah banyak dipakai dalam pendidikan radiologi, masih belum banyak penerapannya dalam pendidikan lain bidang lain. Salah satu studi menunjukkan bahwa pattern recognition dapat dipakai untuk mengembangkan ujian akhir totasi bagi mahasiswa rotasi Bedah. 14 Penelitian lain membandingkan pembelajaran penalaran klink untuk memberi kesempatan 45

pada mahasiswa untuk menangani kasus tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa instruksi pada mahasiswa untuk memakai pattern recognition dikombinasi dengan gambaran kasus yang dihadapi akan menghasilkan akurasi diagnostik yang lebih baik. 15 Akhirnya penelitian lain juga menunjukkan bahwa mahasiswa yang menggunakan pattern recognition lebih cepat menguasai manajemen kasus dibandingkan mahasiswa yang hanya menggunakan metode interpretasi data. 15 Meskipun penelitian di atas tidak berkaitan langsung dengan model Aunt Minnie, tetapi menunjukkan bahwa peran pattern recognition dalam pendidikan kedokteran. Activated demonstration Proses pembelajaran pengetahuan dan berfikir analitik dapat diajarkan di ruang periksa atau bersama pembimbing melakukan pemeriksaan fisik atau intervensi prosedural yang memerlukan kehadiran pembimbing, demostrasi, supervisi dan umpanbalik. Activated demonstration adalah salah satu cara pembimbing untuk memaksimalkan nilai pendidikan demonstrasi dan memberikan mahasiswa pengalaman yang tidak pasif. Activated demonstration dimulai dengan menentukan tingkat pengetahuan mahasiswa dan tujuan belajar demonstrasi. Pembimbing kemudian memberikan bimbingan apa yang harus dilakukan selama demonstrasi kasus termasuk diskusi dan pemeriksaan pasien. Setelah demonstrasi keterampilan, pembimbing mendiskusikan topik belajar dengan mahasiswa dan menetapkan kesempatan belajar mahasiswa. Evaluasi terhadap pendekatan ini menunjukkan bahwa pembimbing membaik kemampuannya untuk memilih strategi mengajar yang individual dibutuhkan mahasiswa. 16 Dampak pembelajaran terhadap efisiensi dan produktifikas dokter di rawat jalan telah banyak diketahui dan merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pembimbing klinik. Sejauh ini metode OMP dan SNAPPS yang telah banyak dinilai pengaruhnya terhadap kualitas pelayanan rawat jalan dan keduanya tidak dimaksudkan untuk memperpendek bimbingan klinik. 9,10 Baik OMP dan SNAPPS dapat meningkatkan keterampilan klinik, penalaran klinik dan motivasi belajar mandiri. OMP dapat meningkatkan keterampilan membimbing dan dianjurkan sebagai model yang dapat dipakai oleh pembimbing klinik. SNAPPS memiliki keunggulan teoritik untuk memberi penekanan pada belajar mandiri, tetapi tidak ada perbandingan antara SNAPPS dan OMP terkait dengan pengaruhnya pada belajar mandiri. Beberapa penelitian yang diperlukan bidan pendidikan klinik adalah: Apakah OMP atau SNAPPS lebih mendorong belajar mandiri? Strategi apa yang dapat membantu efisiensi pembelajaran di rawat jalan? Bagaimana cara terbaik untuk menggunakan pattern recognition dan activated demonstration di dalam pendidikan klinik? KESIMPULAN Keempat model pembelajaran potensial untuk membantu meningkatkan keefektifan pembelajaran klinik di rawat jalan. OMP paling banyak diteliti dan menunjukkan pengaruh yang positif terhadap diagnosis masalah pasien selain juga menekankan pada pembelajaran penyakit tertentu. OMP juga memperbaiki kinerja pembimbing klinik dalam menarik mahasiswa berkonsultasi, memotivasi mahasiswa belajar manndiri dan memberikan umpan balik. Mahasiswa yang dibimbing dengan model OMP menunjukkan kemampuan anamnesis, pemeriksaan fisik, penalaran klinik dan pengetahuan dasar yang lebih baik. SNAPPS lebih sedikit diteliti, tetapi juga menunjukkan perannya dalam meningkatkan kemampuan presentasi, penalaran klinik dan belajar mandiri mahasiswa. Penelitian menunjukkan bahwa pattern recognition juga memiliki peran dalam pembelajaran dan menguji penalaran klinik mahasiswa. Kemudian pendekatan Aunt Minnie merupakan aplikasi pattern recognition pada pendidikan klinik, tetapi sejauh ini belum ada penelitian yang telah dipublikasikan mengevaluasi pendekatan ini. Model activated demonstration menjanjikan memperbaiki kemampuan pembimbing memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, sehingga model ini juga perlu dievaluasi untuk melihat penggunaan dan manfaatnya. DAFTAR PUSTAKA 1. DaRosa DA, Skeff K, Friedland JA, et al. Barriers to effective teaching. Acad Med. 2011;86(4):453-459. PubMed PMID: 21346500. 46

2. Levy BT, Gjerde CL, Albrecht LA. The effects of precepting on and the support desired by community-based preceptors in Iowa. Acad Med. 1997;72(5):382-384. PubMed PMID: 9159585. 3. Simon SR, Davis D, Peters AS, Skeff KM, Fletcher RH. How do precepting physi- cians select patients for teaching medical students in the ambulatory primary care setting? J Gen Intern Med. 2003;18(9):730-735. PubMed PMID: 12950482. 4. Neher JO, Stevens NG. The one-minute preceptor: shaping the teaching conver- sation. Fam Med. 2003;35(6):391-393. PubMed PMID: 12817861. 5. Aagaard E, Teherani A, Irby DM. Effectiveness of the one-minute preceptor model for diagnosing the patient and the learner: proof of concept. Acad Med. 2004;79(1):42-49. PubMed PMID: 14690996 6. Irby DM, Aagaard E, Teherani A. Teaching points identified by preceptors observing one-minute preceptor and traditional preceptor encounters. Acad Med.2004;79(1):50-55. PubMed PMID: 14690997. 7. Teherani A, O Sullivan P, Aagaard EM, Morrison EH, Irby DM. Student perceptions of the one minute preceptor and traditional preceptor models. Med Teach. 2007;29(4):323-327. 8. Furney SL, Orsini AN, Orsetti KE, Stern DT, Gruppen LD, Irby DM. Teaching the one-minute preceptor. a randomized controlled trial. J Gen Intern Med.2001;16(9):620-624. PubMed PMID: 11556943. 9. Salerno SM, O Malley PG, Pangaro LN, Wheeler GA, Moores LK, Jackson JL. Faculty development seminars based on the oneminute preceptor improve feed- back in the ambulatory setting. J Gen Intern Med. 2002;17(10):779-787. PubMed PMID: 12390554. 10. Wolpaw T, Papp KK, Bordage G. Using SNAPPS to facilitate the expression of clinical reasoning and uncertainties: a randomized comparison group trial. Acad Med. 2009;84(4):517-524. PubMed PMID: 19318792. 11. Wolpaw TM, Wolpaw DR, Papp KK. SNAPPS: a learner-centered model for out- patient education. Acad Med. 2003;78(9):893-898. PubMed PMID: 14507619 12. Cunningham AS, Blatt SD, Fuller PG, Weinberger HL. The art of precepting:socrates or Aunt Minnie? Arch Pediatr Adolesc Med. 1999;153(2):114-116. PubMed PMID: 9988240. 13. Irby DM, Wilkerson L. Teaching when time is limited. BMJ. 2008;336(7640):384-387. Review. PubMed PMID: 18276715. 14. Dunn MM, Woolliscroft JO. Assessment of a pattern-recognition examination in a clinical clerkship. Acad Med. 1994;69(8):683-684. PubMed PMID: 8054119. 15. Eva KW, Hatala RM, Leblanc VR, Brooks LR. Teaching from the clinical reason- ing literature: combined reasoning strategies help novice diagnosticians overcome misleading information. Med Educ. 2007;41(12):1152-1158. 16. Wilkerson L, Sarkin RT. Arrows in the quiver: evaluation of a workshop on ambulatory teaching. Acad Med. 1998;73(10 Suppl):S67-S69. PubMed PMID: 9795655. 47